Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SABRIANA

14420192131

Program Studi Profesi Ners

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2020
NAMA : SABRIANA

STAMBUK : 14420192131

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SUCTION MELALUI OROPHARINGEAL (OPA)

Pengertian Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan


pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan
napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri.
Suction melalui orofaringeal merupakan suatu metode
untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat lewat mulut.
Tujuan Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak
mampu mengeluarkan sekresi dengan mencairkan sputum
atau menelannya. Prosedur digunakan setelah klien batuk.
Indikasi 1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak
mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan
atau menelan

2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan


nafas, dengan ditandai terdengar suara pada jalan
nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara
crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan
laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus
pada alat bantu nafas.

3. Klien yang kurang responsive atau koma yang


memerlukan pembuangan secret oral
Konta Indikasi 1. Hipoksia
2. Trauma jaringan
3. Meningkatkan resiko infeksi
4. Stimulasi vagal dan bronkospasme
Pra Interaksi 1. Membaca program terapi keperawatan
2. Mengecek identitas pasien
3. Menyiapkan peralatan
 Regulator vakum set
 Kateter penghiap steril sesuai ukuran
 Air steril/ normal salin
 Hanscoon steril
 Pelumas larut dalam air
 Selimut/ handuk
 Masker wajah
 Tong spatel k/p
4. Persiapan lingkungan
 Penjelasan pada kleuarga
 Pasang skerem/ tabir
 Pencahayaan yang baik
5. Persiapan klien
Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
Atur posisi klien :
 Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke
satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan
leher ekstensi (nasal suction)
 Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi
lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal
suction)
6. Mencuci tangan
Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data : nama pasien, keluahan, data lain terkait
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
4. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
Interaksi 1. Mencuci tangan
Rasional: Mencegah trasmisi mikroorganisme
2. Ucapkan salam terapeutik
Rasional: menerapkan etika keperawatan
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
Rasional: klien dpt mengetahui dan mengurangi cemas
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
Rasional: menjaga privasi klien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
Rasional : Mempermudah melakukan tindakan
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional: Membuat keadaan pasien rileks
7. Pasang masker
Rasional: mencegah mikroorganisme terakumulasi
dan terhirup.
8. Pasang sarung tangan
Rasional: Mencagah penyebaran mikroorganisme
9. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
10. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
11. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
12. Sambungkan kateter penghisap steril ke regulator
vakum
13. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
14. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
15. Penghisapan, masukkan ke satu sisi mulut klien dan
arahkan ke orofaring dengan perlahan
16. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan
perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh
lebih dari 15 detik.
17. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak
mengalami disteress pernafasan, istirahat 20-30 detik,
sebelum memasukkan ulang kateter.
18. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9
-11
19. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk
efektif diantara penghisapan.
20. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah
penghisapan orofaringeal.
21. Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan
hanscoon
22. Cuci tangan
Terminasi 1. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan
R/: mengetahui keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan
2. Atur kembali posisi pasien dalam posisi yang
senyaman mungkin
R/ agar pasien merasa rileks
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
R/: pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
4. Berpamitan
R/: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
5. Dokumentasi
R/: mencatat perkembangan pasien
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION MELALUI NASOPHARINGEAL (NPA)

Pengertian Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan


pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan
napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri.
Suction melalui nasofaringeal merupakan suatu metode
untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat lewat hidung.
Tujuan Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak
mampu mengeluarkan sekresi dengan mencairkan sputum
atau menelannya. Prosedur digunakan setelah klien batuk.
Indikasi 1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup.

2. Pasien yang koma.

3. Pasien yang tidak bias batuk karena kelumpuhan dari


otot pernafasan.

4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun.

5. Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental,


dimana dia sendiri sulit untuk mengeluarkannya.
Konta Indikasi  Pasien dengan stridor.
 Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
 Pulmonary oedem.
 Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.
Pra Interaksi 1. Membaca program terapi keperawatan
2. Mengecek identitas pasien
3. Menyiapkan peralatan
 Regulator vakum set
 Kateter penghiap steril sesuai ukuran
 Air steril/ normal salin
 Hanscoon steril
 Pelumas larut dalam air
 Selimut/ handuk
 Masker wajah
 Tong spatel k/p
4. Persiapan lingkungan
 Penjelasan pada kleuarga
 Pasang skerem/ tabir
 Pencahayaan yang baik
5. Persiapan klien
Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
Atur posisi klien :
 Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke
satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan
leher ekstensi (nasal suction)
 Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi
lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal
suction)
6. Mencuci tangan
Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data : nama pasien, keluahan, data lain terkait
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
4. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
Interaksi 1. Mencuci tangan
Rasional: Mencegah trasmisi mikroorganisme
2. Ucapkan salam terapeutik
Rasional: menerapkan etika keperawatan
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
Rasional: klien dapat mengetahui dan mengurangi rasa
cemas
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
Rasional: menjaga privasi klien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
Rasional : Mempermudah melakukan tindakan
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional: Membuat keadaan pasien rileks
7. Pasang masker
Rasional: mencegah mikroorganisme terakumulasi
dan terhirup.
8. Pasang sarung tangan
Rasional: Mencagah penyebaran mikroorganisme
9. Posisikan klien dengan tepat:
 bila sadar dengan refleks gag berfungsi baringkan
klien pada posisi semi Fowler’s dengan kepala
miring ke satu sisi untuk penghisapan oral.
Baringkan klien pada posisi Fowler’s dengan
leher ekstensi untuk penghisapan nasal
 Bila sadar-baringkan klien pada posisi lateral
menghadap pada anda untuk penghisapan oral
atau nasal.
10. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
11. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
12. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
13. Sambungkan kateter penghisap steril ke regulator
vakum
14. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
15. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
16. Penghisap: nasofaringeal-dengan perlahan masukan
kateter ke salah satu lubang hidung. Arahkan kearah
medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong
paksa kateter. Bila lubang hidung yang satu tidak
paten, coba hidung yang lain. Jangan lakukan
penghisapan selama pemasangan.
17. Penghisapan, masukkan ke satu dalam hidung klien
dan arahkan ke nasofaringeal dengan perlahan
18. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan
perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh
lebih dari 15 detik.
19. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak
mengalami disteress pernafasan, istirahat 20-30 detik,
sebelum memasukkan ulang kateter.
20. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9
-11
21. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk
efektif diantara penghisapan.
22. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah
penghisapan nasofaringeal.
23. Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan
hanscoon
24. Cuci tangan
Terminasi 6. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan
R/: mengetahui keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan
7. Atur kembali posisi pasien dalam posisi yang
senyaman mungkin
R/ agar pasien merasa rileks
8. Menyampaikan rencana tindak lanjut
R/: pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
9. Berpamitan
R/: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
10. Dokumentasi
R/: mencatat perkembangan pasien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SUCTION MELALUI TRACHEOSTOMY TUBE

