OLEH :
SABRIANA
14420192131
CI INSTITUSI CI LAHAN
(.............................) (..........................)
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas di
seluruh dunia . Di amerika serikat kurang lebih 700.000 kasus baru stroke
iskemik muncul setiap tahunnya, lebih sepertiga penderita tersebut
mengalami disabilitas dan 200.000 diantaranya akan mengalami stroke
ulang .secara global, pada tahun 2020 stroke diperkirakan akan menjadi
penyebab keempat dari kematian dan disabilitas pada usia muda .
Sejak kira-kira tahun 1970, penelitian cohort berskala besar
mremberikan informasi akan faktor-faktor resiko stroke , yang banyak
diantaranya dapat dicegah baik dengan pola hidup sehat maupun dengan
obat . pada tahun-tahun tersebutbeberapa penelitian untuk mengetahui
prevensi stroke yang optimal banyak dilakukan . kegagalan untuk
mengidentifikasi dan menengani faktor resiko stroke secara optimal akan
berperan didalam kejadian recurrent stroke dan kematian karena penyakit
cerebrovaskuler ( Sacco et al.2006).
Penelitian –penelitian epidemiologi telah banyak membantu untuk
mengidentifikasi dan menentukan faktor-faktor , rekomendasi untuk
mengurangi faktor-faktor resiko tersebut juga telah didapat dari beberapa
trial. American Heart Association (AHA) mengeluakan beberapa
rekomendansi prevensi stroke pada Negara-negara berkembang merupakan
suatu hal yang sangat penting , pada Negara-negara tersebut dua pertiga dari
penderita stroke meninggal setiap tahun .
Upaya prevensi kejadian stroke ulang ( recurrent stroke ) merupakan
saalah satu perkembangan yang cukup berarti didalam menejemen pasien
stroke pada 30 tahun terakhir ini.
Hingga tahun 1977 belum ada strategi prevensi stroke yang terbukti
.aspirin diperkenalkan penggunaanya untuk prvensi sekunder stroke pada
tahun 1978. Kemudian kombinasi aspirin dengan dipyridamole dimulai tahun
1987. Sedangkan warfarin dengan atrial fiblirasi dimulai tahun 1993.untuk
terapi simptomatik stenosis arteri karotis yang lebih dari 70% ,
endarterectomi karotis dimulai 1991.Clopidogrel mulai digunakan pada tahun
1996. Efek prevantif terhadap kejadian serebrovaskuler juga diperlihatkan
oleh beberapa anti hipertensi seperti peridopril dan indapamide atau ramipiril
pada tahun 2001, dan obat penurun kolestrol atorvastatin pada tahun 2006
(Geoffray et al.2008).
Upaya untuk prevansi stroke baik berupa prevensi primer maupun
prevensi sekunder harus didasarkan pada evidence-based-medicine, oleh
karena itu bab ini bertujuan memberikan rekomendasi terbaru didalam
strategi penanganan faktor-faktor resiko stroke meupun strategi pencegahan
kejadian recurrent stroke.
II. Tujuan penulisan
1. Anatomi dari stroke iskemik?
2. Apayang dimaksud dengan stroke iskemik?
3. Apa etiologi / penyebab dari stroke iskemik?
4. Bagaimana patofisiologi pada stroke iskemik?
5. Manifestasi klinis dan penatalaksanaan pada stroke iskemik?
6. Pemeriksaan penunjang stroke iskemik?
7. Bagaimana ASKEP pada struk iskemik?
8. Dan penyimpangan KDM pada stroke iskemik?
III. LANDASAN TEORI
A. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2012).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan
darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg
dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang
dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi merupakan gangguan pada sitem peredaran darah yang
sering terjadi pada lansia, dengan kenikan tekanan darah sistolik lebih
dari 150 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan
sistolik 150 – 155 mmHg dianggap masih normal pada lansia (Sudarta,
2013).
1. Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada
ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna
vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan
dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin,
lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya
besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin
(untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil
memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut
darah dari jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1
inci) memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi
lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol,
yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan.
Arteriol mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm.
Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri
jantung ke jaringan.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
yang sifatnya elastic dan termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali
terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan
dinding arteri
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif
tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi
menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi
bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila
terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang
berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan
pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus.
Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-
kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-hasil dari kelenjar,
menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan
yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah
arteri dan vena.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat
adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel
dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan
kembali cairan limfe ke dalam darah yang ke luar melalui dinding
kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Pembuluh limfe
sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ,
terutama dalam vili usus.
f. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang
tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain.
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang
ukurannya besar seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini
juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang
selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor
kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai
katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.
A. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
a) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b) Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension
1) Diastolik
a) < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b) 85 – 99 : Tekanan darah normal tinggi
c) 90 -104 : Hipertensi ringan
d) 105 – 114 : Hipertensi sedang
e) >115 : Hipertensi berat
2) Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b) 140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c) > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan
darah yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120
mmHg), pada penderita hipertensi, yg membutuhkan
penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang
sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi
kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan
pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah
cepat naiknya tekanan darah. Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang
segera dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya
kerusakan organ target akut atau progresif target akut atau
progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ
target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg
segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang
bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ
target progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau
kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu
diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan
darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam
sampai hari).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
A. Aktivitas / istirahat
Gejala :
- Kelemahan
- Letih
- Napas pendek
- Gaya hidup monoton
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan irama jantung
- Takipnea
B. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /
katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
- Kenaikan TD
- Nadi : denyutan jelas
- Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
- Bunyi jantung : murmur
- Distensi vena jugularis
- Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),
pengisian kapiler mungkin lambat
C. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
- Letupan suasana hati
- Gelisah
- Penyempitan kontinue perhatian
- Tangisan yang meledak
- otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
- Peningkatan pola bicara
D. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal )
E. Makanan / Cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
- Mual
- Muntah
- Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
- BB normal atau obesitas
- Edema
- Kongesti vena
- Peningkatan JVP
- Glikosuria
F. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala
- Episode kebas
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )
- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
- Perubahan retinal optik
G. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri hilang timbul pada tungkai
- Sakit kepala oksipital berat
- Nyeri abdomen
H. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
- Takipnea
- Ortopnea
- Dispnea nocturnal proksimal
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
- Sianosis
I. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
J. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
- Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
- Penggunaan obat / alkohol
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas
ventrikuler, iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
3. Intervensi Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
N DIANGOSA
O KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX KOLABORASI
1 Resiko tinggi terhadap NOC : NIC :
penurunan curah Cardiac Pump Cardiac Care
jantungberhubungan effectiveness - Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
denganpeningkatan Circulation Status - Catat adanya disritmia jantung
afterload, vasokonstriksi, Vital Sign Status - Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
hipertrofi/rigiditas Kriteria Hasil: - Monitor status kardiovaskuler
ventrikuler, iskemia - Tanda Vital dalam - Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
miokard rentang normal - Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
(Tekanan darah, Nadi, - Monitor balance cairan
respirasi) - Monitor adanya perubahan tekanan darah
- Dapat mentoleransi - Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
aktivitas, tidak ada - Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
kelelahan - Monitor toleransi aktivitas pasien
- Tidak ada edema paru, - Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
perifer, dan tidak ada - Anjurkan untuk menurunkan stress
asites Vital Sign Monitoring
- Tidak ada penurunan - Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
kesadaran - Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulsus paradoksus
- Monitor adanya pulsus alterans
- Monitor jumlah dan irama jantung
- Monitor bunyi jantung
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign