Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL INSIDENCE REPORT (CIR)

PENGHISAPAN LENDIR

OLEH:

ARDIANSYAH NOCH
R014212001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
MELAKUKAN PROSEDUR SUCTION

A. Pendahuluan

Kegawatdaruratan neurologi yang ditandai dengan adanya gangguan

integritas otak dan menjadi manifestasi klinis akhir pada kasus kegagalan

fungsi organ yang mengarah pada gagal otak dan kematian (Sari & Ikbal,

2019a). Pada umumnya pasien kritis yang mengalami ketidaksadaran akan

mempengaruhi produksi saliva sehingga bisa meningkatkan sekret. Sekret

merupakan bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui

mulut. Produksi sekret yang berlebih dapat menghambat aliran udara dari

hidung masuk ke paru-paru. Sekret yang terproduksi tersebut harus di suction

untuk mempertahankan jalan nafas pasien (Sari & Ikbal, 2019b). Prosedur

pengisapan/Suction Orofaring adalah proses mengeluarkan secret dari rongga

mulut dan faring (Jacob et al., 2014).

B. Tindakan Keperawatan

Melakukan Prosedur Suction

Nama pasien: Ny. M

Tanggal Lahir : 24-04-1964

Diagnosa medis: Tumor Intracranium Parietal Sinistra

C. Asuhan Keperawatan yang dilakukan

1. Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001)


Defisit perawatan diri (D.0109)

Risiko perfusi serebral tidak efektif (D.0017) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2017)

2. Intervensi Keperawatan

Lakukan Prosedur Suction

D. Tujuan Prosedur

a. Mengeluarkan secret yang menyumbat saluran napas

b. Memudahkan ventilasi

c. Mengambil sampel secret untuk tujuan diagnostic

d. Mencegah infeksi akibat penumpukan secret (Jacob et al., 2014)

