OLEH :
SABRIANA
14420192131
( ) ( )
2. Diagnosis Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas,
proses infeksi
b. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolus-kapiler
c. Ansietas b/d krisis situasional, ancaman terhadap kematian
d. Gangguan ventilasi spontan b/d gangguan metabolisme,
kelemahan/keletihan otot prnapasan
e. Risiko syok b/d hipoksia, sepsis, sindrom respon inflamasi sistemik
f. Gangguan sirkulasi spontan b/d penurunan fungsi
ventrikel[ CITATION Liu20 \l 1057 ],[ CITATION Bai16 \l 1057 ],[ CITATION
Tim16 \l 1057 ].
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan/kriteria hasil Intervensi/rasional
1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif b/d 24 jam, bersihan jalan nafas meningkat dengan 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalam,
hipersekresi jalan kriteria: usa nafas)
napas, proses infeksi Batuk efektif meningkat, sputum menurun, R/ : untuk mrngidentifikasi terjadinya
wheezing menurun. hipoksia melalui tanda peningkatan
frekuensi, kedalaman dan usaha napas.
2) Monitor sekret (jumlah, warna, bau,
konsistensi)
R/ : tanda infeksi berupa sekret tampak
keruh dan berbau. Sekret kental dapat
meningkatkan hipoksemia dan dapat
menandakan dehidrasi.
3) Monitor kemampuan batuk efektif
R/ : untuk menilai kemampuan
mengeluarkan sekret dan
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
4) Posisikan semi fowler/fowler
R/ : unruk meningkatkan eskursi
diafragma dan ekspansi paru
5) Berikan minum hangat
R/ : untuk memberikan ekspektorasi
pada jalan nafas
Manajemen Isolasi
6) Tempatkan satu pasien untuk satu
kamar
R/ :untuk menurunkan risiko terjadinya
infeksi silang (cross infection)
7) Sediakan seluruh kebutuhan harian dan
pemeriksaan sederhana dikamar pasien
R/ : untuk memobilisasi pasien dan staff
yang merawat pasien
8) Dekontaminasi alat-alat kesehatan
sesegera mungkin setelah digunakan
R/ : untuk menghilangkan virus yang
m,ungkin menempel pada permukaan
alat kesehatan.
9) Lakukan kerbersihan tangan dengan 5
momen
R/ : untuk menurunkan transmisi virus
10) Minimalkan kontak dengan pasien,
sesuai kebutuhan
R/ : untuk menurunkan transmisi virus
11) Anjurkan isolasi mandiri
R/ : dirumah selama 14 hari (pada pasien
tanpa gejala dan dengan gejala ringan)
atau isolasi di RS Darurat Covid (pada
pasien gejala sedang), atau isolasi di RS
rujukan (pada pasien dengan gejala
berat/kritis)
12) Lepaskan alat proteksi diri segera
setelah kontak dengan pasien
R/ : untuk meminimalkan peluang
terjadinya transmisi virus kepada staf.
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan perawatan selama 2-4 jam Terapi Oksigen
gas b/d perubahan diharapkan pertukaran gas meningkat dengan 1) Monitor bunyi napas
membran alveolus- kriteria: R/ untuk menuilai adanya wheezing
kapiler 1) RR 12-20 kali/menit akibat inflamasi dan penyempiatan jalan
2) SpO2 ≥90% napas, dan atau ronkhi basah akibat
3) PaO2 >80 mmHg adanya penumpukan cairan interstisial
4) PaCO2 35-45 mmHg atau alveolus paru.
5) Ph 7.35-7.45 ronkhi menurun 2) Monitor kecepatan aliran oksigen
R/ untuk memastikan ketepatan dosis
pemberian oksigen
3) Monitor integritas mukosa hidung akibat
permasangan oksigen
R/ untuk mengidentifikasi terjadinya
iritasi mukosa akibat aliran oksigen
4) Monitor efektifitas terapi oksigen
R/ karena SpO2 menurun, PaO2
menurun, PaCO2 meningkat dapat terjadi
akibat peningkatan sekresi paru dan
keletihan respirasi.
5) Monitor rontgen dada
R/ untuk melihat adanya peningkatan
densitas pada area paru yang
menunjukkan terjadinya pneumonia
6) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
R/ seperti high flow nasal canula
(HFNC) atau noninfasive mechanical
ventilation (NIV) pada pasien ARDS
atau efusi paru luas.
7) Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian
oksigen
R/ untuk meningkatkan keterlibatan dan
kekooperatifan pasien terhadap terapi
oksigen
8) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
R/ untuk memperjelas pemberian terapi
oksigen sesuai kondisi dan kebutuhan
pasien.
3. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam Reduksi Ansietas
situasional, ancaman 24 jam, tingkat ansietas menurun, dengan 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
terhadap kematian kriteria: dan nonverbal)
Perasaan bingung menurun, perasaan kuatir R/ Covid dapat berkembang manjadi
menurun, gelisah menurun, teganmg menurun kondisi mengancam jiwa yang
mengakibatkan kecemasan dan
berdampak pada frekuensi dan
kedalaman nafas sehingga dapat
mempengaruhi GDA
2. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
R/ untuyk meningkatkan dukungan
keluarga dan memberikan
keamanan/kenyamanan
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
R/ untuk mendorong keterbukaan dan
perasaan diperhatikan
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
R/ untuk meningkatkan stabilitas
perasaan pasien
5. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
R/ informasi yang adekuat dapat
menurunkan kecemasan akibat
ketidaktahuan
6. Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
R/ untuk memberikan kejelasan
persepsi dan perasaan serta
meningkatrkan koping
7. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
R/ untuk meningkatkan rasa
pengendalian (sense of control) dan
mekanisme koping
8. Latih teknik relaksasi
R/ untuk menurunkan stress dan
ketegangan
4. Gangguan ventilasi spontan b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam Dukungan Ventilasi
gangguan metabolisme, 24-48 jam diharapkan ventilasi spontan 1) Identifikasi adanya kelelahan otot
kelemahan/keletihan otot meningkat dengan kriteria: bantu napas
pernapasan 1) Volume tidal meningkat R/ karena kelelahan otot bantu napas
2) Dispnea menurun dapat menurunkan kemampuan batuk
3) PaO2 >80 mmHg efektif dan proteksi jalan napas
4) PaCO2 34-45 mmHg 2) Monitor status rtespirasi dan oksigenasi
5) Gelisah menurun R/ untuk menilai status oksigenasi
3) Monitor adanya aritmia
R/ karena aritmia dapat terjadi akibat
hipoksemia, pelepasan katekolamin
dan asidosis.
4) Pertahankan kepatenan jalan napas
R/ untukj menjamin ventilasi adekuat
5) Berikan posisi fowler atau fowler
R/ untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
6) Berikan posisi pronasi (tengkurap)
pada pasiern sadar dengan gangguan
paru difus bilateral
R/ untuk mengoptimalkan perfusi pada
anterior paru yang biasanya gangguan
nya lebih minimal dibandingkan
posterior.
7) Gunakan bag-valve mask, jika perlu
R/ untuk memperbaiki ventilasoi
dengan memberikan napas bantuan
pada pasien yang tidak mampu napas
spontan.
8) Kolaborasi tindakan intubasi dan
ventilasi mekanik, jika perlu
R/ untuk mempertahankan ventilasi
dan oksigenasi adekuat serta mencegah
kondisi mengancam jiwa.
5. Risiko syok b/d hipoksia, sepsis, Setelah dilakukan perawatan dalam 8 jam Pencegahan Syok
sindrom respon inflamasi tingkat syok menurun dengan kriteria: 1) Monitor status
sistemik Output urine >0,5 mL/kg/jam, akral hangat, pucat kardiopulmonal(frekuensi, kekuatan
menurun, TDS >90 mmHg, MAP ≥65 mmHg, nadi, frekuensi nafas. TD, MAP).
CVP 2-12 mmHg (+3 jika terpasang ventilasi R/ untuk menurunkan volume sistemik
tekanan positif) 2) Monitor status oksigenasi (oksimetri,
AGD)
R/ untuk mendeteksi perubahan
oksigenasi dan gangguan asam-basa
3) Monitor status cairan
R/ untuk mengetahui keadekuatan
volume cairansistemik dan kebutuhan
cairan
4) Monitor tingkat kesadaran
R/ untuk mendeteksi tanda awal
hipoksia serebral oksigenasi dan
gangguan asam-basa
5) Berikan oksigen
R/ untuk mempertahankan saturasi
oksigen >90%
6) Pasang jalur IV
R/ sebagai akses untuk mengoreksi atau
mencegah defisit cairan
7) Pasang kateter urine, jika perlu
R/ untuk menilai perfusi ginjal dan
produksi urine
8) Batasi resusitasi cairan terutama pada
pasien edema paru
R/ karena resusitasi agresif dapat
memperburuk oksigenasi
9) Kolaborasi pemberian kristaloid 30
mL/kg BB jika terjadi syok
R/ untuk mengoptimalkan perfusi
jaringan dan mengoreksi defisit cairan
10) Kolaborasi pemberian antibiotik dalam
1 jam
R/ jika sepsis dicurigai infeksi bakteri.
6. Gangguan sirkulasi spontan Setelah dilakukan perawatan dalam 30 menit 1) Amankan lingkungan (pasang APD
b/d penurunan fungsi ventrikel sirkulasi spontan meningkat dengan kriteria: lengkap dan batasi personil resusitasi)
Tingkat kesadaran meningkat, HR 60-100 2) Panggil bantuan jika pasien tidak
x/menit, TDS >90 mmHg, ETCO2 35-45 mmHg. sadar dan aktifkan code blue)
EKG normal. 3) Pastikan nadi tidak teraba dan napas
tidak ada
4) Lakukan resusitasi janytung paru, jika
perlu
5) Pasang monitor jantung
6) Minimalkan interupsi pada saat
kompresi dan defibrilasi
7) Pasang akses vena, jika perlu
8) Siapkan intubasi, jika perlu
9) Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda
napas spontan (mis, nadi karotis
teraba, kesadaran pulih)
10) Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika
perlu
11) Kolaborasi pemberian epinefrin, jika
perlu
12) Lakukan perawatan cardiac arrest,
jika perlu.
4. Evaluasi
Setelah tindakan keperawatan dilaksanakan evaluasi hasil yang diharapkan
sebagai berikut.
1) Bersihan jalan nafas meningkat
2) Pertukaran gas meningkat
3) Tingkat ansietas menurun
4) Ventilasi spontan meningkat
5) Tingkat syok menurun
6) Sirkulasi spontan meningkat[ CITATION Tim18 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA