HIDROPNEUMOTHORAKS
DISUSUN OLEH :
Loisya
Adrian F. Tambun
Regina Saely Sitanggang
Apri Hendrova S.
PEMBIMBING :
dr. Desmonia Damanik, Sp.P
dr. Tulus Manurung
RS HKBP BALIGE
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan
pleura parietalis. Pleura merupakan suatu membran serosa yang melapisi
permukaan dalam dinding toraks kanan dan kiri, melapisi permukaan superior
diafragma kanan dan kiri, melapisi mediastinum kanan dan kiri yang semuanya
disebut pleura parietalis. Kemudian pada pangkal paru, membran serosa ini
berbalik melapisi paru dan disebut pleura viseralis yang berinvaginasi mengikuti
fisura yang membagi tiap lobusnya. Diantara pleura parietal dan viseral terdapat
ruang yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan pleura seperti
lapisan film karena jumlahnya sangat sedikit yang hanya berfungsi memisahkan
pleura parietal dan viseral. Cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura dari
dinding dada yaitu bagian pleura parietalis dan mengalir meninggalkan rongga
pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam aliran limfa untuk
melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan
tersebut pada saat pernafasan. Arah aliran cairan pleura tersebut ditentukan oleh
tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik di kapiler sistemik. Pleura seringkali
mengalami pathogenesis seperti terjadinya efusicairan misalnya hidrotoraks dan
pleuritis eksudatif karena infeksi, hemotoraks bila rongga pleura berisi darah,
cairan limfe, piotoraks atau empiema thoracis bila berisi nanah, pneumotoraks
bila berisi udara dan bila disertai cairan di dalam rongga pleura disebut
hidropneumotoraks.1,2,3,6
Etiologi dari beberapa keadaan tersebut diatas biasanya berasal dari
penyakit paru seperti pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura,
bronkiektasis, tuberculosis paru, aktino mikosis paru dan dari luar seperti trauma
toraks, pembedahan toraks, torakosentesis pada efusi pleura. Pada kasus ini yang
ingin dibahas adalah mengenai kasus Hidropneumotoraks.6
Hidropneumothorax adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan
cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empyema) dan hal ini di namakan
dengan pyopneumothorax. Sedangkan pneumothorax itu sendiri ialah suatu
keadaan, dimana hanya terdapat udara di dalam rongga pleura yang juga
mengakibatkan kolaps jaringan paru. Pencatatan tentang insiden dan prevalensi
hidropneumothorax belum ada dilakukan, namun insiden dan prevalensi
pneumothorax berkisar antara 2,4 – 17,8 per 100.000 penduduk per tahun.6
Pada gambaran radiologi hidropneumothorax merupakan perpaduan antara
gambaran radiologi dari efusi pleura dan pneumothorax. Pada hidropneumothorax
cairan pleura selalu bersama-sama udara, maka meniscus sign tidak tampak. Pada
foto supine maka akan dijumpai air fluid level meskipun cairan sedikit. Pada foto
tegak terlihat garis mendatar karena adanya udara di atas cairan. Gambaran
radiologi pada hidropneumothorax ini ruang pleura sangat translusen dengan tak
tampaknya gambaran pembuluh darah paru, biasanya tampak garis putih tegas
membatasi pleura visceralis yang membatasi paru yang kolaps, tampak gambaran
semiopak homogen menutupi paru bawah, dan penumpukan cairan di dalam
cavum pleura yang menyebabkan sinus costofrenikus menumpul.5,6
BAB II
DASAR TEORI
Pneumothoraks
Adanya udara yang berada di rongga pleura disebut dengan
pneumothoraks. Gambaran radiologi dari pneumothoraks yaitu adanya
bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru (avasculer
pattern) dengan batas paru berupa garis radioopak tipis berasal dari
pleura visceral. Jika pneumothoraks luas, akan menekan jaringan paru
ke arah hilus atau paru menjadi kuncup/kolaps di daerah hilus dan
mendorong mediastinum ke arah kontralateral. Selain itu sela iga
menjadi lebih lebar. Bila udara berasal dari paru melalui suatu
robekan yang berupa katup (ventil) maka tiap kali menarik napas
sebagian udara yang masuk kedalam rongga pleura tidak dapat keluar
lagi, kejadian ini bila lama akan menyebabkan semakin banyak udara
yang terkumpul dalam rongga pleura sehingga kantong udara pleura
mendesak mediastinum dan paru yang sehat. Keadaan ini dapat
mengakibatkan fungsi pernapasan sangat terganggu yang disebut
tension pneumothoraks.Sedangkan jika pada pneumothoraks dimana
kantong udara pleura tidak mendesakmediastinum dan paru yang sehat
maka keadaan ini disebut dengan simple pneumothoraks.8
Efusi pleura 5,10
Seiring dengan bertambahnya jumlah efusi subpulmonal, efusi
tersebut akan mengisi dan menumpulkan sudut costophrenicus
posterior, yang dapat terlihat pada tampilan foto lateral. Hal ini terjadi
apabila jumlah cairan sebanyak kurang lebih 75 ml. Ketika cairan
mencapai jumlah 300 mL, maka akan terjadi penumpulan pada sudut
costophrenicus lateral pada posisi foto tegak. Hal ini harus dibedakan
dengan penebalan pleura akibat fibrosis yang dapat memberikan
gambaran yang serupa.Akan tetapi pada fibrosis tidak terjadi
perubahan posisi sesudai dengan perubahan posisi pasien.
- Tanda Meniskus (Meniscus Sign)Sifat elastisitas alami dari
paru-paru akan membuat cairan terlihat lebih tinggi sepanjang
margin lateral thorax dibanding medial pada posisi tegak. Hal
ini menghasilkan gambaran meniskus, dimana efusi tampak
lebih tinggi pada bagian sisi dan lebih rendah pada bagian
tengah. Pada proyeksi lateral, cairan akan terlihat seperti
bentuk huruf U, dengan posisi sama tinggi anterior dan
posterior.
Gambaran 3. meniskus sangat mengindikasikan adanya sebuah efusi.
Ketika pasien berada dalam posisi tegak, cairan pleura akan jatuh
ke dasar rongga dada karena gaya gravitasi. Ketika pasien dalam posisi
terlentang efusi yang sama akan mengalir bebas sepanjang rongga pleura
posterior dan menghasilkan gambaran kabut yang homogen pada seluruh
hemithorax.
2.2.5 Diagnosis 6
Anamnesis
Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri dada seperti ditusuk
tusuk setempat pada sisi paru yang terkena, kadang kadang menyebar ke arah
bahu, hipokondrium dan scapula disertai sesak nafas. Rasa nyeri dan sesak nafas
ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat dan rasa sakit bertambah
saat bernafas dan batuk.
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi:
terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batuk batuk, sianosis serta iktus
kordis tergeser kearah yang sehat.
- Palpasi:
dijumpai satium intercostalis yang melebar stemfremitus melemah, trakea tergeser
kearah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke arah yang sehat.
- Perkusi:
dijumpai sonor, hipersonor.
- Auskultasi:
mungkin di jumpai suara nafas yang melemah sampai menghilang.
Pemeriksaan Penunjang 7
1. Pemeriksaan Foto Thorax lateral, ini untuk melihat gambaran cavum
pleura yang berisi cairan dan udara (hidropneumothorax) lebih maksimal.
2. Computer Tomography Scan (CT scan) paru, melalui pemeriksaan CT –
Scan dapat lebih jelas dan teliti menentukan daerah pasti penumpukan
cairan terjadi, apakah pada cavum pleura atau parenkim paru, sehingga
dapat memperkuat diagnosis. Pada hidropneumothorax proses terjadi pada
cavum pleura sedangkan pada abses paru prosesnya terjadi di parenkim.
Selain itu dengan CT – Scan juga dapat terlihat apakah adanya masa pada
paru atau proses spesifik seperti TB dengan lebih jelas.
2.2.6 Penatalaksanaan 8
Water Sealed Drainage (WSD)
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara,
cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum
dengan menggunakan pipa penghubung.
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema, bedah paru karena ruptur pleura
udara dapat masuk ke dalam rongga pleura, reseksi segmental misalnya
pada tumor, lobectomy misal pada tumor, abses, tuberculosis.
Tujuan Pemasangan WSD
1. Memungkinkan cairan( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga
pleura.
2. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura.
3. Mencegah udara masuk kembali kerongga pleura yang dapat
menyebabkan pneumotoraks
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;
2012.
2. Moore KL, Agur AMR. Clinical anatomy. 3rd Edition. Lippincott
Williams & Wilkins; United States :2007: p.1-2
3. Charalampos Charalampidis1 , Andrianna Youroukou,dkk. Pleura space
anatomy. Journal of Thoracic Disease. 2015;7(1):hal : 27- 32
4. Rubins J. Pleural Efusion. Medscape [Internet]. 2013. Tersedia pada :
URL:http://emedicine.medscape.com/article/299959workup#aw2aab6b5b
2
5. Corner J, Carrol M, Brown I, Delany D. Ch. Pleural efusion. Dalam: Chest
xray made easy. Churchill Livingstone. Hal 28-30
9. Rasyid Ahmad. Abses Paru. Dalam Buku Ajar Ilmu penyakit dalam. Edisi
II. Buku Ajar ilmu penyakit dalam. 2015. Hal. 1651-1657
10. Halim Hadi. Penyakit- penyakit pleura. Dalam Buku Ajar Ilmu penyakit
dalam. Edisi II. Buku Ajar ilmu penyakit dalam. 2015. Hal. 1631-1639