Anda di halaman 1dari 21

ESSAY KULIAH PAKAR

“RADIOLOGI PENYAKIT RESPIRASI”

Blok RESPIRASI II

oleh:

Nama : Widad Al-Aluf


NIM : 020.06.0086
Kelas :B
Dosen : dr. Fauzy Ma’ruf, Sp. Rad, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2022
Berdasarkan dari perkulihan yang telah saya ikuti dengan topik perkuliahan
yang berjudul “Radiologi Penyakit Respirasi” pada perkuliahan tersebut saya dapat
memahami mengenai gambaran radiologi normal dan gambaran radiologi abnormal
pada sistem respirasi, mengenali dan mempelajari mengenai radiologi ini
merupakan pengetahuan yang penting dalam melakukan pemeriksaan radiologi.
Pada pemaparannya dijelaskan setiap gambaran radiologi dari penyakit-penyakit
pada sistem respirasi, seperti gambaran foto thoraks dari empisema paru,
pneumotoraks, efusi pleura, pneumonia, bronchopneumonia, atelectasis,
tuberkulosis dan tuberkulosis milier, edema paru, bronkiektasis, dan abses paru.
Semua gambaran radiologi dari penyakit respirasi tersebut masing-masing memiliki
ciri khas yang bisa dikenali sehingga memudahkan dalam mengenali gambaran
radiologinya.

Pada pembacaan foto thoraks ada dua warna yang akan terlihat warna hitam
atau yang sering disebut dengan radiolusen yang menandakan warna adanya udara
dan warna putih atau yang dikenal dengan radiopaque menandakan warna adanya
cairan. Prinsip pada pembacaan 2 warna tersebut adalah:

1. Untuk gambaran radiologi yang tampak hitam/radiolusen


Semakin tinggi kepadatan dari bahan yang ditembus oleh sinar x →akan
semakin sedikit sinar yang akan diteruskan oleh bahan tersebut → semakin
sedikit pula sinar yang diterima oleh film → sehingga gambaran radiologi
akan berwarna putih
2. Untuk gambaran radiologi yang tampak putih/radiopaque
Semakin rendah kepadatan dari bahan yang ditembus oleh sinar x, maka
akan semakin banyak sinar yang akan diteruskan oleh bahan tersebut →
semakin banyak pula sinar yang diterima oleh film → maka gambarannya
akan berwarna hitam

Dalam memahami gambaran radiologi abnormal selain harus mengetahui


gamabaran radiologi yang normal tentu sebelumnya harus memahami dan
menguasai bagaimana anatomi dari sistem respirasi. Sehingga ketika sudah
memahami keduanya maka akan lebih mudah dalam membaca gambaran radiologi.
Penjelasan dan pemaparan mengenai radiologi penyakit respirasi akan di bahas
pada pemaparan di bawah ini.

Saluran pernapasan terbagi menjadi 2 yaitu: saluran pernafasan atas terdiri


dari: hidung, faring, Sedangkan dalam saluran pernafasan bawah terdiri dari: laring
dan trachea, bronchus, bronkiolus, alveolus.

Pulmo (Paru – paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam
sistem respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2
membran yaitu membran viseral dan membran parietal. Pulmo terbagi menjadi
pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).

1. Pulmo Dextra

Pulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu:

a) Lobus superior

b) Lobus madius

c) Lobus inferior
Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis,
sedangkan yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus
inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat struktur – struktur
dibawah ini:

a) Bronkuspinsipalis&cabang lobus superior disebelah belakang atas hilus

b) Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilus

c) Arteri bronkialis

d) Noduli limpatici bronkopulmonalis

2. Pulmo Sinistra

Pulmo sinistra terdiri dari 2 lobus, yaitu:

a) Lobus superior

b) Lobus inferior

Lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri
terdapat struktur – struktur:

a) 2 bronkus lobaris di sebelah belakang hilus

b) Arteri pulmonalis disebelah atas hilus

c) 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilus

d) Arteri bronkialis

e) Noduli lympatici bronkopulmonalis


Gambar radiologi di atas merupakan gambaran radiologi normal, pada
gambaran radiologi hanya ada 2 warna yang aka terlihat yaitu radiolusen/ hitam
atau radiopaque/ putih. Warna hitam menandakan daerah yang terisi udara dan
warna putih menandakan daerah dengan cairan. Selain dari itu, prinsip dalam
pembacaan foto thoraks seperti yang telah dijelaskan di atas juga perlu dipahami,
bahwa warna hitam dan putih yang tampak itu terjadi karena tingkat kepadatan dari
bagian atau area tersebut, jika semakin padat bahan tersebut maka semakin sedikit
sinar yang bisa ditembus, sedikit yang diterima film sehingga gambaran radiologi
tampak putih sedangkan jika semakin rendah kepadatan bahannya maka akan
semakin banyak sinar yang akan diteruskan, banyak yang diterima film, gambaran
radiologi akan tampak hitam. Contohnya seperti gambaran radiologi di atas daerah
paru tampak hitam karena isinya udara, area jantung tampak putih, dan tulang yang
tampak putih.

Berikut di bawah ini pemaparan dan penjelasan mengenai gambaran radiologi


penyakit respirasi:

Emfisema paru
Emfisema ini adalah salah satu entitas yang dikelompokkan sebagai
penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema merupakan kondisi peningkatan ukuran
ruang udara, disertai dilatasi dan destruksi jaringan paru di bagian distal dari
bronkus terminal. Penyakit ini sering terjadi dan memiliki insiden yang lebih tinggi
pada perokok dan penambang batu bara, dan kadang-kadang terdapat hubungan
dengan defisiensi alfa 1 antitripsin (dimana emfisema secara dominan menyerang
lobus bawah). Menjadi pokok utama pada emfisema ialah hiperinflasi paru yang
bersifat ireversibel dengan konsekuensi rongga toraks berubah menjadi
menggelembung (barrel chest). (Jurnal e-Clinic (eCl), 2016)

Pada gambaran radiologinya terlihat adanya:

1. Hiperinflasi merupakan suatu keadaan ketika paru-paru yang terus


mengembang atau terlalu mengembang. Hiperinflasi ini terjadi karena
keruskan dari dinding alveolus sehingga elastisitasnya terganggu hal itulah
yang menyebabkan banyak udara yang terperangkap dalam paru-paru
karena seharusnya saat ekspirasi paru-paru akan mengecil dan ketika
inspirasi paru-paru akan mengembang, tetapi saat ekspirasi paru-paru ini
tidak mengecil sehingga paru-paru terus mengembang. Hal inilah yang
membuat gambaran radiologinya paru-paru tampak hitam sekali.
2. Hemidiafragma datar, akibat dari hiperinflasi
3. Radiolusen paru yang meningkat dan peningkatan udara retrosternal, ini
terjadi akibat udara yang berlebihan pada paru-paru dan terus mengembang,
yang seharusnya saat ekspirasi paru-paru akan mengecil, tapi karena
kerusakan pada dinding alveolus menyebabkan paru-paru yang tidak
mengecil saat ekspirasi.
4. Corakan pembuluh darah yang berkurang, akibat dari terjadinya
hiperlusensi atau jumlah udara yang sudah terlau banyak sehingga
pembuluh darah seolah-olah tidak terlihat, udara yang berlebih ini terjadi
karena gangguan permanen pada bronkiolus distal dan alveolus.

Pneumothorax

Pneumothorax adalah adanya udara yang terdapat antara pleura visceralis


dan cavum pleura. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan atau karena trauma.
Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat
leluasa mengembang terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat
ditimbulkan oleh karena adanya kerobekan pleura visceralis sehingga saat inspirasi
udara yang berasal dari alveolus akan memasuki kavum pleura

Berdasarkan jenis fistel terbagi menjadi 3:

1. Pneumothorax terbuka, terjadi ketika terjadinya kebocoran pada pleura


parietal
2. Pneumothorax tertutup, terjadi kebocoran pada pleura viseral
3. Pneumothorax venti, terjadi kebocoran pada pleura parietal dan viseral
Pada gambaran radiologi terlihat:

1. Tidak ada gambaran paru-paru yang terlihat, akibat dari udara yang masuk
dalam jumlah yang berlebihan atau hal ini terjadi karena paru-paru yang
colaps
2. Area pneumothorax tampak radiolusen dibandingkan dengan paru-paru
yang berdekatan, warna yang tampak hitam pada paru kiri atau pada area
pneumotorakx ini menandakan adanya udara yang telah masuk dalam
jumlah banyak sehingga paru-paru tampak sangat menghitam
3. Paru-paru bisa benar-benar kolaps, akibat dari paru-paru yang colaps ini
juga akan menyebabkan mediastinum akan tergeser dan menjadi lebih
besar
4. Trakea juga terdeviasi ke sisi kanan karena tertekan oleh pneumothorax
yang terjadi pada sisi kiri paru

Efusi pleura

Efusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan di dalam rongga pleura.


Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua
lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan
dinding dada bagian dalam. Cairan yang diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi
sebagai pelumas yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas.
Namun ketika cairan tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan
gejala-gejala tertentu. (Buku Ajar IPD, Edisi 2)

Pleura diklasifikasikan menjadi 2:

1. Pleura viseralis yang menempel pada parenkim paru

2. Pleura parietal yang menempel pada rongga toraks

Pada gambaran radiologi terlihat:

1. Penumpulan sudut kostofrenikus dan cardiophrenic, hal ini terjadi karena


jumlah cairan yang masuk ke rongga pleura sudah dalam jumlah yang
banyak tapi masih <200, sehingga cairan tersebut akan menumpuk di bagian
bawah yang kemudian menyebabkan penumpulan pada sudut kostofrenikus
dan cardipfrenikus. Sedangkan jika jumlah caiannya sudah lebih dari 200-
1000 akan tampak kondisi seperti gamabaran radiologi di atas yang terjadi
pada paru sisi kiri
2. Pada efusi yang banyak pergeseran mediastinum terjadi pada efusi pleura
masif
3. Pada area efusi pleura terlihat radiopaque yang menandakan adanya cairan
Pneumonia

Pneumonia ini adalah suatu keradangan paru dimana asinus terisi dengan
cairan eksudat, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dinding
alveoli/interstitium.

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim


paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat. Peradangan tersebut menyebabkan alveolus (kantong udara) terisi oleh
cairan, menyebabkan kerja paru-paru terganggu. (Buku Ajar IPD, Edisi 2)

Pada gambaran radiologi yang terlihat di atas,

1. Air space opacification atau pada gambaran radiologi yang tampak putih
pada paru kanan atas tepat pada daerah alveolus ini menandakan adanya
cairan, akibat dari alveolus yang berisi cairan yang harusnya udara.
2. Air bronchograms ini merupakan suatu gambaran yang tampak seperti
adanya bercak-bercak hitam yang berada di tengah-tengah gambaran putih
atau lokasi dari tempat adanya cairan.

Jadi gambaran radiologi pada pneumonia ini bagian bawah paru masih
normal sedangkan bagian atas yaitu pada bagian alveolusnya yang terisi cairan,
seperti yang terlihat pada gambaran radiologi di atas. Perbedaan gambaran
radiologi pada penyakit pneumonia dengan penyakit efusi plera adalah pada
gambaran efusi pleura tidak ada tampak bercak-bercak hitam sedangkan pada
pneumonia aa bercak putih pada alveolus dan masih ada bercak hitam pada
bronkus terminalisnya.

Komplikasi

- Efusi pleura
- Cavitas, tampak seprti suatu rongga-rongga

Bronchopneumonia

Bronchopneumonia ini merupakan gambaran lain dari pneumonia yang


membedakan nya itu dari gambaran radiologinya.

Pada gambaran radiologi ditandai dengan adanya kekeruhan nodular atau


retikulonodular/serabut-serabut kecil yang cenderung tidak merata, jadi, bentuknya
seperti nodul-nodul ukurannya bisa kecil atau besar. Gamabran radiologi di atas
tampak putih-putih pada daerah yang berisi cairan.
Atelectasis

Atelektasis dikenal juga dengan kolaps paru atau suatu keadaan bocornya paru-
paru, baik parsial atau seluruhnya, atau sebagian (lobus).

Pada gambaran radiologi di atas menunjukkan terjadinya atelektasis pada paru


kanan atas dan terlihat adanya:

1. Perubahan tempat atau Displacement dari fissura interlobar, kita ketahui


bahwa batas antar lobus suprior dan inferior adalah fisura interlobaris,
seperti yang terlihat pada gambar, pada sisi kanan, pada bagian atasnya itu
colaps, akibatnya fisura itu naik atau ikut terangkat ke atas yang harusnya
normalnya dia cekung, tapi karena colaps terjadilah perubahan tempat.
2. Opasifikasi jaringan paru atau tampak pada sisi kanan paru bagian ataas
berwarna putih
3. Hyperexpansion jaringan paru kontralateral, artinya bahwa ketika paru sisi
kanan colaps seperti pada gambar, maka paru sisi kiri akan mengalami
hyperexpansion atau pelebaran sebagai kompensasi agar kebutuhan oksigen
tercukupi
4. Displacement jantung, mediastinum, trachea, hilum pada kasus yang berat
5. Elevasi diagfrahma, diafragma yang akan naik ke atas akibat dari colaps
paru yang terjadi

TB Paru

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang diketahui banyak


menginfeksi manusia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis kompleks.
Penyakit ini biasanya menginfeksi paru. TB Paru ini disebut juga sebagai
pneumonia spesifik, spesifik yang diakibatkan oleh mycobacterium tuberculosa.

Tuberkulosis dapat diklasifikasikan berdasarkan (PDPI, 2011):

1. Berdasarkan organ yang terkena


a. Tuberkulosis paru
Adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. Tidak
termasuk pleura (selaput pleura) dan kelenjar pada hilus
b. Tuberkulosis ekstra paru
Adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh dan selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang,
persendian, kulit, usus, di ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain

Lokasi infeksi di dalam paru-paru bervariasi tergantung tahap infeksi dan usia
pasien:

- Pada anak-anak Infeksi primer dapat terjadi di mana saja di paru-paru


sedangkan pada orang dewasa ada kecenderungan untuk zona atas atau
bawah
- Infeksi post-primer memiliki kecenderungan di zona atas
Pada gambaran radiologi terlihat

1. Consolidation, pada gambaran radiologi digambarkan seperti bercak-bercak


putih mirip kapas akibat adanya cairan yang berada dalam alveolus yang
harusnya isinya udara
2. Cavitation merupakan rongga-rongga atau lubang akibat dari terjadinya
infeksi
3. Tuberculoma, tampak adanya nodul-nodul bulat yang menunjukkan adanya
infeksi yang terjadi karena bakteri mycobacterium tuberculosa
4. Fibrosis ini menunjukkan adanya infeksi kronis, ada sebagian yang
menyembuh dan sebagian lagi yang aktif, yang menyembuh inilah yang
akan membentuk jaringan parut, sehingga yang menyembuh akan tampak
adanya serat atau jaringan parut

TB milier

TB milier merupakan komplikasi dari suatu fokus infeksi tuberkulosis yang


disebarkan secara hematogen. Gambaran berupa bercak-bercak halus yang
umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Tuberkulosis milier terjadi
secara merata di kedua paru-paru.
Pada gambaran radiologi tampak nodul miliary dengan ukuran 1-3 mm
berbentuk uniform dan tersebar di kedua lapng paru. Gambaran bercak-bercak
putih kecil yang tersebar ke 2 lapang paru sangat nampak. Kondisi TB Milier ini
lebih berat dari TB biasanya.

Edema paru

Edema paru adalah istilah deskriptif yang luas dan biasanya didefinisikan
sebagai akumulasi abnormal cairan di kompartemen ekstravaskular paru-paru.
Dapat diklasifikasikan sebagai edema paru kardiogenik dan non-kardiogenik. Jika
pada pneumonia terjadi karena infeksi sedangkan pada edema ini penyebabnya
terbagi menjadi 2 yaitu kardiogenik dan non-kardiogenik.

Edema paru kardiogenik, sederhananya, terjadi karena cairan dari pembuluh


darah yang masuk ke sirkulasi paru lebih dari kemampuan pembuluh limfe
mendrainase cairan. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan di alveoli.

Edema paru non-kardiogenik meliputi edema paru yang disebabkan karena


hal–hal lain selain peningkatan tekanan hidrostatik di pembuluh kapiler, atau tanpa
adanya tanda–tanda hemodinamik yang mengarah ke kardiogenik.
Jadi jika dilihat dari gejalanya, satu perbedaan penting edema paru
kardiogenik vs non-kardiogenik adalah gejala nyeri dada. Jika edema paru akut
didahului dengan nyeri dada, maka kemungkinan penyebabnya adalah kardiogenik.
Jika riwayat nyeri dada tidak ada atau tidak jelas, maka kemungkinan penyebabnya
adalah non-kardiogenik.

Pada gambaran radiologi di atas tampak berwarna putih daerah alveolusnya


yang menunjukkan adanya cairan, adanya cairan dalam alveoulus ini bisa
disebabkan terjadi karena jantung, dimana tekanan hidrostatiknya meningkat kerja
jantung yang melemah atau bisa disebabkan karena non-cardiac yaitu
hipoproteinemia yang menyebabkan aliran cairan berubah dari dalam vaskuler
keluar. Jadi pneumonia dan edema paru sama, yaitu sama-sama terjadi karena
adanya cairan yang berada dalam alveolus, hanya penyebab dari keduanya yang
berbeda. Terlihat adanya air space opasification pada daerah alveolus karena
adanya cairan.

Bronchiectasis

Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus


secara permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru
sekitarnya atau kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang
abnormal dan menetap yang disebabkan karena kerusakan komponen elastis dan
muskular dinding bronkus (IPD, Edisi 2)

Pada gambaran radiologi terlihat

1. Bronchi enlarge/ pembesaran pada bronkus


2. Dilatasi bronkus yang terjadi ini sifatnya irreversible/ tidak bisa kembali
lagi
3. Dinding paralel
4. Kaliber sama
5. Tampak trakea yang terdeviasi atau terdorong

Abses paru

Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Kavitas ini berisi material purulen sel
radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter
kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan
necrotizing pneumonia. (Patologi Robbins)

Abses paru adalah kumpulan nanah yang terbatas di dalam paru-paru. abses paru
ini merupakan komplikasi dini dari pneumonia.

Pada gambaran radiologi terlihat di atas sebelah kiri terlihat adanya kavitas
berdinding tebal dengan air-fluid level di dalamnya, menunjukkan gambaran dari
adanya cairan dan udara, pada gambaran radiologi terlihat adanya batas antara
udara dan cairan, dimana udara berada di atas dan cairannya di bawah. Pada
gambaran radiologi sebelah kanan pada sisi kiri tampak adanya cavitas berdinding
tebal dengan air-fluid level yang tidak begitu tampak.
Berdasarkan dari pemaparan materi di atas yang menjelaskan tentang
gambaran radiologi penyakit respirasi, dapat saya simpulkan bahwa dalam
memahami gambaran yang abnormal harus dipahami terlebih dahulu gambaran
radiologi normal. Ada 2 warna yang terlihat pada gambaran radiologi, semakin
rendah kepadatannya, semakin banyak sinar yang diteruskan, gambaran radiologi
berwarna hitam, sedangkan jika semakin padat semakin sedikit sinar yang dapat
diteruskan maka gambarannya akan terlihat putih. Maka dari pemaparan di atas
dapat saya simpulkan beberapa gambaran radiologi yang akan ditemukan dari
penyakit-penyakit pada sistem respirasi:

a. Empisema paru dengan gambaran radiologi hiperinflasi, hemidiafragma


datar, radiolusen paru yang meningkat, peningkatan udara retrosternal,
corakan pembuluh darah yang berkurang
b. Pneumotoraks, tidak ada gambaran paru-paru yang terlihat, area
pneumothorax tampak radiolusen, dan paru bisa colaps
c. Efusi pleura, enumpulan sudut kostofrenikus & cardiophrenic, Pergeseran
mediastinum terjadi pada efusi pleura masif
d. Pneumonia, airspace opacification dan air bronchograms
e. Bronchopneumonia, Ditandai dengan adanya kekeruhan nodular atau
retikulonodular kecil yang cenderung tidak merata, bentuknya seperti
nodul-nodul ukurannya bisa kecil atau besar.
f. Atelectasis, displacement/ perubahan tempat dari fissura interlobar,
Opasifikasi jaringan paru, hyperexpansion/peleberan dari jaringan paru
kontralateral, displacement jantung, mediastinum, trachea, hilum, elevasi
diagfrahma
g. Tuberkulosis, adanya gambaran konsolidasi, kavitas, tuberkuloma, fibrosis
h. Tuberkulosis milier, tampak nodul miliary atau bercak-bercak kecil dengan
ukuran 1-3 mm berbentuk uniform dan tersebar di kedua lapang paru.
a. Edema paru, gambaran radiologi tampak
b. Bronkiektasis, tampak dilatsi atau pembesaran pada bronkus, bentuknya
seperti kaviatas, tampak trakea yang terdeviasi
c. Abses paru, tampak kavitas yang berdinding tebal dengan adanya air-fluid
level di dalamnya artinya adanya udara dan cairan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, departemen ilmu penyakit dalam
FK UI, Juni 2006 : Internal Publishing.

dr. Nyoman Astika, Sp. PD-Kger, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


UDAYANA RSUP SANGLAH DENPASAR 2017 “PNEUMONIA”

Elshadday V. Tendean, Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni


2016 “Gambaran foto toraks paru emfisematous di Bagian Radiologi FK Unsrat
SMF Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode November 2014 –
Oktober 2015”https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/viewFile/10965/10554

Elvie Loho, Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016,


“Gambaran foto toraks pad efusi pleura”
file:///C:/Users/HP/Downloads/10966-21883-2-PB.pdf

Vinaya S Karkhanis, PubMed “Pleural effusion: diagnosis, treatment, and


management”
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27147861/

Price Sylvia A. & Wilson Lorraine M. Edisi 6. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi Jakarta: EGC

Wahyuni Hariyanto, Helmia Hasan, Departemen Pulmonologi dan Ilmu


Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr.
Soetomo, JURNAL RESPIRASI Vol. 2 No. 2 Mei 2016 “Bronkiektasis”

Anda mungkin juga menyukai