Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATAN

IBU HAMIL dengan DIABETES MELITUS

disusun Oleh:
Pitri Andriyana Kusumastuti

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SATRIA BHAKTI NGANJUK
2012/2013

LAPORAN PENDAHULUAN
IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Penyakit gula dapat merupakan penyakit keturunan dengan cirri kekurangan atau tidak
terbentuknya insulin, yang sangat penting untuk metabolism gula dan pembentukan glikogen.
Akibatnya kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi metabolism tubuh
secara menyeluruh dan mempengaruhi pula pertumbuhan dan perkembangan janin. Kejadian
penyakit gula sekitar 0,3% samapi 0,7%.
Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:
1. Umur penderita makin tua.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
a.
b.
5.
a.
b.
c.
d.
e.

Pada multiparitas
Penderita gemuk.
Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir
mati, sering mengalami keguguran.
Bersifat keturunan.
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang
menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:
Keadan pre-diabetes lebih lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan, dan kala
nifas.
Penyakit diabetes (gula) makin berat.
Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma diabetikum.
Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan
premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
Dapat terjadi hidramnion.
Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.
Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:
Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.
Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.
Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
Postpartum mudah terjadi infeksi.
Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan kematian.
Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:
Mudah terjadi infeksi postpartum.
Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.
Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:
Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim (setelah minggu
36) dan lahir mati.
Bayi dengan dismaturitas.
Bayi dengan cacat bawaan.
Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

B. Klasifikasi Diabetes Melitus pada Kehamilan


Pada ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat dikemukakan beberapa bentuk klasifikasi
sesuai dengan pengamatan ahli. Klasifikasi pertama berdasarkan apakah memerlukan insulin
atau tidak sehingga disebut dependen insulin/nondependent insulin sebagai berikut.

f.

White (1965) membagi diabetes berdasarkan kemungkinan komplikasi ibu hamil dengan
diabetes mellitus. Pembagian berdasarkan fungsional diabetes mellitus gestasional adalah:
D.M. Gestasional
Kelas A Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes kehamilan; tes
toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet
saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.
Kelas B Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang
daripada 10 tahun, dan tidak disetai kelainan pembuluh darah.
Kelas C Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun atau timbul pada umur antara 10-19 tahun,
dan tampa kelainan pembuluh darah.
Kelas D Diabetes telah diderita lama; 20 tahun atau lebih; atau diderita sebelum umur 10 tahun;
atau disertai kelainan embuluh darah, termasuk arteroskelrosis pada retina dan tungkai, dan
retinitis.
Kelas E Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah penggul, termasuk
arteria uterine.
Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glumeluronefritis.

2.
a.
1)
2)
b.
1)
2)
3)
4)

Prekonsepsi dan D.M.


Tanpa komplikasi :
Tipe I: dependen insulin.
Tipe II: nondependen insulin.
Disertai komplikasi dalam bentuk:
Retinopati lanjut
Nefropati.
Neuropati autonomic.
Penyakit jantung koroner.

1.
a.

b.
c.
d.

e.

Dasar klasifikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus adalah:


1. Umur saat terjadi diabetes mellitus adalah makin muda terjdi, komplikasi semakin besar.
Tatalaksana pemberian terapi semakin sulit.
2. Lamanya menderita diabetes mellitus makin lama menderita, komplikasi akan semakin berat.
Dampaknya terjadi morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janinnya semakin besar.
3. Komplikasi penyakit: kombinasi umur muda dan lamanya menderita akan memperbesar
komplikasi ibu hamil/janin. Terapi akan semakin sulit karena harus memerhatikan fungsi organ
vital yang diharapkan dapat mendukung kesembuhannya.
4. Kebutuhan insulin:
a. Membutuhkan insulin berarti penyakitnya cukup serius disertai komplikasi.
b. Pemberian insulin seharusnya dikonsultasikan dengan ahli penyakit dari subdivisi endokrinologi.
Dengan memerhatikan klasifikasi dan dasar pembuatan klasifikasi berarti bahwa ibu hamil
dengan diabetes mellitus memerlukan konsultasi dalam bentuk tim. Dengan demikian, terapi

dapat diteruskan dengan perencanaan bersama, termasuk persalinan tepat waktu dan tepat
tindakan untuk mencapai konsep well born baby dan well health mother.
Upaya terapi untuk ibu hamil dengan diabetes mellitus kelas A.1 adalah dengan melakukan
diet seperti yang dijabarkan sebagai berikut.
BB saat ini dan tendensi Kebutuhan
kalori/kg Harapan
ideal
kenaikan
untuk untuk mencapai BB pertambahan BB ibu
mencapai BB ideal
ideal
hamil
<80-90%
36-40
14-20 kg
Ideal, 80-120%
36
12-17 kg
120-150%
24
7-13 kg
150%
12-18
7-13 kg

1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.

