9 KEBUTUHAN MANUSIA
DIBUAT OLEH :
Enema/Huknah Rendah :
1) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi,
colonoscopy
2) Merangsang peristaltik usus
3) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic
Indikasi: 1. Konstipasi
2. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur.
3. Penggunaan laxative yang berlebihan.
4. Peningkatan stress psikologis
5. Impaksi fases
6. Kebiasaan buang air besar yang teratur
7. persiapan pra operasi
8. untuk tindakan diagnostik misalnya pemariksaan neurologi
9. pasien dengan malena
17. Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
dengan wadah pada setinngi pinggul klien.
18. Terus pegang slang sampai pengisian cairan berakhir.
Kontraksi otot dapat menyebabkan ekspultasi rectal.
19. Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus
(30-45 cm untuk ketinggian enema tinggi, 30 cm untuk enema rendah,
dan 7,5 cm untuk bayi). Waktu pengaliran sesuai dengan pemberian
volume larutan (missal,1 liter dalam 10 menit).
20. Rendahkan wadah atau klem slang selama 30 detik, kemudian
alirkan kembali secara lebih lambat jika klien mengeluh kram.
21. Klem slang setelah semua larutan dialirkan.
22. letakkan lapisan tisu toilet disekitar slang pada anus dan dengan
perlahan tarik slang.
23. Jelaskan pada klien bahwa prasaan distensi adalah normal. Minta
klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat
tidur (untuk bayi atau anak kaci, dengan perlahan pegang kedua sisi
pantat selama beberapa menit).
24. Bereskan wadah enema dan slng pada tempat yang telah disediakan
atau cuci secara menyeluruh dengan air hangat dan sabun bila akan
digunakan ulang
24. Lepaskan sarung tangan dengan cara menariknya hingga terbalik
dan taruh ke dalam wadah yang telah disediakan.
25. Bantu klien ke kamar mandi atau mengatur posisi pispot.
26. Observasi feses dan larutan (peringatkan klien agar jangan
menyiram toilet sebelum perawat menginspeksi).
27. Bantu klien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air
hangat dan sabun.
28. Cuci tangan anda catat hasil enema pada catatan perawat.
Dokumentasi: Mencatat warna dan konsistensi fases serta respon klien terhadap
proses enema/huknah yang dilakukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL
Pengertian : 1. Pernafasan
menghitung jumlah pernafasan ( inspirasi yang diikuti ekspresi
selaman 1 menit).
2. Nadi
menghitung frekuensi denyut nadi ( loncatan aliran darah yang dapt
teraba yang terdapat di berbagai titik anggota tubuh melalui perabaan
pada nadi, yang lazim diperiksa atau diraba pada radialis.
3. Tekanan darah
melakukan pengukuran tekanan darah ( hasil dari curah jantung dan
tekanan darah perifer ) dengan menggunakan spygnomanometer dan
stetoskop.
4. Suhu
mengukur suhu tubuh dengan mengguanakan termometer yang di
pasangkan di mulut, aksila dan rektal.
Tujuan: 1. Pernafasan
a) Mengetahui kesdaan umum pasien
b) Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam rentan 1 menit
c) Mengikuti perkembangan penyakit
d) Membantu menegakkan diagnosis
2. Nadi
a) Mengetahui denyut nadi selama rentan waktu 1 menit
b) Mengetahui keadaan umum pasien
c) Mengetahui intgritas sistem kardiovaskulr
d) Mengukuti perjalanan penyakit
3. Suhu
a) Mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan
keperawatan
b) Membantu menegakkan diagnosis
4. Tekanan darah
a) Mengetahui keadaan hemodinamik pasien
4) Mengetahui keadaan kesehatan pasien secara menyeluruh
2. Tahap orientasi
a) Menberi salam, pangil pasien dengan panggilan yang di senangi
b) Memperkenalkan nama pasien
c) Jelaskan prosedur dab tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
d) Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya
e) Jaga privacy pasien
3. Tahap kerja
a) Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai
b) Menggunakan sarung tangan
c) Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian sesuai dengan
prosedur
d) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
1) Penilaian pernafasan
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien bila hanya khusus menilai
pernafasan
b. Membuka baju pasien jika perlu untukmengobservasi gerakan dada
c. Letakan tangan pada dada, menobservasi keadaan dan kesimetrisan
gerak pernafasan
d. Menentukan irama pernafasan
e. Menghitung pernafasan slama 1 menit atau 60 detik
f. Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinana ada bunyi abnormal
g. Mencuci tangan
4. Tahap terminasi
a. Menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan
b. Menyimpulkan prosedur yang telah dilakukan
c. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
d. Berikan penghargaan sesuai dengan kemampuan pasien
e. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam
Dokumentasi: Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu
pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENCUCI RAMBUT
Pengertian : Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Persiapan Alat: Persiapkan alat dan bahan taruh diatas baki beralas:
1. Dua buah sisir.
2. Dua handuk dan satu waslap.
3. Sabun/shampo dalam tempatnya.
4. Alas (handuk dan perlak).
5. Talang karet.
6. Kain kasa dalam tempatnya.
7. Bengkok berisi lysol 2 – 3 %.
8. Celemek.
9. Gayung.
10. Kapas.
11. Ember berisi air hangat
12. Ember kosong
Prosedur: 1. Identifikasi klien
2. Jelaskan prosedur kepada klien
3. Persiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan
5. Pasang sampiran
6. Mendekatkan peralatan ke klien
7. Tinggikan posisi tempat tidur. Rendahkan penghalang sisi tempat
tidur.
8. Memposisikan klien senyaman mungkin, dengan posisi kepala
dipinggir tempat tidur
9. Memasang talang dibawah bahu, leher, kepala klien dan ujung
talang diarahkan ke ember kosong. Pastikan ujung talang masuk
kedalam ember
10. Letakkan handuk mandi disepanjang bahu dan bawah leher
11. Menutup telinga dengan kapas
12. Tawarkan klien untuk untuk memegang handuk wajah atau waslap
penutup mata
13. Menyisir rambut dan basahi dengan air hangat
14. Menggosok rambut dengan shampo, kemudian diurut dengan ujung
jari.
15. Membilas beberapa kali dengan air hangat
16. Mengeringkan rambut dengan handuk, mengangkat penutup mata
dan telinga
17. Mengangkat talang, lalu dimasukkan ke dalam ember
18. Mengembalikan posisi klien dengan cara mengangkat kepala dan
alasnya
19. Tutup kepala dengan handuk mandi. Keringkan wajah dengan
waslap yang digunakan untuk melindungi mata. Keringkan daerah
sekitar leher dan bahu
20. Sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan dan keringkan
dengan pengering atau handuk yang ada secepat mungkin
21. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman dan menyelesaikan
pengaturan rambut
22. Kembalikan peralatan pada tempatnya
23. Cuci tangan
Dokumentasi: Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu
pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERINEAL HYGIENE
Pengertian : Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan
alat kelamin
bagian luar.
Tujuan: - menjaga kebersihan diri terutama perineal genital
- mencegah infeksi
- menghindari kelembapan berlebih
- memberikan pengobatan
- memberika rasa nyaman
Indikasi: 1. pasien dengan penurunan kesadaran
2. Pasien post partum
3. pasien dengan luka episiotomi
4. pasien dengan masalah pada genitalia
Persiapan Alat: 1. Kom steril berisi kapas Nacl/kapas sublimat
2. sarung tangan
3. pinset anatomis
4. korentang
5. perlak
6. bengkok
7. pispot
8. baskom berisi air bersih
9. pembalut
10. celana dalam
Persiapan Pasien: 1. memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
2. memposisikan pasien sesuai kebutuhan
Prosedur: 1. dekatkan alat-alat
2. atur posisi litotomi
3. lepas celana dalam
4. cuci tangan
5. kenakan sarung tangan
6. pasang perlak dan pispot
7. guyur alat genitalia luar dengan air bersih
8. ambil kapas Sublimat dengan piset bungkung ibu jari dan telunjuk
kiri dengan kapas sublimat dan renggangkan labia
9. dengan tangan kanan ambil kapas Sublimat dengan menggunakan
pinset
10. usapkan kapas Sublimat pada labia mayora kanan, labia mayora
kiri dan minora. Satu kapas digunakan untuk satu labia. Sekali usap
dan buang kebengkok.
11. Pasang pembalut dan celana dalam
12. Rapikan alat
13. Kembalikan pasien pada posisi semula
14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi: Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu
pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMANDIKAN PASIEN
Pengertian: Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun
Tujuan: 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman
Indikasi: Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur
Persiapan Alat: 1. Pakaian bersih 1 stel
2. Baskom mandi 2 buah
3. Air panas dan dingin
4. Waslap 2 buah
5. Perlak dan handuk kecil 1 buah
6. Handuk besar 2 buah
7. Selimut mandi/kain penutup
8. Celemek plastic
9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor
10. Sabun mandi
11. Bedak
12. Sarung tangan bersih
13. Pispot/urinal dan pengalas
14. Botol cebok
Prosedur: Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4. Melepas pakaian atas klien
1. MEMBASUH MUKA
1. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala
2. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
3. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di
keringkan
4. Menggulung perlak dan handuk
2. MEMBASUH LENGAN
1. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
2. Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan
kedua tangan klien diletakkan diatas handuk
3. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas
terjauh klien)
3. MEMBASUH DADA DAN PERUT
1. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga
perut bagian bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala,
membentangkan handuk pada sisi klien
2. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan,
kemudian menutupdengan handuk
4. MEMBASUH PUNGGUNG
1. Memiringkan pasien kearah perawat
2. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
3. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan
4. Memberi bedak pada punggung
5. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu
pasien mengenakan pakaian
5. MEMBASUH KAKI
1. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
2. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
3. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha,
disabun, dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
4. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
6. MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL
1. Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut
mandi bagian bawah dibuka
2. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun,
dibilas, kemudian dikeringkan
3. Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah
klien
4. Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi: Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu
pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ORAL HYGIENE
Pengertian: Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa
makanan dengan menggunakan kain kassa atau kapas
Tujuan: 1. Mencegah infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
Indikasi: Pada pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, stomatitis berat,
pada penyakit darah tertentu
Persiapan Alat: 1. Handuk
2. Gelas kumur berisi air matang/air garam/NaCl 0,9%
3. Kom kecil berisi boraks glycerin/gentian violet
4. Bak steril berisi kapas lidi, deppers, pinset chirurgis atau arteri klem,
sudip lidah yang dibungkus kassa
5. Sarung tangan bersih
6. Bengkok
7. Perlak dan pengalas
Prosedur: 1. Tahap Pra Interaksi
- Melakukan verifikasi program pengobatan klien
- Mencuci tangan
- Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
- Memberikan salam dan menyapa nama pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
- Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
- Menjaga privacy pasien
- Memasang alas dan handuk di bawah dagu pasien
- Memakai sarung tangan
- Membasahi deppers dengan air masak/air garam/NaCl 0,9 %
menggunakan pinset chirurgis atau arteri klem
- Membuka mulut klien dengan sudip lidah yang sudah dibungkus
kassa
- Membersihkan rongga mulut mulai dari dinding gusi gigi dan gigi
luar hingga bersih
- Mengolesi bibir dengan boraks, bila ada stomatitis diolesi dengan
gentian violet menggunakan lidi kapas, Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
- Mengevaluasi hasil tindakan
- Berpamitan dengan pasien
- Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
- Mencuci tangan
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN NGT
Pengertian: Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung
(gaster)
Tujuan: 1. Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan
2. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
3. Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
4. Menghisap dan mengalirkan
5. Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan
atau trauma
6. Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium
Indikasi: 1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus,
tumor mulut/faring/esofagus
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien yang keracunan
5. Pasien yang muntah darah
6. Bayi premature atau yang tidak dapat menghisap
7. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esophagus
Kontraindikasi: 1. Pada pasien yang memilki tumor dironga hidung atau esophagus
2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3. Pasien dengan trauma cervical
4. Pasien dengan fraktur facialis
Persiapan Alat: 1. Selang NGT no.5 -7
2. Jelly
3. Spatel lidah
4. Handscoen steril
5. Senter / penlight
6. Spuit/ suntik ukuran 50cc
7. Plester
8. Stetoskop
9. Handuk
10. Tissue
11. Bengkok
12. Benang
13. Baskom berisi air
14. Kasa
15. Kom
16. Perlak pengalas
17. Gunting
18. Bak instrument
Prosedur: 1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Membantu bayi atau anak pada posisi semi fowler
4. Mencuci tangan
5. Periksa kepatenan nasal. Bantu bayi untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
6. Memasang handuk diatas dada klien
7. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
8. Memakai sarung tangan steril
9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu
dilanjutkan sampai processus xipodeus
10. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut
12. Masukkan pipa lambung ke dalam salah satu lubang hidung hingga
batas yang telah ditentukan
13. Masukkan selang sepanjang rongga hidung. Apabila terasa agak
tertahan putarlah selang dan jangan dipaksa untuk dimasukkan
14. Memeriksa ketepatan pipa masuk ke lambung dengan cara
menghisap cairan lambung dengan spuit dan dengarkan melalui
stetoskop
15. Menempatkan pipa dengan plester
16. Spuit dipasang pada pangkal pipi kemudian udara dihisap kembali
17. Mengevaluasi respon klien
18. Pendokumentasian tindakan dan hasil
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER
Pengertian: Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
mengeluarkan urin.
Tujuan: 1. Untuk mengosongkan kandung kemih dan mengeluarkan urin.
2. Untuk mengambil sampel urin.
3. Sebagai tindakan alternatif guna memenuhi kebutuhan eliminasi
pada pasien dengan obstruksi saluran kemih.
4. Pantau input dan output klien.
5. Mengatasi adanya retensi urin.
Persiapan Alat: 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan (Menurut Fundamental Of Nursing 2, Patricia,
Potter) :
- anak – anak : No 8 – 10
- Laki2 dewasa : No 14 – 16
- Laki2 dewasa muda : No 12
- Perempuan ; No 16 - 18
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
Prosedur: Tahap Pra Interaksi
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta
tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian
serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
Tahap Orientasi
1. Memperkenalkan diri
Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
Validasi data : nama klien dan data lain terikat
2. Meminta persetujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi
supine dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian
ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal
yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong
plastic yang telah disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan
di alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan
KY jelly di dalam bak steril. Jangan menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau
dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril
Pada laki-laki
13. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien
Pada wanita
14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk
dengan jari tengah tangan tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan
kateter perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk
menarik nafas saat kateter dimasukkan.
Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak
kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter
agar urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin
bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai
volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
18. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon
kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20. Fiksasi kateter:
Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih
rendah dari kandung kemih
22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23. Lepaskan sarung tangan
24. Rapihkan kembali pasien
Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang
penyimpanan).
4. Mencuci tangan
Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA
Pengertian: Perawatan : Mengganti balutan,membersihkan luka pada luka kotor
Tujuan: 1. Mencegah infeksi.
2. Membantu Penyembuhan luka.
Persiapan Alat: Bak Instrumen yang berisi :
1. Pinset Anatomi
2. Pinset Chirurgis
3. Gunting Debridemand
4. Kasa Steril
5. Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan
2. Gunting Plester
3. Plester atau perekat
4. Alkohol 70%/ wash bensin
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok: 2 buah,1 buah berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Dressing luka sesuai kebutuhan
Prosedur: A. Tahap Pra Interaksi
Melakukan Verifikasi program terapi
Mencuci tangan
Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
Memberikan salam dan menyapa nama pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
Menjaga Privacy
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
Membuka peralatan