Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MATA KULIAH: METODELOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROTOKOL


PENCEGAHAN COVID-19 PADA PEDAGANG DI PASAR BARUGA KOTA
KENDARI TAHUN 2021

OLEH

SUKMAYANTI : PBD21.072
KELAS : A (AJENG)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN
2022
1. Buat kutipan referensi dari setiap tinjauan pustaka atau landasan teori dari
tugas proposal masing-masing.
2. Buat daftar pustaka dari semua referensi tugas proposal masing-masing

WHO 2020

Mengatakan Corona virus adalah suatu kelompok virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi
saluran pernafasan pada manusia yang menyebabkan batuk pilek hingga gejala serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenisbaru yang ditemukan menyebabkan penyakit
Covid-19

Kemenkes RI, 2020).

SARS-CoV-2 merupakan corona virus jenis baru yang belum pernah di identifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian

Ika Purnamasari dan Anisa Ell R, 2020

Covid-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan corona virus jenis baru pada

tahun 2019 yang disebut dengan SARS-Cov 2. Virus ini berukuran kecil yang mana
menginfeksi hewan seperti kalelawar dan unta. Penularan virus ini yaitu melalui droplet

yang keluar saat bersin ataupun batuk

PDPI, 2020

Patogenesis Covid-19 belum diketahui sepenuhnya. Virus corono memiliki kesamaan

dengan SARS dan MERS Cov, yang didapatkan kesamaan mencapai 99%. Corona virus

hanya dapat hidup dan mebelah diri melalui selhostnya. Virus ini tidak dapat hidup tanpa

selinangnya

Yuliana, 2020

Siklus virus corona setelah menemukan sel host yaitu virus menempel dan masuk

kesel host yang diperantarai oleh protein S yang ada di permukaan virus. Protein

berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme

2) yang dapat di temukan di rongga mulut dan hidung, nasofaring, paru, lambung,

usushalus, ususbesar, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, selepitel alveolar paru,

kulit dan lain-lain. Selanjutnya replikasi dan transkripsidimanasintesis virus RNA melalui

translasi dan perakitan dari kompleksre plikasi hidup. Setelah itu virus masuk kesaluran

pernapasan atas dan menyebar kesaluran pernapasan bawah


Menurut PDPI dkk (2020)

Penegakkan diagnosis pada pasien Covid-19Menurut PDPI dkk (2020) dibagi atas:

a. KasusSuspek

1) Seseorang yang memiliki salah satu kriteria berikut:

Kriteriak linis

a) Demam akut (≥380C) riwayat demam dan batuk;

b) Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat

demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri

tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas,

anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran

Kriteria Epidemio logis:

a) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal

atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan.

b) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal

atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi

local

c) Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas

pelayanan kesehatan,baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis,

serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan

kasus dan kontak.

2) Seseorang dengan ISPA Berat.


3) Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria

epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARS- CoV-2positif.

b. Kasus Probable

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

1) Seseorang yang memenuhi kriteria klinis, memiliki riwayat kontak erat

dengan kasus probable atau terkonfirmasi, dan berkaitan dengan cluster

Covid-19.

2) Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif kearah Covid-19.

3) Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra

penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan

tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi

4) Orang dewasa yang meninggal dengan distress pernapasan, dan memiliki

riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau

berkaitan dengan cluster Covid-19.

c. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Seseorang dengan hasil RT-PCRpositif.

2) Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan memenuhi

kriteria define sikasus probable atau kasus suspek (kriteria A atau B).
3) Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-

CoV-2 positif dan memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable

atau terkonfirmasi.

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:

a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)

b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)

d. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi

Covid-19. Riwayat kontak yang dimaksud antaralain:

1) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus

konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit

ataulebih.

2) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti

bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).

3) Orangyangmemberikanperawatanlangsungterhadapkasus probable atau

konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuaistandar.

4) Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan

penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan

epidemiologisetempat.1

1
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN dan IDAI, 2020, pedoman tatalaksana Covid-19 Edisi 3.
Jakarta, ISBN : 978-623-9296-4-9-0
Wiranti dkk,2020

Secara umum pasien menunjukkan gejala gangguan sistem pernapasan yang

ringan dan demam. Rerata waktu inkubasi Virus Corona adalah 5 hingga 6 hari,

dengan catatan periode inkubasi bias berbeda pada tiap individu dengan rentang satu

hingga 14 hari dari infeksi.

Corona virus menimbulkan gejala umum seperti demam, batuk kering,


kelelahan, dan pada kasus yang lebih serius dapat menyebabkan sesak napas serta
gangguan gastrointestinal. Virus inidapat di tularkan melalui cairan (droplets) yang
dikeluarkan oleh orang yang telah terjangkit Covid-19 kemudia nmasuk melalui
mulut, hidung, atau mata orang lain2

Sutaryodkk, 2020

Hampir 90% kasus menunjukkan gejala demam dan 67% menunjukkan gejala
batuk tidak berdahak. Kemudian disusul dengan 40% pasien mengeluhkan gejala
fatigue (tidak enak badan/pegal-pegal) dan 33% pasien melaporkan adanya batuk
berdahak. Dari seluruh gejala, hanya 18.6% pasien yang melaporkan adanya gejala
kesulitan bernapas (dyspnea). Banyak dari gejala yang dilaporkan oleh pasien Covid-
19hampir serupa dengan gejala flu. Namun, pasien Covid -19jarang mengeluhkan
adanya gejala hidung tersumbat atau pilek dibandingkan dengan flu pada umumnya

Menurut Kementerian Kesehatan RI 2020

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan penyebaran

Covid-19, yaitu:

2
Wiranti, Sriatmi A., kusumawati, W , 2020, Determinan Kepatuhan Masyarakat Kota Depok
Terhadap Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Pencegahan Covid-19. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI. Volume 9 nomor 3 september 2020. Hal: 117-124
1. Lebih sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan

handsanitizer

2. Mengkonsumsi makan bergizi dan seimbang

3. Tetap berada di rumah dan menjaga jarak

4. Minum suplemen vitamin

5. Melakukan aktivitas fisik

6. Istirahat yang cukup

7. Tidak merokok

8. Tutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk dengan menggunakan lengan

atas atau tisu lalu buang tisu ketempat sampah dan segera cuci tangan

9. Mengendalikan penyakit penyerta (hipertensi, diabetes mellitus, kanker)

10. Segera mandi dan mengganti pakaian ketika habis bepergian

11. Membersihkan benda - benda yang sering disentuh di rumah dengan

desinfektan.

Adji P. Setiadidkk, 2020

Pasien dengan Covid -19 memiliki beberapa gejala ringan yang menyerupai

gejala flu seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, produksi sputum, dan malaise.

Namun demikian, peradangan pada parenkim paru – paru akibat adanya infeksi

patogen, atau dalam istilah medis dikenal sebagai pneumonia, dengan berbagai

tingkat keparahan (ringan sampai berat), juga merupakan manifestasi klinis yang

banyak dijumpai pada kasus infeksi Covid -19


(WHO, 2020).

Berikut merupakan tata laksana terapinya:

a. Terapi simptomatis, seperti: anti pireti kuntuk demam.

b. Edukasi pasien terkait perburukan gejala yang membutuhkan penanganan

medis lebih lanjut.

c. Umumnya, pasien dengan tingkat keparahan ringan, tidak membutuhkan

perawatan di rumah sakit.

Pasien dewasa dengan tingkat keparahan tinggi sebagai akibat pneumonia,

pneumonia berat, acute respiratory distress syndrome (ARDS), sepsis, maupunsyok

sepsis membutuhkan perawatan di rumah sakit. Detail definisi untuk setiap

manifestasi klinis, baik untuk dewasa maupun anak-anak, dapat dilihat

pada pedoman terapi WHO. Berikut adalah beberapa langkah tatalaksana

pasienCovid-19 dengan tingkat keparahan tinggi:

Nikita YuliaFerdiaz, 2020

Istilah protokolkesehatanmengacu pada perubahanperilakumasyarakat pada

masa pandemi di era new normal 3

CNN Indonesia, 2020

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam manfaat

mencuci tangan yaitu lebih efektif membunuh kuman, aman dilakukan anak, dan

mencegah resistensi anti biotik.

Wahyudi, 2020
3
Badan pusat statistic, 2020 perilku masyarakat di masa pandemic covid-19. Jakarta: BPS RI
Masker merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) yang saat ini seluruh

lapisan masyarakat harus dipakai. Seperti yang kita ketahui bahwa penularan virus

corona adalah dapat melalui udara yaitu droplet/percikan pada saat seseorang batuk

atau bersin dan dapat menulari orang lain jika terhirup

Anjar Saputra, 2020),

Ada beberapa jenis masker yang dirkomendasikan oleh WHO untuk

digunakan yaitu:

a) Masker bedah (surgical mask 2 ply)

b) Masker bedah 3 ply (Surgical mask 3 ply)

c) Masker N95

d) Masker kain

e) Reusable Facepiece Respirator

BBC News, 2020

Menjaga jarak merupakan salah satu upaya untuk menekan penularan Covid-19.

WHO menganjurkan untuk menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain. Ilmuwan

mengemukakan bahwa dengan jarak 1 meter atau kurang dari 1 meter persentase

penularannya 13% dan 3% jika berada dengan jarak lebih 1 meter. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa makin besar jaga jarak yang dilakukan, maka resiko tertularnya

Covid-19 makin menurun

Herick, Ketaren, Supit, 2020

Penyakit komorbid atau penyakit kronis sangat rentan terhadap infeksi Covid-19

karena proses penyakit yang sedang berlangsung dapat menurunkan kekebalan tubuh
penderita. Infeksi Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologis pada

pasien dengan gangguan Jantung

WHO, 2020

Hal ini menjadi pendorong penderita komorbid untuk mematuhi protocol kesehatan

yang di sampaikan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Karena penyakit corona virus

merupakan penyakit menular yang baru di temukan, ini juga mendorong responden

mendengar dengan baik tentang informasi baru yang mereka terima


DAFTAR PUSTAKA

Adji P. Setiadi, Yosi I. Wibowo, Steven V. Halim, Cecilia Brata, Bobby Presley, Eko
Setiawan. 2020.Tata LaksanaTerapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah
Kajian Naratif. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 9 No. 1, hlm 70–94.
Maret 2020

Afrianti,N, dan Cut Rahmiati. 2021. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Masyarakat TerhadapProtokolKesehatan Covid-19. Jurnal Ilmiah Permas:
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 113-124, Januari 2021.

Afro, R, Cinthya, et.al. 2020. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Masyarakat Terhadap Protocol Kesehatan Saan Pandemi Covid-19 Pada
Masyarakat Jawa Timur: Pendekatan Health Belief Model Approach. Jurnal
CMHP Vol. 3 No. 1 (1-10) Oktober 2020.

Badan Pusat Statistik, 2020. Prilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19.


Jakarta: BPS RI

Handayani, Diah, Hadi Dr, Isbaniah F, Burhan E, dan Agustin H. 2020. Penyakit
Virus Corona 2019. J Respir Indo. Vol 40 No. 2 April 2020

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Tatalaksanan Covid 19. Kemenkes RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalan


Corona Virus Disease (Covid-19).Revisi Ke-5. Kemenkes RI. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2021. Infeksi Emerging Covid-19. https://infeksi


emerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19 diakses pada tanggal 26 juli
2021.

Muhith, Subhan, Dianita E, Santi R, dan Chairil Z. 2021. Analisis Kepatuhan


Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19. Jurnal Aisyiyah Medika. Voume 6
Nomor 2 Agustus 2021.
Natsir, Muh. F. 2018. Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Siswa SDN 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas. Volume 1 Nomor 2: 2018.

Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

PDPI. 2020. Pneumonia Covid-19 : Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia.


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia: Jakarta.

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, dan IDAI. 2020. Pedoman Tatalaksana Covid-
19 Edisi 3. Jakarta, ISBN : 978-623-92964-9-0

Riyadi, Putri Larasaty. 2020. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan


Masyarakat Pada Protokol Kesehatan Dalam Mencegah Penyebaran Covid-
19. Seminar Nasional Official Statistic 2020: Pemodelan Statistika tentang
Covid-19.

Sriarumtis F.Framesti, Andeani R.S, Rosita N, Ardian F, Septiani AT. 2020.


Pemberdayaan Serta Penerapan Protokol Kesehatan Di Posyandu
Puskesmas Leuwigoong Kabupaten Garut Jawa Barat Sebagai Upaya
Mencegah Penularan Covid-19. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat) Vol 1 No. 1 (2020) pp. 1-12

Sultra Tanggap Corona. 2021. Monitoring Data Covid-19 Sultra.https://corona.


sultraprov.go.id/ diakses pada tanggal 26 juli 2021.

Supriatna, Eman. 2020. Wabah Corona Virus Disease Covid-19 Dalam Pandangan
Islam. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Volume 7 Nomor 6. 2020.

Sutaryo, Natasha Yang, Lintang Sagoro, dan Dea Sella S. 2020. Buku Praktis Virus
Corona 19 (Covid-19). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

WHO.(2020). Pertanyaan Dan Jawaban Terkait Corona virus.


https://www.who.int/indonesia/news/novel-corona virus/qa/qa-for-public.
Diakses pada tanggal 19 agustus 2021
WHO.(2020). Weeklye pidemiology update. https://www.who. int/ emergencies/
diseases/ novel-corona virus-2019/ situation-reports. Diakses pada tanggal
26 juli 2021

Wiranti, Sriatmi A., dan Kusumawati, W. 2020. Determinan Kepatuhan Masyarakat


Kota Depok Terhadap Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
Pencegahan Covid-19. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI.
Volume 9 Nomor 3 September 2020. Hal: 117-124.
Worl dometer. 2021. Covid-19 Corona virus Pandemic.
https://www.worl dometers.info/corona virus/ diakses pada tanggal 15
September 2021

World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory


infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected.
https://www.who.int/ publications-detail/ clinical-management-of-severe-
acute-respiratory-infection-when-novel-corona virus-(ncov) -infection-is-
suspected diakses pada tanggal 05 September 2021

Wulandari, Anggun. 2020. Hubungan Karaktersitik Individu Dengan Pengetahuan


Tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 Pada Masyarakat Di
Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Volume 15
Nomor 1. Hal: 42-46. 2020.

Yuliana. 2020. Corona Virus Disease (Covid-19) : Sebuah Tinjauan Luteratur.


Wellnes and Healthy Magazine. Volume 2 Nomor 1 February 2020. pp:
187-192.

Anda mungkin juga menyukai