Disusun oleh
711490120002
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunia nya
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Dalam
Keperawatan (Keselamatan pasien dan keselamatan kerja dalam penanganan covid 19) dan.
Terima kasih untuk Dosen saya karena telah memberikan untuk ini kepada saya guna untuk
lebih menambah wawasan mengenai covid 19.
Saya selaku Penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan atau pun ketidak
jelasan perihal isi dari makalah ini. sekian makalah ini semoga dapat bermafaat bagi kita
semua para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona
hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona
terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang
meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip Flu. kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang
paru-paru misterius pada Desember 2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini
memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19
diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi
penularan. Corona virus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi
hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit
radang paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi
seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut,
Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang
sama-sama mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks
yang lebih parah dan gagal organ.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Covid-19?
2. Bagaimana tanda dan gejala Covid-19 ?
3. Bagaimana manajemen k3 pada covid ?
4. Bagaimana peran perawat pada k3 dalam mencegah penularan Covid-19?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kita mengetahu apa itu covid-19 dan kita tahu cara bagaimana
mencegah agar tidak tertular, mengetahui keselamatan dan kesehatan perawat
dalam kasus Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada
system pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular kemanusia. Walaupun
lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisamenyerang siapa saja, mulai
dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibuhamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona VirusDisease 2019) dan pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhirDesember 2019. Virus ini menular
dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampirsemua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.Selain virus SARS-CoV-2 atau virus
Corona, virus yang juga termasuk dalamkelompok ini adalah virus penyebab Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) danvirus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memilikibeberapa perbedaan dengan SARS dan MERS,
a. cara Virus Corona Menyebar
Karena COVID-19 adalah penyakit baru, banyak aspek mengenai bagaimana
penyebarannya sedang diteliti. Penyakit ini menyebar selama kontak dekat,
seringkalioleh tetesan kecil yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau berbicara.
Tetesanditularkan, dan menyebabkan infeksi baru, ketika dihirup oleh orang-orang
dalamkontak dekat (1 hingga 2 meter, 3 hingga 6 kaki). Mereka diproduksi selama
bernafas,namun karena mereka relatif berat, mereka biasanya jatuh ke tanah atau
permukaan. Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari
pada pembicaraannormal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa batuk
yang tidak tertutupdapat menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter (15 kaki).
Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Maret 2020 berpendapat bahwa
saran tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada penelitian tahun 1930-an yang
mengabaikan efek dari udarayang dihembuskan lembab yang hangat di sekitar
tetesan dan bahwa batuk atau bersinyang tidak terbuka dapat berjalan hingga 8,2
meter (27 kaki) .Setelah tetesan jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih
dapat menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang
terkontaminasi dan kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan yang
tidak dicuci. Pada permukaan,jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu
hingga tidak lagi menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus dapat
bertahan di berbagai permukaan selama beberapa waktu, (misalnya tembaga atau
kardus selama beberapa jam, danplastik atau baja selama beberapa hari).
Permukaan mudah didekontaminasi dengandesinfektan rumah tangga yang
membunuh virus di luar tubuh manusia atau ditangan. Khususnya, bagaimanapun
desinfektan atau pemutih tidak boleh ditelan atau disuntikkan sebagai tindakan
perawatan atau pencegahan, karena ini berbahaya atauberpotensi fatal.Dahak dan
air liur membawa sejumlah besar virus. Beberapa prosedur medis dapat
menyebabkan virus ditransmisikan lebih mudah dari biasanya untuk tetesan kecil
seperti itu, yang dikenal sebagai transmisi udara .Virus ini paling menular selama tiga
hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipu penyebaran diketahui terjadi hingga
dua hari sebelum gejala muncul (penularan secara asimptomatik) dan pada tahap
selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telahterinfeksi dan pulih tanpa
menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam halpenularan tanpa gejala.
Meskipun COVID-19 bukan infeksi menular seksual , dicium, hubungan intim, dan
rute oral feses diduga menularkan virus
.
