Anda di halaman 1dari 3

1.

Penyakit Hepar dan Pankreas


- Hepar
Pengaruh penyakit Hepar yang dialami pada ibu hamil akan memicu
timbulnya komplikasi kesehatan lainnya, seperti mengidap diabetes
gestasional, ketuban pecah sebelum waktunya, memiliki faktor risiko lebih
tinggi mengalami perdarahan saat kehamilan, serta mengidap batu empedu.
- Pankreas
Dengan adanya kerusakan sel beta pankreas yang diakibatkan oleh stress
oksidatif dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin, sehingga
hal ini dapat menyebabkan tingginya kadar gula darah. Pada ibu hamil terjadi
perubahan hormon yang meningkatkan resistensi insulin. Jika produksi insulin
oleh sel beta pankreas tidak seimbang dapat terjadinya hiperglikemia yang
memicu terjadinya diabetes melitus gestasional. Pada wanita hamil dengan
diabetes melitus gestasional memiliki resistensi insulin yang lebih tinggi
dibanding wanita hamil yang normal dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin
yang adekuat. Efek pada bayi yang bisa terjadi karena diabetes melitus gesatsional
adalah makrosomia dan hipoglikemia yang mendadak pada neonatus.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1186

2. Penyakit ginjal kronis dan saluran kemih dengan kehamilan


- Ginjal Kronis
Optimisme berhasilnya suatu kehamilan pada penderita penyakit ginjal
meningkat seiring dengan semakin berkembangnya dialisis dan transplantasi ginjal
pada PGK. Keadaan hipertensi yang tidak terkontrol, proteinuria berat, dan infeksi
saluran kemih berulang dapat berakibat buruk pada kehamilan dengan PGK. Wanita
dengan kerusakan ginjal sedang sampai berat (stadium 3-5) mempunyai risiko paling
tinggi terhadap komplikasi kehamilan dan perburukan ginjal yang progresif. PGK
dalam kehamilan berhubungan dengan kematian janin, kelahiran prematur,
keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol.
Penatalaksanaan PGK dalam kehamilan mencakup pengontrolan tekanan darah,
pencegahan infeksi traktus urinarius, penanganan anemia, elektrolit serta diet yang
adekuat. Wanita hamil dengan penyakit ginjal kronik dapat diklasifikasikan dalam
tiga kategori :
a. Wanita hamil dengan insufisiensi renal ringan (kreatinin serum <1,4 mg/dl)
dan tanpa hipertensi
b. Wanita hamil dengan insufisiensi renal moderat/sedang ( kreatinin serum
1,4-2,8 mg/dl)
c. Wanita hamil dengan insufisiensi renal berat (kreatinin serum > 2,8 mg/dl)
298634283.pdf (core.ac.uk)
- Infeksi saluran kemih
Salah satu bahaya infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah meningkatkan
risiko kelahiran prematur. Sebab, selama peradangan terjadi akibat infeksi
saluran kemih pada ibu hamil, sistem imun akan terus menghasilkan senyawa
prostaglandin. Etiologi infeksi saluran kemih pada ibu hamil salah satunya
adalah kebiasaan igiene yang buruk seperti tidak cukup bersih membilas atau
mengganti pakaian dalam atau pembalut sehingga menyebabkan bakteri
menghampiri uretra untuk memperbanyak diri, dan mengusap
dari belakang ke depan sehingga bakteri masuk dari rektum ke uretra.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q
penyanyit+saluran+kemih+pda+ibu+hamil&btnG=#d=gs_qabs&t=16666659940
43&u=%23p%3DjhZFkNO1_CoJ

3. Penyakit Endokrin
Salah satunya adalah perubahan pada sistem endokrin dan metabolisme tubuh,
yang dapat menimbukan diabetes melitus gestasional (DMG) apabila tidak dapat
terkompensasi. DMG adalah gangguan toleransi glukosa ,yang pertama kali terdeteksi
pada saat usia kehamilan ≥ 24 minggu (tanpa riwayat diabetes sebelumnya) dan dapat
kebali normal setelah melahirkan. Meskipun patofsiologi dari DMG masih belum
jelas ditemukan, namun hal ini diduga terjadi akibat adanya perubahan hormonal
selama kehamilan yang memicu resistensi insulin. DMG dapat menimbulkan efek
pada ibu berupa meningkatknya risiko preeklampsia dan DM tipe 2 di kemudian hari.
Sedangkan pada janin hal ini dapat meningkatkan risiko mortalitas perinatal,
makrosomia, trauma persalinan dan hipoglikemi neonatal. Saat ini banyak cara dicoba
untuk mencegah dan menurunkan tingkat kejadian DMG, salah satunya adalah latihan
fisik berupa senam hamil. Selain sebagai sarana untuk menghilangkan stres dan
kecemasan bagi ibu hamil, senam hamil juga dipercaya sebagai salah satu metode
pencegahan diabetes gestasional bagi ibu hamil.
http://repository.lppm.unila.ac.id/7250/

4. Penyakit Saraf
Bagaimana pengaruh psikis ibu hamil yang mengalami saraf terjepit. Respon
psikologis yang muncul pada ibu hamil yang mengalami infertilitas adalah Cemas,
Khawatir dan merasa ketidaknyamanan pada kehamilannya. Adaptif yang dilakukan
oleh Ibu hamil yang mengalami saraf terjepit adalah peningkatan spiritual, berpikir
positif, dukungan dari suami dan keluarga, tidak putus asa melakukan pengobatan dan
dan tetap semangat dalam menjalankan kehamilannya. Respon Ibu hamil yang
mengalami saraf terjepit sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal terdiri dari persepsi Ibu tentang arti masa kehamilan, perubahan – perubahan
yang terjadi pada masa kehamilam, nilai seorang janin dalam kandungan sedangkan
faktor eksternal dipengaruhi oleh nilai dan kepercayaan.
Dari semua pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap ibu hamil yang
mengalami saraf terjepit dalam merespon dan mempunyai perasaan perubahan yang
terjadi pada masa kehamilannya khususnya pada kehamilan Trimester III mempunyai
peran yang berbeda-beda. Suami dan Keluarga yang memiliki tingkat kesadaran yang
positif maka akan memiliki dampak yang baik bagi psikis Ibu hamil. Dengan
dukungan motivasi, semangat yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
membuat ibu semangat dalam menjalankan masa kehamilannya dan ibu termotivasi
untuk menjalankan pengobatan dan therapi pengobatan saraf terjepit yang di alami
Ibu hamil. terjepit, diharapkan ibu harus berusaha meningkatkan kepercayaan diri
dengan berbagai cara dan upaya diantaranya peningkatan spiritualitas, tetap
melakukan pengobatan dan tetap semangat dalam menghadapi setiap perubahan –
perubahan yang dialami Ibu selama masa kehamilannya.
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jumkep/article/download/1454/935/4825
5. Penyakit Menular
Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dar
orang ke orang yang lain terutama melalui kontak seksual. IMS dan kehamilan
dihubungkan dengan kehamilan ektopik, abortus spontan, kematian janin dalam
kandungan, infeksi perinatal, intrauterine growth restriction, kelainan kongenital,
ketuban pecah dini, prematuritas, chorioamnionitis, infeksi puerperalis, bayi berat
badan lahir rendah, dan infeksi neonatal. Kehamilan dapat mengubah
penampampakan klinik IMS dan akan mempersulit diagnosis dan terapi. Pada wanita
hamil terjadi perubahan anatomi, penurunan reaksi imunologis, perubahan flora
serviko-vaginal, yang semuanya akan berpengaruh pada perjalanan dan manifestasi
klinis IMS itu sendiri. Beberapa infeksi menular seksual tersering adalah sifilis,
gonore, chlamydia trachomatis, vaginosis bakterial, trikomoniasis, kondiloma, dan
kandidiasis.
Gejala klinis bervariasi sesuai dengan penyebab infeksi, baik berupa lesi
mukokutan, leukorea, pruritus, disuria, dan lain-lain. Pada kehamilan, dapat terjadi
penularan infeksi dari ibu ke janin dengan cara kontak langsung saat persalinan,
infeksi yang menjalar secara ascenden, dan agen penyebab yang masuk ke sirkulasi
janin menembus barier plasenta. Penanganan penyakit menular seksual pada
kehamilan adalah dengan penanganan umum, konservatif, termasuk konseling dan
pengobatan pada mitra seksual. Disarankan kepada masyarakat umum agar senantiasa
melakukan pencegahan terhadap infeksi menular seksual. Khususnya pada ibu hamil
agar mendapat perhatian penting mengingat dampak yang diakibatkan dari infeksi
menular seksual pada kehamilan.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2722

Anda mungkin juga menyukai