bahwa kelompok jenis kelamin pasien rawat inap yang menderita Hipertensi yang
berada di Rumah Sakit Imelda Medan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.1
1. Laki-laki 20 57,1
2. Perempuan 15 42,9
Total 35 100
pasien yang menderita Hipertensi adalah laki-laki yaitu 20 orang (57.1%) dan
bahwa kelompok umur pasien rawat inap yang berada di Rumah Sakit Imelda
Medan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel distribusi berikut ini:
Tabel 4.2
Total 35 100
umur pasien 41-50 sebanyak 17 orang (48,6%) dan minoritas umur 61-70
bahwa tingkat pendidikan pasien rawat inap yang berada di Rumah Sakit Imelda
Medan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel distribusi berikut ini:
Tabel 4.3
1. SD 1 2,9
2. SMP 8 22,9
3. SMA 21 60,0
4. SARJANA 5 14,2
Total 35 100
pendidikan pasien SMA 21 orang (60%) dan minoritas tingkat pendidikan pasien
SD 1 orang (2.9%).
4.1.4 Uji T Test Tekanan Darah Sistole sebelum dan sesudah diberikan
Slow Deep Breathing Pada pasien Hipertensi
pengaruh pemberian Slow Deep Breathing terhadap tekanan darah Sistole pada
Tabel 4.4
Sistole_sebelum -
Pair 1 4,229 2,591 ,438 3,339 5,118 9,657 34 ,000
Sistole_sesudah
Dari tabel 4.4 dapat diketahui P Value 0,00 < 0,05 hal tersebut
Sistole.
4.1.5 Uji T Test Tekanan Darah Diastole sebelum dan sesudah diberikan
Slow Deep Breathing Pada pasien Hipertensi
Dari hasil penelitian terhadap 35 responden didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh pemberian Slow Deep Breathing terhadap tekanan darah Diastole pada
pasien dapa kita lihat pada table distribusi dibawah:
Tabel 4.5
Lower Upper
Diastole_sebelum -
Pair 1 2,143 ,733 ,124 1,891 2,395 17,287 34 ,000
Diastole_sesudah
Dari tabel 4.4 dapat diketahui P Value 0,00 < 0,05 hal tersebut
Diastole.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Juli 2021
maka peneliti akan membahas pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (RSU
beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan darah setiap orang. Hal ini
mempengaruhi besarnya tekanan darah setiap orang yaitu terdiri dari faktor resiko
yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin, etnis/ras dan keturunan
sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan yaitu kegemukan, stres,
mayoritas pasien yang menderita hipertensi adalah pasien yang berjenis kelamin
orang (42,9%). Menurut Le Mone & Burke, 2018 Pada usia 35 – 54 tahun, 2 dari
5 laki-laki mengalami hipertensi dan Sampai usia 55 tahun laki-laki lebih banyak
mengalami hipertensi dari pada wanita. Hal ini sesuai dengan teori yang
lanjut. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan
mayoritas pasien yang menderita hipertensi adalah usia 41-50 tahun sebanyak 17
orang (46,8%), 51-60 tahun sebanyak 12 orang (36,3) dan usia 61-70 sebanyak 6
orang ( 17,1%). Menurut (Black & Hawk, 2014) Hipertensi primer secara awal
terlihat pada usia 30 sampai 50 tahun. Penyakit hipertensi paling dominan terjadi
pada kelompok umur 31-55 tahun, dikarenakan sering bertambahnya usia. Pada
umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada
aktivitas saraf simpatis melalui peningkatan central inhibitory rythms yang akan
penurunan tekanan darah. Oleh karena itu latihan slow deep breathing dapat
2012)
melihat Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Dirumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan Tahun
2021 maka diperoleh hasil dengan nilai probabilitas sitole dan diastole (p) = 0,00
(p < 0,05) yang artinya ada Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ni Putu Sumartini dan Ilham
Miranti yang meneliti tentang Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan
menggunakan uji T Test didapatkan hasil sistole (p) = 0,00 < 0,05 dan hasil
diastole (p) = 0,00 < 0,05 hal tersebut menunjukkan adanya Pengaruh Slow Deep
(2014) di Puskesmas Bendosari, hasill uji statistik dengan menggunaka uji paired
t-test pada tekanan darah sistole didapatkan nilai p=0,000, berarti pada alpha 5%
terlihat ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan darah pada pasien
hipertensi sebelum dan sesudah tindakan terapi tehnik nafas dalam (deep
breathing), yaitu Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh pemberian
terapi tehnik nafas (deep breathing) terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di
didapatkan hasil sistole (p) = 0,00 < 0,05 dan hasil diastole tidak sejalan dengan
penelitian dengan (p) = 0,166 hal tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh slow
deep breathing terhadap tekanan darah sistole dan diastole. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa latihan slow deep breathing dapat digunakan sebagai
terapi nonfarmakologi pada pasien hipertensi selain mudah dilakukan, slow deep
deep breathing jika dilakukan dengan benar akan memberikan pengaruh terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti
berpendapat bahwa relaksasi slow deep breathing jika dilakukan dengan benar
Hambatan yang didapat peneliti saat melakukan penelitian adalah tidak dapat
memantau pola hidup responden dan pelaksanaan slow deep breathing yang
dilakukan responden, karena pola hidup responden tidak teratur dan responden
tidak selalu melakukan latihan slow deep breathing karena kesibukan masing-
masing dalam pekerjaannya. Peneliti juga tidak dapat memantau pola hidup
karena pola hidup responden tidak teratur dan responden tidak selalu melakukan
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran