Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi Fraktur

Deskripsi fraktur yang baik harus menyebutkan lokasi, eksten, konfigurasi, hubungsn
antarfragmen, hubungan antara fraktur dengan dunia luar, dan ada tidaknya komplikasi sesuai
dengan urutan berikut:
 Lokasi : diafisis, metafisis, epifisis, intraartikular, fraktur- dislokasi (selain fraktur juga
terdapat dislokasi pada sendi yang bersangkutan)
 Nama tulang beserta posisi (kiri atau kanan) jika terjadi pada tulang ekstremitas
 Ekstensi : komplet atau inkomplet, sesuai klasifikasi di atas
 Konfigurasi : Transversal, oblik, spiral, kominutif.
 Hubungan fragmen fraktur yang satu dengan yang dunia luar: fraktur terbuka atau tertutup
 Komplikasi : baik lokal atau sistemik, diakibatkan oleh cedera itu sendiri, ataupun iatrogenik

a. Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi etiologis
 Fraktur traumatik
Terjadi karena trauma yang tiba – tiba
 Fraktur stres
Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu.
 Fraktur patologis
Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam tulang

Klasifikasi Klinis
1. Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak tertembus oleh fragmen tulang,
sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan/tidak mempunyai hubungan
dengan dunia luar
2. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah frakturyang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui
luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk dari dalam atau dari luar.
Kalisifikasi derajat fraktur terbuka yang banyak digunakan adalah klasifikasi Gustilo,
yaitu :
 Tipe I : Luka kecil, bersih, pin point atau kurang dari 1 cm, cedera jaringan lunak
mminimal tampa remuk. Fraktur yang terjadi bukan fraktur kominutif.
 Tipe II : Luka dengan panjang > 1 cm, tanpa hilangnya kulit penutup luka.
Cedera jaringan lunak tidak banyak. Remuk dan komunion yang terjadi sedang.
 Tipe III : Laserasi luas, kerusakan kulit dan jaringan lunak yang hebat, hingga
kerusakan vaskuler. Tipe III dibedakan menjadi beberapa tingkatan :
 IIIA : Laserasi luas namun tulang yang fraktur masih dapat di tutup oleh
jaringan lunak.
 IIIB : Periosteal stripping ekstensif dan fraktur tidak dapat ditutup tanpa flap.
 IIIC : Terdapat cedera arteri yang memerlukan penanganan khusus (repair),
dengan atau tanpa cedera jaringan lunak.

3. Fraktur dengan komplikasi


Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang di sertai dengan komplikasi misalnya
malunion, delayed union, nonunion, dan infeksi tulang.

b. Klasifikasi Radiologis
Klasifikasi ini berdasarkan atas :
1. Lokalisasi
a. Diafisial
b. Metafisial
c. Intra-artikular
d. Fraktur dengan dislokasi
2. Konfigurasi
a. Fraktur tranversal, fraktur garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang atau bentuknya melintang dari tulang. Fraktur semacam ini biasanya
mudah dikontrol dengan pembidaian gips.
b. Fraktur oblik, fraktur yang memiliki patahan yang arahnya miring dimana
garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
c. Fraktur spiral, dimana fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul
akibat torsi ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya
menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.
d. Fraktur Z, fraktur kominutif berbentuk Z.
e. Fraktur segmental, dimana dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada
segmen tulang yang retak dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya
segmen sentral dari suplai darah.
f. Fraktur kominutif, fraktur lebih dari dua fragmen
g. Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma koompresi
h. Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misalnya fraktur
epikondilus humeri, fraktur trokanter mayor, fraktur patela
i. Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tulang tengkorak
j. Fraktur impaksi, dimana terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga
yang berada diantaranya, seperti pada satu vertebra dengan dua vertebra
lainnya.
k. Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah misalnya
pada fraktur vertebra, patela, talus dan kalkaneus.
l. Fraktur epifisis
3. Menurut Ekstensi
a. Fraktur total
b. Fraktur tidak total (fraktur crack)
c. Fraktur buckle atau tonus
d. Fraktur garis rambut
e. Fraktur green stick
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
a. Tidak bergeser (undisplaced)
b. Bergeser (displaced)
Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara :
1. Bersampingan
2. Angulasi
3. Rotasi
4. Distraksi
5. Over-riding
6. Impaksi

Anda mungkin juga menyukai