Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II


Pada Program Studi Sarjana KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Dibuat Oleh :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di
setiap 100.000 kelahiran (1). Menurut WHO (World Health Organization) atau yang
disebut juga lembaga kesehatan dunia, angka kematian ibu diartikan sebagai maternal
death atau kematian ibu yang merupakan kematian yang terjadi saat kehamilan atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan atau kebetulan. Di Indonesia masalah kesehatan ibu dan anak masih menjadi
program utama dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta
menurunkan angka kematian ibu dan kematian anak, angka kematian ibu dan anak masih
cukup tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.

B. Rumusan malah
1. Infeksi Maternal
 Penyakit menular seksual
 Human papillomavirus
 Infeksi traktus genetalis
 Infeksi pasca partum
2. Penyakit pada masa kehamilan
 DM
 Hyperemesis gravidarum
 Hypertensi pada kehamilan
 Gangguan kardiovaskuler pada masa kehamilan
Anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Pada Saat Kehamilan


Infeksi pada saat kehamilan muda adalah infeksi jalan lahir yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 20-22 minggu. Penyebab yang paling sering terjadi adalah abortus yang terinfeksi.
Infeksi jalan lahir pada kehamilan tua. Infeksi jalan lahir ini dapat terjadi akibat ketuban pecah
sebelum waktunya, infeksi saluran kencing (ISK), yaitu sistitis, nefritis atau akibat penyakit
siskemik, seperti malaria, demam tifoid, hepatitis. Infeksi jalan lahir dapat juga terjadi selama
persalinan (intrapartu) atau sesudah persalinan (postpartum). Keadaan ini berbahaya karena
dapat mengakibatkan sepsis, yang mungkin menyebabkan kematian ibu Mansjoer AM, Triyanti
K, Wardhani WI, dkk, Dalam (Dewi, 2013).

1. Penyakit Menular Seksual


Infeksi Menular Seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondisi yang paling sering di temukan adalah infeksi gonore, chlamydia, sifilis,
trikomoniasis, chancroid,HPV, dan human immunodeficiency virus. (Budianti, 2017)
a. Infeksi Klamidia (Bakteri Chlamydia Trachomatis)
b. Gonore (Bakteri Neisseria Gonorrhoeae)
c. Sifilis (Bakteri Treponema Pallidum)
d. HIV / AIDS (Human Immunodeficiency Virus (HIV))
2. Human papilomavirus (hpv)
Kutil Anogenital / Kutil Kelamin / Kandiloma Akuminata (KA) merupakan lesi
proliferasi Jinak yang disebabkan oleh Human Papilomavirus (HPV).
Manifestasi Klinis:
 Nyeri
 Keputihan Abnormal
 Rasa Terbakar
 Terdapat Kutil
 Perdarahan
 Timbulnya Rabas vagina kronis, pruritus dan dispareunia
3. Infeksi traktus genetalia
yang sering menyebabkan infeksi traktus genitalia wanita adalah Staphylococcus aureus
dan terdapat trauma atau luka.
a. Bakterial vaginosis
Manifestasi klinis:
Pengeluaran rabas seperti susu dan timbulnya rasa gatal, terbakar, dan nyeri di
vagina.
b. Kandidiasis vulvovagnalis
Manifestasi klinis:
 Dysuria
 Dyspareunia
 Nyeri
 Rasa gatal
 Rabas vagina
c. Trikomoniasis
 Adanya rabas vagina yang banyak
 Berbusa
 Berbau
4. Infeksi pasca partum
a. Devinisi
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi
klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau
persalinan(Bobak,2004).
b. Etiologi
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun
saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam
tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri,
seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam vagina
(endogenus) atau akibat pemaparan pada agen pathogen dari luar vagina (eksogenus)
(Bobak, 2004)
c. Manifestasi klinis
Rubor (kemerahan), kalor (demam setempat) akibat vasodilatasi dan tumor
(benngkak) karena eksudasi. Ujung syaraf merasa akan terangsang oleh peradangan
sehingga terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan pembengkan akan mengakibatkan
gangguan faal, dan reaksi umum antara lain berupa sakit kepala, demam dan
peningkatan denyut jantung (Sjamsuhidajat, R. 1997).

B. Penyakit pada masa kehamilan


1. Diabetes mellitus
a. Devinisi
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada
kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian
besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin.
Penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes mellitus berpengaruh
terhadap preeklampsia. Penyakit ini merupakan kelainan herediter dengan ciri
berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan
berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya,
diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan Mochtar, 2012 Dalam
(Kurniasari & Arifandini, 2015).
b. Faktor Risiko
Semua ibu hamil berisiko mengalami diabetes gestasional, akan tetapi lebih
berisiko terjadi pada ibu hamil dengan faktor-faktor berikut ini : (1) (3) (5)
1) Memiliki berat badan berlebih.
2) Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).
3) Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.
4) Pernah mengalami keguguran.
5) Pernah melahirkan anak dengan berat badan 4,5 kg atau lebih.
6) Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
7) Mengalami PCOS (polycystic ovary syndrome) atau akantosisnigrikans.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi) (1) (2). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana
sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya (2) (5).
c. Komplikasi pada kehamilan
Bila seorang ibu hamil mengalami penyakit DM maka akan berdampak pada
kesehatan ibu hamil dan juga janinnya, komplikasi yang mungkin terjadi
yaitu:
1) Berat lahir berlebihan.
2) Sindrom distres kelahiran dan pernapasan dini (prematur).
3) Gula darah rendah (hipoglikemia).
4) Bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional memiliki risiko lebih
tinggi terkena obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
5) Kematian bayi sebelum atau segera setelah kelahiran.
6) Tekanan darah tinggi dan preeklampsia.
2. Anemia
a. Devinisi
Anemia atau kekurangan darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel
darah merah (sebagai pembawa oksigen) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tubuh akan oksigen bervariasi berdasarkan
usia, jenis kelamin, merokok, status kehamilan. dan berada di daerah ketinggian
(Fitriahadi & Utami, 2020).
Kriteria anemia pada ibu hamil sedikit berbeda dengan wanita yang tidak sedang
hamil, yaitu :
1) Ibu hamil trimester 1 (hamil bulan ke-1 sd 3) : <11 g/dL
2) Ibu hamil trimester 2 (hamil bulan ke-4 sd 6) : <10,5g/dL
3) Ibu hamil trimester 3 (hamil bulan ke-7 sd 9) : <10,5g/dL
b. Faktor Risiko
Semua wanita hamil berisiko mengalami anemia. Tetapi risikonya lebih tinggi
jika :
1) Pernah menderita anemia sebelum hamil
2) Hamil dengan lebih dari satu anak
3) Memiliki dua kehamilan yang berdekatan
4) Muntah banyak karena mual pagi hari
5) Hamil usia remaja
6) Kurang makan makanan yang kaya akan zat besi
7) Karakteristik individu : semakin rendah tingkat pendidikan wanita maka
kejadian anemia semakin tinggi.
c. Gejala dan Tanda Anemia
Gejala anemia pada yang paling umum selama kehamilan adalah:
1) Kulit, bibir, dan kuku pucat
2) Merasa lelah, lemah, kantuk
3) Pusing
4) Sesak napas
5) Detak jantung yang cepat
6) Kesulitan berkonsentrasi
Pada tahap awal anemia, mungkin tidak memiliki gejala yang jelas, dan
banyak dari gejalanya adalah gejala yang mungkin dimiliki saat hamil walaupun
tidak menderita anemia. Jadi, untuk memastikan diperlukan tes darah rutin (1,5)
Tes hitung darah lengkap adalah metode yang direkomendasikan untuk
mendiagnosis anemia pada kehamilan. Dalam kondisi tes hitung darah lengkap
tidak tersedia, tes hemoglobin di Puskesmas dengan haemoglobinometer dapat
dilakukan untuk mendiagnosis anemia pada kehamilan.
d. Komplikasi Pada Kehamilan
Dampak anemia pada Ibu hamil tidak hanya berbahaya untuk Ibu tetapi juga
janinnya. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu:
1) Ibu berisiko melahirkan Bayi dengan berat badan lahir rendah (yaitu BB
lahir < 2,5 kg).
2) Kematian Ibu. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berhubungan dengan anemia pada kehamilan
3) Transfusi darah (jika kehilangan banyak darah selama persalinan)
4) Depresi pascapersalinan
5) Kelahiran prematur (belum genap bulan)
6) Lahir bayi dengan anemia
7) Sepsis (infeksi berat) saat nifas
8) Anak dengan keterlambatan perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Budianti, R. E. (2017). RISIKO INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA ANAK BUAH KAPAL DI PELABUHAN
JUWANA PATI. Jurnal Kesehatan Masyarakat Cendikia Utama Vol. 5, No. 1.

Dewi, P. S. (2013). GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR MEDIS PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL DI RSUD


MARGONO SOEKARJO TAHUN 2012. PURWOKERTO:
http://Respository.ump.ac.id/id/eprint/1977.

Fitriahadi, E., & Utami, I. (2020). DETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN. YOGYAKARTA: Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.

Kurniasari, D., & Arifandini, F. (2015). HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN DIABETES MELLITUS PADA
KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMASI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RUMBIA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014. JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9,No
3, 142-150.

Anda mungkin juga menyukai