disusun Oleh:
Pitri Andriyana Kusumastuti
LAPORAN PENDAHULUAN
IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Penyakit gula dapat merupakan penyakit keturunan dengan cirri kekurangan atau tidak
terbentuknya insulin, yang sangat penting untuk metabolism gula dan pembentukan glikogen.
Akibatnya kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi metabolism tubuh
secara menyeluruh dan mempengaruhi pula pertumbuhan dan perkembangan janin. Kejadian
penyakit gula sekitar 0,3% samapi 0,7%.
Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:
1. Umur penderita makin tua.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
a.
b.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
Pada multiparitas
Penderita gemuk.
Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir
mati, sering mengalami keguguran.
Bersifat keturunan.
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang
menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:
Keadan pre-diabetes lebih lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan, dan kala
nifas.
Penyakit diabetes (gula) makin berat.
Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma diabetikum.
Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan
premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
Dapat terjadi hidramnion.
Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.
Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:
Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.
Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.
Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
Postpartum mudah terjadi infeksi.
Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan kematian.
Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:
Mudah terjadi infeksi postpartum.
Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.
Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:
Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim (setelah minggu
36) dan lahir mati.
Bayi dengan dismaturitas.
Bayi dengan cacat bawaan.
Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.
f.
White (1965) membagi diabetes berdasarkan kemungkinan komplikasi ibu hamil dengan
diabetes mellitus. Pembagian berdasarkan fungsional diabetes mellitus gestasional adalah:
D.M. Gestasional
Kelas A Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes kehamilan; tes
toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet
saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.
Kelas B Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang
daripada 10 tahun, dan tidak disetai kelainan pembuluh darah.
Kelas C Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun atau timbul pada umur antara 10-19 tahun,
dan tampa kelainan pembuluh darah.
Kelas D Diabetes telah diderita lama; 20 tahun atau lebih; atau diderita sebelum umur 10 tahun;
atau disertai kelainan embuluh darah, termasuk arteroskelrosis pada retina dan tungkai, dan
retinitis.
Kelas E Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah penggul, termasuk
arteria uterine.
Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glumeluronefritis.
2.
a.
1)
2)
b.
1)
2)
3)
4)
1.
a.
b.
c.
d.
e.
dapat diteruskan dengan perencanaan bersama, termasuk persalinan tepat waktu dan tepat
tindakan untuk mencapai konsep well born baby dan well health mother.
Upaya terapi untuk ibu hamil dengan diabetes mellitus kelas A.1 adalah dengan melakukan
diet seperti yang dijabarkan sebagai berikut.
BB saat ini dan tendensi Kebutuhan
kalori/kg Harapan
ideal
kenaikan
untuk untuk mencapai BB pertambahan BB ibu
mencapai BB ideal
ideal
hamil
<80-90%
36-40
14-20 kg
Ideal, 80-120%
36
12-17 kg
120-150%
24
7-13 kg
150%
12-18
7-13 kg
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
Diet dilakukan walapun ibu hamil memerlukan kalori yang di butuhkan untuk hal-hal
berikut:
Pertumbuhan janin intrauteri.
Persiapan laktasi.
Penyangga metabolisme umum.
Tingginya estrogen/progesterone menimbulkan retensi air dan garam.
Persiapan organ reproduksi untuk menyangga hamil:
Persiapan laktasi mama.
Deposit lemak, glukosa protein untuk energy inpartu
Persiapan untuk inpartu. Kenaikan idealnya harus mendapat perhatian khusus.
Nutrisi dan kenaikan berat badan yang berlebihan akan menimbulkan komplikasi,
diantaranya diabetes mellitus gestasional dengan segala manifestasi klinik.
Secara umum kebutuhan kalori ibu hamila yang didapatkan dari berbagai sumber dalah:
1. Ibu hamil normal: 2.000-2.500 kalori/24 jam.
2. Ibu hamil gemuk: 1.600-2.000 kalori/24 jam
Kalori dalam jumlah tersebut diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan ibu hamil dan
janin intrauteri dengan proposi wajar dan kenaikan berat badan ideal.
C. Komplikasi Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai manifestasi
klinik dapat bersumber dari :
1. Lamanya menderita diabetes mellitus.
2. Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.
3. Hiperglikemi glukosuria.
4. Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.
Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.
E.
Diabetika endarteritis.
Mikrokoagulasi.
Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.
disertai asetonuria, 2) insufisiensi plasenta, 3) prematuritas, 4) gawat nafas, 5) cacat bawan, dan
6) komplikasi persalinan.
Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh belum adanya
kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam kehamilan, belum ada
keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan, dan/atau tidak adanya fsilitas
perawatan neonates oleh dokterspesialis kesehatan anak.
Pada umumnya anak kematian perinatal diperkirakan anak 10-15%, dengan pengertian
bahwa sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D, E, F, dan G. tidak saja
angka kematian perinatal maningkat, melainkan dalam jangka panjang pula terjadi kelainankelainan neuro-psikologik dan kelainan dalam pertumbuhan anak.
d.
e.
6.
a.
b.
7.
8.
a.
1)
b.
c.
d.
e.
9.
jelas, Anomali congenital,Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih
dari 4000 gram.
Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah
ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan
kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya infeksi.
Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat
antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula
darah dan perawatan yang diberikan.
Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.
Pola eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat,
pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini
terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan
ketidakpatuhan diet ibu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letih
TD
: ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi
dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
Nadi
: pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
Respirasi
: pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR
meningkat dan napas bau keton.
Suhu
: tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi
hipoglikemi.
Berat badan
: ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
1)
2)
3)
i.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan
pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra
uterin.
C. Intervensi
No
Diagnose Keperawatan
1
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
nutrisi
pasien
terpenuhi.
Mempertahankan kadar
1. Timbang
gula darah puasa antara setiap
60-100 mg/dl dan 2 jam prenatal.
sesudah makan tidak
lebih dari 140 mg/dl.
berat badan
kunjungan
2. Observasi
masukan
kalori dan pola makan
dalam 24 jam.
6. Kolaborasi
gizi.
dengan
ahl
Resiko
berhubungan
hipoglikemia
hiperglikemia
Pasien
dapat1.
memverbalisasi
pemahaman mengenai
hipoglekemia
dan
hiperglikemia termasuk
sebab
dan
tanda
gejalanya.
2.
Pasien
dapat
mengidentifikasi
konsekuensi potensial
dari hiperglikemi dan
hipoglkemia
pada3.
dirinya dan janinnya.
Hipoglikemia
dan
hiperglikemia
dapat
dicegah
atau
diminimalkan.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan tidak
terjadi
resiko
cidera janin.
2. Observasigerakan janin
dan denyut janin setiap
kunjungan.
5. Observasikadar albumin
glikosilat pada getas
minggu ke 24 sampai ke
28 khususnya pada ibu
dengan resiko tinggi.
6. Dapatkan kadar serum
alfa fetoprotein pada
gestasi minggu ke 14
sampai minggu ke 16.
7. Siapkan
untuk
ultrasonografi
pada
gestasi minggu ke 8, 12
18, 28, 36 sampai minggu
ke 38.
Setelah dilakukan
1.
tindakan
2.
keperawatan
pasien
tidak
mengalami
trauma
dan
3.
gangguan
4.
pertukaran
gas
pada janin.
riwaya
kontro
4. Anjurkan
posis
rekumben lateral selama
persalinan.
6. Observasi
frekuens
denyut jantung janin.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC
. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jogjakarta : Nuha
Medika