BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan target utama virus. Oleh karena itu menurut laporan, penyebaran SARS-
CoV dari orang ke orang terjadi melalui pengikatan antara domain pengikat reseptor dari
lonjakan virus dan reseptor sel yang telah diidentifikasi sebagai reseptor angiotensin
converting enzyme 2 (ACE2). Yang penting, urutan lonjakan domain pengikatan
reseptor Covid-19 mirip dengan SARS-CoV (Rothan and Byrareddy, 2020).
Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi
tetesan di sekitar orang yang terinfeksi. Sebab, penyebaran virus Covid-19 bisa terjadi
melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi Dan secara tidak langsung
menyentuh permukaan atau benda yang digunakan oleh orang yang terinfeksi (seperti
stetoskop atau termometer) (kementerian Kesehatan RI, 2020).
4. Kontak erat
Orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus Covid-19 atau
kasus yang dikonfirmasi. Catatan riwayat kontak yang mencurigakan
meliputi:
a. Kontak tatap muka dengan kasus yang mungkin atau dikonfirmasi
dalam radius 1 meter dan dalam waktu 15 menit atau lebih.
b. Kontak fisik langsung secepat mungkin (seperti berjabat tangan,
meremas tangan, dll.).
c. Orang yang dapat memberikan perawatan segera untuk kemungkinan
atau kasus yang dikonfirmasi tanpa mengenakan alat pelindung diri
standar.
d. Menurut penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim investigasi
epidemiologi lokal, tunjukkan paparan lain (lihat lampiran untuk
petunjuk).
5. Pelaku Perjalanan
Orang yang memiliki riwayat perjalanan adalah orang-orang yang pernah
melakukan perjalanan dari luar negeri maupun dalam negeri selama 14 hari
terakhir.
6. Discarded
Jika terpenuhi, itu adalah salah satu dari kondisi berikut :
a. Pasien dengan status kasus mencurigakan dan hasil tes RT-PCR
negatif selama 2 hari berturut-turut (interval> 24 jam).
b. Mereka yang berstatus kontak dekat telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari.
7. Selesai Isolasi
Isolasi akan selesai jika salah satu dari kondisi berikut terpenuhi:
a. Tidak ada kasus yang terkonfirmasi menunjukkan asimtomatik
b. Kemungkinan kasus tanpa tindak lanjut RT-PCR / gejala (simptomatik)
kasus yang dikonfirmasi adalah 10 hari dari tanggal onset, ditambah
paling sedikit 3 hari setelah tidak ada demam dan gejala pernapasan.
c. Kasus / gejala dengan tes RT-PCR negatif dua kali lebih mungkin
dibandingkan kasus yang dikonfirmasi, dan gejala demam dan gangguan
pernapasan tidak lagi muncul setelah setidaknya tiga hari.
6
8. Kematian
Pemantauan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi atau mati dapat
menyebabkan kematian akibat Covid-19.
4. Vaksin Moderna
Vaksin Moderna diindikasikan sebagai imunisasi aktif untuk mencegah
Covid-19 pada usia 18 tahun ke atas. Vaksin ini dikontraindikasikan pada orang
yang hipersensitif terhadap zat aktif atau eksipien yang tercantum pada komposisi.
Setiap dosis pemberian 0,5 mL diambil dengan syringe untuk diinjeksikan secara
intramuskuler. Periode vaksinasi vaksin Moderna terdiri dari dua dosis terpisah,
masing-masing 0,5 mL dan dosis II diberikan satu bulan setelah dosis I
5. Vaksin Pfizer
RNA-based Jumlah dosis: 2 x (0,3 ml/dosis) Jeda pemberian dosis: 21-28
hari Efek samping: Untuk efek samping pasca-vaksinasi, sebagian besar cenderung
bersifat ringan. Berikut beberapa efek samping vaksin Pfizer yang umum
dilaporkan: nyeri badan di tempat bekas suntikan, kelelahan, nyeri kepala, nyeri
otot, nyeri sendi, dan demam. Baca Juga: Penelitian, efektivitas vaksin Covid-19
Pfizer turun lebih cepat dari Astrazeneca.
6. Vaksin Novavax Platform
Protein sub-unit Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis) Jeda pemberian dosis: 21
hari Efek samping.
7. Vaksin Sputnik-V
Non-replicating viral vector Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis) Jeda pemberian
dosis: 3 minggu Efek samping: Efek samping dari penggunaan Sputnik v
merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu
yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas,
ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 booster direncanakan tak gratis tahun 2022.
8. Vaksin Janssen
Non-replicating viral vector Jumlah dosis: Dosis tunggal (0,5 ml/dosis) Jeda
pemberian dosis: - Efek samping: Efek samping dari penggunaan Sputnik v
merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu
yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas,
ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
9. Vaksin Convidencia
Non-replicating viral vector Jumlah dosis: Dosis tunggal (0,5 ml/dosis) Jeda
pemberian dosis: - Efek samping: KIPI dari pemberian vaksin Convidecia juga
menunjukkan reaksi ringan hingga sedang. KIPI lokal yang umum terjadi, antara
9
lain adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum
terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah,
demam dan diare.
Jika demam timbul lebih dari 48 jam setelah vaksinasi, atau berlangsung lebih
lama dari 48 jam.
2. Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia)
Badan lemah, lelah dan mengantuk setelah menerima vaksin covid-19
merupakan efek samping yang normal terjadi. kondisi tersebut pun dapat
dialami secara berbeda. bahkan, ada pula sebagian penerima vaksin yang mungkin
tidak merasakannya. Timbulnya efek samping vaksin covid-19 menandakan bahwa
sistem kekebalan tubuh telah bekerja dan bereaksi. jadi, lelah dan mengantuk
juga bisa merupakan respons tubuh terhadap vaksin tersebut biasanya terjadi 1-3
hari setelah penyuntikan(kementrian kesehatan, 2021)
3. Pusing
Menurut para ahli dan pengakuan dari orang yang telah menerima vaksin dosis
pertama, kemungkinan timbulnya sakit kepala paling tinggi terjadi setelah dosis
vaksin kedua. hal ini terjadi karena antibodi yang dihasilkan setelah dosis
pertama meningkatkan respons terhadap injeksi vaksin kedua. akibatnya, tubuh
mengalami reaksi yang lebih kuat daripada sebelumnya. sakit kepala akibat
vaksin covid-19 dapat terasa sangat melemahkan jika rentan terhadap
peradangan kronis. meskipun sakit kepala yang terjadi biasanya ringan, bagi
sebagian orang sakit kepala bisa saja mengganggu aktivitas, biasanya muncul
setelah lebih dari 6 jam setelah penyuntikan dan mereda setelah kurang lebih 24
jam (kementrian kesehatan, 2021).
4. Nafsu makan menurun
Penurunan nafsu makan terjadi biasanya peningkatan metabolisme tubuh dan
gerakan usus, biasanya terjadi kurang dari 24 jam.
5. Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang
dari sehari.
2.11.3 Reaksi efek samping jarang timbul
1. Syok anafilaksis
Syok anafilaktik atau reaksi anafilaktik adalah syok yang disebabkan oleh
reaksi alergi yang berat seperti kemerahan & gatal, pada kasus berat dapat terjadi
lemas, pucat, dan hilang kesadaran. Syok anafilaktik bisa terjadi akibat vaksinasi,
11
meskipun jarang terjadi. Kondisi ini juga memerlukan pertolongan yang cepat dan
tepat terjadi kurang dari 30 menit(surinah dalam hartini, 2015).