BAB II
TINJAUAN TEORITIS
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga
yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrme (SARS). Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak
menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang
(sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari
setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan
bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti
tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin terkena
25
penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu> 380c), batuk, dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburuknya secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
kondidi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika
terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut klinis yang dapat muncul jika terinfeksi (PDPI,
2020)
1. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demma, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan
nyri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak dengan demam dan
25
gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala
2. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demma, batuk,, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pnemonia berat. Pada anak-anak dengan pnemonia tidak berat
napas
kelompok virus yang sama dengan virus SARS dan MERS yang juga pernah
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
1 sampai 14 hari. Selama masa inkubasi, orang yang terinfeksi belum menunjukan
virus tersebut kepada orang lain. Sebuah studi dari Du Zet. al melaporkan bahwa
25
tinggi pada sekret pernapasan. Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 juga
simptomatik memiliki viral load yang serupa sehingga keduanya masih berisiko
pada umumnya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain
yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air
dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada
pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Saat ini, WHO dan komunitas ilmiah
tertutup dengan ventilasi yang buruk. Penelitian yang lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk mengetahui dengan pasti perihal transmisi melalui udara ini.
Pada anamnesisi gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama:
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak
berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala : kontak
wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat
memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
4. Kasus probable
5. Kasus terkonfirmasi
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah : saluran napas atas
3. Bronkoskopi
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah. Kultur darah untuk
1. Isolasi pada semua kasus sesuai dengan gejala klinis yang muncul,
Sp02 ≥ 90% pada pasien tidak hamil dan ≥92-95% pada pasien hamil
6. Terapi cairan. Terapi cairan konservatif diberikan jika ada bukti syok
elektrolit
Saat ini belum ada penelitian atau bukti tatalaksana spesifik pada
boleh diberikan dalam situasi uji klinis yang disetujui oleh komite etik
2020)
pengelola dan pemilik Rumah Sakit serta regulator. Bahkan di masa pandemik
keamanan yang lebih ketat dimana Protokol PPI diikuti sesuai standar. Prosedur
Prinsip utama pengaturan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru
(PPI), penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di unit kerja dan
masker bagi petugas, pengunjung dan pasien, menjaga jarak antar orang >1m
dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
COVID-19.
yang efektif dan pengawasan isolasi mandiri dan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan setempat
COVID-19.
25
seperti:
Sakit.
di Rumah Sakit.
Sakit.
25
1. Alur Pasien
Pasien masuk ke Rumah Sakit melalui pintu utama yakni dapat melalui
IGD atau melalui area rawat jalan. Proses masuknya pasien melalui pintu utama
perjanjian).
Pasien yang masuk ke Rumah Sakit melalui mekanisme ini harus melalui
proses skrining. Bila dari hasil skrining dicurigai COVID-19 maka pasien
diarahkan menuju triase IGD atau rawat jalan khusus COVID-19. Sebaliknya
bila dari skrining tidak dicurigai COVID-19 maka pasien diarahkan menuju
triase IGD atau rawat jalan non COVID-19 sesuai kebutuhan pasien.
2. Skrining
b. Tujuan skrining
COVID-19.
Rumah Sakit.
kesehatan.
a. Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama40 s/d
2) Gejala klinis : demam (suhu badan > 38o C) atau riwayat demam
tenggorokan)
3) Riwayat epidemiologis :
19.
gangguan pernapasan.
- Kontak erat
meter.
- Bila dari hasil skrining pengunjung dan petugas Rumah Sakit tidak
memadai
arah
berikut :
5. TRIASE
2) Triase dilakukan di pintu masuk pasien yaitu di IGD dan rawat jalan.
3) Tindakan yang dilakukan pada triase IGD khusus COVID-19 selain untuk
memungkinkan).
disepakati /perjanjian
c. Jaga jarak dengan pasien lain >1 m termasuk dalam menaiki tangga
kepada petugas.
- Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera
berobat ke fasyankes
sembuh
- Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan pasien
lain
2. Di Rumah Sakit
pasien/pengunjung
25
30 detik.
Pelayanan Kesehatan
transmisi.
a. Kewaspadaan Standar
moment WHO:
b. Melepas APD
peralatan medis
APD dipakai untuk melindungi petugas atau pasien dari paparan darah,
cairan tubuh sekresi maupun ekskresi yang terdiri dari sarung tangan, masker
bedah atau masker N95, gaun, apron, pelindung mata (goggles), faceshield
dipatuhi:
jam tangan
pasien
menimbulkan aerosol
bersih
dibutuhkan
Untuk informasi terkait alat pelindung diri dapat mengacu pada Petunjuk
c) Kebersihan Pernafasan
system pernafasan.
(3) Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut dan hidung menggunakan
tissue / menggunakan lengan atas bagian dalam saat batuk atau bersinn.
d) Kebersihan Lingkungan
e) Penanganan Linen
dibagi menjadi dua yaitu linen kotor tidak ternoda darah atau cairan
(2) Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan linen kotor
tanpa noda darah dan cairan tubuh, masukan kewadah infeksius yang
tertutup dan diberi label. Semua linen harus dikemas (dimasukan dalam
(3) Ganti linen setiap satu atau dua hari atau jika kotor dan sesuai dengan
(4) Linen harus ditangani dan diproses khusus untuk mencegah kontak
(5) Gunakan APD yang sesuai dengan risiko saat menangani linen
infeksius
(6) Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup, dan tidak bercampur
f) Tatalaksana Limbah
25
(3) Pertahankan tempat limbah tidak lebih mencapai 3/4 penuh sudah
dibuang
Limbah Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas yang
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
2014).
pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap
1. Tahu (Know)
yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni
merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk
mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat
2. Memahami (Comprehention)
25
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
3. Aplikasi (Application)
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
4. Analisis (Analysis)
komponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang
5. Sintesis (Synthesis)
perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses, diantaranya:
2. Interest atau merasa tertarik yakni individu mulai tertarik pada stimulus
tersebut.
4. Trial atau percobaanya itu dimana individu mulai mencoba perilaku baru .
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
menerima informasi.
b. Pekerjaan
c. Umur
kedewasaannya.
d. Faktor Lingkungan
e. Sosial Budaya
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka