Blok RESPIRASI II
oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
Berdasarkan dari perkulihan yang telah saya ikuti dengan topik perkuliahan
yang berjudul “Radiologi Penyakit Respirasi” pada perkuliahan tersebut saya dapat
memahami mengenai gambaran radiologi normal dan gambaran radiologi abnormal
pada sistem respirasi, mengenali dan mempelajari mengenai radiologi ini
merupakan pengetahuan yang penting dalam melakukan pemeriksaan radiologi.
Pada pemaparannya dijelaskan setiap gambaran radiologi dari penyakit-penyakit
pada sistem respirasi, seperti gambaran foto thoraks dari empisema paru,
pneumotoraks, efusi pleura, pneumonia, bronchopneumonia, atelectasis,
tuberkulosis dan tuberkulosis milier, edema paru, bronkiektasis, dan abses paru.
Semua gambaran radiologi dari penyakit respirasi tersebut masing-masing memiliki
ciri khas yang bisa dikenali sehingga memudahkan dalam mengenali gambaran
radiologinya.
Pada pembacaan foto thoraks ada dua warna yang akan terlihat warna hitam
atau yang sering disebut dengan radiolusen yang menandakan warna adanya udara
dan warna putih atau yang dikenal dengan radiopaque menandakan warna adanya
cairan. Prinsip pada pembacaan 2 warna tersebut adalah:
Pulmo (Paru – paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam
sistem respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2
membran yaitu membran viseral dan membran parietal. Pulmo terbagi menjadi
pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).
1. Pulmo Dextra
a) Lobus superior
b) Lobus madius
c) Lobus inferior
Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis,
sedangkan yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus
inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat struktur – struktur
dibawah ini:
c) Arteri bronkialis
2. Pulmo Sinistra
a) Lobus superior
b) Lobus inferior
Lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri
terdapat struktur – struktur:
d) Arteri bronkialis
Emfisema paru
Emfisema ini adalah salah satu entitas yang dikelompokkan sebagai
penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema merupakan kondisi peningkatan ukuran
ruang udara, disertai dilatasi dan destruksi jaringan paru di bagian distal dari
bronkus terminal. Penyakit ini sering terjadi dan memiliki insiden yang lebih tinggi
pada perokok dan penambang batu bara, dan kadang-kadang terdapat hubungan
dengan defisiensi alfa 1 antitripsin (dimana emfisema secara dominan menyerang
lobus bawah). Menjadi pokok utama pada emfisema ialah hiperinflasi paru yang
bersifat ireversibel dengan konsekuensi rongga toraks berubah menjadi
menggelembung (barrel chest). (Jurnal e-Clinic (eCl), 2016)
Pneumothorax
1. Tidak ada gambaran paru-paru yang terlihat, akibat dari udara yang masuk
dalam jumlah yang berlebihan atau hal ini terjadi karena paru-paru yang
colaps
2. Area pneumothorax tampak radiolusen dibandingkan dengan paru-paru
yang berdekatan, warna yang tampak hitam pada paru kiri atau pada area
pneumotorakx ini menandakan adanya udara yang telah masuk dalam
jumlah banyak sehingga paru-paru tampak sangat menghitam
3. Paru-paru bisa benar-benar kolaps, akibat dari paru-paru yang colaps ini
juga akan menyebabkan mediastinum akan tergeser dan menjadi lebih
besar
4. Trakea juga terdeviasi ke sisi kanan karena tertekan oleh pneumothorax
yang terjadi pada sisi kiri paru
Efusi pleura
Pneumonia ini adalah suatu keradangan paru dimana asinus terisi dengan
cairan eksudat, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dinding
alveoli/interstitium.
1. Air space opacification atau pada gambaran radiologi yang tampak putih
pada paru kanan atas tepat pada daerah alveolus ini menandakan adanya
cairan, akibat dari alveolus yang berisi cairan yang harusnya udara.
2. Air bronchograms ini merupakan suatu gambaran yang tampak seperti
adanya bercak-bercak hitam yang berada di tengah-tengah gambaran putih
atau lokasi dari tempat adanya cairan.
Jadi gambaran radiologi pada pneumonia ini bagian bawah paru masih
normal sedangkan bagian atas yaitu pada bagian alveolusnya yang terisi cairan,
seperti yang terlihat pada gambaran radiologi di atas. Perbedaan gambaran
radiologi pada penyakit pneumonia dengan penyakit efusi plera adalah pada
gambaran efusi pleura tidak ada tampak bercak-bercak hitam sedangkan pada
pneumonia aa bercak putih pada alveolus dan masih ada bercak hitam pada
bronkus terminalisnya.
Komplikasi
- Efusi pleura
- Cavitas, tampak seprti suatu rongga-rongga
Bronchopneumonia
Atelektasis dikenal juga dengan kolaps paru atau suatu keadaan bocornya paru-
paru, baik parsial atau seluruhnya, atau sebagian (lobus).
TB Paru
Lokasi infeksi di dalam paru-paru bervariasi tergantung tahap infeksi dan usia
pasien:
TB milier
Edema paru
Edema paru adalah istilah deskriptif yang luas dan biasanya didefinisikan
sebagai akumulasi abnormal cairan di kompartemen ekstravaskular paru-paru.
Dapat diklasifikasikan sebagai edema paru kardiogenik dan non-kardiogenik. Jika
pada pneumonia terjadi karena infeksi sedangkan pada edema ini penyebabnya
terbagi menjadi 2 yaitu kardiogenik dan non-kardiogenik.
Bronchiectasis
Abses paru
Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Kavitas ini berisi material purulen sel
radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter
kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan
necrotizing pneumonia. (Patologi Robbins)
Abses paru adalah kumpulan nanah yang terbatas di dalam paru-paru. abses paru
ini merupakan komplikasi dini dari pneumonia.
Pada gambaran radiologi terlihat di atas sebelah kiri terlihat adanya kavitas
berdinding tebal dengan air-fluid level di dalamnya, menunjukkan gambaran dari
adanya cairan dan udara, pada gambaran radiologi terlihat adanya batas antara
udara dan cairan, dimana udara berada di atas dan cairannya di bawah. Pada
gambaran radiologi sebelah kanan pada sisi kiri tampak adanya cavitas berdinding
tebal dengan air-fluid level yang tidak begitu tampak.
Berdasarkan dari pemaparan materi di atas yang menjelaskan tentang
gambaran radiologi penyakit respirasi, dapat saya simpulkan bahwa dalam
memahami gambaran yang abnormal harus dipahami terlebih dahulu gambaran
radiologi normal. Ada 2 warna yang terlihat pada gambaran radiologi, semakin
rendah kepadatannya, semakin banyak sinar yang diteruskan, gambaran radiologi
berwarna hitam, sedangkan jika semakin padat semakin sedikit sinar yang dapat
diteruskan maka gambarannya akan terlihat putih. Maka dari pemaparan di atas
dapat saya simpulkan beberapa gambaran radiologi yang akan ditemukan dari
penyakit-penyakit pada sistem respirasi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, departemen ilmu penyakit dalam
FK UI, Juni 2006 : Internal Publishing.
Price Sylvia A. & Wilson Lorraine M. Edisi 6. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi Jakarta: EGC