A. Latar Belakang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan Alhamdulillah kami
panjatkan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan ridhaNya
akhirnya kita dapat berkumpul pada aula besar UPT Puskesmas Penimbung
ini dalam rangka sosialisasi mengenai Penyakit COVID-19.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus
pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien
dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat
ini berjumlah ribuan kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan
66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live
market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.
Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi
nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2
(SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Berdasarkan data sampai dengan 12 Februari 2020, angka
mortalitas di seluruh dunia 2,1% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah
4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah
0,16%.8,9 Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan
terdapat 6 orang meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-
ICU). Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta.
Pada tanggal 2 maret 2020, Indonesia untuk pertama kalinya
mengkonfimasi Covid 19, pada tanggal 11 Maret 2020 WHO sudah
menetapkan Pandemi COVID 19. Indonesia sudah melaporkan 27 kasus Covid
19. Tanggal 19 Maret 2020 Bapak Gubernur Zulkiflimansyah mengeluarkan
Surat Edaran Gubernur NTB Nomor : 180/ 114/KUM tanggal 19 Maret 2020
tentang Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja sesuai
pedoman kesiapsiagaan menghadapi Covid-19 yang dibuat KEMENKES
mengacu pada Pedoman yg dibuat oleh WHO.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit COVID-
19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Penimbung.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit COVID-19
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol
kesehatan
c. Mengurangi penyebaran kasus COVID-19 atau menekan kasus
COVID-19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Penimbung
BAB II
CORONA VIRUS
A. Definisi
Corona Virus Disease -19 adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Corona Virus Disease -19. Coronavirus merupakan virus RNA
strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat empat genus
yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma
coronavirus. Berdasarkan pedoman tatalaksana PDPI edisi ketiga tahun
2020, Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu kasus suspek, kasus
probable, kasus konfirmasi, kontak erat.
a. Kasus suspek
seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
1) seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis dan salah satu
kriteria epidemiologis:
Kriteria Klinis:
a) Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam* dan batuk.
b) Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat
demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri
tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas,
anoreksia/ mual/ muntah, diare, penurunan kesadaran.
Kriteria Epidemiologis:
a) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan
b) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal.
c) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-
medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi,
pemantauan kasus dan kontak.
2) Seseorang dengan ISPA Berat
3) Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria
epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARS- CoV-2 positif
b. Kasus Probable
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut
1) Seseorang yang memenuhi kriteria klinis dan memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable, atau terkonfirmasi, atau berkaitan
dengan cluster covid- 19.
2) Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19.
3) Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa)
dengan tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi.
4) Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan Dan
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau
terkonfirmasi, atau berkaitan dengan cluster COVID-19.
c. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
dengan kriteria sebagai berikut:
1) Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
2) Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan
memenuhi kriteria definisi kasus probable atau kasus suspek
(kriteria A atau B)
3) Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen
SARS-CoV-2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
probable atau terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a) Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
b) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
d. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
1) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau
kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu 15 menit atau lebih.
2) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau
konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-
lain).
3) Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang
sesuai standar.
4) Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat
e. OTG atau Orang Tanpa Gejala adalah Seseorang yang tidak
bergejala namun memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi
COVID-19
f. ODP atau Orang Dalam Pemantauan adalah orang yang memiliki
kriteria berikut:
- Demam (>= 38 derajat Celcius) atau
pilek/sakit/tenggorokan/batuk
- Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal atau memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi COVID-19
g. PDP atau Pasien Dalam Pengawasan adalah orang yang memiliki
kriteria berikut:
- Demam (>= 38 derajat Celcius) disertai batuk/sesak nafas/sakit
tengorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat.
- Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal atau memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi COVID-19.
- Orang dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit
C. Gejala
Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua,
dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat
seperti SARS atau MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada
dewasa. Corona virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia secara
umum dibagi menjadi 2 yaitu low phatogenic hCov (infeksi pada saluran napas
atas dan menyebabkan penyakit pernapasan ringan-sedang) dan highly
pathogenic hCoV (menyebabkan infeksi pada saluran napas bawah dan
menyebabkan pneumonia berat, yang kemudian dapat menyebabkan acute
lung injury (ALI) and acute respiratory distress syndrome (ARDS) mortalitas
dan morbiditas tinggi.
Klasifikasi Klinis:
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
a. Tidak berkomplikasi: Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala
yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul
seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung,
malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien
dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi
tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak
disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak
memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan: Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk,
dan sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan
pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas.
D. Diagnosis
Menentukan seseorang terjangkit COVID-19 dibutuhkan pemeriksaan
menyeluruh baik dari anamnesis dan pemeriksaan penunjang, gold standard
dalam mendiagnosis COVID-19 yakni swab PCR, hasil penelitian terbaru
menunjukkan bahwa sebagian kasus dapat menunjukkan hasil positif
persisten walaupun sudah tidak ada gejala serta sudah dinyatakan sembuh
dari COVID-19, tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Vaksinasi
merupakan salah satu upaya dalam menangani COVID-19, termasuk di
Indonesia. Persiapan Indonesia mulai dari logistik penyimpanan vaksin hingga
proses distribusi vaksin ke seluruh provinsi di Indonesia juga sudah
dilakukan. Keberadaan vaksin diharapkan menjadi kabar baik dalam
pencegahan penyebaran virus COVID-19 (PDPI, 2020).