PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengatahui dan memahami tentang “ Asuhan Keperawatan Klien
dengan Diabetes Gestasional”.
1
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan
penyakit Diabetes Gestasional.
b. Mahasiswa mampu menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan
hasil pengkajian.
c. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan keperawatan terhadap
pasien dengan penyakit Diabetes Gestasional dengan kebutuhan
pasien.
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi tindakan yang nyata sesuai
dengan rerencanaan tindakan keperawatan dan prioritas masalah.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam proses
pembuatan asuhan keperawatan khususnya pada pokok pembahasan
Asuhan Keperawatan Klien dengan Diabetes Gestasional.
2. Bagi pembaca
Menambah wawasan dan pegetahuan tentang Asuhan Keperawatan
Klien dengan Diabetes Gestasional.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan
(toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama
kali saat kehamilan berlangsung.
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat
dengan berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali
selama masa kehamilan (ADA, 1990).Diabetes Melitus gestasional adalah
intoleransi karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama
kali diketahui saat hamil.
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun
retensi insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi
karbohidrat ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami
kehamilan.
2.2 Etiologi
Diabetes gestasional disebabkan oleh adanya gangguan pada resistensi
insulin. Terjadi penurunan ssensitivitas insulin dan disfungsi pada sel beta yang
memicu terjadinya intoleransi gukosa selama masa kehamilan. Selain itu terdapat
gen yang terlibat dalam peningkatan intoleransi glukosa, yaitu varian glukokinase
(GCK) dan lokus TCF7L2. Terjadi mutasi pada gen tersebut yang dapat
mempengaruhi produksi insulin.
2.3 Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi
suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
3
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi,
kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta,
dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme
karbohifrat wanita hamil dan tidak hamil yang ditandai hipoglikemia puasa ,
hipoglikemia postprandial yang memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada
trimester III efek kehamilan yang memperberat diabetes mellitus yang diderita ibu
hamil ataupun menimbulkan Diabetes mellitus grstasional disebut diabetagonik.
terdapat hipertrofi, hyperplasia dan hipesekresi sel b pancreas, konsentrasi asam
lemak bebas, trigliserida, da kolesterol pada wanita hamil puasa yang kebih
tinggi.
2. Resiko rata-rata
Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia Selatan.
3. Resiko tinggi
wanita yang jelas kegemukan,yang memiliki riwayat diabetes tipe II pada
anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria.
4
2.5 Manifestasi Klinis dari Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun
beberapa wanita dengan GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1. Gula dalam urin.
2. Senantiasa rasa haus
3. Sering buang air kecil
4. Mual
5. Sering infeksi pada kandung kemih, vagina dan kulit.
6. Kelemahan yang berlebihan.
2.6 Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200
gr karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi
natrium. Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln.
Dan konsumsi kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan
menarik dan mudah diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan
utama dan tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah
yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang,
apel, tomat, semangka, dan kedondong. Dalam melaksanakan diit sehari-hari
hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu :
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
5
T2 : Trimester II
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
a. Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan,
yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang
sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang
sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis
perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan
memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga
menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman
pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
b. Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya
cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin
berkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet
tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin
yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi
hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis
insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini.
Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan
insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara
infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi
komplikasi yang berbahaya.
c. Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan
cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang
buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu.
lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis
menjadi lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan
pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya
kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi,
6
maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik
dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan
amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa
dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan
pencatatan denyut jantung janin terus – menerus.
d. Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan
kontrol glikemik dan olah raga.
2.7 Komplikasi
Komplikasi diabetes gestasional dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Komplikasi maternal
a. Saction caesaria
7
b. preeklamsia
2. Komplikasi fetus
a. Makrosomia
b. Hiperbilirubinemia
c. Hipoglikemia
d. Distosia bahu
2.8 Prognosis
Kehamilan kedua pada waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang
mempunyai diabete gestasional memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.
Wanita didiagnosa dengan diabetes gestasional memiliki peningkattan resiko
terkena diabetes mellitus dimasa depan.
Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan karena
didiagnosa dengan diabetes gestasional mempunyai resiko tinggi untuk
mendapat diabetes karena telah mempunyai antibody yang terkait dengan
diabetes (seperti antibody terhadap dekarboksilase glutamate, islet antibody atau
antigen insulinoma 2), berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya
dan pada wanita yang gemuk.
Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola. Diabetes gestasional
memiliki resiko 50% terkena diabetes dalam lima tahun kedepan. Tergantung
pada populasi yang diteliti kriteria diagnostic dan panjang tindak lanjut, resiko
dapat bervariasi sangat besar. Resiko tampaknya tertinggi dalam 5 tahun
pertama, mencapai dataran tinggi setelahnya. Penelitian lain menentukan risiko
diabetes setelah diabetes gestasional lebih dari 25% setelah 15 tahun.
Ada data statistic terhdap resiko kondisi lain pada wanita dengan diabetes
gestasional, dalam studi perinatal Yerusalem, 410 dari 37.962 pasien dilaporkan
telah diabetes gestasional, dan ada kecenderungan lebih mendapat anker
payudara dan kanker pancreas, tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk
mengkonfirmasi temuan ini.
8
2.9 Asuhan Keperawatan pada Diabetes Gestasional
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak
adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan
retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan,
infertilitas, bayi low gestasional age, riwayat kematian janin,
lahir mati tanpa sebab jelas, anomali congenital, aborsi spontan,
polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau
lambat pada diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang,
nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
9
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
d. Keamanan
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat
berubah karena ada bekas injeksi insulin yang sering
- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap
infeksi, khususnya perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih
rendah dari normal terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi
(LGA),Hidramnion,anomaly congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosial
ekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol
emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan.
3. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.
C. Rencana Keperawatan
10
1. Dx 1 : Perubahan nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Timbang BB klien setiap Penambahan BB adalah
kunjungan prenatal kunci penunjuk untuk
memutuskan penyesuaian
kalori.
2. Kaji masukkan kalori dan pola Membantu dalam
makan dalam 24 jam mengevaluasi pemahaman
klien tentang mentaati
aturan diet
11
ketosis.
N INTERVENSI RASIONAL
O
1. Kaji dan dokumentasikan Pengkajian status cairan dan
turgor kulit, kondisi elekrolit yang akurat menjadi
membrane mukosa, TTV dasar rencana asuhan
keperawatan dan evaluasi
intervensi.
12
peroral dengan perlahan , keseimbanganasam-basa,
dan tingkatkan jumlah perubahan kadar elektrolit,
cairan sesuai order dan hipovitaminosis
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Atur keberadaan perawat Meningkatkan kontinuitas
secara kontinu selama asuhan. Pasien dan keluarga
persalinan. perlu mengetahui bahwa
mereka tidak sendiri dan
tersedianya tenaga bantuan
dengan segera.
13
D. Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah
puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari
140 mg/dl.
2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal,
membrane mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai
diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative. Diabetes mellitus
gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi insulin pada ibu
hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat ringan maupun
berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan. Pada diabetes
gestasional dapat diketahui gejala klinis nya yaitu Gula dalam urin, Senantiasa
rasa haus, Sering buang air kecil dan Mual. penatalaksaan dengan cara mengatur
diet, terapi insulin, aktivitas fisik dan kontrol berat badan.
3.2 Saran
Dengan terselesainya makalah ini diharapkan mahasiswa Stikes William
Booth Surabaya dapat mengetahui, mempelajari, dan memahami Askep pada
Diabetes Gestasional dengan baik. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa Stikes
William Booth Surabaya dapat memiliki kompetensi yang tinggi dalam
perawatan terhadap Askep Diabates Gestasional. Serta mampu menjalankan
peranan keperawatan bak untuk sasaran maupun kelompok.
15
DAFTAR PUSTAKA
16