Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6

1. Rosa Amelia Putri

2. Salsan Azizta Nisandi

3. Sofyan Agustian

4. Topik Hidayat

5. Widiyanto

6. Zikri Maulidi Afrian


PENYEBARAN COVID - 19
COVID-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga
infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit baru yang disebabkan
oleh virus dari golongan Coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering
disebut virus Corona.

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember
2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan
menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa
bulan.

Agar penyebaran COVID-19 tidak makin meluas, beberapa negara


memberlakukan kebijakan lockdown. Di Indonesia, pemerintah menerapkan
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk
menekan penyebaran virus ini.
Penyebab COVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh Coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan.Pada sebagian besar kasus, Coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, MERS (Middle-East
Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Ada dugaan bahwa
virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa
virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

Melakukan kontak jarak dekat


Tidak sengaja menghirup percikan ludah Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci
dengan penderita COVID-19
(droplet) yang keluar saat penderita tangan terlebih dahulu setelah menyentuh
COVID-19 batuk atau bersin benda yang terkena droplet penderita COVID- Melakukan kontak jarak dekat dengan
19, misalnya uang, gagang pintu, atau penderita COVID-19
permukaan meja
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi
efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila
terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang
memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang
daya tahan tubuhnya lemah, misalnya penderita kanker.

Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi


menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien
COVID-19. Oleh sebab itu, para tenaga medis dan orang-
orang yang sering kontak dengan pasien COVID-19
perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, terdapat
beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Berikut
ini adalah jenis varian tersebut:

01 02 03
Varian Alfa Varian Beta Varian Gamma
Yang pertama kali ditemukan di Yang pertama kali ditemukan di Yang pertama kali ditemukan
Inggris pada September 2020. Afrika Selatan pada Mei 2020. di Brazil pada November
2020.

04 05
Varian Delta Varian Omicron
yang pertama kali ditemukan Yang pertama kali ditemukan di
di India pada Oktober 2020. beberapa negara pada November
2021.
Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai
gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
memberat.
Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri
dada. Keluhan tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

01 Demam ( suhu tubuh diatas 38 derajat celsius)

02 Batuk kering

03 Sesek napas
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona
(COVID-19)
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 21 Juni 2022 adalah 6.069.255
orang, dengan jumlah kematian 156.695 jiwa.

Dari angka tersebut, diketahui tingkat kematian (case fatality rate) akibat
COVID-19 adalah sekitar 2,6%. Jumlah ini menurun dari 3,4% pada bulan
Januari 2022 lalu.

Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, angka


kesembuhan dari COVID-19 juga terus bertambah. Data terakhir
menyebutkan, jumlah penyintas atau orang yang pernah terinfeksi virus
Corona kemudian sembuh adalah 5.903.461 orang.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan isolasi mandiri jika Anda mengalami gejala infeksi virus Corona
(COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2
minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau
kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di
119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila Anda menduga telah terpapar virus Corona tetapi tidak mengalami gejala
apa pun atau hanya bergejala ringan, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah
sakit. Anda cukup isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak munculnya
gejala, ditambah dengan 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan.

Jika muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter
melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan obat
yang perlu dikonsumsi.
Protokol kesehatan

Memakai masker
Beberapa waktu selang kebijakan
WHO di atas, WHO akhirnya
mengeluarkan imbauan agar semua
orang (baik yang sehat atau sakit)
agar selalu menggunakan masker saat
beraktivitas di luar rumah.

Menjaga jarak
Menjaga jarak minimal 1 meter dengan
orang lain untuk menghindari terkena
droplets dari orang yang bicara, batuk,
atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan.
Menjauhi Kerumunan
hindari tempat keramaian terutama
bila sedang sakit atau berusia di
atas 60 tahun (lansia). Menurut
riset lansia dan pengidap penyakit
kronis memiliki risiko yang lebih
tinggi terserang virus corona.

Mencuci tangan
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya,
gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan
alkohol setidaknya dengan kadar 60 persen
THANKK !!

Anda mungkin juga menyukai