Diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I
Oleh:
IKP-2B
Puji dan syukur seraya penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahuwata’ala atas karunia,
Rahmat, dan hikmat-Nyalah laporan yang berjudul Kehamilan pada Remaja ini dapat terselesaikan.
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I.
Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada penyusun,
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah subhanahuwata’ala.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan kemampuan penyusun sendiri, oleh karena
itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak khususnya para pembaca.
Harapan penyusun semoga laporan penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri,
umumnya bagi para pembaca.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................................ 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita remaja usia 14-19
tahun yang merupakan akibat perilaku seksual baik sengaja maupun tidak sengaja
(Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Angka pernikahan dini (pernikahan remaja
usia kurang dari 16 tahun) hampir dijumpai di seluruh provinsi di Indonesia. Sekitar 10%
remaja putri hamil dan melahirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun.
Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian dan kesakitan 2-4 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan remaja yang menikah di usia 20 tahun. Angka kematian bayi
30% lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan remaja berusia kurang dari 20 tahun (Yulifah,
2009). Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan
secara bermakna dengan risiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya.
Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat yang
merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawinan dan
kehamilan usia remaja. UU perkawinan No.1 Tahun 1974 dengan usia kawin perempuan
16 tahun menyebabkan perkawinan sah pada usia remaja meningkat. Biro Pusat Statistik
mengatakan bahwa 6,40% perempuan menikah pertamakali pada usia 16 tahun, 23,89%
usia 17-18 tahun dan 39,70% menikah pada usia 19 tahun.
Berdasarkan kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi risiko
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan anak seperti anemia, preeklamsi, eklamsi,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetri
lebih sering dibandingkan dengan kehamilan pada golongan usia 20 tahun keatas
(Soetjiningsih, 2004). Peran bidan dalam penanganan kehamilan remaja menurut
Pudiastuti (2010) yaitu bersikap bersahabat jangan mecibir, konseling pada remaja dan
keluarga, meliputi kehamilan dan persalinan, memeriksa kehamilan sesuai standar, bila
ingin aborsi, konseling resiko abortus.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun mengidentifikasikan rumusan
masalah dalam laporan ini, yaitu:
1. Bagaimana seksualitas pada remaja?
2. Bagaimana kehamilan pada remaja?
3. Bagaimana menjadi orang tua pada masa remaja?
4. Bagaimana peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan remaja?
5. Bagaimana etika yang harus dimiliki perawat dalam menangani kasus kehamilan pada
remaja?
6. Bagaimana pengkajian asuhan pada kehamilan remaja?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seksualitas pada remaja.
2. Untuk mengetahui kehamilan pada remaja.
3. Untuk mengetahui bagaimana menjadi orang tua pada masa remaja.
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan remaja.
5. Untuk mengetahui etika yang harus dimiliki perawat dalam menangani kasus
kehamilan pada remaja.
6. Untuk mengetahui pengkajian asuhan pada kehamilan pada remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
a. Dampak fisiologis seperti perasaan masalah, takut, cemas, deperesi, rendah diri,
bersalah dan berdosa.
b. Dampak fisik dapat menimbulkan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi,
perkembangnya penyakit menular seksual dikalangan remaja dimana dapat
menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis secara meningkatkan risiko terkena
HIV atau AIDS.
c. Dampak sosial yaitu dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil
dan perubahan peran menjadi ibu, belum lagi tekanan dari masyarakat yang
mencela dan menolak keadaan tersebut.
f. Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang gagal
berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.
Aziza dan Amperaningsih (2014) menyatakan faktor penyebab terjadinya kehamilan
pada remaja diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan remaja,
kurangnya peran orangtua dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya tentang kehamilan remaja, kurangnya pendidikan
penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, kurangnya penerapan ajaran agama dan iman
dalam diri remaja, perkembangan IPTEK, sosial budaya.
