Anda di halaman 1dari 17

VIRUS CORONA / COVID 19

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi,
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown


dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika
berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-
East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara
lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang
dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus
terkonfirmasi positif hingga 5 Oktober 2020 adalah 303.498 orang dengan jumlah kematian
11.151 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 3,7%.
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka kelompok
usia di atas 60 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan
golongan usia lainnya.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 58,7% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 41,3% sisanya adalah perempuan.

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk kering
 Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:

 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
 Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami
penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.

Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan
rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah
Anda, klik di sini.

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19)
seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di
daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu,
hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu
memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak
dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter
melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang
perlu Anda konsumsi.

Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit
karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus Corona ke orang
lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui
aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda.
ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus
Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah
ini.

Penyebab Virus Corona (COVID-19)

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit
tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang
merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki
kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Diagnosis Virus Corona (COVID-19)

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus
infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada
kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

 Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk
melawan virus Corona
 Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di
dalam dahak
 CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang
sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang
lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda
mutlak terbebas dari virus Corona.

Pengobatan Virus Corona (COVID-19)

Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19.
Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa
pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi
mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:

 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di


rumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh

Komplikasi Virus Corona (COVID-19)

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:

 Pneumonia (infeksi paru-paru)
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian
LANGKAH MENCEGAH PENULARAN VIRUS CORONA

Virus ini diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta, dan bisa menular dari
hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia. Penularan antarmanusia kemungkinan besar
melalui percikan dahak saat batuk atau bersin.

Ketika terinfeksi virus Corona, seseorang akan mengalami gejala mirip flu, seperti demam,
batuk, dan pilek. Namun, beberapa hari setelahnya, orang yang terserang infeksi virus corona
bisa mengalami sesak napas akibat infeksi pada paru-paru (pneumonia).

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh
sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang
sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya adalah
dengan menerapkan social distancing.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di antaranya:

1. Mencuci tangan dengan benar

Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah
penyebaran virus 2019-nCoV. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama
20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan,
pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu,
handuk bersih, atau mesin pengering tangan.

Jika Anda adalah pekerja komuter yang berada di dalam transportasi umum, akan sulit untuk
menemukan air dan sabun. Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan
produk hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi
kuman.

Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet,
setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga
penting dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah ASI.

2. Menggunakan masker
Banyak yang menggunakan masker kain untuk mencegah infeksi virus Corona, padahal masker
tersebut belum tentu efektif. Secara umum, ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan
untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu masker bedah dan masker N95.

Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan.
Masker ini mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang
yang menggunakan masker ini saat beraktivitas sehari-hari.

Cara pakai masker bedah yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap ke
luar, sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu,
hidung, dan mulut. Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan
menyaring kuman dari udara.

Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap
bisa menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona.
Penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran
virus dan kuman, ketimbang pada orang yang sehat.

Sedangkan masker N95 adalah jenis masker yang digunakan sebagai salah satu alat pelindung
diri atau APD untuk petugas medis yang merawat pasien COVID-19.

Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari
menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel.
Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih
dari kuman yang menempel.

3. Menjaga daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk
menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan
sehat, seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging
tanpa lemak.

Jika bosan dengan makanan yang dimasak sendiri, Anda bisa membeli makanan siap saji atau
makanan di restoran melalui layanan pesan antar, namun pastikan makanan tersebut bersih dan
sehat. Bila perlu, Anda juga menambah konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.

Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.

Beberapa informasi menyebutkan bahwa berjemur di bawah sinar matahari juga dapat mencegah
infeksi virus Corona. Sayangnya hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
4. Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri

Pembatasan fisik atau physical distancing adalah salah satu langkah penting untuk memutus
mata rantai penyebaran virus Corona. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak bepergian
keluar rumah, kecuali untuk keperluan yang mendesak atau darurat, seperti berbelanja bahan
makanan atau berobat ketika sakit.

Pembatasan fisik juga dilakukan dengan cara menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
dan selalu menggunakan masker, terutama saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.

Selama menjalani physical distancing, Anda juga perlu menghindari kontak dengan orang yang
sedang sakit, diduga terinfeksi virus Corona, atau sudah dinyatakan positif COVID-19.

Jika Anda memiliki salah satu gejala COVID-19 yang bersifat ringan, memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di daerah terjangkit virus Corona dalam 14 hari terakhir, atau pernah
kontak dengan orang yang dinyatakan positif COVID-19, Anda dianjurkan untuk melakukan
isolasi mandiri.

Selain itu, isolasi mandiri juga dianjurkan untuk dilakukan oleh orang yang berisiko tinggi
terinfeksi virus Corona, seperti lansia atau orang yang memiliki penyakit penyerta, misalnya
hipertensi, diabetes, atau daya tahan tubuh yang lemah.
5. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin

Selain kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah juga sangat penting dilakukan selama
pandemi COVID-19 berlangsung. Hal ini dikarenakan virus Corona terbukti dapat bertahan
hidup selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari di permukaan suatu benda.