Pengertian Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan


pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan
napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri.
Suction melalui nasofaringeal merupakan suatu metode
untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat lewat hidung.
Tujuan Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak
mampu mengeluarkan sekresi dengan mencairkan sputum
atau menelannya. Prosedur digunakan setelah klien batuk.
Indikasi 1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak
mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan
atau menelan

2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan


nafas, dengan ditandai terdengar suara pada jalan
nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara
crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan
laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus
pada alat bantu nafas.

3. Klien yang kurang responsive atau koma yang


memerlukan pembuangan secret oral
Konta Indikasi 1. Hipoksia
2. Trauma jaringan
3. Meningkatkan resiko infeksi
4. Stimulasi vagal dan bronkospasme
Pra Interaksi 1. Membaca program terapi keperawatan
2. Mengecek identitas pasien
3. Menyiapkan peralatan
 Regulator vakum set
 Kateter penghiap steril sesuai ukuran
 Air steril/ normal salin
 Hanscoon steril
 Pelumas larut dalam air
 Selimut/ handuk
 Masker wajah
 Tong spatel k/p
4. Persiapan lingkungan
 Penjelasan pada kleuarga
 Pasang skerem/ tabir
 Pencahayaan yang baik
5. Persiapan klien
Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
Atur posisi klien :
 Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke
satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan
leher ekstensi (nasal suction)
 Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi
lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal
suction)
6. Mencuci tangan
Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data : nama pasien, keluahan, data lain terkait
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
4. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
Interaksi 1. Mencuci tangan
Rasional: Mencegah trasmisi mikroorganisme
2. Ucapkan salam terapeutik
Rasional: menerapkan etika keperawatan
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
Rasional: klien dapat mengetahui dan mengurangi rasa
cemas
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
Rasional: menjaga privasi klien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
Rasional : Mempermudah melakukan tindakan
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional: Membuat keadaan pasien rileks
7. Pasang masker
Rasional: mencegah mikroorganisme terakumulasi
dan terhirup.
8. Pasang sarung tangan
Rasional: Mencagah penyebaran mikroorganisme
9. Nyalakan peralatan pengisap dan atur regulator vakum
pada tekanan negative yang sesuai
10. Jika diindikasikan tingkatkan oksigen tambahan
sampai 100% atau sesuai program dokter
11. Gunakan peralatan pengisap dengan membuka
bungkusan dengan tetap menjaga kesterilan pengisap
tersebut.
12. Buka pelumas. Tekan dalam bungkusan kateter steril
yang terbuka tersebut tanpa menyentuh bungkusannya.
13. Kenakan masker dan pelindung mata

14. Kenakan sarung tangan steril pada kedua tangan atau


kenakan sarung tangan bersih pada tangan tidak
dominan dan sarung tangan steril pada tangan
dominan.

15. Angkat kateter pengisap dengan tangan dominan tanpa


menyentuh permukaaan yang tidak steril. Angkat
selang penghubung dengan tangan tidak dominan.
Masukkan kateter ke dalam selang.

16. Periksa apakah peralatan berfungi dengan baik dengan


mengisap sejumlah normal saline dari Waskom

17. Lumasi 6-8 cm kateter distal dengna pelumas larut air

18. Angkat peralatan pemberian oksigen, jika terpasang


dengan tangan tidak dominan. Tanpa melakukan
pengisapan, dengan perlahan tetapi cepat, insersikan
kateter dengan ibu jari dan jari telunjuk dominan ke
dalam hidung dengan gerakan sedikit mirimg ke arah
bawah atau melalui mulut saat klien menghirup nafas.

19. Lakukan pengisapan secara intermitten sampai selam


10 detik dengan meletakkan dan mengangkat ibu jari
tidak dominan dari lubang ventilasi kateter sambil
memutarnya ke dalam dan keluar di antara ibu jari dan
jari telunjuk dominan.

20. Bilas kateter dengan selang penghubung dengan


normal saline sampai bersih.

21. Cuci tangan.


Terminasi 1. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan
R/: mengetahui keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan
2. Atur kembali posisi pasien dalam posisi yang
senyaman mungkin
R/ agar pasien merasa rileks
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
R/: pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
4. Berpamitan
R/: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
5. Dokumentasi
R/: mencatat perkembangan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Safruddin, Asnaniar, W. O., Maryunis, Munir, N., & Hidayat, R. (2020). Buku
Panduan Osce Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners Angkatan X.
Makassar: UMI.
A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Ketrampilan Dasar
Manusia. Alih Bahasa: Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai