Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

KEHAMILAN PADA REMAJA

Diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I

Dosen Pengampu: Balkis Fitria F., S.Kep., M.Keb

Oleh:

IKP-2B

1. Anggita Septiani R.2102020018


2. Dhiva Tania Luthfianie R.2102020005
3. Hilda Sri Bungawaty R.2102020055
4. Mahesa Ferdiyana R.2102020045
5. Saddam Ibrahim R.2102020015
6. Suci Intan Padilah R.2102020029

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG
SUMEDANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur seraya penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahuwata’ala atas karunia,
Rahmat, dan hikmat-Nyalah laporan yang berjudul Kehamilan pada Remaja ini dapat terselesaikan.
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I.
Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada penyusun,
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah subhanahuwata’ala.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan kemampuan penyusun sendiri, oleh karena
itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak khususnya para pembaca.
Harapan penyusun semoga laporan penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri,
umumnya bagi para pembaca.

Sumedang, Oktober 2022

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Seksualitas Pada Remaja .................................................................................................. 3


B. Kehamilan Pada Remaja .................................................................................................. 6
C. Menjadi Orang Tua Pada Masa Remaja .......................................................................... 8
D. Peran Perawat Dalam Menangani Kasus Kehamilan Pada Remaja ................................. 10
E. Etika Yanga Harus Dimiliki Oleh Perawat Dalam Menangani Kasus Kehamilan Pada
Remaja ............................................................................................................................. 11
F. Pengkajian Asuhan Pada Kehamilan Remaja .................................................................. 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita remaja usia 14-19
tahun yang merupakan akibat perilaku seksual baik sengaja maupun tidak sengaja
(Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Angka pernikahan dini (pernikahan remaja
usia kurang dari 16 tahun) hampir dijumpai di seluruh provinsi di Indonesia. Sekitar 10%
remaja putri hamil dan melahirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun.
Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian dan kesakitan 2-4 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan remaja yang menikah di usia 20 tahun. Angka kematian bayi
30% lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan remaja berusia kurang dari 20 tahun (Yulifah,
2009). Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan
secara bermakna dengan risiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya.
Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat yang
merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawinan dan
kehamilan usia remaja. UU perkawinan No.1 Tahun 1974 dengan usia kawin perempuan
16 tahun menyebabkan perkawinan sah pada usia remaja meningkat. Biro Pusat Statistik
mengatakan bahwa 6,40% perempuan menikah pertamakali pada usia 16 tahun, 23,89%
usia 17-18 tahun dan 39,70% menikah pada usia 19 tahun.
Berdasarkan kesehatan reproduksi, hamil pada usia remaja memberi risiko
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan anak seperti anemia, preeklamsi, eklamsi,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetri
lebih sering dibandingkan dengan kehamilan pada golongan usia 20 tahun keatas
(Soetjiningsih, 2004). Peran bidan dalam penanganan kehamilan remaja menurut
Pudiastuti (2010) yaitu bersikap bersahabat jangan mecibir, konseling pada remaja dan
keluarga, meliputi kehamilan dan persalinan, memeriksa kehamilan sesuai standar, bila
ingin aborsi, konseling resiko abortus.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun mengidentifikasikan rumusan
masalah dalam laporan ini, yaitu:
1. Bagaimana seksualitas pada remaja?
2. Bagaimana kehamilan pada remaja?
3. Bagaimana menjadi orang tua pada masa remaja?
4. Bagaimana peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan remaja?
5. Bagaimana etika yang harus dimiliki perawat dalam menangani kasus kehamilan pada
remaja?
6. Bagaimana pengkajian asuhan pada kehamilan remaja?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seksualitas pada remaja.
2. Untuk mengetahui kehamilan pada remaja.
3. Untuk mengetahui bagaimana menjadi orang tua pada masa remaja.
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan remaja.
5. Untuk mengetahui etika yang harus dimiliki perawat dalam menangani kasus
kehamilan pada remaja.
6. Untuk mengetahui pengkajian asuhan pada kehamilan pada remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Seksualitas Pada Remaja


1. Pengertian Seksualitas Remaja
Seksualitas remaja merujuk untuk perasaan seksual, perilaku dan perkembangan pada
remaja dan merupakan tahapan seksualitas manusia. Seksualitas merupakan aspek
penting dari kehidupan remaja. Perilaku seksual remaja adalah, pada banyak kasus
dipengerahui oleh norma-norma budaya, adat budaya, orientasi seksual mereka dan isu-
isu kontrososial seperti hukum umum dewasa.
2. Fase Perkembangan Seksualitas Remaja
a. Pra Remaja
Masa remaja adalah suatu tahapan untuk memasuki tahap remaja yang
sesungguhnya. Pada masa pra remaja ada beberapa indikator yang telah dapat
ditentukan untuk menentukan identitas gender laki-laki atau perempuan. Ciri-ciri
perkembangan seksual pada saat ini antara lain adalah perkembangan fisik yang
masih tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Pada masa pra remaja mereka
sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos baik dari teman
sekolah, keluarga atau dari sumber lainnya. Penampilan fisik dan mental secara
seksual tidak banyak memberikan pesan yang berarti.
b. Remaja Awal
Pada mas dini remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah
mulai matang dan berkembang. Remaja sudah mulai mencoba onani karena telah
seringkali terangsang secara seksual akibat pematang yang alami. Rangsangan ini
diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosteron pada laki-
laki dan esterogen pada perempuan.
c. Remaja Menengah
Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik
secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengaki mimpi basah sedangkan anak
perempuan sudah mengalami menstruasi. Pada masa ini gairah seksual remaja

3
4

sudah mengalami puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan


menggunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Mereka tidak jarang
melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari
kesempatan untuk melakukan hubungan seksual.
d. Remaja Akhir
Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh,
sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah
jelas dan mereka sudah mulai mengembangkan dalam bentuk pacaran.
Pada masa pubertas, mulai menyadari adanya rasa tertarik pada lawan jenis dan
mulai mempunyai konsep tentang hubungan antara lawan jenis. Jika mereka salah
dalam mendapatkan patokan atau pandangan mengenai hubungan antar lawan jenis
akan berakibat serius pada tahap kehidupan selanjutnya, karerna konsekuensi yang
terbatas dari mas pubertas ini adalah efeknya pada kehidupan yang akan datang
terhadap minat, sikap, tingkah laku dan kepribadian. Bagi remaja dorongan seksual
dan minat terhadap lawan jenis menjadi bagian penting dalam perkembangannya
(Sukiat,2014).
3. Masalah Seksualitas Remaja
Masuknya masa remaja, organ-organ reproduksi dan hormon-hormon seksual mulai
berfungsi. Hormon tersebut yang menyebabkan munculnya dorongan seksual. Alasan-
alasan remaja berhubungan seks menurut Santrock,2001 dalam Sarwono (2014) yaitu
dipaksa, rasa sudah siap, butuh dicintai dan pengaruh teman (takut karena masa gadis
atau perjaka).
Hubungan seks antar remaja terjadi jika hubungna mereka sudah berjalan sedikitnya 6
bulan. Hubungan tersebut sudah cukup akrab dan intim, jarang yang langsung
berhubungan seks setelah berkenalan saja. Lamanya waktu yang mempertemukan
untuk terjadinya hubungan seks (khususnya untuk yang pertama kali) karena
diperlukan sesuatu hati tertentu untuk bisa melakukannya.
4. Faktor yang Mempengaruhi Masalah Seksualitas pada Remaja
Menurut Sarwono (2014), masalah seksualitas pada remaja timbul karena faktor-faktor
berikut:
5

a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.


Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah
laku seksual tertentu.
b. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang-undang tentang perkawinan
yang menetapkan batas usia menikah, maupun karena norma sosial yang makin
lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan
(pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain).
c. Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku diamna
seseorang dilarang untuk melakukan hubungana seks sebelum menikah.
d. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan seksual melalui media masa yang adanya dengan
teknologi canggih (video, cassett, VCD, telepon genggam, internet, dll).
e. Orang tua sendiri, baik karena ketidaktauan meaupun karena sikap nya yang masih
mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anaknya.
f. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat sebagai akibat perkembangannya peran dan pendidikan wanita
sehingga kedudukan wanita makain sejajar dengan pria.
Dari berbagi hasil studi, menurut Supriyat 2014 faktor-faktor yang menyebabkan
masa seksualitas pada remaja:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Pengetahuan kesehatan reproduksi
4) Sikap terhadap seksualitas
5) Nilai keperawanan atau keperjakaan
6) Pengaruh media massa
7) Pengaruh teman sebaya
5. Dampak Seksualitas pada Remaja
Menurut Sarwono (2014), tindakan seksual pra nikah dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif bagi remaja, diantaranya:
6

a. Dampak fisiologis seperti perasaan masalah, takut, cemas, deperesi, rendah diri,
bersalah dan berdosa.
b. Dampak fisik dapat menimbulkan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi,
perkembangnya penyakit menular seksual dikalangan remaja dimana dapat
menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis secara meningkatkan risiko terkena
HIV atau AIDS.
c. Dampak sosial yaitu dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil
dan perubahan peran menjadi ibu, belum lagi tekanan dari masyarakat yang
mencela dan menolak keadaan tersebut.

B. Kehamilan Pada Remaja


1. Pengertian Kehamilan pada Remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia yang relatif muda yaitu usia
kurang dari 20 tahun. Kurangnya pengetahuan tentang waktu yang aman untuk
melakukan hubungan seksual mengakibatkan terjadi kehamilan remaja, yang sebagian
besar tidak dikehendaki. Kehamilan telah menimbulkan posisi remaja dalam situasi
yang serba salah dan memberikan tekanan batin (stres) yang disebabkan oleh beberapa
faktor (Rohan dan Siyoto (2013).
2. Faktor Penyebab Kehamilan pada Remaja
sFaktor penyebab terjadinya kehamilan remaja (Mutanana dan Mutara, 2015) antara
lain:
a. Latar belakang sosial-ekonomi yang buruk, karena beberapa anak terkena aktivitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka.
b. Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
c. Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
d. Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan
menggunakan kontrasepsi.
e. Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
7

f. Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang gagal
berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.
Aziza dan Amperaningsih (2014) menyatakan faktor penyebab terjadinya kehamilan
pada remaja diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan remaja,
kurangnya peran orangtua dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya tentang kehamilan remaja, kurangnya pendidikan
penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, kurangnya penerapan ajaran agama dan iman
dalam diri remaja, perkembangan IPTEK, sosial budaya.
3. Dampak Kehamilan pada Remaja
Rohan dan Siyoto (2013) menyatakan dampak kehamilan diusia muda yaitu:
a. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya: karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh
tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang
serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20
tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,
pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang,
keadaan psikologi ibu kurang stabil.
c. Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh
8

fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta.
e. Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia, makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia.
f. Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi,
yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
4. Upaya Mencegah Terjadinya Kehamilan Remaja
Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida,
Sarwat dan Marsheda 2016) yaitu:
a. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi
seksual yang aktif.
b. Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua
pasien remaja.
c. Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

C. Menjadi Orang Tua Pada Masa Remaja


Selama ini perkawinan di bawah umur terjadi dari dua aspek:
1. Sebab dari anak
a. Faktor Pendidikan
Peran pendidikan anak-anak sangat memiliki peran yang besar. Jika seorang anak
putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja.
Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, jadi merasa mampu untuk
menghidupi diri sendiri. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut
menganggur. dalam waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan
9

hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan
lawan jenis, yang jika diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah.
b. Faktor telah melakukan hubungan biologis
Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
perempuan cenderung mendekatkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis
ini, bahwa karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. Tanpa
mengenyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, saya menganggap ini sebu
ah solusi yang kem ungkinan di kem udian hari akan menyesatkan anak-anak. Ibarat
anak kita sudah melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan memperbaiki
kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru membawa anak pada suatu kondisi yang
rentan terhadap masalah. Karena sangat besar di kemudian hari pernikahan anak-
anak tersebut akan dipenuhi konflik.
c. Hamil sebelum menikah Ini saya pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika
kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung
menikahkan anak-anak tersebut. Bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya
orang tua anak gadis ini tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi
kehamilan si gadis, maka dengan terpaksa orang tua menikahkan anak gadis
tersebut.
2. Sebab dari luar anak
a. Faktor Pemahaman Agama
Saya menyebutkan ini sebagai pemahaman agama, karena ini disebutkan sebagai
doktrin. Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak
menjalin hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama. Dan
sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan
anak-anak tersebut.
b. Faktor ekonomi
Kita masih banyak menemui kasus-kasus dimanaorang tua terlilit hutang yang
sudah tidak mampu. Dan jika si orang tua yang terlilit hutang tadi memiliki anak
gadis, maka anak gadis tersebut akan diserahkan sebagai "alat pembayaran kepada
10

piutang. Dan setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah hutang-hutang yang
melilit orang tua si anak.
c. Faktor adat dan budaya
Di beberapa daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahapria tentang
perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang orang tua
Dan akan segera dinikahkan sewaktu-waktu setelah anak tersebut mengalami masa
menstruasi. Padahal umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12
tahun. Maka dapat dipastikan anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun,
jauh di bawah batas usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU. Dari
kedua penyebab pernikahan dini, maka pernikahan dini yang terjadi bukan karena
si anak, yang menjadi korban adalah anak-anak perempuan.

D. Peran Perawat Dalam Menangani Kasus Kehamilan Pada Remaja


Peran Perawat dalam menghadapi bahaya pasien yang menjadi orang tua pada masa remaja.
1. Konselor
Membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah
sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik antar keluarga, sehingga
pasien memiliki pandangan yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat menerima peran
sebagai orang tua diusia remaja.
2. Advokat Klien (Pembela Klien)
a. Membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan kesehatan.
b. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
3. Pemberi Perawatan
Memberikan pelayanan kepada pasien mengenai hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
juga memberikan dorongan semangat untuk menjalani peran sebagai orang tua diusia
remaja.
4. Perawat memberikan edukasi tentang dampak menjadi orang tua diusia remaja,
sehingga klien dapat memiliki wawasan tentang bahanya menjadi orang tua diusia
remaja misalnya tentang belum matangnya sistem reproduksi.
11

E. Etika Yang Harus Dimiliki Oleh Perawat Dalam Menangani Kasus Kehamilan
Pada Remaja
1. Ikhlas
Maksudnya memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak mengharapkan
imbalan apapun, bersegera membantu pasien dengan sepenuh hati, memberikan
perhatian dengan mendengar keluh kesah pasien. Hindari sifat merendahkan,
meremehkan pasien dalam bentuk apapun tentang keadaan. penyakitnya,
kepribadiannya, fisiknya serta hubungan sosialnya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa etika perawat dalam praktek pelayanan kesehatan pada pasien yaitu ikhlas
perawat dalam menjalankan tugasnya betul-betul dilaksanakan dengan penuh keiklasan
hati yang paling dalam dan ikut merasakan apa yang dialami oleh pasien.
2. Ramah dan santun kepada pasien
Etika perawat dalam praktek pelayanan kesehatan pada pasien yaitu ramah dan santun
kepada pasien, perawat selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pasien
apalagi yeng berkaitan dengan keramahan dan sopan santun itu merupakan bagian dari
tugas perawat melayani pasien dengan baik agar pasien merasa senang karena kepusan
pasien yang berkaitan dengan sikap perawat atau tingkah laku adalah hal utama bagi
petugas kesehatan.
3. Belas kasih
Bersikap empati kepada pasien dan ikut merasakan penderitaan pasien tanpa harus larut
dengan masalah pasien.
4. Sabar dan tidak mudah marah
Perawat harus memahami konsep manusia yang unik, memiliki prilaku, respon dan
sikap yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hindari merasa kesal dengan pasien
yang cerewet dan memiliki respon yang berlebihan, karena jika perawat merasa kesal
akan berdampak pada hal yang tidak di inginkan.
5. Bersikap tenang, tepat dan cepat dalam bertindak
Bersikap tenang dalam bertindak mempunyai makna tidak tergesa-gesa dalam
memberikan asuhan keperawatan, teliti, berhati-hati, cermat dan rapi serta mempunyai
seni dalam merawat pasien.
12

6. Berikan sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian di sampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat dan pasien, namun
harus memperhatikan norma sosial.
7. Berpenampilan yang rapi, sopan dan menyenangkan pandangan
Berpakaianlah yang rapi, bersih, dan enak di pandang mata. Untuk wanita janganlah
terlalu mencolok dalam berdandan dan berpakaian, tapi mencerminkan kesederhanaan
dan kedewasaan dalam bernampilan. Misalnyadalam memakai bedak, jangan terlalu
menor, berlipstik jangan dengan warna merah mencolok, tidak memakai sepatu yang
bertumit tinggi.
8. Menghargai pasien
Hargai pasien karena pasien juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki
perasaaan. Perawat menerima klien apa adanya, tidak mengkritik, menghakimi, atau
mengejek klien.

F. Pengkajian Asuhan Pada Kehamilan Remaja


Kasus
Seorang remaja hamil berusia 19 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering terasa
sakit pada pinggang dan sering pusing, badan terasa cepat letih. Remaja tersebut
mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur juga tidak mengerti penyebab anemia
yang terjadi pada kehamilannya. Remaja tersebut juga mengatakan takut dengan dengan
keadaan janinnya serta sering buang air kecil.
Pengkajian
1. Identitas Klien 2. Suami

Nama : Ny. X Nama : Tn. Y


Umur : 19 Tahun Umur : 22 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Cibiru Alamat : Cibiru
Agama : Islam Agama : Islam
13

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Mei 2022 pukul 08.30 WIB didapatkan
pasien mengeluh sering terasa sakit pada pinggang dan sering pusing, badan terasa
cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah,
ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak mengerti
dengan manfaat sayuan dan buah-buahan, dan Ibu juga tidak mengerti dengan
penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya. Ibu juga mengatakan takut
dengan keadaan janinya apabila tubuhnya mengalami penambahan berat badan.
Ibu juga mengatakan sering terasa buang air kecil.
b. Riwayat Kesehatan Lalu:
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi
dan DM.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi
dan DM.
d. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
▪ Umur : 12 tahun
▪ Siklus : teratur (28 hari)
▪ Lamanya : 6 hari
▪ Banyaknya : 3× ganti pembalut dalam sehari
▪ Konsistensi : merah encer
▪ Keluhan (disminore, dll) : sakit perut
▪ HPHT : 13-09-2021
▪ Taksiran Persalinan : 20-06-2022
14

- Perkawinan
▪ Lamanya Perkawinan : 1 tahun 5 bulan
▪ Berapa Kali Kawin : 1 kali
e. Data Keluarga Berencana
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelumnya dan ada rencana untuk
ikut KB sekarang karena ingin membesarkan anak terlebih dahulu.

f. Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil muda kemarin ibu sering merasa mual dan muntah, dan
saat hamil tua yang sering terasa hanya pusing pandangan mata kabur.
4. Data Psikologi
Ibu mengatakan kehamilan Sekarang adalah kehamilan yang diinginkan, dan anak
yang lahir sekarang disusui selama 6 bulan, dan adanya dukungan suami untuk
menyusui, selama interaksi antara ibu dengan bayi serta suami sangat baik.
5. Data Spiritual
Pasien merupakan seorang beragama islam dan percaya dengan adanya tuhan.
6. Data Sosial Ekonomi
Pasien dari ekonomi rendah tinggalbersama keluarga perempuan belum mempunyai
rumah, sehingga tidak mampu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3× sehari tidak
mengkonsumsi sayur
- Istirahat dan pola tidur : tidur 8 jam per hari tidak ditambah
tidur siang
8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
15

- Tinggi / Berat badan : 146 cm / 56 kg

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Suhu : 36,6℃

- Nadi : 84×/menit

- Pernapasan : 20×/menit

2) Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rambut rontok
3) Muka : wajah tampak pucat, tidak tampak bintik-bintik hitam pada
wajah
- Mata : konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik

- Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung

- Mulut : bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab

4) Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari telinga
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan veta
jugularis
6) Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae menonjol, tidak ada lecet,
tidak ada pembengkakan dan tampak bersih
7) Palpasi

- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar, keras, tidak
rata dan tidak melenting kemungkinan bokong janin

- Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan keras seperti
papan kemungkinan punggung janin dan bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.

- Leopold III : pada perut ibu bagian bawahteraba bulat, keras,dan masih
bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.

- Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,melenting dan


belum masuk PAP.
16

8) Auskultrasi : pada perut ibu bagian kanan terdengar detak jantung janin
(140×/menit)
9) Perkusi
Reflek patela : positif kiri dan kanan
9. Data Penunjang
a. Data Laboratorium
Hb : 9,7 gr/dl
10. Program Terapi Dokter
Obat Oral : Sf, vit. C
17

11. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Data subjektif: Penurunan kadar Hb Resiko perdarahan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya:
- Hb 9,7 gr/dl
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektif: Kelesuan fisik Keletihan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya:
- Hb 9,7 gr/dl
- Ibu terlihat susah untuk beraktivitas
karena kehamilan sudah mulai tua
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektifnya: Kurangnya minat Defisiensi
- Ibu mengatakan tidak mengerti untuk belajar pengetahuan
dengan penyebab kurang darah yang
terjadi pada kehamilanya
- Ibu juga mengatakan hampir tidak
pernah mengkonsumsi buah dan
sayur karena tidak tahu dengan
18

manfaat dari buah dan sayur


Data objektifnya:
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
penyebab anemia pada kehamilanya
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
manfaat dari buah dan sayur.

Data subjektif: Perubahan status Ansietas


- Ibu mengatakan takut apabila
kesehatan
janinya besar
- Ibu mangatakan mengurangi
makananya supaya berat badanya
tidak naik
Data objektifnya:
- Ibu terlihat takut dengan perubahan
yang terjadi pada janinnya
- Ibu juga terlihat banyak bertanya
tentang perubahan yang terjadi pada
janinnya

12. Diagnosa Keperawatan


a. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar Hemoglobin
b. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat untuk belajar
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
19

13. Intervensi Keperawatan


DX
NOC NIC
Keperawatan

Resiko NOC: Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan:


perdarahan keperawatan, pasien mampu mengatasi 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
berhubungan resiko kehilangan darah dengan kriteria 2. Lindungi pasien dari trauma yang
dengan hasil: dapat menyebabkan perdarahan
penurunan kadar 1. Tidak ada kehilangan darah yang 3. Hindari mengangjat benda berat
Hb terlihat 4. Intruksikan pasien untuk
2. Tidak ada penurunan pervaginam meningatkan makanan kata vitamin
3. Tidak ada penurunan tekanan darah K
sistolik 5. Cegah konstipasi (misalnya,
4. Tidak ada penurunan tekanan darah memotivasi untuk meningkatkan
diastolik asupan cairan dan mengkonsumsi
5. Tidak ada kehilangan panas tubuh pelunan feses) jika diperlukan
6. Tidak ada penurunan Hemoglobin 6. Instruksikan pasien dan keluarga
(Hb) untuk memonitor tanda-tanda
7. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) perdarahan dan mengambil tindakan
yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya melapor kepada perawat)
7. Instrukdikan pasien dan keluarga
untuk memonitor tanda oerdarahan
dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan (misalnya
lapor kepada perawat)

Keletihan NOC: Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi:


berhubungan keperawatan, pasien mampu mengurangi 1. Tentukan jenis dan banyaknya
dengan kelesuan tingkat kelelahan dengan kriteria hasil: aktivitas yang dibutugkan untuk
fisik 1. Tidak terjadi kelelahan menjaga ketahanan
2. Tidak ada kelesuan 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-
3. Tidak ada kehilangan selera makan aktivitas yang akan dilakukan
4. Tidak ada penurunan motivasi 3. Anjurkan tidur siang vila diperlukan
5. Tidak ada sakit kepala 4. Bantu pasien untuk menjadwalkan
6. Tidak terjadi nyeri otot priode istirahat
7. Kualitas tidur tidak terganggu 5. Instruksikan pasien/orang yang
8. Kualitas istirahat tidak terganggu terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan (gejala yang mungkin
muncul dan kekambuhan yang
mungkin nanti akan muncul kembali)

Manajemen Nutrisi:
20

1. Menentukan jumlah kalori dan jenis


nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
2. Monitor kalori dan asupan makanan
3. Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan
4. Berikan arahan bila diperlukan
Defisiensi NOC: Setelah dilakukan tindakan Proses Penyakit:
pengetahuan keperawatan, pasien mampu memahami 1. Jelaskan mengenai proses penyakit
berhubungan proses penyakit dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan tanda dan gejala yang umum
dengan 1. Mengetahui faktor resiko dari penyakit
kurangnya minat 2. Mengetahui tanda dan gejala dari 3. Edukasi pasien mengenai tindakan
untuk belajar penyakit untuk mengontrol/meminimalkan
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab gejala
dan faktor yang berkontribusi 4. Edukasi pasien mengenai tanda dan
4. Mengetahui karakter spesidik gejala yang harus dilaporkan kepada
penyakit petugas kesehatan
5. Mengetahui strategi untuk 5. Beri informasi kepada keluarga
meminimalkan perkembangan mengenai perkembangan pasien,
penyakit sesuai kebutuhan
6. Diskusikan pilihan terapi penanganan
7. Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada, sesuai kebutuhan
Ansietas NOC: Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi:
berhubungan keperawatan, pasienmenunjukkan tanda- 1. Tentukan apakah ada intervensi
dengan tanda vital dalam rentang normal dengan relaksasi dimasa lalu yang sudah
perubahan status kriteria hasil: memberikan manfaat
kesehatan 1. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Berikan deskripsi detail terkait
2. Tingkat pernapasan dalam rentang inervensi relaksasi yang dipilih
normal 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
3. Tekanan darah sistolik dalam tanpa distraksi dengan lampu yang
rentang normal redup dan suhu lingkungan yag
4. Tekanan darah diastolik dalam nyaman, jika memungknkan
rentang normal 4. Dapatkan perilaku yang menunjukan
5. Kedalaman inspirasi dalam rentang terjadinya pernapasan perut
normal 5. Minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi
6. Tunjukan dan praktikan teknik
relaksasi pada pasien
7. Evaluasi dan dokumentasikan respon
terhadap terapi relaksasi
21

14. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

DX Implementasi Evaluasi

1 Kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
09.00 WIB 09.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, S:
- dampak, tanda dan gejala, bahaya dan - Ibu mengatakanan sudah mengerti tentang
penatalaksanaan anemia penyebab anemia
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan - Ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
makanan yang banyak mengandung vit K O:
dan zat besi seperti sejenis kacang Ibu terlihat mengerti tentang anemia, penyebab
kacangan dan sayuran hijau anemia serta penanganan dari anemia walaupun
- Memberitahukan untuk menghindari belum lancar tetapi Ibu sudah bisa mengulang
terjadinya konstipasi dengan kembali
menganjurkan cairan yang adekuat dan A: Masalah belum teratasi
tinggi serat. P: Intervensi di lanjutkan
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 Pukul
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi 19.00 WIB
perdarahan (misalnya, lapor kepada S:
perawat). - Ibu mengatakan sudah memakan sayur
- Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul pada janinnya
19.00 WIB O:
- Hindari mengangkat benda berat Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan dan bisa
makanan yang kaya vitamin K menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan
- Cegah konstipasi A: Masalah belum teratasi
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda- P: Intervensi dilanjutkan
tanda perdarahan.
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022 pukul 16.00 WIB
pukul 16.00 WIB S:
- Evaluasi pekerjaan pasien - Ibu mengatakan sudah memakan sayur bayam
- Hindari mengangkat beban berat kemarin
- Suruh pasien banyak istirahat - Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan pada janinnya
makanan yang kaya vitamin k O:
- Cegah konstipasi Ibu terlihat sudah menghindari faktor risiko
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda- terjadinya perdarahan dan sudah mulai makan
tanda perdarahan. sayur dan buah
A: Masalah teratasi sebagian yaitu pada risiko
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 perdarahan
pukul 19.00 WIB P: Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi pekerjaan pasien
22

- Evaluasi pengetahuan pasien tentang Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 pukul
anemia 19.00 WIB
- Evaluasi Hb pasien S:
Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia
dan selalu menghindari terjadinya benturan dan
mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl normal dibawah 11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A: Masalah belum teratasi
P: Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
2 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022
pukul 08.30 WIB pukul 08.30 WIB
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas S:
yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan - Ibu mengatakan akan banyak istirahat
- Bantu pasien untuk memilih aktivitas - Ibu mengatakan akan mengurangi faktor
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan kelelahan
tidur siang bila diperlukan - Ibu mengatakan akan mengupayakan tidur
- Instruksikan pasien/orang yang terdekat siang
dengan pasien mengenai kelelahan O:
(gejala yang mungkin muncul dan Ibu terlihat mengerti tentang penyebab kelelahan
kekambuhan yang mungkin nanti akan dan terlihat sudah rileks
muncul kembali). A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2022
pukul 09.00 WIB Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
- Membantu ibu memilih tindakan yang bisa 09.00 WIB
dilakukan, menganjurkan ibu banyak S:
istirahat - Ibu mengatakan masih terasa letih saat
- Menghindari ibu mengangkat beban berat. beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul O:
19.00 WIB - Ibu terlihat paham tentang kelelahan
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang - Konjungtiva anemis, wajah masih pucat
menyebabkan keletihan - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 82×/menit,
- Menganjurkan ibu banyak istirahat pernapasan 19×/menit, suhu 36,5℃.
- Mengindari ibu mengangkat beban berat A: Masalah belum teratasi
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi P: Intervensi dilanjutkan
yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 pukul
- Monitor kalori dan asupan makanan 19.00 WIB
- Monitor kecendrungan terjadinya S:
penurunan dan kenaikan berat badan - Ibu mengatakan masih terasa letih saat
beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
23

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022 - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan
pukul 16.00 WIB yang menyebabkan keletihan
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang O:
menyebabkan keletihan - Konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Menganjurkan ibu banyak istirahat - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85×/menit,
- Mengindari ibu mengangkat beban berat pernapasan 20×/menit, suhu 36,5℃.
A: Masalah belumteratasi
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 P: Intervensi di lanjutkan
pukul 19.00 WIB
- Evaluasi pekerjaan pasien Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang pukul 16.00 WIB
anemia S:
- Evaluasi Hb pasien - Ibu mengatakan sudah tidak terasa letih saat
- Monitor kalori dan asupan makanan beraktivitas
- Monitor kecendrungan terjadinya - Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat
penurunan dan kenaikan berat badan - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan
yang menyebabkan keletihan
O:
- Konjungtiva anemis, wajah sudah tidak
tampak pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85×/menit,
pernapasan 20×/menit, suhu 36,5℃.
A: Masalah teratasi sebagian pada keletihan
P: Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022


pukul 19.00 WIB
S:
Pasien mengatakan sudah mulai istirahat, tidak
merasa cepat pusing dan selalu menghindari
terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A: Masalah belum teratasi
P: Pasien disuruh ke pelayanan kesehatan
3 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
pukul 09.00 WIB 09.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, S:
dampak, tanda dan gejala, bahaya dan - Ibu mengatakanan sudah mengerti tentang
penatalaksanaan anemia, penyebab anemia dan akan memakan
- Menganjurkan pasien untuk sayur
meningkatkan makanan yang banyak - Ibu mengatakan akan memakan buah dan
mengandung vit k dan zat besi seperti sayur
sejenis kacang-kacangan dan sayuran hijau O:
24

- Memberitahukan untuk menghindari Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,


terjadinya konstipasi dengan penyebab anemia serta penanganan dari anemia
menganjurkan cairan yang adekuat dan walaupun belum lancar tetapi Ibu sudah bisa
tinggi serat. mengulang kembali
A: Masalah belumteratasi
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul P: Intervensi di lanjutkan
19.00 WIB
- Menganjurkan pasien untuk Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 pukul
meningkatkan makanan yang banyak 19.00 WIB
mengandung vit K dan zat besi seperti S:
sejenis kacang-kacangan dan sayuran hijau - Ibu mengatakan sudah mengerti tentang
- Memberitahukan untuk menghindari anemia yang terjadi pada kehamilanya
terjadinya konstipasi dengan - Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan
menganjurkan cairan yang adekuat dan sayur
tinggi serat O:
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi buah - Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,
dan sayur. penyebab anemia serta penanganan dari
anemia
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022 - Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat
pukul 16.00 WIB buah dan sayur
- Mengevaluasi pengertian anemia, A: Masalah teratasi sebagian pada difesiensi
penyebab anemia, dan tanda gejala dari pengetahuan
anemia P: Intervensi di lanjutkan
- Menganjurkan mengkonsumsi buah dan
sayur Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022
- Menganjurkan pasien untuk pukul 16.00 WIB
meningkatkan makanan yang banyak S:
mengandung vit K dan zat besi seperti - Ibu mengatakan sudah mengerti tentang
sejenis kacang-kacangan dan sayuran hijau anemia yang terjadi pada kehamilanya
- Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022 sayur
pukul 19.00 WIB O:
- Mengevaluasi tentang penyuluhan anemia - Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,
- Mengevaluasi kadar Hb pasien penyebab anemia serta penanganan dari
- Selalu menganjurkan banyak anemia
mengkonsumsi buah dan sayur - Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat
buah dan sayur
A: Masalah teratasi sebagian pada difesiensi
pengetahuan
P: Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2022


pukul 19.00 WIB
S:
Pasien mengatakan sudah banyak istirahat dan
sudah mengkonsumsi buah dan sayur
25

O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A: Masalah belum teratasi
P: Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
4 Pada kunjungan pertama tanggal 16 mei 2022 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2022
pukul 08.30 WIB pukul 08.30 WIB
- Mengkaji faktor penyebab ansietas S:
- Mengkaji intervensi masa lalu yang - Ibu mengatakan cemas dengan penambahan
membuat rileks berat badan janinnya
- Minta klien untuk rileks dan merasakan - Ibu mengatakan akan mengurangi makananya
sensasi yang terjadi supaya tidak bertambah berat badan janinnya
- Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi O:
pada pasien - Ibu terlihat masih cemas
- Ibu mampu mempraktekan teknik napas
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 dalam.
pukul 09.00 WIB A: Masalah belum teratasi
- Mengevaluasi cara teknik relaksasi dan P: Intervensi dilanjutkan
minta pasien untuk rileks
- Meminta pasien untuk bertanya masalah Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2022 pukul
kesehatan yang membuat pasien ansietas 09.00 WIB
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi S:
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan - Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
meminta pasien untuk rileks. - Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2022 pukul dalam
19.00 WIB O:
- Mengevaluasi tingkat kecemasan - Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik
- Mengeveluasi cara teknik relaksasi napas dalam
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi - Ibu terlihat sudah tampak rileks
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan A: Masalah teratasi sebagian pada ansietas
meminta pasien untuk rileks P: Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan keempat 25 Mei 2022 pukul Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2022 pukul
16.00 WIB 19.00 WIB
- Mengevaluasi tingkat kecemasan S:
- Mengeveluasi cara teknik relaksasi - Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi - Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas
dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik
napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A: Masalah teratasi sebagian pada ansietas
26

P: Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2022


pukul 16.00 WIB
S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas
dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik
napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seksualitas remaja merujuk untuk perasaan seksual, perilaku dan perkembangan
pada remaja dan merupakan tahapan seksualitas manusia. Seksualitas merupakan aspek
penting dari kehidupan remaja. Jika mereka salah dalam mendapatkan patokan atau
pandangan mengenai hubungan antar lawan jenis akan berakibat serius pada tahap
kehidupan selanjutnya, karena konsekuensi yang terbatas dari mas pubertas ini adalah
efeknya pada kehidupan yang akan datang terhadap minat, sikap, tingkah laku dan
kepribadian. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya
pemberian konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi
seksual yang aktif. Kehamilan pada remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu sebab dari
anak dan sebabdari luar anak. Peran perawat dalam menangani kasus pada kehamilan
remaja yaitu sebagai konselor, advokat klien (pembela klien), pemberi perawatan, dan
perawat pemberi edukasi.

B. Saran
Peran orang tua dalam kehidupan remaja sangat dibutuhkan untuk mengontrol
pergaulan remaja karena banyak kasus dipengaruhi oleh norma-norma budaya, adat budaya,
orietasi seksual mereka dan isu-isu kontrososial seperti hukum umum dewasa maka dari
itu peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi remaja untuk mencegah kehamilan
di usia dini pada remaja.

27
28

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Devi. 2018. Menjadi Orang Tua pada Masa Remaja.


https://id.scribd.com/document/372682116/Menjadi-Orang-Tua-Pada-Masa-Remaja,
diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 19.10.

Ihsan, Andry Hutama. 2017. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017. http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id,
diakses pada 16 Oktober 2022 pukul 09.51.

Pipit, Febriyanti. 2019. Gambaran Penyebab Seksualitas Remaja pada Kelas XI di SMK N 05
Mataram. https://repository.ummat.ac.id, diakses pada 13 Oktober 2022 pukul 18.57.

Sarpin, Julaepa, Suplin. ETIKA PERAWAT DALAM PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN PADA
PASIEN. http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoSocietal/article/download/9539/pdf, diakses
pada 16 Oktober 2022 pukul 15.03.

Anda mungkin juga menyukai