Anda di halaman 1dari 6

Fisiologi

DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Melitus  ‐ GDM) adalah kehamilan yang disertai
dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).3 Pada
umumnya mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga. Faktor risiko GDM
yakni riwayat keluarga DM, kegemukan dan glikosuria. GDM meningkatkan morbiditas
neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia dan makrosomia.

Diabetes Mellitus (DM) Gestasional dapat mengancam keadaan ibu karena dapat menyebabkan
beberapa komplikasi pada saat kehamilan, pada saat melahirkan, dan setelah melahirkan. DM
Gestasional pun dapat mengancam keadaan bayi bahkan sampai menyebabkan kematian. Selama
ini pemeriksaan antenatal pada ibu hamil hanya berfokus pada penyakit hipertensi dan anemia.
Pemeriksaan dini (skrining) untuk menegakkan diagnosa DM Gestasional pada ibu hamil masih
belum dilakukan secara menyeluruh

Hiperglikemia pada ibu hamil dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu

1. Hiperglikemia pada ibu hamil pada waktu kehamilan.


2. DM Pre- 2 gestasional terjadi sebelum hamil berlanjut selama hamil.
3. Hiperglikemia pada ibu hamil yang disertai komplikasi.

Usia batasan

Dilihat sari segi usia ibu hamil merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi
kesejahteraan ibu hamil dan janinnya, menurut Johnson, M dalam penelitian Heru Setiawan ibu
hamil yang hamil diusia menginjak kepala tiga keatas akan lebih beresiko dalam kehamilannya
seperti mengindap diabetes mellitus. Di usia ≥ 30 tahun biasanya didominasi oleh ibu hamil
dengan kehamilan yang lebih dari satu, dimana ibu hamil sudah memliki pengalaman yang lebih
dari pada saaat hamil pertama, dia akan lebih santai dan tidak terlalu memperhatikan kesehattan
seperti asupan gizi untuk dirinya dan janinnya sehingga di khawatirkan akan beresiko melahirkan
bayi

Diabetes mellitus pada kehamilan dapat ditemukan pada usia gestasi 24-28 minggu. Kondisi ini
akan berefek pada ibu dan janin seperti preeklamsia, seksio sesarea, bayi lahir dengan berat
>4000 gr dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, jika hiperglikemia pada ibu hamil tidak
terkendali dapat menyebabkan bayi mengalami kelainan bawaan serta bayi lahir mati

Tanda dan gejala

1. Ibu hamil diperiksa melalui pemeriksaan glukosa darah dan dilanjutkan tes toleransi
glukosa oral (TTGO). Hasil dari pemeriksaan tersebut apabila ibu hamil dengan toleransi
glukosa terganggu (TGT) nilai glukosa darahnya 140−200 mg/dl dan glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) nila glukosa darahnya >90 mg/dl dapat dikatakan mengalami
hiperglikemia saat kehamilan atau disebut DMG
2. Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus Disgetional sering tanpa gejala yang spesifik. Tanda
dan gejala umum yang sering dijumpai adalah sering buang air kecil, sering haus, mudah
lapardan lelah, berat badan turun, mata buram, mual, luka sulit sembuh dan kesemutan.

Kasus pada ibu hamil

Hiperglikemia pada ibu hamil menyebabkan komplikasi yang berakibat pada morbiditas ibu dan
janin. Komplikasi saat kehamilan pada ibu meliputi infeksi saluran kemih, polihidramnion,
preeklampsia, eklamsia, risiko, trauma intranatal, seksio sesarea. Selain itu, bayi dari
hiperglikemia pada ibu hamil akan berisiko terjadinya makrosomia. Komplikasi pada janin dapat
bersifat sementara, akan tetapi dapat pula mengancam kehidupan hingga menyebabkan kematian
bayi.

Komplikasi pada janin dapat bersifat sementara, akan tetapi dapat pula mengancam kehidupan
hingga menyebabkan kematian bayi. Angka mortalitas bayi dari hiperglikemia pada ibu hamil
mencapai 5% dari mortalitas bayi normal. Selain itu, risiko mordibitas pada bayi dari
hiperglikemia pada ibu hamil dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan, metabolisme glukosa,
kalsium, dan magnesium, status hematologi, fungsi jantung, fungsi respirasi, metabolisme
bilirubin, neurologi.

Komplikasi Hiperglikemia pada Ibu Hamil melalui difusi fertilisasi dalam membran plasenta,
pada sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi yang abnormal, sehingga
menyebabkan risiko tinggi terjadinya berbagai komplikasi pada ibu dan janin.
Risiko dan komplikasi pada ibu Kehamilan diabetik lebih rentan disertai komplikasi, antara lain :
1) Abortus Spontan

Diabetes Mellitus meningkatkan risiko terjadinya keguguran, karena ketidakadekuatan kontrol


glikemik selama fase embrionik (usia kehamilan 7 minggu pertama) diindikasi dengan
peningkatan HbA1c. Wanita hamil dengan hiperglikemia pada ibu hamil memiliki risiko
terjadinya abortus spontan 30−60%.28

2) Preeklamsia (pregnancy inducedhi pretension)

Hiperglikemia pada ibu hamil memiliki 2 kali risiko terjadinya preeklamsia. Hipertensi pada
kehamilan menyebabkan kelahiran prematur pada ibu diabetik. Angka kematian perinatal
meningkat 20 kali lipat pada ibu diabetik dengan preeklamsia dibanding dengan ibu hamil yang
tekanan darahnya normal.31

3) Persalinan prematur

Diabetes yang sudah ada pada ibu sebelum kehamilan termasuk faktor risiko tinggi bagi
kelahiran prematur. Persalinan prematur disebabkan karena ibu telah mengalami peningkatan
volume urin yang 17 berkembang menjadi infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal, gangguan
vaskuler.14,24

4) Polihidramnion

Polihidramnion merupakan kelebihan cairan amnion / ketuban sebesar 2000 ml. Kurang lebih
sekitar 18% dari seluruh ibu hamil diabetik mengalami polihidramnion saat kehamilan.
Hidramnion bisa menyebabkan distensi uterus yang berlebihan, meningkatkan risiko rupture
membran yang prematur (ketuban pecah dini atau KPD), persalinan prematur dan pendarahan
pasca partum.

5) Infeksi Infeksi lebih umum terjadi dan lebih berat pada wanita diabetik yang hamil.

Sekitar 80% wanita diabetes bergantung pada insulin mengalami infeksi selama kehamilan.
Infeksi yang sering terjadi vulvovaginitis candida, infeksi saluran kemih, infeksi pada jalan lahir
dan infeksi panggul pada masa nifas. Infeksi pada hiperglikemia saat kehamilan yang bersifat
serius bisa menyebabkan peningkatan resistensi insulin dan ketoasidosis. Angka infeksi
pascapartum wanita diabetik bergantung pada insulin dilaporkan lima kali lebih besar daripada
ibu hamil bukan diabetik.

6) Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik, penyakit pembuluh darah yang sangat spesifik pada DMT 1 dan DMT 2.
Retinopati Diabetik bisa terjadi dengan cepat selama kehamilan terutama jika terjadi
hipoglikemia. 18

7) Neuropati Diabetik

Sebagaian wanita hamil akan memperlihatkan neuropati pada sensorik, motorik, dan perifer
simetris akibat diabetes. Gastropati diabetik, yang paling sering terjadi pada kehamilan dan
mengganggu karena menyebabkan mual dan muntah, masalah gizi terganggu sehingga sulit
untuk mengontrol gula darah.30

8) Ketoasidosis diabetik

Ketoasidosis dapat mengancam kehidupan ibu dan janin. Ketoasidosis diabetik dapat terjadi
akibat hyperemesis gravidarum pemakaian obat simpatomimetik untuk tokolisis, infeksi, dan
pemakaian kortikosteroid untuk memicu pematengan paru janin. Pada ketoasidosis kematian
janin sekitar 20%.

9) Risiko tinggi section caesaria

Hiperglikemia pada ibu hamil memiliki risiko tinggi melahirkan dengan section caesaria, karena
adanya komplikasi yang terjadi bersamaan, gawat janin, makrosomia janin, dan kegagalan
induksi sebelum anterm.

Tatalaksana

Menurut Kurniawan (2017), tatalaksana Hiperglikemia terdiri dari terapi medis dan gaya hidup.
Terapi medis terdiri dari pemberian insulin, metformin, dan sulfonilurea. Terkait gaya hidup
berkaitan dengan pengaturan diet, aktivitas fisik, menjaga berat badan, dan tindakan preventif.

1. Pengelolaan gaya hidup


Dengan penerapan asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, melakukan
aktivitas fisik (intensitas sedang 150 menit/minggu), manajemen berat badan (peningkan
berat badan pada wanita obese BB tidak boleh naik lebih dar 11,4 kg).
2. Terapi obat-obatan
Insulin (perlu disesuaikan dosisnya untuk mencapai gula darah yang dibutuhkan),
metformin (lebih dipilih terutama bila gula darah dapat terkontrol, risiko gula darah turun
dan naiknya BB lebih kecil), Sulfonyluria (inferior dibanding insulin dan metformin,
meningkatnya risiko hipoglikemia pada bayi dan makrosomia, belum ada data keamanan
jangka panjang).
3. Pencegahan
Penerapan pola hidup sehat sejak sebelum masa kehamilan (dengan pengaturan diet,
perbanyak konsumsi serat seperti sayur dan buah, aktivitas fisik dan olahraga), penurunan
berat badan bila obese/ overweight, persiapan kehamilan yang baik (usia kehamilan,
pemeriksaan gula darah sebelum hamil), menjaga peningkatan berat badan selama hamil,
edukasi tentang kehamilan dan diabetes sebagai awal pencegahan.
Dapus

http://eprints.undip.ac.id/55438/1/Proposal_Imamah_Indah_Cahyani.pdf

http://elibrary.almaata.ac.id/768/1/naskah%20publikasi%20pdf.pdf

file:///C:/Users/Windows%208.1/Downloads/73-146-1-SM.pdf

Kurniawan, F. (2017). DIABETES MELITUS GESTASIONAL. Jakarta: Faculty of Medicine Universitas


Indonesia/Cipto Mangunkusumo General Hospital .

Anda mungkin juga menyukai