Diet dilakukan walapun ibu hamil memerlukan kalori yang di butuhkan untuk hal-hal
berikut:
Pertumbuhan janin intrauteri.
Persiapan laktasi.
Penyangga metabolisme umum.
Tingginya estrogen/progesterone menimbulkan retensi air dan garam.
Persiapan organ reproduksi untuk menyangga hamil:
Persiapan laktasi mama.
Deposit lemak, glukosa protein untuk energy inpartu
Persiapan untuk inpartu. Kenaikan idealnya harus mendapat perhatian khusus.

Nutrisi dan kenaikan berat badan yang berlebihan akan menimbulkan komplikasi,
diantaranya diabetes mellitus gestasional dengan segala manifestasi klinik.
Secara umum kebutuhan kalori ibu hamila yang didapatkan dari berbagai sumber dalah:
1. Ibu hamil normal: 2.000-2.500 kalori/24 jam.
2. Ibu hamil gemuk: 1.600-2.000 kalori/24 jam
Kalori dalam jumlah tersebut diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan ibu hamil dan
janin intrauteri dengan proposi wajar dan kenaikan berat badan ideal.
C. Komplikasi Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai manifestasi
klinik dapat bersumber dari :
1. Lamanya menderita diabetes mellitus.
2. Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.
3. Hiperglikemi glukosuria.
4. Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.
Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:

1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.
E.

Kerusakan pembuluh darah.


Viskositas darah meningkat, sehingga distribusi dan suplai O2 ke jaringan makin menurun.
Pembuluh darah mengalami aterosklerosis sekunder dapat menimbulkan hipertensi.
Hipertensi menimbulkan gangguan organ vital terkait melalui:

Diabetika endarteritis.
Mikrokoagulasi.
Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.

Bentuk-bentuk Kelainan Kongenital


Kardiovaskuler
Transposisi pembuluh darah besar.
Defek septum ventrikuler.
Defek septum atrial.
Hipoplastik ventrikel kiri.
Situs invrsus.
Anomaly aorta
System saraf pusat
Anensefalus.
Ensefalokel.
Meningomielokele.
holoprosensefale.
Mikrosefali.
Penulangan
Sindrom regresi kuadalis.
Spina bifida
Genitourinari
Tanpa ginjal (Potter syndrome)
Polikistik ginjal.
Ureter ganda.
Gastrointestinal
Fistula trakeo-oesophagus.
Atresiaani
Anus inforferata.
Pengaruh kehamilan pada diabetes
Glukosuria renal sering dijumpai dalam kehamilan. Kelainan ini terdapat tidak karena
kadar glukosa darah tinggi, melainkan karena ambang ginjal terhadap glukosa rendah. Karena itu
diabetes dalam kehamilan tidak bisa dinilai dari pemeriksan reduksi urin.
1. Pengaruh kehamilan
Telah diuraikan di atas bahwa pre-diabetes dapat menjadi manifest, atau penyakitnya menjadi
lebih berat dan lebih sukar dikendalikan dalam kehamilan, sehingga pengobatan lebih sulit.
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan itu ialah:
a. Hiperemesis gravidarum dapat mengubah metabolismus hidrat arang

b. Pemakaian glikogen bertambah karena miometrium dan jaringan-jaringan lain bertambah


c. Janin yang bertumbuh memerlukan makin lama makin banyak bahan makanan, termasuk hidrat
arang
d. Adanya pancreas dan adrenal janin yang sudah berfungsi in uteron
e. Meningkatnya metabolisme basal dengan pertukaran zat yang lebih cepat dalam hati ibu
mengurangi banyaknya glikogen cadangan
f. Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulinasi dalam plasenta
g. Khasiat insulin dalam kehamilan dikurangi oleh plasenta laktogen, dan mungkin juga oleh
estrogen dan progesterone.
2. Pengaruh persalinan
Kegiatan otot rahim dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih banyak,
sehingga dapat terjadi hioglikemia, apalagi jikalau wanita muntah-muntah.
3. Pengaruh nifas
Laktasi menyebabkan keluarnya zat-zat makanan, termasuk hidrat-arang dari tubuh ibu.
4. Pengaruh pada bayi
Diabetes mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi, dan dapat terjadi
penyulit sebagai berikut:
a. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus
b. Cacat bawaan terutama pada kelas D keatas
c. Dismaturitas terutama pada kelas D keatas
d. Janin besar (makrosomia) terutama pada kelas A sampai C
e. Kematian dalam kandungan, biasanya pada kelas D keatas
f. Kematian neonatal
g. Kelainan neurologi dikemudian hari
F. Penatalaksaan Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus
Pengelolan ibu hamil dengan diabetes mellitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula
dalam darah sehingga tercapai keadaan euglukosa. Dengan mempertahankan gula darah dalam
posisi euglukosa maka:
1. Komplikasi pada ibu hamil tidak akan terjadi.
2. Komplikasi pada janin dapat ditekan sebanyak mungkin sehingga mordibitas dan mortalitas
perinatal menjadi minimal.
Kemajuan teknologi dan kerjasam antar bidang ilmu dalam upaya pengelolaan ibu hamil
dengan diabetes mellitus dapat menekan mordibitas dan mortalitas sampai nol.
Masalah pertumbuhan janin intrauteri dalam suasana:
1. Kelebihan nutrisi peningkatan suasana keton bodi
2. Peningkatan suasana insulinnya
3. Mungkin kekurangan suplai O2
Perlu evaluasi dengan cermat sehingga dapat ditetapkan:
1. Waktu persalin yang tepat
2. Komplikasi minimal dalam proses persalinan.
3. Tercapai well born baby dan well health mother.
Persalinan umumnya dilakukan:

1. Umur hamil 37-38 minggu


2. Paru telah matur
3. Kemungkinan komplikasi: IUFD/ makrosomia pada ibu hamil yang sulit dikendalikan kadar
konsentrasi glukosa.
G. Evaluasi Postpartum
Evalusi post partum pada bayi perlu dilakukan oleh karena:
1. Bayi dalam suasana hiperinsulin, sehingga metabolism dengan cepat dapat menurunkan glukosa
darah menjadi hipoglikemia.
2. Hiperglikemia yang berlangsung lama postpartum dapat menimbulkan gangguan perubahan
metabolism dari glukosa menuju asam lemak dan protein, sehingga menimbulkan gangguan
siklus Kerb.
3. Kegagalan siklus Kerb menimbulkan:
a. Badan keton bayi menungkat
1) Aseton
2) Aseto-asetat
3) Beta hidroksi karbonil.
b. Terjadi penuruna pH darah menjadi asidosis dengan segala akibatnya.
Keterlambatan melakuakan evaluasi bayi dengan berat 4.000 gr atau ibu hamil dengan
diabetes mellitus akan berakibat fatal, yaitu terjadi kematian neonates.
Kendalipun bayi dengan makrosomia, dalam pengelolaannya, dianggap berstatus
premature sehingga memerlukan intensive care unit. Dengan evaluasi ketat dan teratur maka
gejala dini-hipoglikemia-akan dapat dikenali dan terapi untuk mengatasinya segera dapat
diberikan.
Sepertii dikemukakan bahwa kini ibu hamil dengan diabetes mellitus sudah jarang
dijumpai, demikian juga dengan morbiditas dan mortalitas bagi maternal dan perinatalnya oleh
karena kasus jarang terjadi tetapi harus mencapai tujuan umum obstetri dan pengawasan intensif
dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan teknologi.
Dengan demikian, ibu hamil dengan DM merupakan kasus multi disipliner sehingga
laboratorium obstetric hanya sebagi pelaksana pertolongan dengan rekomendasi:
1. Persalina letak belakng kepala.
2. Mungkin dilakuakn outlet vakum dan forceps.
3. Seksio sesarea.
H. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, dan apabila
penyakitnya lekas diketahui dan segera diobati oleh dokter yang ahli, serta kehamilan dan
persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, dan
apabila penderita sampai meninggal, hal ini biasanya dijumpai pada diabetes yang sudah lama
dan berat. Terutama yang disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya prognosis
bagi anak jauh lebih buruk dan dipengaruhi oleh 1) berat dan lamanya penyakit, terutama apabila

disertai asetonuria, 2) insufisiensi plasenta, 3) prematuritas, 4) gawat nafas, 5) cacat bawan, dan
6) komplikasi persalinan.
Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh belum adanya
kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam kehamilan, belum ada
keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan, dan/atau tidak adanya fsilitas
perawatan neonates oleh dokterspesialis kesehatan anak.
Pada umumnya anak kematian perinatal diperkirakan anak 10-15%, dengan pengertian
bahwa sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D, E, F, dan G. tidak saja
angka kematian perinatal maningkat, melainkan dalam jangka panjang pula terjadi kelainankelainan neuro-psikologik dan kelainan dalam pertumbuhan anak.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS


A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu mendeita Diabetes melitus, karena
semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan
pada klasifikasi DM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan
atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat keturunan.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu
haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasentadan
perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena
kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age,Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab

d.

e.
6.
a.
b.
7.

8.
a.
1)
b.

c.
d.
e.

9.

jelas, Anomali congenital,Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih
dari 4000 gram.
Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah
ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan
kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya infeksi.
Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat
antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula
darah dan perawatan yang diberikan.
Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.
Pola eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat,
pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini
terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan
ketidakpatuhan diet ibu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letih
TD
: ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi
dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
Nadi
: pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
Respirasi
: pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR
meningkat dan napas bau keton.
Suhu
: tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi
hipoglikemi.
Berat badan
: ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.

a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.
h.
1)
2)
3)
i.

Kepala dan rambut


Tidak gangguan
Wajah
Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.
Mata
Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan
hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.
Hidung
Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton.
Keadaan mulut
Tidak ada gangguan.
Telinga
Tidak ada gangguan.
Leher
Tidak ada gangguan.
Dada dan payudara
Dada
Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton.
Sirkulasi jantung
Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.
Payudara
Pada umumnya tidak gangguan.
Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit pasien lembab.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan
pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra
uterin.

C. Intervensi
No
Diagnose Keperawatan
1

Resiko tinggi terhadap


perubahan nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
mencerna
dan
menggunakan
nutrisi
kurang tepat.

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
nutrisi
pasien
terpenuhi.

Mempertahankan kadar
1. Timbang
gula darah puasa antara setiap
60-100 mg/dl dan 2 jam prenatal.
sesudah makan tidak
lebih dari 140 mg/dl.

berat badan
kunjungan

2. Observasi
masukan
kalori dan pola makan
dalam 24 jam.

3. Perhatikan adanya mua


dan muntah khususnya
pada trimester pertama.

4. Ajarkan pasien tentang


metode finger stick untuk
memantau glukosa sendiri

5. Diskusikan tentang dosis


jadwal dan tipe insulin.

6. Kolaborasi
gizi.

dengan

ahl

7. Observasi kadar Glukosa


darah.

8. Tentukan hasil HbA1c


setiap 2 4 minggu.
2

Resiko
berhubungan
hipoglikemia
hiperglikemia

cedera Setelah dilakukan


dengan tindakan
atau keperawatan tidak
terjadi
resiko
cedera.

Pasien
dapat1.
memverbalisasi
pemahaman mengenai
hipoglekemia
dan
hiperglikemia termasuk
sebab
dan
tanda
gejalanya.
2.
Pasien
dapat
mengidentifikasi
konsekuensi potensial
dari hiperglikemi dan
hipoglkemia
pada3.
dirinya dan janinnya.
Hipoglikemia
dan
hiperglikemia
dapat
dicegah
atau
diminimalkan.

Jelaskan pada pasien


suami atau keluarga
mengenai hipoglikemia
dan
hiperglikemia
termasuk penyyebab dan
tanda gejalanya.
Anjurkan pasien untuk
membawa insulin spuit
juga gula kerja-cepat saa
bepergian
jauh
dar
rumah.
Diskusikan
hubungan
latihan fisik dan diet dan
efek keduanya pada stres

Resiko Tinggi cidera


janin
berhubungan
dengan
peningkatan
kadar glukosa maternal,
perubahan
pada
sirkulasi.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan tidak
terjadi
resiko
cidera janin.

Menunjukan reaksi Non


1. Observasi control
stress test dan Oxytocin diabetik
sebelum
Challenge Test negative konsepsi.
atau Construction Stress
Test secara normal.

2. Observasigerakan janin
dan denyut janin setiap
kunjungan.

3. Observasi tinggi fundu


uteri setiap kunjungan.

4. Tinjau ulang prosedu


dan rasional untuk Non
stress Test setiap minggu.

5. Observasikadar albumin
glikosilat pada getas
minggu ke 24 sampai ke
28 khususnya pada ibu
dengan resiko tinggi.
6. Dapatkan kadar serum
alfa fetoprotein pada
gestasi minggu ke 14
sampai minggu ke 16.

7. Siapkan
untuk
ultrasonografi
pada
gestasi minggu ke 8, 12
18, 28, 36 sampai minggu
ke 38.

Resiko tinggi terhadap


trauma,
gangguan
pertukaran gas pada
janin
berhubungan
dengan
ketidakadekuatan
kontrol
diabetik
maternal, makrosomnia
atau
retardasi
pertumbuhan
intra
uterin.

Setelah dilakukan
1.
tindakan
2.
keperawatan
pasien
tidak
mengalami
trauma
dan
3.
gangguan
4.
pertukaran
gas
pada janin.

Kehamilan cukup bulan.


1. Tinjau ulang
Meningkatkan
pranatal dan
keberhasilan kelahiran maternal.
dari bayi usia gestasi
yang tepat.
Bebas cedera.
Menunjukkan
kadar
glukosa normal, bebas
tanda hipoglikemia

riwaya
kontro

2. Periksa adanya glukosa


atau keton dan albumin
dalam urin ibu dan
pantau tekanan darah.

3. Observasi tanda vital.

4. Anjurkan
posis
rekumben lateral selama
persalinan.

5. Tinjau hasil tes pranata


seperti profil biofisikal
tes nonstres dan tes stre
kontraksi.

6. Observasi
frekuens
denyut jantung janin.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC
. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jogjakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai