oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020/2021
LATAR BELAKANG
Berdasarkan dari perkuliahan yang telah saya ikuti dengan topik perkuliahan
yang berjudul “Influenza, SARS, Flu Burung, dan COVID-19” dimana pada
perkuliahan tersebut saya dapat memahami berbagai macam penyakit yang terjadi
terkait dengan saluran pernapasan. Namun pada topik essay kali ini saya hanya akan
memabahas tentang salah satu dari penyakit tersebut yaitu COVID-19.
Sudah lama ini dunia telah digemparkan dengan terjadinya suatu wabah
penyakit yang terjadi hampir di seluruh dunia, karena penyebaran yang begitu cepat
terjadi. Salah satu negara yang juga termasuk adalah Indonesia. Penyakit ini dikenal
dengan sebutan Covid-19. COVID-19 merupakan penyakit baru yang sebelumnya
tidak diketahui yang muncul di Wuhan, China pada Desember 2019. COVID-19
disebabkan oleh strain baru dari coronavirus, Novel Coronavirus 2019 (2019-
nCoV) secara resmi dinamai sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome-
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Bedford,2020)
Oleh sebab itu, pada pembahasan essay kali ini saya akan membahas
mengenai Covid-19 mulai dari definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis,
diagnosis, dan tatalaksana yang dapat dilakukan.
EPIDEMIOLOGI
Per 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh
dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan
kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki peringkat
pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan penambahan kasus baru
sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan
6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu
11,3%.5 (Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2020)
DEFINISI
Virologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus
ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.
Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu:
a. alphacoronavirus 229E
b. alphacoronavirus NL63
c. betacoronavirus OC43
d. betacoronavirus HKU1
e. Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV)
f. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Coronavirus ini memiliki protein spike atau protein S dengan ukuran 9-12
nm. SARS-CoV-2 memiliki struktur tiga dimensi pada protein spike domain
receptor-binding yang hampir identik dengan SARS-CoV. Pada SARS-CoV,
protein ini memiliki afinitas yang kuat terhadap angiotensinconverting-enzyme 2
(ACE2). (Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2020)
Transmisi
Definisi kasus
1. Tanpa Gejala
• Kondisi ini merupakan kondisi teringan dan tidak adanya gejala
2. Ringan (≥38°C)
• Gejala tidak spesifik seperti: demam, lemas, batuk, anoreksia,
malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak ringan, kongesti
hidung, nyeri kepala. Meskipun jarang dapat dengan keluhan diare,
mual atau muntah.
• Tidak ada tanda pneumonia berat, tanpa komorbid
3. Sedang
• Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen.
• Atau anak-anak dengan pneumonia tetapi tidak berat dengan
keluhan batuk atau sulit bernapas disertai napas cepat
4. Berat
• Dikategorikan termasuk kasus berat adalah ketika pasien Covid-19
memiliki pneumonia, yang disertai dengan sesak napas atau napas
berat.
• Tanda sesak napas atau napas berat yang dimaksukan yaitu dengan
frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, dan saturasi kurang dari
93 persen, serta rasio PaO2/FiO2 kurang 300.
5. Kritis
• Pasien dengan gagal napas, ARDS, syok sepsis dan atau multiple
organ failure
Faktor Resiko
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan
pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada dalam satu
lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai
risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi
tertular
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Pada manusia, SARS-CoV-2 terutama menginfeksi sel-sel pada saluran
napas yang melapisi alveoli. SARS-CoV-2 akan berikatan dengan reseptor-reseptor
dan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope
spike virus akan berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2 pada SARS-CoV-
2. Di dalam sel, SARS-CoV-2 melakukan duplikasi materi genetik dan mensintesis
protein-protein yang dibutuhkan, kemudian membentuk virion baru yang muncul
di permukaan sel. (Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2020)
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
• Gejala klinis
• Demam
• Nyeri Kepala
• Nyeri otot
• Anosmia (gangguan penciuman)
• Hipogeusia (penurunan pengecapan)
• Nyeri tenggorokan
• Batuk
• Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas)
• Gangguan gastrointestinal
• Riwayat perjalanan
• Riwayat kontak dengan penderita COVID-19
• Riwayat bekerja/berkunjung di area/tempat ada kasus COVID-19
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lain seperti hematologi rutin, hitung jenis,
fungsi ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan
prokalsitonin dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi.
2. Pencitraan
Modalitas pencitraan utama yang menjadi pilihan adalah foto toraks
dan Computed Tomography Scan (CTscan) toraks.
a. Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran pneumonia dan gambarnya
seperti opasifikasi ground-glass (GGO), infiltrat, penebalan
peribronkial, konsolidasi fokal, efusi pleura, dan atelectasis.
Di bawah ini merupakan gambaran foto toraks pasien covid 19
TATALAKSANA
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19,
termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah terapi
simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal napas dapat dilakukan ventilasi
mekanik. National Health Commission (NHC) China telah meneliti beberapa obat
yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-CoV-2, antara lain:
A. Tanpa Gejala
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk
dibawa ke rumah)
• Vitamin C, 3 x 1 tablet
B. Gejala Ringan
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet
untuk dibawa ke rumah)
• Obat-obat simtomatis
• Vitamin C, 3 x 1 tablet
• Azitromisin 1x 500 mg (untuk 3 hari) ▪Pemeriksaan swab
nasofaring (PCR) hari 1 dan 2
• Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, Pemeriksaan
yang disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis
leukosit, dan Laju endap darah.
C. Gejala Sedang-Berat
• Rujuk ke Rumah Sakit
• Rawat di Rumah sakit/ Rumah Sakit Rujukan
• Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP,
• Pemeriksaan foto toraks ▪Pemeriksaan swab nasofaring
(PCR) hari 1 dan 2
• Pikirkan kemungkinan diagnosis lain
Keterangan:
• Bila ada komorbid yang belum stabil selama perawatan, maka pasien
dinyatakan sembuh, dapat dikeluarkan dari ruang isolasi dipindahkan ke
ruang non-isolasi
• Sudah dinyatakan sembuh
• Komorbid teratasi dan stabil
– Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke
depan dan diberikan leaflet yang berisi informasi tentang apa yang harus
dilakukan selama di rumah.
PENCEGAHAN:
a. Rajin mencuci tangan dengan cairan alkohol maupun sabun dan air
untuk membunuh virus
b. Menjaga jarak sejauh 1 meter dengan orang lain
c. Menghindari tempat yang ramai dan memungkinkan terjadi kontak dengan
orang lain
d. Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut secara langsung sebelum
membersihkan tangan
e. Tetap di rumah untuk menghindari kontak dengan orang lain
f. Jika mengalami gejala gejala umum COVID-19 segera mencari bantuan
medis
g. Selalu mengakses informasi yang dapat dibuktikan dan dipercaya
terkait COVID-19
KOMPLIKASI
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, bahwa komplikasi
tidak terbatas ARDS, melainkan juga komplikasi lain seperti gangguan ginjal akut
(29%), jejas kardiak (23%), disfungsi hati (29%), dan pneumotoraks (2%).
Komplikasi lain yang telah dilaporkan adalah syok sepsis, koagulasi intravaskular
diseminata (KID), rabdomiolisis, hingga pneumomediastinum. (WHO,2015)
PROGNOSIS
Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki
tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif.
DAFTAR PUSTAKA
Susilo Adityo, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 7, No. 1 Maret 2020
“Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini”
http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415/228
Aditia Arianda, Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3No 3Hal 653-
660, Agustus 2021
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/574/410