Oleh karena itu, rumah harus rutin dibersihkan dan dilakukan disinfeksi secara menyeluruh,
termasuk perabotan dan peralatan rumah yang sering disentuh, seperti gagang pintu, remote
televisi, kran air, dan permukaan meja.

Saat membersihkan atau melakukan disinfeksi, Anda perlu menggunakan sarung tangan dan
masker, serta mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah selesai membersihkan rumah.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona yang mungkin saja terjadi.

Bila Anda dikategorikan sebagai pasien suspek atau probable COVID-19, yang ditandai dengan
gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila
dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke daerah atau negara yang terjangkit infeksi virus
Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan
penanganan yang tepat.
DAMPAK COVID 19

- Dampak Bagi Masyarakat Ekonomi

Kehadiran virus corona atau coronavirus disease 2019 (covid-19)  telah membuat situasi
ekonomi di seluruh dunia memburuk. Bahkan, lembaga keuangan dunia seperti International
Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan bahwa ekonomi global tumbuh minus di angka
3%. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Seberapa besar pengaruh covid-19 terhadap
perekonomian Indonesia?

Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan telah mencatat setidaknya ada delapan dampak
utama merebaknya covid-19 bagi perekonomian Indonesia, mulai dari Tenaga kerja hingga
kinerja industri di Tanah Air. Dampak ini secara masif telah meluluh lantahkan sendi-sendi
sosial dan perekonomian Indonesia.

Berikut adalah pengaruh merebaknya pandemik covid-19 bagi perekonomian Indonesia:

1. Meluasnya PHK

Pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan yang semakin meluas terhadap para pekerja
formal dan informal, Kementerian keuangan mencatat, setidaknya ada lebih dari 1,5 juta jiwa
pekerja telah dirumahkan dan terkena PHK. Dari angka tersebut 90 persen dirumahkan dan 10
persen sisanya terkena PHK. Sebanyak 1,24 juta orang merupakan berasal pekerja formal dan
265 ribu lainnya merupakan pekerja informal.

2. Kontraksi PMI Manufacturing

PMI Manufacturing umumnya menunjukkan kinerja industri pengolahan dalam negeri, baik dari
sisi produksi, permintaan baru hingga ketenagakerjaan yang sangat besar sehingga membawa
dampak yang sangat berat utamanya bagi para buruh. Kementerian keuangan mencatat, PMI
Manufacturing Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga 45,3 atau lebih rendah
dibandingkan angka per Agustus 2019 yang masih berada di angka 49.

3. Kinerja Impor

Kinerja Impor juga mengalami penurunan yang sangat drastic, sngka terakhir menunjukan, pada
triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).

4. Dampak Inflasi

Kementerian Keuangan mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020 mencapai 2,96
persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan beberapa
komoditas pangan.

5. Pembatalan Penerbangan Domestik dan Internasional


Kementerian Perhubungan mencatat covid-19 turut menumbangkan industri penerbangan,
setidaknya adalebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara Indonesia dibatalkan sepanjang
Januari-Maret 2020, dengan rincian 11.680 untuk penerbangan domestik dan 1.023 untuk
penerbangan internasional.

6. Menurunnya Jumlah Wisman

Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi


dalam negeri, dan covid-19 telah memberikan pengaruhnya yang sangat massif, tak tanggung-
tanggung kunjungan wisatawan mancaneggara turun lebih dari 7 ribu wisman per hari.
Kunjungan wisman umumnya didominasi wisman dari China.

7. Kehilangan pendapatan Sektor Layanan Udara

Pembatalan penernbangan dan penurunan wisman tentunya memberikan pengaruhnya terhadap


angka kehilangan pendapatan di sektor layanan udara mencapai lebih dari Rp 300 miliar per
hari.
8. Penurunan Okupansi Hotel

Efek domino dari dibatalkan penerbanggan, berkurangnya wisman juga memberikan pengaruh
bagi dunia perhotelan akibat menurunnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman).
Kementerian Pariwisata bahkan mencatat akibat covid-19, Indonesiia telah kehilangan kucuran
devisa dari sector pariwisata terpangkas 50% dibanding tahun lalu. Pun demikian dengan
okupansi perhotelan di lebih dari 6 ribu hotel jumlah penurunanya lebih dari 50 persen.

- Dampak Bagi Dunia Pendidikan

Pandemi Covid-19 yang dinilai membawa begitu banyak dampak negatif, ternyata juga
membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Dampak positif ini dapat memotivasi untuk
melewati masa-masa sulit agar tetap fokus meraih tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju.

1. Memicu Percepatan Transformasi Pendidikan

Pandemi Covid-19 yang datang tak diudang, menyebabkan penutupan sekolah-sekolah dalam
upaya menghentikan pergerakkan pandemi. Sebagai gantinya, pemerintah telah memberlakukan
sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Sistem PJJ yang berbasis teknologi tentu mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa
bahkan orang tua agar cakap teknologi. Hal ini memicu percepatan transformasi teknologi
pendidikan di negeri ini. Ini tentu berdampak positif karena penggunaan teknologi dalam
pendidikan selaras dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus merangsek maju.

2. Banyak Munculnya Aplikasi Belajar Online

Percepatan transformasi teknologi pendidikan karena pandemi Corona membuat berbagai


platform meluncurkan berbagai aplikasi belajar online guna mendukung PJJ.

Banyak munculnya aplikasi belajar online membuat belajar #DariRumahAja tetap dapat
dilakukan dengan efektif. Aplikasi-aplikasi belajar online dikembangkan dengan penyediaan
fitur-fitur yang memudahkan dalam melakoni belajar online.

Salah satu aplikasi yang memiliki fitur yang keren, user interface yang friendly, teruji, dan
andal adalah aplikasi eStudy. Aplikasi ini menjadi salah satu solusi PJJ yang sangat
recomended untuk digunakan.

3. Banyaknya Kursus Online Gratis

Kursus online gratis mulai marak di tengah pandemi Covid-19. Banyak lembaga bimbingan
belajar memberikan kursus online gratis atau ada yang memberikan dengan potongan harga.
4. Munculnya Kreativitas Tanpa Batas

Pandemi Corona membuat ide-ide baru bermunculan. Para ilmuwan, peneliti, dosen bahkan
mahasiswa berupaya melakukan eksperimen untuk menemukan vaksi Covid-19.

Seperti yang dilakukan oleh alumni UGM yang membantu mengatasi kekurangan masker
dengan membuat masker yang bisa dicuci ulang. Tidak hanya itu, kreativitas lain yang juga tidak
kalah menarik, seperti mahasiswa Rumah Bahasa UI yang menjadi relawan Covid-19 dan
membantu mengedukasi masyarakat.

5. Kolaborasi Orang Tua dan Guru

Selama masa pandemi ini, peserta didik tentu akan menghabiskan waktu belajar di rumah. Di
mana ini menuntut adanya kolaborasi yang inovatif antara orang tua dan guru sehingga peserta
didik tetap bisa menjalani belajar online dengan efektif.
Selain itu, kolaborasi yang inovatif dapat mengatasi berbagai keluhan selama menjalani belajar
online. Ini akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan baik di masa kini maupun
masa mendatang.

6. Penerapan Ilmu di Tengah Keluarga

Saat semua sekolah ditutup dan #BelajarDariRumah, menjadi kesempatan bagi peserta didik
untuk menerapkan ilmu di tengah keluarga. Baik hanya sekedar membuka diskusi kecil atau
dengan mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada keluarga.

Ini berperan penting dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu ilmu dengan
cara aplikasi secara langsung. Ilmu yang diaplikasikan secara langsung akan memberikan
pengaruh tidak hanya pada yang mengaplikasikan namun juga bagi yang menerima
pengaplikasian.

7. Membangun Mental Positif

Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia ) dalam bukunya yang  berjudul
Terapi Berpikir Positif mengatakan bahwa untuk melakukan perubahan positif dalam hidup,
maka mulailah dengan Tawakal kepada Allah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kekuatan
spritual untuk melakukan perubahan. Setelah itu ganti pikiran kita dengan pikiran positif, ini
akan berpengaruh terhadap kondisi jiwa.
Dalam Energy Medicine, Dr. Herbert Spencer dari Universitas Harvard mengatakan bahwa
lebih dari 90% penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa. Ini disebut dengan Psycho-Somatic
Disease. Artinya, jiwa (psycho) berpikir dan memengaruhi tubuh (somo). Artinya kita memiliki
tantangan untuk tidak memberikan ruang bagi mental negatif berkembang. Sebaliknya, kita
harus membangun mental positif agar pandemi Corona tak dapat memberikan ancaman
sedikitpun.

Adapun dampak negatif yang dirasakan oleh para pelajar di tengah pandemik Covid-19 ini
adalah

1. Tidak semua pelajar memiliki smartphone untuk melakukan belajar online.


2. Wilayah yang jauh dari pusat kota sangat terganggu oleh jaringan yang tidak stabil,
sehingga sangat sulit untuk mengikuti belajar online secara bersamaan.
3. Tidak semua pelajar dapat belajar dengan efektif seperti di sekolah karena beberapa
faktor seperti tidak konsentrasi, kurang memahami materi dan kurangnya kerjasama
orangtua dalam memantau setiap anak untuk belajar di rumah.

Dengan demikian, harapannya setiap pelajar tetap belajar dan memiliki semangat belajar yang
tinggi di tengah pandemik covid 19. Karena ini merupakan sebuah tantangan bagi para pelajar
untuk menggapai cita-citanya. Bahwasannya, pelajar Indonesia tidak boleh lalai dan lengah
dalam belajar, karena para pelajar adalah aset Bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai