A. PRINSIP DASAR:
Memberikan semprit gliserin adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk membantu
memenuhi kebutuhan eleminasi fekal dengan memberikan semprit gliserin. Tindakan ini
memberikan bantuan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
eleminasi fekal karena feses yang keras. Kondisi ini terjadi karena faces berada di intestinal lebih
lama, sehingga banyak air diserap. Biasanya disebabkan oleh pola defikasi yang tidak teratur,
penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-obatan, kurang aktifitas dan faktor usia.
Bila hal ini tidak mendapatkan perawatan dengan baik bisa terjadi fekal Impaksi.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Memberikan huknah adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk membantu memenuhi
kebutuhan eleminasi fekal dengan memberikan huknah rendah atau tinggi. Tindakan ini
memberikan bantuan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
eleminasi fekal karena feses yang keras dan persiapan tindakan pembedahan. Kondisi ini terjadi
karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap. Biasanya disebabkan
oleh pola defikasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-
obatan, kurang aktifitas dan faktor usia. Bila hal ini tidak mendapatkan perawatan dengan baik
bisa terjadi fekal Impaksi.
5. Bengkok.
6. Tissu.
7. Vaselin.
8. Pispot.
9. Botol berisi air cebok.
10. Handuk.
11. Kertas kloset.
12. Sarung tangan.
13. Perlak.
14. Sketsel.
15. Standar infus.
Persiapan 1. Menjelaskan pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
pasien 2. Mengatur posisi miring kiri (huknah rendah), miring kanan untuk
huknah tinggi.
Persiapan Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
lingkungan
A. PRINSIP DASAR:
Pengeluaran feses secara manual adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk membantu
memenuhi kebutuhan eleminasi fekal dengan cara mengeluarkan feses mengeras dengan tangan.
Tindakan ini memberikan bantuan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar eleminasi fekal karena feses yang mengeras di daerah segmoid. Kondisi ini terjadi karena
faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap. Biasanya disebabkan oleh pola
defikasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-obatan, kurang
aktifitas dan faktor usia.
Pengertian Pengeluaran tinja yang sangat keras (fecal impaction) yang tidak berhasil
dikeluarkan dengan huknah atau obat.
Indikasi Pasien dengan tinja yang sangat keras (fecal impaction) yang tidak
berhasil dikeluarkan dengan huknah atau obat.
Tujuan Mengeluarkan tinja yang sangat keras (fecal impaction) yang tidak
berhasil dikeluarkan dengan huknah atau obat.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Pot dan tutupnya.
2. Selimut mandi
3. Alas bokong/perlak.
4. Botol berisi air bersih untuk cebok.
5. Kapas cebok.
6.Pinset bersih.
7. Tissu.
8. Bengkok.
9. Sarung tangan.
10. Pelicin/jelly.
11. Obat lidokain (kalau perlu).
A. PRINSIP DASAR:
Pemasangan kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eleminasi
urin dengan melakukan pemasangan kateter untuk membantu memenuhi kebutuhan BAK,
keadaan penyakit, preoperasi dan postoperasi, dan diagnostik. BAK merupakan kebutuhan
setiap manusia yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan pada pasien yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar eleminasi urin karena ketidakmampuan atau
keterbatasan untuk melakukan BAK secara spontan keadaan penyakit seperti retensio urine,
coma dan lain-lain, preoperasi dan postoperasi, dan diagnostik.
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi
urine.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Baki.
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya.
5. Kassa.
6. Korentang.
7. Cairan pelumas/jelly.
8. Perlak dan alasnya.
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine.
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril
11. Duk steril.
12. Spuit 20 cc dan aquades
13. Sketsel.
14. Selimut ekstra.
15. Plester atau gunting
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya.
pasien 2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumben
A. PRINSIP DASAR:
Pemasangan kondom kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan eleminasi urin dengan melakukan pemasangan kondom kateter untuk membantu
memenuhi kebutuhan BAK (pria), tetapi pasien masih mempunyai kemampuan berkemih
normal dan spontan. BAK merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi. Tindakan
memberikan bantuan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
eleminasi urin karena ketidakmampuan atau keterbatasan untuk melakukan BAK secara mandiri
karena imobilisasi, inkontinensia, dan koma.
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi
urine.
Indikasi Pasien pria masih mempunyai kemampuan berkemih normal dan spontan,
tetapi :
1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine seperti inkoninensia.
2. Pasien dengan pemantauan output.
3. Penyakit tertentu misal coma, imobilisasi.
Tujuan Memenuhi kebutuhan urin eliminasi..
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Pengalas.
2. Selimut ekstra.
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
4. Kapas sublimat dalam tempatnya.
5. Kassa.
6. Korentang.
7. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine.
8. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
9. Duk steril.
10. Sketsel.
11. Kondom sesuai kebutuhan.
12. Sabun.
13. Botol beri air hangat.
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya.
pasien 2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent.
PERAWATAN KATETER
Perawatan kateter yang terpasang dalam saluran kemih sampai kandung kemih untuk
memungkinkan aliran urine yang adekwat.
1. Tujuan
a. Menjamin kelancaran aliran urine
b. Mencegah terjadinya infeksi
c. Mencegah obstruksi dan aliran balik urine
2. Prosedur
a. Tahap pre interaksi
1) Lakukan verifikasi catatan keperawatan yang ada untuk perawatan dower kateter
2) Siapkan alat
a) Alat sterilir: bak steril berisi :
- Gunting 1 uah
- Pincet steril 2 buah
- Kasa steril atau kapas sublimat
- Kom steril untuk larutan antiseptic atau pembersih
b) Alat tidak steril
- Sarung tangan disposable
- Pincet on steril dalam bak berisi larutan disinfeksi
- Larutan pembersih yang di resepkan atau antiseptic
- Plaster atau gunting palster
- Bengkok
- Perlak/pengalas
b. Tahap orientasi
1) Berikan salam dan panggil nama klien dan nama panggilan yang di sukai
2) Memperkenalkan nama perawat dan menjelaskan prosedur, tujuan serta lamanya
tindakan.
c. Tahap kerja
1) Memberikan kesempatan klien untuk bertanya dan menjaga privacy klien
2) Cuci tangan secara menyeluruh, menggunakan sarung tangan proteksi di lanjutkan
menyiapkan alat di samping tempat tidur penderita
3) Mengatur posisi pasien yang nyaman, dorsal recumbent (untuk wanita) dan terlentang
(untuk pria). Lepaskan bagian bawah klie, pertahankan area yang tidak di gunakan
tertutup.
4) Pasang pengalas dibawah area yang akan di lakukan perawatan, letakan bengkok diatas
pengalas.
5) Pasang pengalas dibawah bokong klien kemudian lipat ujung selimut ke atas, jika selimut
tidak di lilitkan maka bagian selimut dibuka dari samping.
6) Letakan bengkok di antara kedua kaki klien dan siapkan kapas sublimat untuk wanita,
atas kasa,betadin untuk pria.
Pada pasien pria :
1) Lepaskan plester fiksasi kateter, kemudian buka labia mayora kanan dan kiri dengan
tangan non dominan
2) Bersihkan daerah genital dengan mengusapkan kapas dari atas ke bawah mulai dari labia
mayora, minora, bagian tengah genital dan anus. Gunakan kapas untuk sekali usap. Kalau
perlu gunakan pincet
3) Oleskan kapas disinfektan pada kateter dari arah meatus ke pangkal kateter 10 cm
4) Fiksasi kembali kateter pada paha bagian dalam
5) Amati tada-tanda infeksi
6) Angkat bengkok dan pengalas
7) Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman bagi pasien
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi hasil yang di capai dan berikan reinforcoment pada klien, kontrak pertemuan
berikunya
2) Dokumentasikan tindakan ( nama perawat,waktu pelaksanaan, hasil tindakan)
PELEPASAN KATETER
1. Tujuan
Mencegah infeksi nosokomial pada saluran kemih
2. Indikasi
a. Di lakukan pada klien yang telah terpasang dower kateter/ kateter tetap sudah 1 minggu
lebih dan akan di lalukan pengantian
b. Pada klien yang tidak membutuhkan kateter lagi
3. Persiapan alat
a. Perlak/pengalas
b. Spuit
c. Bengkok
d. Sarung tangan bersih
e. Pinset
4. Tahap kerja
a. Tahap pre interaksi
1) Melakukan verifikasi data dari status klien
2) Menyipakan peralatan
b. Tahap orientasi
1) Berikan salam, panggil nama klien dengan nama panggilan yang di sukaidan kalau perlu
perkenalkan nama perawat
2) Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan, peran serta klien ketika tindakan.
Jelaskan secara detail
c. Tahap kerja
1) Cuci tangan, pakai sarung tangan dan dekatkan alat ke klien
2) Jaga privacy klien, atur posisi klien, untuk pria supinasi kaki lurus, sedangkan untuk
wanita dorsal recumbent kemudian buka pakaian bagian bawah
3) Letakan pengalas di bawah bokong klien dan bengkok di dekatnya.
4) Isap cairan penguni dengan menggunakan spuit ( perhatian bagian ujung, ada 2 jenis
kateter, bila ujungnya plastik maka lepaskan jarum dari spuit, tapi bila ujungnyakaret
maka gunakan karet) kemudian buang ke bengkok
5) Jepit kateter dengan pinset dan tark keluar, sementara itu anjurkan klien untuk menarik
napas panjang
6) Alirkan sisa urine dalam urine ba, kemudian gulung kateter dan masukan ke dalam
tempat sampah
7) Observasi terhadap adanya kemungkinan perdarahan, sekret yang lain
8) Ambil pengalas, rapihkan posisi klien kembali
9) Beri tahukan bahwa tindakan sudah selesai
10)Bersihkan alat dan cuci tangan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi respon klien : subyektif dan obyektif dan kontrak untuk pertemuan berikutnya
2) Dokumentasikan tindakan wakyu, prosedur, kondisi, kondisi genetalia