3. Dampak Kehamilan pada Remaja
Rohan dan Siyoto (2013) menyatakan dampak kehamilan diusia muda yaitu:
a. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya: karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh
tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang
serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20
tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,
pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang,
keadaan psikologi ibu kurang stabil.
c. Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh
8
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta.
e. Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia, makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia.
f. Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi,
yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
4. Upaya Mencegah Terjadinya Kehamilan Remaja
Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida,
Sarwat dan Marsheda 2016) yaitu:
a. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi
seksual yang aktif.
b. Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua
pasien remaja.
c. Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi.
hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan
lawan jenis, yang jika diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah.
b. Faktor telah melakukan hubungan biologis
Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
perempuan cenderung mendekatkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis
ini, bahwa karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. Tanpa
mengenyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, saya menganggap ini sebu
ah solusi yang kem ungkinan di kem udian hari akan menyesatkan anak-anak. Ibarat
anak kita sudah melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan memperbaiki
kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru membawa anak pada suatu kondisi yang
rentan terhadap masalah. Karena sangat besar di kemudian hari pernikahan anak-
anak tersebut akan dipenuhi konflik.
c. Hamil sebelum menikah Ini saya pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika
kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung
menikahkan anak-anak tersebut. Bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya
orang tua anak gadis ini tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi
kehamilan si gadis, maka dengan terpaksa orang tua menikahkan anak gadis
tersebut.
2. Sebab dari luar anak
a. Faktor Pemahaman Agama
Saya menyebutkan ini sebagai pemahaman agama, karena ini disebutkan sebagai
doktrin. Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak
menjalin hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama. Dan
sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan
anak-anak tersebut.
b. Faktor ekonomi
Kita masih banyak menemui kasus-kasus dimanaorang tua terlilit hutang yang
sudah tidak mampu. Dan jika si orang tua yang terlilit hutang tadi memiliki anak
gadis, maka anak gadis tersebut akan diserahkan sebagai "alat pembayaran kepada
10
piutang. Dan setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah hutang-hutang yang
melilit orang tua si anak.
c. Faktor adat dan budaya
Di beberapa daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahapria tentang
perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang orang tua
Dan akan segera dinikahkan sewaktu-waktu setelah anak tersebut mengalami masa
menstruasi. Padahal umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12
tahun. Maka dapat dipastikan anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun,
jauh di bawah batas usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU. Dari
kedua penyebab pernikahan dini, maka pernikahan dini yang terjadi bukan karena
si anak, yang menjadi korban adalah anak-anak perempuan.
E. Etika Yang Harus Dimiliki Oleh Perawat Dalam Menangani Kasus Kehamilan
Pada Remaja
1. Ikhlas
Maksudnya memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak mengharapkan
imbalan apapun, bersegera membantu pasien dengan sepenuh hati, memberikan
perhatian dengan mendengar keluh kesah pasien. Hindari sifat merendahkan,
meremehkan pasien dalam bentuk apapun tentang keadaan. penyakitnya,
kepribadiannya, fisiknya serta hubungan sosialnya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa etika perawat dalam praktek pelayanan kesehatan pada pasien yaitu ikhlas
perawat dalam menjalankan tugasnya betul-betul dilaksanakan dengan penuh keiklasan
hati yang paling dalam dan ikut merasakan apa yang dialami oleh pasien.
2. Ramah dan santun kepada pasien
Etika perawat dalam praktek pelayanan kesehatan pada pasien yaitu ramah dan santun
kepada pasien, perawat selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pasien
apalagi yeng berkaitan dengan keramahan dan sopan santun itu merupakan bagian dari
tugas perawat melayani pasien dengan baik agar pasien merasa senang karena kepusan
pasien yang berkaitan dengan sikap perawat atau tingkah laku adalah hal utama bagi
petugas kesehatan.
3. Belas kasih
Bersikap empati kepada pasien dan ikut merasakan penderitaan pasien tanpa harus larut
dengan masalah pasien.
4. Sabar dan tidak mudah marah
Perawat harus memahami konsep manusia yang unik, memiliki prilaku, respon dan
sikap yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hindari merasa kesal dengan pasien
yang cerewet dan memiliki respon yang berlebihan, karena jika perawat merasa kesal
akan berdampak pada hal yang tidak di inginkan.
5. Bersikap tenang, tepat dan cepat dalam bertindak
Bersikap tenang dalam bertindak mempunyai makna tidak tergesa-gesa dalam
memberikan asuhan keperawatan, teliti, berhati-hati, cermat dan rapi serta mempunyai
seni dalam merawat pasien.
12
6. Berikan sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian di sampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat dan pasien, namun
harus memperhatikan norma sosial.
7. Berpenampilan yang rapi, sopan dan menyenangkan pandangan
Berpakaianlah yang rapi, bersih, dan enak di pandang mata. Untuk wanita janganlah
terlalu mencolok dalam berdandan dan berpakaian, tapi mencerminkan kesederhanaan
dan kedewasaan dalam bernampilan. Misalnyadalam memakai bedak, jangan terlalu
menor, berlipstik jangan dengan warna merah mencolok, tidak memakai sepatu yang
bertumit tinggi.
8. Menghargai pasien
Hargai pasien karena pasien juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki
perasaaan. Perawat menerima klien apa adanya, tidak mengkritik, menghakimi, atau
mengejek klien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Mei 2022 pukul 08.30 WIB didapatkan
pasien mengeluh sering terasa sakit pada pinggang dan sering pusing, badan terasa
cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah,
ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak mengerti
dengan manfaat sayuan dan buah-buahan, dan Ibu juga tidak mengerti dengan
penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya. Ibu juga mengatakan takut
dengan keadaan janinya apabila tubuhnya mengalami penambahan berat badan.
Ibu juga mengatakan sering terasa buang air kecil.
b. Riwayat Kesehatan Lalu:
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi
dan DM.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi
dan DM.
d. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
▪ Umur : 12 tahun
▪ Siklus : teratur (28 hari)
▪ Lamanya : 6 hari
▪ Banyaknya : 3× ganti pembalut dalam sehari
▪ Konsistensi : merah encer
▪ Keluhan (disminore, dll) : sakit perut
▪ HPHT : 13-09-2021
▪ Taksiran Persalinan : 20-06-2022
14
- Perkawinan
▪ Lamanya Perkawinan : 1 tahun 5 bulan
▪ Berapa Kali Kawin : 1 kali
e. Data Keluarga Berencana
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelumnya dan ada rencana untuk
ikut KB sekarang karena ingin membesarkan anak terlebih dahulu.
f. Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil muda kemarin ibu sering merasa mual dan muntah, dan
saat hamil tua yang sering terasa hanya pusing pandangan mata kabur.
4. Data Psikologi
Ibu mengatakan kehamilan Sekarang adalah kehamilan yang diinginkan, dan anak
yang lahir sekarang disusui selama 6 bulan, dan adanya dukungan suami untuk
menyusui, selama interaksi antara ibu dengan bayi serta suami sangat baik.
5. Data Spiritual
Pasien merupakan seorang beragama islam dan percaya dengan adanya tuhan.
6. Data Sosial Ekonomi
Pasien dari ekonomi rendah tinggalbersama keluarga perempuan belum mempunyai
rumah, sehingga tidak mampu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3× sehari tidak
mengkonsumsi sayur
- Istirahat dan pola tidur : tidur 8 jam per hari tidak ditambah
tidur siang
8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
15
- Suhu : 36,6℃
- Nadi : 84×/menit
- Pernapasan : 20×/menit
2) Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rambut rontok
3) Muka : wajah tampak pucat, tidak tampak bintik-bintik hitam pada
wajah
- Mata : konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik
- Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung
4) Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari telinga
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan veta
jugularis
6) Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae menonjol, tidak ada lecet,
tidak ada pembengkakan dan tampak bersih
7) Palpasi
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar, keras, tidak
rata dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
- Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan keras seperti
papan kemungkinan punggung janin dan bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
- Leopold III : pada perut ibu bagian bawahteraba bulat, keras,dan masih
bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.
8) Auskultrasi : pada perut ibu bagian kanan terdengar detak jantung janin
(140×/menit)
9) Perkusi
Reflek patela : positif kiri dan kanan
9. Data Penunjang
a. Data Laboratorium
Hb : 9,7 gr/dl
10. Program Terapi Dokter
Obat Oral : Sf, vit. C
17
Manajemen Nutrisi:
20
DX Implementasi Evaluasi
1 Kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
09.00 WIB 09.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, S:
- dampak, tanda dan gejala, bahaya dan - Ibu mengatakanan sudah mengerti tentang
penatalaksanaan anemia penyebab anemia
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan - Ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
makanan yang banyak mengandung vit K O:
dan zat besi seperti sejenis kacang Ibu terlihat mengerti tentang anemia, penyebab
kacangan dan sayuran hijau anemia serta penanganan dari anemia walaupun
- Memberitahukan untuk menghindari belum lancar tetapi Ibu sudah bisa mengulang
terjadinya konstipasi dengan kembali
menganjurkan cairan yang adekuat dan A: Masalah belum teratasi
tinggi serat. P: Intervensi di lanjutkan
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 Pukul
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi 19.00 WIB
perdarahan (misalnya, lapor kepada S:
perawat). - Ibu mengatakan sudah memakan sayur
- Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul pada janinnya
19.00 WIB O:
- Hindari mengangkat benda berat Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan dan bisa
makanan yang kaya vitamin K menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan
- Cegah konstipasi A: Masalah belum teratasi
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda- P: Intervensi dilanjutkan
tanda perdarahan.
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022 pukul 16.00 WIB
pukul 16.00 WIB S:
- Evaluasi pekerjaan pasien - Ibu mengatakan sudah memakan sayur bayam
- Hindari mengangkat beban berat kemarin
- Suruh pasien banyak istirahat - Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan pada janinnya
makanan yang kaya vitamin k O:
- Cegah konstipasi Ibu terlihat sudah menghindari faktor risiko
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda- terjadinya perdarahan dan sudah mulai makan
tanda perdarahan. sayur dan buah
A: Masalah teratasi sebagian yaitu pada risiko
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 perdarahan
pukul 19.00 WIB P: Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi pekerjaan pasien
22
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 pukul
anemia 19.00 WIB
- Evaluasi Hb pasien S:
Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia
dan selalu menghindari terjadinya benturan dan
mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl normal dibawah 11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A: Masalah belum teratasi
P: Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
2 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022
pukul 08.30 WIB pukul 08.30 WIB
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas S:
yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan - Ibu mengatakan akan banyak istirahat
- Bantu pasien untuk memilih aktivitas - Ibu mengatakan akan mengurangi faktor
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan kelelahan
tidur siang bila diperlukan - Ibu mengatakan akan mengupayakan tidur
- Instruksikan pasien/orang yang terdekat siang
dengan pasien mengenai kelelahan O:
(gejala yang mungkin muncul dan Ibu terlihat mengerti tentang penyebab kelelahan
kekambuhan yang mungkin nanti akan dan terlihat sudah rileks
muncul kembali). A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2022
pukul 09.00 WIB Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
- Membantu ibu memilih tindakan yang bisa 09.00 WIB
dilakukan, menganjurkan ibu banyak S:
istirahat - Ibu mengatakan masih terasa letih saat
- Menghindari ibu mengangkat beban berat. beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul O:
19.00 WIB - Ibu terlihat paham tentang kelelahan
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang - Konjungtiva anemis, wajah masih pucat
menyebabkan keletihan - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 82×/menit,
- Menganjurkan ibu banyak istirahat pernapasan 19×/menit, suhu 36,5℃.
- Mengindari ibu mengangkat beban berat A: Masalah belum teratasi
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi P: Intervensi dilanjutkan
yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 pukul
- Monitor kalori dan asupan makanan 19.00 WIB
- Monitor kecendrungan terjadinya S:
penurunan dan kenaikan berat badan - Ibu mengatakan masih terasa letih saat
beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
23
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022 - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan
pukul 16.00 WIB yang menyebabkan keletihan
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang O:
menyebabkan keletihan - Konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Menganjurkan ibu banyak istirahat - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85×/menit,
- Mengindari ibu mengangkat beban berat pernapasan 20×/menit, suhu 36,5℃.
A: Masalah belumteratasi
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 P: Intervensi di lanjutkan
pukul 19.00 WIB
- Evaluasi pekerjaan pasien Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang pukul 16.00 WIB
anemia S:
- Evaluasi Hb pasien - Ibu mengatakan sudah tidak terasa letih saat
- Monitor kalori dan asupan makanan beraktivitas
- Monitor kecendrungan terjadinya - Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat
penurunan dan kenaikan berat badan - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan
yang menyebabkan keletihan
O:
- Konjungtiva anemis, wajah sudah tidak
tampak pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85×/menit,
pernapasan 20×/menit, suhu 36,5℃.
A: Masalah teratasi sebagian pada keletihan
P: Intervensi di lanjutkan
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A: Masalah belum teratasi
P: Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
4 Pada kunjungan pertama tanggal 16 mei 2022 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022
pukul 08.30 WIB pukul 08.30 WIB
- Mengkaji faktor penyebab ansietas S:
- Mengkaji intervensi masa lalu yang - Ibu mengatakan cemas dengan penambahan
membuat rileks berat badan janinnya
- Minta klien untuk rileks dan merasakan - Ibu mengatakan akan mengurangi makananya
sensasi yang terjadi supaya tidak bertambah berat badan janinnya
- Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi O:
pada pasien - Ibu terlihat masih cemas
- Ibu mampu mempraktekan teknik napas
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 dalam.
pukul 09.00 WIB A: Masalah belum teratasi
- Mengevaluasi cara teknik relaksasi dan P: Intervensi dilanjutkan
minta pasien untuk rileks
- Meminta pasien untuk bertanya masalah Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
kesehatan yang membuat pasien ansietas 09.00 WIB
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi S:
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan - Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
meminta pasien untuk rileks. - Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul dalam
19.00 WIB O:
- Mengevaluasi tingkat kecemasan - Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik
- Mengeveluasi cara teknik relaksasi napas dalam
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi - Ibu terlihat sudah tampak rileks
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan A: Masalah teratasi sebagian pada ansietas
meminta pasien untuk rileks P: Lanjutkan intervensi
Pada kunjungan keempat 25 Mei 2022 pukul Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 pukul
16.00 WIB 19.00 WIB
- Mengevaluasi tingkat kecemasan S:
- Mengeveluasi cara teknik relaksasi - Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi - Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas
dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik
napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A: Masalah teratasi sebagian pada ansietas
26
P: Lanjutkan intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas remaja merujuk untuk perasaan seksual, perilaku dan perkembangan
pada remaja dan merupakan tahapan seksualitas manusia. Seksualitas merupakan aspek
penting dari kehidupan remaja. Jika mereka salah dalam mendapatkan patokan atau
pandangan mengenai hubungan antar lawan jenis akan berakibat serius pada tahap
kehidupan selanjutnya, karena konsekuensi yang terbatas dari mas pubertas ini adalah
efeknya pada kehidupan yang akan datang terhadap minat, sikap, tingkah laku dan
kepribadian. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya
pemberian konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi
seksual yang aktif. Kehamilan pada remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu sebab dari
anak dan sebabdari luar anak. Peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan
remaja yaitu sebagai konselor, advokat klien (pembela klien), pemberi perawatan, dan
perawat pemberi edukasi.
B. Saran
Peran orang tua dalam kehidupan remaja sangat dibutuhkan untuk mengontrol
pergaulan remaja karena banyak kasus dipengaruhi oleh norma-norma budaya, adat budaya,
orietasi seksual mereka dan isu-isu kontrososial seperti hukum umum dewasa maka dari
itu peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi remaja untuk mencegah kehamilan
di usia dini pada remaja.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Andry Hutama. 2017. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017. http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id,
diakses pada 16 Oktober 2022 pukul 09.51.
Pipit, Febriyanti. 2019. Gambaran Penyebab Seksualitas Remaja pada Kelas XI di SMK N 05
Mataram. https://repository.ummat.ac.id, diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 18.57.
Sarpin, Julaepa, Suplin. ETIKA PERAWAT DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN PADA
PASIEN. http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoSocietal/article/download/9539/pdf, diakses
pada 16 Oktober 2022 pukul 15.03.