Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kolelitiasis (Batu empedu)


Sub topik : Pengertian Kolelitiasis (Batu empedu)
Waktu : +/- 30 menit

1. Tujuan instruksional umum


Untuk meningkatkan pengetahuan semua pengunjung tentang penyakit Kolelitiasis (Batu
empedu)

2. Tujuan instruksional khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang Kolelitiasis (Batu empedu) diharapkan
semua pengunjung dapat:
a. Menyebutkan pengertian Kolelitiasis (Batu empedu)
b. Menyebutkan penyebab Kolelitiasis (Batu empedu)
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Kolelitiasis (Batu empedu)
d. Menyebutkan pengobatan / penatalaksanaan Kolelitiasis (Batu empedu)

3. Sasaran
Klien dan keluarga klien

4. Materi
a. Pengertian Kolelitiasis (Batu empedu)
b. Tanda dan gejala penyakit Kolelitiasis (Batu empedu)
c. Penyebab penyakit Kolelitiasis (Batu empedu)
d. Pencegahan Kolelitiasis (Batu empedu)
e. Pengobatan

5. Metode
- Ceramah dan tanya jawab
- Flipchart
- Demonstrasi

6. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Screen
4. Leaflet

7. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegitan Penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan:
- Memperkenalkan diri - Menyambut salam dan
- Menjelaskan tujuan dari mendengarkan
penyuluhan - Mendengarkan
- Melakukakan kontrak waktu - Mendengarkan
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan - mendengarkan
diberikan
2 12 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pengertian Kolelitiasis (Batu memperhatikan
empedu) - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang memperhatikan
penyebab Kolelitiasis (Batu - Mendengarkan dan
empedu) memperhatikan
- Menjelaskan tentang tanda - Mendengarkan dan
dan gejala penyakit memperhatikan
Kolelitiasis (Batu empedu) - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang memperhatikan
pencegahan Kolelitiasis (Batu - Bertanya menjawab pertanyaan
empedu) yang diajukan
- Menjelaskan tentang
penanganan Kolelitiasis (Batu
empedu)
- Memberikan kesempatan
pada semua pengunjung
untuk bertanya
3 10 menit Evaluasi:
Menanyakan pada semua - Menjawab dan menjelaskan
pengunjung tentang materi pertanyaan
yang diberikan dan
reinforcement kepada semua
pengunjung bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
4 3 menit Terminasi:
- Mengucapkan terimakasih - Mendengarkan dan membalas
kepada semua pengunjung salam
- Mengucapkan salam

8. Kriteria Evaluasi
Kriteria struktur :
 Klien dan keluarga klien
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.
 Kriteria Proses :
 Mempersiapkan materi dan mengkonsulkan pada pembimbing
 Klien dan keluarga klien antusias terhadap materi penyuluhan.
 Klien dan keluarga klien konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Klien dan keluarga klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
 Kriteria Hasil :
 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang pengertian Kolelitiasis (Batu empedu)
 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang penyebab Kolelitiasis (Batu empedu)
 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang tanda dan gejala Kolelitiasis (Batu empedu)
 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang tindakan pencegahan Kolelitiasis (Batu
empedu)
 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang tindakan pengobatan/penatalaksanaan
Kolelitiasis (Batu empedu)
MATERI KOLELITIASIS (BATU EMPEDU)

A. Pengertian Kolelitiasis (Batu empedu)


Kolelitiasis adalah pembentukan batu empedu yang biasanya terbentuk dalam kandung empedu
dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu (Brunner & Suddarth, 2001). Batu empedu
merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium,
protein, asam lemak dan fosfolipid (Price & Wilson, 2005).

B. Tanda dan Gejala Hipertensi


Batu empedu mungkin tidak menimbulkan gejala selama berpuluh tahun. Gejalanya mencolok:
nyeri saluran empedu cenderung hebat, baik menetap maupun seperti kolik bilier (nyeri kolik yang
berat pada perut atas bagian kanan) jika ductus sistikus tersumbat oleh batu, sehingga timbul rasa
sakit perut yang berat dan menjalar ke punggung atau bahu. Mual dan muntah sering kali berkaitan
dengan serangan kolik biliaris. Sekali serangan kolik biliaris dimulai, serangan ini cenderung makin
meningkat frekuensi dan intensitasnya. Gejala yang lain seperti demam, nyeri seluruh permukaan
perut, perut terasa melilit, perut terasa kembung, dan lain-lain.

C. Penyebab Hipertensi
Etiologi batu empedu masih belum diketahui sepenuhnya, akan tetapi, tampaknya faktor
predisposisi terpenting adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu.
Kondisi klinis yang dikaitkan dengan semakin meningkatnya insiden batu empedu adalah
diabetes, sirosis hati, pangkreatitis, kanker kandung empedu dan penyakit/reseksi ileum. faktor
lainnya adalah obesitas, multipararitas, pertambahan usia, jenis kelamin perempuan dan ingesti
segera makanan yang mengandung kalori rendah/lemak rendah.

D. Pencegahan Hipertensi
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kolelitiasis pada orang sehat yang memiliki
risiko untuk terkena kolelitiasis. Pencegahan primer yang dilakukan terhadap individu yang
memiliki risiko untuk terkena kolelitiasi adalah dengan menjaga kebersihan makanan untuk
mencegah infeksi, misalnya S.Thyposa, menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi asupan
lemak jenuh, meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, dan serat makanan lain yang akan
mengikat sebagian kecil empedu di usus sehingga menurunkan risiko stagnasi cairan empedu di
kandung empedu , minum sekitar 8 gelas air setiap hari untuk menjaga kadar air yang tepat dari
cairan empedu.
2) Pencegahan Sekunder
Batu empedu dapat dicegah dengan mengghindari diet ketat karena bisa menyebabkan munculnya
batu empedu akibat peningkatan pelepasan kolesterol dari hati kedalam empedu.. Batasi makanan
tinggi lemak dan tingkatkan asupan serat serta aktivitas fisik untuk mengurangi risiko terjadinya
batu empedu.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan KB oral, terapi sulih hormon, dan obat
penurun kolesterol karena obat-obatan tersebut terbukti dapat meningkatkan pelepasan kolesterol
ke dalam empedu.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan
kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri
dan keluhan lain. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan memerhatikan asupan makanan.
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi gatrointestinal)
mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan
kontraksi kandung empedu.

E. Pengobatan
1) Penanggulangan non bedah
 Disolusi Medis
Adalah cara penghancuran batu dengan pemberian obat-obatan oral. Pemberian obat-obatan ini
dapat menghancurkan batu pada 60% pasien dengan kolelitiasis, terutama batu yang kecil.
Angka kekambuhan mencapai lebih kurang 10%, terjadi dalam 3-5 tahun setelah terapi.
Disolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi nonoperatif diantaranya batu
kolesterol diameternya < 20 mm, batu kurang dari 4 batu, fungsi kandung empedu baik dan
duktus sistik paten. Pada anak-anak terapi ini tidak dianjurkan, kecuali pada anak-anak dengan
risiko tinggi untuk menjalani operasi.
 Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)
Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke
dalam usus halus. Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah
selang di dalam sfingter oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar
sehingga batu empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. ERCP dan
sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari 4 dari setiap 1.000
penderita yang meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih
aman dibandingkan pembedahan perut. ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita
batu saluran empedu yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat.
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Prosedur non invasive ini menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated Shock Wave)
yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung empedu atau duktus koledokus dengan
maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa sejumlah fragmen. (Smeltzer,SC dan
Bare,BG 2002).
ESWL sangat populer digunakan beberapa tahun yang lalu. Analisis biaya-manfaat pada saat
ini memperlihatkan bahwa prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar
dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.
2) Penanggulangan bedah
 Kolesistektomi terbuka
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan kolelitiasis.
Komplikasi yang paling bermakna yang dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang
terjadi pada 0,2% pasien. Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari
0,5%. Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti
oleh kolesistitis akut.
 Kolesistektomi laparoskopik
80-90% batu empedu di Inggris dibuang dengan cara ini karena memperkecil resiko kematian
dibanding operasi normal (0,1-0,5% untuk operasi normal) dengan mengurangi
komplikasi pada jantung dan paru. Kandung empedu diangkat melalui selang yang
dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut.

Anda mungkin juga menyukai