Anda di halaman 1dari 24

Diabetes Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari glukosa yang


dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan
Diabetes Melitus Gestasional didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat
hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin
atau tidak.
Etiologi
1. Pola makan
2. Faktor keturunan / Genetik
3. Stres dan merokok
4. Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
5. Mengkonsumsi karbohidrat berlebihan
6. Kerusakan pada sel pankreas
patofisologi
Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran
plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan
makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta
kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat
mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula
terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta
laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan
Tanda dan gejala
tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita diabetes melitus pada
umumnya, yaitu :
• Poliuria (banyak kencing)
• Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
• Pusing, mual dan muntah
• Obesitas, TFU > normal
• Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
• Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
• Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
• Gula darah 2 jam > 200mg/d
• Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
• Gula darah puasa > 126 mg/dl
Pencegahan terhadap diabetes melitus
gestasional

a) Pada bayi, pemberian ASI ( air susu ibu ) dapat mencegah resiko diabetes mellitus tipe 1 dan 2
minimal sampai umur 4 bulan .

b) Pengaturan pola makan atau diet yang sehat untuk menjaga berat tubuh yang stabil .

c) Membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans di dalam pola makan.

d) Konsumsi sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energy. Pilihlah karbohidrat yang
kompleks dan serat.

e) Hindari merokok dan pengaruh asapnya .

f) Meningkatkan aktivitas tubuh dan berolahraga yang cukup.


Penanganan Diabetes Gestasional
pengelolaan diabetes mellitus gestasional juga didasari atas pengelolaan gizi/diet dan
pengendalian berat badan ibu
• Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini,
pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
• Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.
• Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.
• Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB
ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
• Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
Penatalaksanaan
A. Penapisan

Penapisan faktor risiko untuk terjadinya DMG pada perempuan


hamil sebaiknya dilakukan pada saat kali pertama pasien
memeriksa kehamilannya.
Faktor risiko antara lain berat badan yang sangat berlebihan
(obesitas), riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya, riwayat
intoleransi glukosa atau glikosuria (glukosa dalam air seni), atau
riwayat keluarga dengan DM tipe 2. Jika seorang perempuan
hamil memiliki faktor risko tinggi untuk timbulnya DMG,
pemeriksaan TTGO harus segara mungkin dilakukan
b. Pengelolaan

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk:

 Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl

 Mempertahankan kadar glukosa darah jam pp < 120 mg/dl

 Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%

 Mencegah episode hipoglikemia

 Mencegah ketonuria/ketoasidosis diabetik

 Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal


c. Pemberian insulin

Perempuan yang memiliki gejala morbiditas janin


(berdasarkan pemeriksaan glukosa atau adanya janin yang besar)
atau perempuan yang mempunyai konsentrasi gula darah yang
tinggi harus dirawat lebih seksama dan biasanya diberi insulin.
Terapi insulin dapat menurunkan kejadian makrosimia janin dan
morbilitas perinatal.
Penatalaksanaan antepartum pada perempuan dengan DMG bertujuan untuk:

 Melakukan penatalaksanaan kehamilan trimester ketiga dalam upaya mencegah bayi lahir mati atau
asfiksia, serta menekan sekecil mungkin kejadian morbiditas ibu dan janin akibat persalinan.
 Memantau pertumbuhan janin sacara berkala dan terus-menerus (misalnya dengan USG) untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ukuran janin sehingga dapat ditentukan saat dan
cara persalinan yang tepat.
 Memperkirakan maturitas (kematangan) paru-paru janin (misalnya dengan amniosintesis) apabila
ada rencana terminasi (seksio sesarea) pada kehamilan 39 minggu.
 Pemeriksaan antenatal dianjurkan dilakukan sejak umur kehamilan 32-40 minggu. Pemeriksaan
antenatal dilakukan terhadap ibu hamil yang kadar gula darahnya tidak terkontrol, yang mendapat
pengobatan insulin, atau yang menderita hipertensi.
Cara dan waktu persalinan

Pada perempuan hamil diabetes militus gestasional dengan


makrosomial, komplikasi utama yang mungkin terjadi pada persalinan
adalah trauma kelahiran seperti distosia bahu, fraktur tulang dan injuri
fleksus brachialis. Bayi yang dilahirkan juga beresiko mengalami
hipoglikemia dan kelainan metabolic lainnya. Pengambilan keputusan
untuk melakukan persalinan lebih awal (pada kehamilan 38 minggu)
dengan cara induksi persalinan atau seksio secaria dilakukan atas
pertimbangan resiko terjadinya kematian perinatal atau morbiditas perinatal
yang berhubungan dengan makrosimia,, distosia bahu, gawat janin dan
terjadinya sindroma dan distress respirasi
Pasca persalinan
Perempuan yang pernah menderita diabetes melitus gestasional harus diberi
konseling agar rmenyusui anaknya karena pemberian ASI akan memperbaiki kontrol
kadar gula darah.

Harus direncanakan pengunaan kontrasepsi karena sekali perempuan hamil menderita


diabetes, maka dia berisiko terkenal hal yang sama pada kehamilan berikutnya. Tidak ada
pembatasan gangguan kontrasespi hormonal pada pasien dengan riwayat DMG. Bagi
perempuan yang obesitas, setelah melahirkan upaya penurunan berat badan dengan diet
dan beolahraga secara teratur agar risiko terjadinya diabetes menjadi menurun.
Komplikasi pada ibu dan janin

a) Pengaruh kehamilan, perrsalinan dan nifas terhadap DM.


 Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes (diabetic).
 DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.

b) Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:

 abortus dan partus premature.


 Hidronion.
 Pre-eklamsi.
 Kesalahan letak jantung.
 Insufisiensi plasenta.
a) Pengaruh penyakit terhadap persalinan
 Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.
 Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
 Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati.
 Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
 Post partum mudah terjadi infeksi.
 Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian.
a) Pengaruh DM terhadap kala nifas
 Mudah terjadi infeksi post partum
 Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
a) Pengaruh DM terhadap bayi
 Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu
 Janin besar (makrosomia)
 Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
Asuhan keperawatan diabetes
gestasional
 Riwayat antenatal care meliputi :
A. PENGKAJIAN
- Pola Aktivitas Sehari-hari
 Identitas
- Pola nutrisi
 Keluhan Utama
- Pola eliminasi
 Riwayat Kehamilan
- Pola personal hygiene
 Riwayat Penyakit Keluarga
- Pola istirahat dan tidur
 Riwayat Obstetri
- Pola aktifitas dan latihan
 Riwayat Kehamilan sekarang
 Pemeriksaan Fisik
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol diabetik,
profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber
informasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra
uterin.
5. Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis atau mengancam pada
status kesehatan (maternal atau janin).
intervensi
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
- Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau hiperglikemia.
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama karena
▫ Kriteria evaluasi : ▫ Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.
dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl. Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
- Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik. Pengguanaan jumlah besar
- Mandiri Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal. Penambahan berat badan
karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi menyebabkan nilai glukosa darah
adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.
- Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam. Membantu dalam mengevaluasi meningkat.

pemahaman pasien tentang aturan diet. - Kolaborasi Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin. Pembagian dosis
- Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan rasio waktu makan.
penatalaksanaan diabetic. Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu membutuhkan - Kolaborasi dengan ahli gizi. Diet secara spesifik pada individu perlu untuk
perubahan besar selama gestasi memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi mempertahankan normoglikemi.
- Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin. Makan - Observasi kadar Glukosa darah. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir
sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah makan dan kelaparan. menurun bila kadar glukosa darah antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -
- Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama. Mual dan 105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan
muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan kurang dari 200 mg/dl.
metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
- Perhatikan klasifikasi white untuk diabetes. Kaji derajad kontrol diabetik. Klien
dengan klasifikasi D, E atau F adalah berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.
1. Resiko tinggi terhadap
- Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm. Distensi uterus berlebihan
cedera maternal karena makrosomia atau hidramnion dapat mempredisposisikan pada persalinan awal.
- Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang dilakukan 6 kali sehari.
berhubungan dengan
Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar karena ambang ginjal terhadap
perubahan kontrol glukosa menurun selama kehamilan.
- Periksa keton dalam urin setiap hari. Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan
diabetik, profil darah
yang secara negatif dapat mempengaruhi perkembangan janin
abnormal atau anemia, - Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia. Insiden hipoglikemia sering
terjadi pada trimester ketiga karena aliran glukosa darah dan asam amino yang
hipoksia jaringan dan
kontinue pada janin dan untuk menurunkan kadar insulin antagonis laktogen plasenta.
perubahan respon imun. - Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri. Diabetes cenderung kelebihan
cairan karena perubahan vaskuler. Insiden hidramnion sebanyak 6% – 25% pada
kasus diabetes yang hamil kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi
janin pada cairan amnion dan hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
- Kolaborasi Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan. Mendeteksi ancaman
ketoasidosis, menentukan adanya ancaman hipoglikemia.

- Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk menentukan
ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal dan perkiraan berat badan
janin. Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
- Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit termasuk
hubungan dengan diet, latihan, stres dan kebutuhan insulin. Diabetes mellitus
gestasional besisiko terhadap ambilan glukosa yang tidak efektif dalam sel,
penggunaan lemak dan protein untuk energi secara berlebihan dan dehidrasi
seluler saat air dialirkan dari sel oleh konsentrasi hipertonik glukosa dalam
serum.
- Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan insulin dan tinjau
ulang alasan menghindari obat hipoglikemi oral. Perubahan metabolik prenatal
menyebabkan kebutuhan insulin berubah. Trimester pertama kebutuhan
3. Kurang pengetahuan mengenai
insulin rendah tetapi menjadi dua kali dan empat kali selama trimester kedua
kondisi diabetes, prognosis dan dan ketiga. Meskipun insulin tidak melewati plasenta, agen hipoglikemi oral
kebutuhan tindakan dapat dan potensial membahayakan janin.
berhubungan dengan kurang - Jelaskan penambahan berat badan normal. Pembatasan kalori dengan akibat
informasi, kesalahan informasi ketonemia dapat menyebabkan kerusakan janin dan menghambat penggunaan

dan tidak mengenal sumber protein optimal.


- Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan ringan. Latihan setelah
informasi.
makan dapat membantu mencegah hipoglikemia dan menstabilkan
penyimpangan glukosa, kecuali terjadi peningklatan glukosa berlebihan,
dimana latihan dapat meningkatkan ketoasidosis.
- Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetes dan
harapan masa depan. Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut,
meningkatkan kerja sama dan membantu menurunkan komplikasi janin.
- Anjurkan mempertahankan pengkajian di rumah terhadap kadar glukosa
serum, dosis insulin, diet dan latihan. Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi
perawatan, catatan harian dapat membantu bagi evaluasi dan perubahan terapi
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan implementasi
adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana keperawatan disusun,
maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat diharapkan tenaga pelaksanaan
keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan Implementasi ini juga
dilakukan oleh perawatdan harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang
unik.
EVALUASI
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses
keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi
mengenai pengaruh intervensi yang telah
direncanakan dan merupakan perbandingan dari
hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah
dibuat pada tahap perencanaan(

Anda mungkin juga menyukai