Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam

tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan). Kolesterol

yang terdapat dalam makanan berasal dari hewan seperti kuning telur, daging,

hati, dan otak (Murray et al, 1999). Kolesetrol dibutuhkan bagi tubuh dan

digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan

membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol

sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan yang optimal. Kadar kolesterol

dalam darah < 200mg/dl dan apabila kadar koleterol dalam darah sudah mencapai

>240 mg/dl dapat dikatakan kadar kolesterol tinggi (Vella, 2009). Kolesterol

sangat larut dalam lemak, tetapi hanya sedikit larut dalam air dan mampu

membentuk ester dengan asam lemak (guyton & Hall, 2007).

Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah

hiperkoletrolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung

koroner (PJK). Saaat ini PJK menjadi penyebab kematian utama di negara

berkembang. Angka kematiannya diperkirakan meningkat hingga 28% per tahun.

data riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner di

indonesia berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter sebesar 0,5%, dan

berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Data riskesdas tahun
2018 menunjukkan adanya peningkatan proporsi obesitas sentral pada dewasa >15

tahun sejak tahun 2017 hingga 2018. Pada tahun 2007 angka kejadiannya

mencapai 18,8%, 26,6% di tahun 2013 dan naik menjadi 31% di tahun 2018.

Faktor resiko hiperkolestrolemia terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor

yang dapat dikendalikan dan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Faktor

resiko yang dapat dikendalikan antara lain kegemukan, asupan kolesterol, asupan

serat rendah, asupan lemak tinggi, aktifitas fisik yang rendah, perubahan keadaan

sosial dan stress, dan merokok. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat

dikendalikan yaiyu genetik, jenis kelamin, usia, geografis, dan ras. Olahraga dapat

memperbaiki profil lipid darah yaitu dengan menurunkan kadar kolesterol total,

low density lipoprotein (LDl), kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) dan

trigliserida (Soeharto, 2004)

Lansia adalah gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam

peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional seseorang. Usia tua

dipandang sebgai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial

sangat tersebar luas dewasa ini. Usia tua di alami denagn cara yang berbeda beda,

ada orang usia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks

eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan

kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad nerbakti, ada juga lanjut usia

yang memandang usia tua dengan sikap – sikap yang berkisar antara kepasrahan

yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan. Lansia ini menjadi

terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses

kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri (Beare and Stanley, 2007).
Penduduk di seluruh dunia dengan kelompok lanjut usia (lansia) yang

berumur 60 tahun keatas mengalami pertumbuhan dengan cepat dibandingkan

dengan kelompok usia lainnya. Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di

Asia tenggara yang memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured

population) karena jumlah penduduk yang berusia di atas 60 tahun sekitar 7,18%.

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan antara lain karena tingkat

sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan

kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Ponorogo, 2010)

Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh

penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Proses penuaan merupakan proses

yang engakibatkan perubahan – perubahan eliputi perubahan fisik, psikologi,

sosial, dan spiritual. Pada perubahan fisiologis terjadi penurunan sistem kekebalan

tubuh dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun dari luar tubuh. Salah satu

gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia adalah pada sistem

kardiovaskuler (Teguh, 2009). Secara alamiah lansia akan engalami labilitas

tekanan darah (Mubarak dkk, 2006). Oleh sebab itu, lansia dianjurkan untuk

selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur agar dapat mencegah penyakit

kardiovaskuler khususnya hipertensi (Martono & Pranaka, 2009). Latihan fisik

seperti senam yang teratur juga membantu mecegah keadaan – keadaan atau

penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi (Once, 2011).

Berdasarkan pengambilan data awal di kelompok prolanis puskesmas

Tamanan Bondowoso pada tanggal 5 Maret 2019 didapatkan 16 orang dengan


kadar kolesterol > 200 mg/dl, 5 orang disertai komplikasi hipertensi. Jumlah

peserta prolanis sebanyak 30 orang.

Menurut hasil penelitian dari Pontoh (2013), senam bugar lansia yang

dilakukan secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol darah pada lansia.

Jika kadar kolesterol mengalami penurunan, itu sangat baik bagi tubuh karena

dapat menghindarkan kita dari resiko penyakit kardiovaskular. Hasil peelitian oleh

Sri Hartini dan Mulyanti (2009) juga menunjukkan terjadinya penurunan kadar

kolesterol darah setelah dilakukan senam lansia secara rutin efektif pada lansia

merokok di dusun pirak merosutan sidoluhur sleman yogyakarta.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total di

Kelompok Prolanis Puskesmas Tamanan Bondowoso.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan kadar kolesterol total

di kelompok prolanis Puskesmas Tamanan Bondowoso?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan kadar

kolesterol total di kelompok prolanis puskesmas tamanan Bondowso.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kadar kolesterol total pada lansia sebelum dilakukan

intervensi senam lansia di kelompok prolanis puskesmas tamanan

bondowoso.

2. Mengetahui kadar kolesterol total pada lansia setelah dilakukan

intervensi senam lansia di kelompok prolanis puskesmas tamanan

bondowoso.

3. Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap penurunan kadar

kolesterol sebelum dan sesudah melakukan senam lansia di

kelompok prolanis Puskesmas Tamanan Bondowoso

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi institusi

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sumber data bagi penelitian

yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian

dengan masalah yang sama demi kesempurnaan penelitian ini.

1.4.2 Bagi instansi kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam melakukan upaya

pengontrolan kadar kolesterol sekaligus sebagai upaya preventif melalui

senam lansia pada pasien dengan kadar kolesterol tinggi khususnya.

1.4.3 Bagi pasien

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi sumber

informatif agar dapat menjaga kesehatannya dengan selalu memantau

kadar kolesterol total.


1.4.4 Bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai