GASTRIC LAVAGE
Disusun oleh :
ENDANG JUNAELA
P1337420919114
4. Kontraindikasi :
a. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien
dengan keracunan. Kumbah lambung dilakuakan ketika pasien menelan
substansi toksik yang dapat mengancam nyawa, dan prosedur
dilakukan dalak 60 menit setelah tertelan.
b. Kumbang lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain
mengeluarkan tablet tersebut.
c. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang tajam dan
terasa membakar (risiko perforasi esophageal). Kumbah lakukan tidak dilakukan
untuk bahan toksik hidrokarbon (risiko respirasi), misalnya: camphor,
hidrokarbon, halogen, hidrokarbon aromatik, pestisida.
d. Kumbah lambung dikontrindikasikan untuk pasien yang menelan benda
tajam dan besar.
e. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk mecegah
inspirasi.
f. Pasien kejang
g. Tumor paru-paru
h. Menginsersi tube melalui nasal bila ada fraktur
i. Menelan alkali kuat (Rosyidi, kholid.2013.Buku Saku Keperawatan Medikal
Bedah. Hal 348)
5. Persiapan Klien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, mengadakan pendekatan
kepada anak atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan
kemampuan berkomunikasi.
b. Pasien harus duduk senyaman mungkin di tempat tidur. Tanyakan pasien
apakah lubang hidungnya hidungnya tersumbat atau bila ada kesulitan
bernapas melalui hidung.
c. Pasien berbaring pada sisi kiri atau kanan dengan kepala dimiringkan
ke bawah 200, walaupun saat lavase lambung dilakukan sebelum
operasi pasien dapat didudukkan dengan kemiringan 450. Pasien
dan staf harusmemakai jubah yang tidak tembus air.
( Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5.Hal
536 )
6. Persiapan Alat
a. Aplikator berujung kapas
b. Spuit berujung kateter atau Luer-Lok, berukuran 30 ml atau lebih
c. Pelindung kulit , jika diindikasikan
d. Salin normal
e. Sabun dan air hangat
f. Handuk dan waslap
g. Plester sekali pakai
h. Plester
i. Kassa kotak berukuran 4x4 atau kassa gulung
j. Sarung tangan sekali pakai (beberapa pasang)
k. Stetoskop
l. Peniti untuk menuliskan jam dan memberikan label di balutan
m. Pompa infus untuk pemberian makan continu, jika diindikasikan
n. Strip Ph
o. Air berjumlah 50-75 ml dalam cangkir atau wadah irigasi
(Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi
5.hal: 536)
7. Prosedur Pelaksanaan
17. Beri air untuk kumur kepada kebersihan hygiene pasien untuk
klien, kemudian mulut dan menghindari infeksi nosokomial pada
sekitarnya dibersihkan dengan pasien.
tisu.
19. Angkat pengalas dan rapikan Menjaga kenyamanan klien.
klien.
20. Alat-alat dirapikan dan cuci mempertahankan lingkungan yang rapi
tangan. dan menghilangkan mikroorganisme
21. Mencatat tindakan serta hasil untuk bukti bahwa tindakan sudah
termasuk jumlah dan jenis dilakukan dan untuk selalu memonitor
Karakter keadaan pasien setiap saat.
irrigant digunakan, output
lambung dan jumlah, dan
kondisi klien dan toleransi
dari prosedur.
NB : Kumbah lambung system tertutup atau secara continuos ini dilakukan
berkali-kali biasanya 1 hari 3 kali atau ± setiap 4-5 jam karena kondisi lambung
pasien yang masih mengalami perdarahan.Sistem tertutup , meminimalkan risiko
kontak dengan cairan tubuh untuk perawat , pengukuran output lambung sangat
penting dalam memantau keseimbangan cairan dan mengetahui perkembangan
cairan lambung pasien yang mengalami perdarahan.
Prosedur kumbah lambung dengan cara ini lebih efisien jika menggunakan
alat hisap atau sunction. (Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis
Keperawatan Edisi 5. Hal 536)
8. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Prosedur
Periksa selang lambung sebelum digunakan, apakah tidak tersumbat, dan
tidak rapuh
1. Suhu cairan tidak boleh > 37C untuk mencegah iritasi pada selaput
lender lambung
2. Bila terjadi reaksi batuk-batuk / sianosis pada saat memasukkan
sonde, segera cabut
3. Bila pasien memakai gigi palsu harus dikeluarkan
4. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbah lambung harus
segera dihentikan
5. Perhatikan cairan yang keluar, warnanya, kepekatannya, dan lain-lain
6. Bila ada rintangan/hambatan pada saat memasang sonde, tidak boleh
dipaksakan
7. Catat reaksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah pelaksanaaan prasat,
waktu dan lamanya pelaksanaan prasat.
8. Jumlah cairan yang masuk dan keluar beserta warnanya
9. Petugas yang melaksanakan
(Paula dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.hlm : 350)