E. Perangkat Alat

1. Kateter sucation dengan ukuran yang sesuai

2. Small Y Adapter (jika kateter tidak memiliki suction-control port)

3. Sarung tangan bersih

4. Cairan normal saline steril atau air steril sekitar 50 mL

5. Handuk bersih

6. Portable suction atau wall suction

7. Selang penghubung

8. Jalan napas nasal atau oral (jika diindikasikan)

9. Masker atau pelindung wajah (Rebeiro et al., 2015)


F. Prosedur Tindakan (Jacob et al., 2014):

Tindakan Keperawatan Rasional Tindakan pada kasus


1. Periksa tanda dan gejala Tanda fisik dan gejala Periksa tanda dan gejala
yang memandakan adanya timbul sebagai akibat adanya secret
secret saluran napas atas ; penurunan aliran oksigen
napas berkumur, gelisah, ke jaringan, begitu pula
menetesnya air liur, dll dengan penumpukan
secret pada saluran
pernapasan atas
2. Jelaskan kepada pasien Membantu mendapatkan
bahwa pengisapan atau Kerjasama pasien dan
merangsang batuk, refleks meredakan kecemasan
tersedak, atau bersin pasien
3. Jelaskan pentingnya dan Memudahkan Tidak dilakukan karena
dorong pasien untuk batuk pengeluaran secret dan pasien dalam kondisi
selama prosedur menurunkan frekunsi penurunan kesadaran
serta durasi pengisapan
berikutnya
4. Kumpulkan peralatan Agar prosedur dapat Dekatkan peralatan
dilakukan dengan lancer
5. Atur ranjang sesuai posisi  Mendudukkan pasien Menurunkan pembatas
kerja yang nyaman. akan membantunya tempat tidur, pasien dalam
Turunkan jeruji pembatas untuk dapat batuk posisi supinasi karena
samping yang dekat dengan dan memudahkan dalam kondisi penurunan
anda, posisikan pasien dalam penarikan napas kesadaran
posisi semi fowler bila  Gaya gravitasi
pasien sadar. memudahkan
pemasukan kateter
 Poisis miring
mencegah
penyumbatan saluran
napas dan
merangsang
pengeluaran secret.
6. Letakkan duk atau alas tahan Melindungi seprei
air pada dada pasien ranjang
7. Pakai masker atau pelindung Pengisapan dapat Menggunakan masker
wajah menimbulkan cipratan
cairan tubuh
8. Nyalakan mesin penghisap Tekanan negative harus Menyalakan mesin
dan atur tekanan yang sesuai berada pada tingkat yang pengisap
a. Unit mesin penghisap aman atau dapat terjadi
dinding : pneumotoraks.
Dewasa → 100-120
mmHg
Anak-anak → 95-110
mmHg
Bayi → 50-95 mmHg
b. Unit mesin penghisap
portabel
Dewasa → 10 – 15
mmHg
Anak-anak → 5-10
mmHg
Bayi → 2-5 mmHg
9. Cuci tangan Mengurangi transmisi
mikroorganisme
10. Lakukan pengisapan
orofaring
a. Pakai sarung tangan Menggunakan sarung
sekali pakai yang bersih tangan bersih
b. Sambungkan satu ujung Mempersiapkan Sambungkan ujung selang
selang penghubung ke peralatan pengisap penghubung ke mesin
mesin pengisap dan penghisap dan ujung
ujung yang lainnya ke lainnya ke suction kateter.
kateter pengisap, isis
mangkuk steril dengan Memastikan fungsi Isap sejumlah kecil cairan
air steril peralatan dan melumasi NaCl 0,9% steril
c. Isap sejumlah kecil air kateter
steril dari mangkuk
Melepaskan Non
d. Lepas sungkup oksigen Rebreathing Mask
Memberikan pengisapan Masukkan kateter kedalam
bila ada yang kontinyu. Hati-hati mulut
e. Masukkan kateter ke dari tepi
angan sampai ujung Oropharingeal Airway dan
dalam mulut di kateter melukai tengah
sepanjang garis gusi oropharyngeal
permukaan mukosa Airway. Gerakkan kateter
sampai ke faring. mulut
Gerakkan kateter di dalam rongga mulut
dalam rongga mulut sampai semua secret
sampai semua secret terisap
terisap. Dorong pasien
untuk batuk selama Pasang Kembali Non
Rebreathing Mask
proses pengisapan Membersihkan kateter Cuci kateter dengan NaCl
f. Pasang Kembali sungkup dan mengurangi 0,9% steril sampai selang
oksigen kemungkinan transmisi kateter dan selang
g. Cuci kateter dengan air mikroorganisme penghubung bersih.
dalam mangkuk sampai Matikan mesin penghisap
selang penghubung
bersih dari secret.
Matikan mesin pengisap.
11. Periksa Kembali status Mengarahkan perawat Memeriksa Kembali status
pernapasan pasien untuk memulai atau pernapasan pasien
menghentikan intervensi
12. Lepas duk dan letakkan di Mengurangi transmisi
dalam kantung laundry mikro-organisme
13. Reposisikan pasien ; posisi Memudahkan drainase
sim merangsang drainase secret oral
dan harus dipakai bila pasien
mengalami penurunan
kesadaran
14. Cuci dan bilas peralatan Buang peralatan bekas
bekas pakai dengan air sabun pakai ke dalam kantong
hangat dan keringkan dengan infeksius
lap kertas
15. Letakkan kateter pada area Letakkan kateter Kembali
kering yang bersih pada kemasan kateter
16. Cuci tangan Mengurangi transmisi Lakukan kebersihan
mikroorganisme ke tangan
pasien lain
17. Catat prosedur pada catatan Membantu komunikasi di Catat prosedur pada
perawat antara kelompok perawat catatan perawat
yang bertugas

G. Refleksi Tindakan

1. Kesenjangan antara praktik dan teori

No Kesenjangan teori Yang perlu dilakukan

1 Tidak menjelaskan prosedur yang Menjelaskan setiap prosedur


akan di lakukan pada pasien atau yang akan dilakukan pada pasien
keluarga
2 Tidak melakukan kebersihan Melakukan kebersihan tangan

tangan sebelum menyentuh pasien pada 5 momen

dan sebelum melakukan tindakan

aseptik

2. Analisa berdasarkan EBP

a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Menjelaskan prosedur yang dilakukan pada pasien merupakan salah

satu penerapan komunikasi efektif. Hal ini dapat meningkatkan

kerjasama dan kepuasaan terhadap pasien (Jacob et al., 2014).

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang memiliki tujuan

dan direncanakan dengan sengaja serta berfokus pada kesembuhan

pasien yang dilakukan oleh perawat ataupun tenaga kesehatan lain

(Damayanti, 2019). Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam

menjaga kerjasama yang baik dengan pasien, maupun dengan tenaga

kesehatan lain dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan

kesehatan pasien adalah dengan berkomunikasi. Dengan

berkomunikasi perawat dapat mendengarkan perasaan pasien dan

menjelaskan prosedur tindakan keperawatan (Siti et al., 2016). Pada

beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara

komunikasi terapeutik dengan kepuasaan pasien. Hubungan antara


pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan

pasien memiliki keeratan hubungan yang kuat (Hidayatullah, 2020).

Penelitian lain oleh Sembiring & Munthe (2019) menyatakan bahwa

pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat mampu

mendatangkan kepuasan pasien, karena dengan komunikasi yang baik

tersebut, pasien akan merasa nyaman dan tentram berada di ruangan

perawatan, sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dengan apa

yang didapatkan dalam pelayanan kesehatannya. Komunikasi

terapeutik yang bermutu adalah komunikasi yang dilakukan

berdasarkan standar operasional dan dapat memuaskan pasien.

b. Kebersihan Tangan / Hand Hygiene

Kebersihan tangan adalah tindakan menggosokkan tangan

menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir

dan sabun antiseptik (handwash) (World Health Organization, 2009).

Mencapai dan mempertahankan praktik kebersihan tangan yang

optimal terus menjadi tantangan di sebagian besar fasilitas perawatan

Kesehatan. Beberapa rekomendasi dari WHO untuk meningkatkan

kepatuhan melakukan kebersihan tangan sebagai berikut :

1. Menempatkan handrub pada setiap titik perawatan seperti di kamar

pasien dan koridor


2. Menyediakan handrub ukuran saku untuk petugas Kesehatan

3. Pendidikan ulang petugas Kesehatan secara berkala tentang

kebersihan tangan

4. Memberikan feedback terkait kepatuhan pada petugas Kesehatan

5. Membuat pengingat seperti screensaver pada layar computer di

unit perawatan, menempatkan tanda-tanda yang mempromosikan

kebersihan tangan di seluruh fasilitas dan menyediakan brosur

(Boyce, 2019).
Daftar Pustaka

Boyce, J. M. (2019). Current issues in hand hygiene. In American Journal of


Infection Control (Vol. 47, pp. A46–A52). Elsevier Inc.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2019.03.024

Damayanti, S. P. (2019). Hubungan Komunikasi Terpeutik Perawat Dengan


Kepuasan Pasien Terhadap Prosedur Tindakan Invasif The Correlation Between
The Nurses ’ Therapeutic Communication and The Patients ’ Satisfaction with
The Procedure of Invasive Action. PROFESI (Profesional Islam): Media
Publikasi Penelitian, 16(2).

Hidayatullah, M. S. (2020). Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Kepuasan


Pasien Rawat Inap Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso. Jurnal
Keperawatan Profesional, 8(1), 62–73. https://doi.org/10.33650/jkp.v8i1.1022

Jacob, A., R, R., & Tarachand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures
(E. Huriani (ed.); 2nd ed.). Binarupa Aksara.

Rebeiro, G., Jack, L., Scully, N., & Wilson, D. (2015). Keperawatan Dasar Manual
Keterampilan Klinis (E. Novitasari & Y. Supartini (eds.); 1st ed.). Elsevier.

Sari, R. P., & Ikbal, R. N. (2019a). Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Perubahan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Penurunan Kesadaran Diruangan Icu Rumah Sakit
Islam Siti Rahmah Padang. Prosiding SainsTeKes Semnas MIPAKes UMRi, 1,
50–57.

Sari, R. P., & Ikbal, R. N. (2019b). Tindakan Suction dan Perubahan Saturasi
Oksigen pada Pasien Penurunan Kesadaran Diruangan ICU Rumah Sakit. Jik-
Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 85. https://doi.org/10.33757/jik.v3i2.223

Sembiring, I. M., & Munthe, N. B. G. (2019). Hubungan Komunikasi Terapeutik


Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Dan
Fisioterapi (Jkf), 1(2), 54–61. https://doi.org/10.35451/jkf.v1i2.170

Siti, M., Zulpahiyana, Z., & Indrayana, S. (2016). Komunikasi Terapeutik Perawat
Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia,
4(1), 30. https://doi.org/10.21927/jnki.2016.4(1).30-34

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

World Health Organization. (2009). WHO Guidlines on Hand Hygiene in Health


Care First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care. WHO.

Anda mungkin juga menyukai