2. Tanda dan Gejala Covid-19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu,
yaitudemam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu,
gejaladapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang
beratbisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas,
dannyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan
virusCorona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksivirus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius) Batuk
Sesak napasGejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai
2 minggusetelah penderita terpapar virus Corona.Demam adalah gejala yang paling
umum, meskipun beberapa orang yang lebih tuadan mereka yang memiliki masalah
kesehatan lainnya mengalami demam dikemudian hari. Dalam satu penelitian, 44%
orang mengalami demam ketika merekadatang ke rumah sakit, sementara 89%
mengalami demam di beberapa titik selamadirawat di rumah sakit.Gejala umum
lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan , sesaknapas , produksi
dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah ,dan diare telah
diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umumtermasuk bersin,
pilek, atau sakit tenggorokan.Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak
dada dan jantung berdebar .Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa
dapat terjadi. Kehilanganbau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang
dikonfirmasi di Korea Selatan.Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan
antara saat seseorang pertama kaliterinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini
disebut masa inkubasi . Masa inkubasiCOVID-19 biasanya lima sampai enam hari
tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14hari, meskipun 97,5% orang yang mengalami
gejala akan melakukannya dalam 11,5hari infeksi.Sebagian kecil kasus tidak
mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktutertentu. Pembawa tanpa
gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalamtransmisi belum sepenuhnya
diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwamereka dapat berkontribusi pada
penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, PusatPengendalian dan Pencegahan
Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% darikasus yang dikonfirmasi tetap
tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit.
Berikut ini adalah beberapa jenis APD yang umumnya digunakan para tenaga medis
dalam menangani ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan),
pasien suspect (terduga positif), maupun sudah terbukti positif COVID-19:
(1) Masker
Ada 2 jenis masker yang umumnya digunakan sebagai APD dalam penanganan
pasien COVID-19 atau orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona, yaitu masker
bedah dan masker N95.
Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terdiri dari 3 lapisan
bahan yang digunakan sekali pakai. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah
masuknya virus Corona melalui mulut atau hidung, ketika ada percikan ludah
penderita COVID-19 saat ia batuk, bersin, atau bicara.
Masker yang lebih efektif untuk mencegah virus Corona adalah masker N95.
Masker ini terbuat dari bahan polyurethane dan polypropylene yang mampu
menyaring hampir 95% partikel berukuran kecil. Masker N95 memiliki bentuk
yang dapat menutup area mulut dan hidung dengan lebih rapat, bila ukurannya
sesuai.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga
medis yang sedang menangani pasien dengan penyakit menular tertentu,
termasuk pasien COVID-19.
Untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penularan kepada orang lain,
pemerintah menyarankan masyarakat yang bukan tenaga medis untuk
menggunakan masker kain.
(2) Pelindung mata
Pelindung mata atau google terbuat dari bahan plastik transparan yang berfungsi
untuk melindungi mata dari paparan virus yang dapat masuk ke dalam tubuh
melalui mata. Alat pelindung ini harus pas menutupi area mata, serta tidak
mudah berkabut atau mengganggu penglihatan.
(3) Pelindung wajah
Sama halnya dengan pelindung mata, pelindung wajah juga terbuat dari bahan
plastik jernih dan transparan. Jenis APD ini dapat menutupi seluruh area wajah,
mulai dari dahi hingga dagu Bersama masker dan pelindung mata, pelindung
wajah mampu melindungi area wajah dari percikan air liur atau dahak saat
pasien COVID-19 batuk atau bersin.
(4) Gaun medis atau Hazmat
Gaun medis digunakan untuk melindungi lengan dan area tubuh dari paparan
virus selama tenaga medis melakukan prosedur penanganan dan perawatan
pasien.
Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis gaun medis, yaitu gaun sekali
pakai dan gaun yang bisa dipakai ulang. Gaun sekali pakai adalah gaun yang
dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai. Jenis gaun ini terbuat dari bahan
serat sintetis, seperti polypropylene, poliester, dan polyethylene, yang
dikombinasikan dengan plastik.Sedangkan gaun yang bisa dipakai ulang adalah
gaun yang dapat digunakan lagi setelah dicuci atau dibersihkan. Pemakaiannya
bisa hingga maksimal 50 kali, selama gaun tidak robek atau rusak. Gaun ini
terbuat dari bahan katun atau poliester, atau kombinasi keduanya.
Gaun medis juga perlu dilengkapi dengan celemek atau apron untuk melapisi
bagian luar gaun. Apron tersebut umumnya terbuat dari plastik yang tahan
terhadap disinfektan.
(5) Sarung tanga medis
Sarung tangan medis digunakan untuk melindungi tangan para petugas medis
dari cairan tubuh pasien selama merawat pasien COVID-19. Sarung tangan ini
idealnya tidak mudah sobek, aman digunakan, dan ukurannya pas di
tangan.Sarung tangan yang sesuai standar penanganan COVID-19 harus terbuat
bahan lateks atau karet, polyvynil chloride (PVC), nitrile, dan polyurethane.
(6) Penutup kepala
Penutup kepala berfungsi untuk melindungi kepala dan rambut para petugas
medis dari percikan air liur atau dahak pasien selama mereka merawat atau
memeriksa pasien. Penutup kepala harus terbuat dari bahan yang dapat
menahan cairan, tidak mudah robek, dan ukurannya pas di kepala. Jenis APD ini
umumnya bersifat sekali pakai.
(7) Sepatu pelindung
Sepatu pelindung digunakan untuk melindungi bagian kaki petugas medis dari
paparan cairan tubuh pasien COVID-19. Sepatu pelindung umumnya terbuat dari
karet atau kain yang tahan air dan harus menutup seluruh kaki hingga betis.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan
beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian. K3 adalah aktor kunci untuk
memfasilitasi akses ke informasi yang dapat diandalkan bagi pekerja dan manajemen
demi mempromosikan pemahaman tentang penyakit dan gejalanya serta langkah-
langkah pencegahan diri (misalnya etika pernapasan, mencuci tangan, isolasi diri jika
sakit dan sebagainya) (Ivanov, 2020). Mereka harus mendukung pengusaha dalam
proses penilaian risiko (yakni, identifikasi bahaya menular dan tidak menular dan
penilaian risiko terkait; adopsi tindakan pencegahan dan pengendalian; pemantauan
dan peninjauan); serta dalam pembuatan atau revisi rencana untuk pencegahan.
Tantangan penting yang dihadapi oleh praktisi K3 terkait dengan beragam situasi
kerja yang membutuhkan bimbingan khusus, termasuk petugas layanan kesehatan
dan tanggap darurat, mereka yang berada dalam kegiatan perekonomian dasar
(misal pasokan makanan dan eceran, utilitas, komunikasi, transportasi dan
pengiriman dan sebagainya), pekerja tidak terorganisir (termasuk sektor ekonomi
informal, ekonomi serabutan, pekerja rumah tangga dan sebagainya) dan
pengaturan kerja alternatif (bekerja dari rumah) (Ivanov, 2020).
2. SARAN
Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi ini, karena yang
dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolismetubuh dan dapat
meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat. Tetap
mencaga kesehatan , selalu menerapkan perilaku hidup bersih
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, S.K. et al. 2020. “Dampak psikologis karantina dan cara menguranginya: peninjauan
cepat terhadap bukti.” The Lancet, 395 (10227), 912.
Pusat Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kanada (CCOHS). 2019 (22 Oktober, terakhir
diperbarui). K3 Menjawab Lembar Fakta. Kerja Jarak Jauh/Bekerja dari rumah. Tersedia
di: https://www.ccohs.ca/ oshanswers/hsprograms/telework.html
Otoritas Kesehatan dan Keselamatan (HSA), Irlandia. 2020. Tanya Jawab untuk Pengusaha
dan Pekerja terkait Bekerja di Rumah secara Temporer (COVID-19). Tersedia di:
https://www.hsa.ie/eng/news_ events_media/news/news_and_articles/
faq’s_for_employers_and_employees_in_ relation_to_home-working_on_tentang_
bisnis .html
https://www.inews.id/lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak-cemas-hadapi-pandemicovid-