Anda di halaman 1dari 7

COVID-19

Apa itu covid?

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh


virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga
infeksi paru-paru, sepertipneumonia.

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus
dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah
itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia,
pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.

Tingkat Kematian Akibat COVID-19

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 06 Agustus 2021 adalah 3.568.331
orang dengan jumlah kematian 102.375 orang

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang
disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 2,9%. Case fatality rate adalah
presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah
terkonfirmasi dan dilaporkan.

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok
usia adalah sebagai berikut:

• 0–5 tahun: 0,49%


• 6–18 tahun: 0,14%
• 19–30 tahun: 0.32%
• 31–45 tahun: 1,26%
• 46–59 tahun: 4,84%
• >60 tahun: 11,75%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,5% berusia 0–5 tahun, 0,5%
berusia 6–18 tahun, 2,8% berusia 19–30 tahun, 12,7% berusia 31–45 tahun, 36,8% berusia
46–59 tahun, dan 46,7% berusia 60 tahun ke atas.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 53,1% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 46,9% sisanya adalah perempuan.
Apa saja cara penularan atau penyebarannya

1. Penyebaran virus Corona melalui droplet


Penularan virus Corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang batuk, bersin,
bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat melakukan hal-hal tersebut, udara yang
keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak
dekat.
2. Penyebaran virus Corona melalui udara
Setelah mendapat kritikan dari ratusan ilmuwan terkait penyebaran virus Corona
melalui udara, akhirnya WHO pun mengakuinya. Organisasi tersebut mengakui
adanya bukti bahwa virus Corona itu bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil
yang melayang di udara.
3. Penyebaran virus Corona melalui permukaan yang terkontaminasi
Cara penularan virus Corona ini terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang
mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. Lalu virus itu
berpindah ke hidung, mulut, atau mata yang disentuh setelah menyentuh
permukaan yang terkontaminasi tersebut.
Mengutip WebMD, virus Corona bisa bertahan selama 2-3 hari di permukaan
tertentu. Untuk mencegah cara penularan virus ini, bisa dengan membersihkan
berbagai permukaan tersebut dan hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
sebelum mencuci tangan.
4. Penyebaran virus Corona melalui fecal-oral atau limbah manusia
Sebuah studi menunjukkan bahwa partikel virus Corona ditemukan juga pada fecal-
oral orang yang terinfeksi, seperti urine dan feses. Namun WHO mengatakan hingga
saat ini masih belum ada laporan yang dipublikasi terkait cara penularan virus
Corona melalui cara ini dan bukan menjadi upaya transmisi utama virus.

Dalam laman resmi WHO, selain melalui fecal-oral tersebut, penyebaran virus
Corona juga bisa terjadi melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke
manusia.
Selain cara penularan virus Corona, WHO pun juga menyinggung beberapa tempat
yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona, seperti:
- Tempat ramai
- Tempat yang sempit
- Ruangan yang terbatas dan tertutup
Contoh-contoh tempatnya seperti, restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat
bekerja atau kantor, tempat latihan paduan suara, dan kelas kebugaran. Penyebaran
virus Corona ini tentunya bisa dicegah dengan menaati protokol kesehatan, seperti
menggunakan rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak minimal satu meter, hindari
tempat-tempat ramai, menghindari ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk,
dan bila diperlukan pakai face shield.

WHO juga berpesan pada masyarakat agar semakin paham bahwa COVID-19 bukan
penyakit main-main. COVID-19 bisa berakibat fatal bila tidak dicegah, jangan panik,
dan terus ikuti saran yang diberikan terkait pencegahan penyebaran virus Corona

Gejala apa saja yang dialami?

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:

• Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


• Batuk kering
• Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:

• Diare
• Sakit kepala
• Konjungtivitis
• Hilangnya kemampuan mengecap rasa
• Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
• Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.

Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona,
diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di
sekitar rumah Anda.

Beberapa status virus corona

Selama ini Anda mengenal OTG, PDP, dan ODP sebagai penyebutan status virus corona.
Tetapi, Kementerian Kesehatan kini mengubah istilah-istilah ini dengan yang baru. Kira-kira
apa maksud dan pengaruhnya, ya?

Istilah Pengganti OTG, PDP, dan ODP


Ternyata, ketiga istilah di atas sudah ada penggantinya. Ini berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

"Pada bagian ini, dijelaskan definisi operasional kasus COVID-19 yaitu Kasus Suspek, Kasus
Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan
Kematian," kutip dari surat keputusan menteri kesehatan.

"Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang digunakan
pada pedoman sebelumnya adalah Orang dalam Pemantauan (ODP), Pasien dalam
Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG)," sambung pernyataan itu.

Ini definisi istilah-istilah yang baru berdasarkan SK menteri kesehatan:

1. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada empat belas hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada empat belas hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
atau probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat, ARDS, atau meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan COVID-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi dua, yaitu kasus
konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19.
Riwayat kontak yang dimaksud adalah tatap muka atau berdekatan, sentuhan fisik, orang
yang memberikan perawatan langsung, dan situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
kontak.

5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri
pada empat belas hari terakhir.
6. Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali
negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina
selama empat belas hari.

7. Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

• Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan


pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah sepuluh hari isolasi mandiri sejak
pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
• Kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan.
• Kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif dengan ditambah
minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.

8. Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus konfirmasi
atau probable COVID-19 yang meninggal.

Apa saja cara pencegahannya?

Pencegahan Virus Corona (COVID-19)

Saat ini, Indonesia sedang melakukan vaksinasi COVID-19 secara berkala ke masyarakat
Indonesia. Meskipun vaksinasi sudah mulai di jalankan, cara pencegahan yang terbaik
adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini,
yaitu:

• Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul
Adha

• Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah

• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.


• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah
stres.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
• Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang
sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:

• Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang
berbeda dengan yang digunakan orang lain.
• Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
• Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
• Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-
benar sembuh.
• Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
• Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
• Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,


seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda
dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk
mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan
dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai