TINJAUAN PUSTAKA
Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari lobus
superior, lobus medial, dan inferior dan paru-paru kiri yang terdiri dari lobus
superior dan inferior. Tiap lobus tersusun oleh segmen di mana paru kanan
Paru kanan
Paru kiri
13
14
untuk setiap lobus paru. Segmen pada daerah tersebut disuplai oleh cabang utama
bronkus, setiap segmen adalah unit mandiri dengan suplai darah sendiri. Di dalam
kecil dan tidak memiliki kartilago dalam dindingnya yaitu bronkiolus. Setiap
bronkiolus memecah menjadi lebih kecil sehingga sampai pada duktus alveolaris
yaitu cabang yang paling kecil. Setiap ujung duktus alveolaris terdapat kelompok-
selama pernafasan.6,7
membran tipis transparan yang melapisi paru dalam dua lapis, yaitu:
Pleura parietal, melapisi bagian dalam pada dinding dada dan diafragma
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum
pleura. Ruang antara pleura normal jaraknya berkisar 18-20 µm dan terisi 10-20
ml cairan. Pada keadaan normal kavum pleura bersifat hampa udara sehingga
paru-paru dapat berkembang dan mengempis sewaktu bernafas dan juga terdapat
sedikit cairan eksudat yang berguna sebagai pelumas permukaan pleura untuk
15
menghindari pergesekan antara paru-paru dan dinding dada pada saat paru-paru
mengembang. Pleura parietalis tebalnya lebih rata dari pada pleura viseralis.
Pleura viseralis yang paling tipis terdapat pada bagian kranial sedangkan yang
Peredaran darah, limfe, dan persarafan paru berasal dari hilus paru,
terbentuk dari:
paru ke jantung
jaringan paru-paru
banyak
simpatis.
sedangkan pleura visceralis mendapat darah dari arteri bronchilais. Hanya pada
intercostalis dan nervus phrenicus. Costa dan diafragma bagian tepi mendapat
saraf dari nervus intercostalis, dan nyeri dari daerah ini akan menjalar ke dinding
16
terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Pada alveoli inilah proses pertukaran oksigen
(O2) dan dan karbondioksida (CO2) terjadi selama proses pernafasan, O2 masuk ke
udara napas dari lingkungan sekitar masuk ke saluran napas. Pars konduktoria
terdiri dari cavum nasi, laring, trakea, bronkus primer, bronkus sekunder, bronkus
bagian sistem respirasi yang mampu melakukan proses difusi O2-CO2 di mulai
berakhir di alveolus.7,8
Proses inspirasi
berkontraksi, terjadi perluasan volume thorak & paru serta penurunan tekanan
Proses ekspirasi
17
diafragma relaksasi sehingga rongga thorak menyempit dan tekanan naik sehingga
udara keluar.7,8
3.2 Tuberkulosis
3.2.1 Definisi dan Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis kompleks. Penyakit ini menyerang paru manusia namun juga dapat
atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini
sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama
trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial sulfolipids yang
berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang
(C60 – C90) yang dihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
dengan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada
M. tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan
terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam – alkohol.
kelompok antigen yang disekresi dan yang tidak disekresi (somatik). Antigen
yang disekresi hanya dihasilkan oleh basil yang hidup, contohnya antigen 30.000
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
19
positif.
terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi
positif.
20
adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan
HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB
menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya
3.2.2 Patofisiologi
3.2.2.1 Tuberkulosis Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana
saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat
tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya.
tuberkulosis inilah yang terutama menjadi problem kesehatan rakyat, karena dapat
yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus superior maupun lobus
inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumonik kecil. Nasib
sarang pneumonik ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut:
menjadi lebih keras, terjadi perkapuran, dan akan sembuh dalam bentuk
dibatukkan keluar.
atas
mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi
23
Kaviti bisa pula menjadi bersih dan menyembuh yang disebut open healed
respon imun seluler (cell mediated immunity) dan reaksi hipersensitivitas tipe
difagositosis oleh makrofag alveolar dan umunya dapat dihancurkan. Bila daya
dan menyebabkan lisis makrofag. Pada umunya pada stage ini tidak terjadi
pertumbuhan kuman.
dan kuman tuberkulosis difagositosis oleh makrofag lain yang masuk ke tempat
antigen. Pada stage ini delayed of hypersensitivity (DHT) merupakan respon imun
utama yang mampu menghancurkan makrofag yang berisi kuman. Respon ini
24
terbentuk 4-8 minggu dari saat infeksi. Dalam solid caseous center yang
terhenti, namun respon imun DHT ini menyebabkan perluasan caseous center dan
caseous necrosis tapi tidak dapat berkembang biak karena keadaan anoksia,
penurunan pH dan adanya inhibitory fatty acid. Pada keadaan dorman ini
necrosis ini merupakan reaksi DHT yang berasal dari limfosit T, khususnya T
sitotksik (Tc) yang melibatkan clotting factor, sitokin TNF-α, antigen reaktif,
yang dilepaskan kuman yang mati. Pada reaksi inflamasi, endotel vaskuler
1), MHC class I dan II. Endotel yang aktif mampu mempersentasikan antigen
tuberkulin pada sel Tc sehingga menyebabkan jejas pada endotel dan memicu
jaringan.
Stage 4 : respon imun cell mediated immunity (CMI) memegang peran utama
biak di dalamnya dan selanjutnya akan dihancurkan oleh respon imun DHT,
sehingga caseous necrosis makin luas. Kuman tuberkulosis yang terlepas akan
Stage 5 : terjadi likuifikasi caseous center dimana untuk pertama kalinya terjadi
dinding bronkus. Perlunakan ini disebabkan oleh enzim hidrolisis dan respon
jaringan sekitar.
3.2.3 Klasifikasi
1 Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
rontgen dada menunjukkan gambar tuberkulosis aktif, TBC paru BTA Negatif
berat dan ringan. Bentuk berat bila gambar foto rontgen dada memperlihatkan
gambar kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far advanced” atau millier)
persendian, kulit ,usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain TBC
duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat
kelamin.
4. Tipe Penderita
a. Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
b. Kambuh (Relaps)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan dan berhanti 2
e. Lain- lain
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal
1. Gejala respiratorik
batuk darah
sesak napas
nyeri dada
28
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis
pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit,
maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi
dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
Demam
menurun
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak
nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi
yang rongga pleuranya terdapat cairan. Diagnosis pasti sulit ditegakkan sedangkan
TBC ekstra paru kemungkinan besar juga menderita TBC paru, oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan dahak dan foto rantgen dada. Pemeriksaan ini
lain seperti foto toraks, biakan, dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada
penyakit.
Kaviti terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau
nodular.
Efusi pleura
Fibrotik terutama pada segmen apical atau posterior lobus atas dan
Kalsifikasi
Penebalan pleura
paru.1,10,13
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk
dan lain-lain.1,8,9,11
pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun
pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan
Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan
efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis
3.2.6 Penatalaksanaan
3.2.6.1 Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
Rifampisin
INH
Pirazinamid
32
Streptomisin
Etambutol
Kanamisin
Amikasin
Kuinolon
o Kapreomisin
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
Tuberkulosis di Indonesia:
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
sementara ini disediakan dalam bentuk OAT kombipak. Tablet OAT KDT ini
terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
34
Paket Kombipak terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu paket,
disediakan program untuk mengatasi pasien yang mengalami efek samping OAT
KDT. Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1)
TB:
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut
jauh lebih rendah daripada OAT lapis pertama. Di samping itu dapat juga
paling sering didiagnosis dengan tuberkulin test. Pada umumnya menyerang anak,
tetapi bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. Pasien
dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. Pada 15% kasus
Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih
sering terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingula serta segmen
anterior lobus atas. Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini adalah
Pada paru bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang mungkin
tersembunyi dibelakangnya.
Gambar 7. Tuberkulosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar) pada foto
toraks PA dan lateral15
38
Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen biasanya dilapangan atas
dan segmen apikal lobi bawah. Kadang-kadang juga terdapat di bagian basal paru
yang biasanya disertai oleh pleuritis. Pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis