LATAR BELAKANG
Pada wanita hamil terjadi perubahan- perubahan fisiologis yang
berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat karena adanya hormon plasenta
yang bersifat resistensi terhadap insulin, sehingga kehamilan tersebut bersifat
diabetogenik. Dengan meningkatnya umur kehamilan, berbagai faktor dapat
mengganggu keseimbangan metabolisme karbohidrat sehingga terjadi gangguan
toleransi glukosa. Diabetes melitus merupakan komplikasi yang umum terjadi
selama kehamilan. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Diabetes Melitus
Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai suatu intoleransi glukosa yang terjadi
pertama kali saat hamil. Gejala dari DMG prinsipnya sama dengan diabetes tipe 2.
1,2
meningkatkan
resiko
terjadinya
1
makrosomia,
trauma
persalinan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes Melitus Gestasional adalah suatu intoleransi glukosa yang terjadi
pertama kali pada saat hamil. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering
kali akan kembali ke regulasi glukosa normal. Wanita hamil dengan diabetes
melitus dibagi menjadi :5,6
a. Pregestasional (overt) diabetes : wanita hamil dengan diabetes yang
diketahui pada saat sebelum hamil tersebut
b. Gestasional diabetes : wanita hamil dengan diabetes yang diketahui pada
saat wanita itu hamil. Terdapat dua jenis :
modifikasi
sudah
cukup
diperlukan
2.2 Insidensi
Prevalensi diabetes gestasional bervariasi yaitu 1%-14%. Angka ini
tergantung pada populasi yang diteliti dan kriteria penyaringan yang digunakan
Diabetes melitus gestasional terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di Amerika
Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi diabetes melitus gestasional di Eropa
sebesar
2-6%.
Prevalensi
prediabetes
di
Indonesia
pada
tahun
2007
Usia ibu, faktor risiko meningkat pada wanita usia tua (terutama bagi
wanita di atas 35 tahun)
insulin bagian distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh
1. Risiko Rendah :
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
2. Risiko Sedang :
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 28 minggu terutama pada
wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia
Selatan.
3. Risiko Tinggi :
Lakukam pemeriksaan glukosa darah sesegera mungkin
Obesitas
riwayat keluarga dengan diabetes
riwayat DMG, gangguan metabolic atau mengalami
Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka pemeriksaangula darah
diulang pada minggu 24 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien
mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemi.
ACOG (American Collage of Obstetricians and
Gynecologist),
Puasa
1 jam
ADA
(75gr glukosa)
95 mg/dL
180 mg/dL
ADA
(100gr glukosa)
95 mg/dL
180 mg/dL
WHO
(75gr glukosa)
126 mg/dL
-
2 jam
3 jam
155 mg/dL
-
155 mg/dL
140 mg/dL
200 mg/dL
-
Pada kriteria ADA, 2 atau lebih nilai dari tes 100gr atau 50gr harus melebihi untuk
didiagnosis sebagai DMG. Pada kriteria WHO, harus 1 atau 2 nilai melebihi untuk
didiagnosa sebagai DMG.
Salah satu kriteria diagnosis WHO 2006, jika hasil pemeriksaan gula darah
sewaktu 200 mg/dl dan gejala diabetes terlihat maka pasien bisa didiagnosa
sebagai DMG. Wanita dengan GDM mungkin memiliki tingkat glukosa yang
tinggi
dalam
urin
mereka
filtrasi
2.7 Penatalaksanaan
10
perlu
diubah.
Dengan
menggunakan
ultrasonografi,
dapat
dianjurkan
glukosa
dan
pemeriksaan
mengevaluasi
mingguan
untuk
kemungkinan
memantau
preeklamsia.
11
kelahiran
instrumental
(misalnya forseps, ventouse dan operasi caesar ) atau masalah selama persalinan
vagina (seperti distosia bahu ). Makrosomia dapat terjadi pada 12% wanita yang
normal dibandingkan dengan 20% pasien dengan GDM. Namun, bukti untuk
masing-masing komplikasi tidak sama kuat, dalam studi Hyperglycemia and
Adverse Pregnancy Outcome (HAPO) misalnya, ada peningkatan risiko bagi bayi
untuk menjadi besar tetapi tidak kecil untuk usia kehamilan. Penelitian komplikasi
untuk GDM sulit karena banyak faktor pembaur (seperti obesitas). Seorang wanita
12
kuning,
peningkatan
jumlah
sel
darah
merah
bayi
dysmature
rentan
terhadap sindrom
gangguan
BAB III
13
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
Umur
Alamat
Agama
Status
No. CM
: 18/12/2014
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan gerakan bayi dirasakan tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hamil 8 bulan, HPHT: 27/3/2014, TTP: 04/01/2015, ~ 3738 minggu, pemeriksaan ANC teratur di bidan. Pasien mengatakan sudah
pernah di USG dan hasilnya dikatakan janin dalam keadaan baik. Pasien datang
dengan keluhan gerakan bayi tidak lagi dirasakan. Janin dirasakan tidak
bergerak sejak 7 jam SMRS. Mules-mules (-), riwayat keluar darah dan lendir
(-), pandangan kabur (-), mual muntah (-), keluar cairan bening (-),
perdarahan (-), keputihan (+), gatal (-), bau (-), sering haus (+), sering buang
air kecil (+), penurunan berat badan (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah memiliki riwayat diabetes gestasional pada saat
mengandung anak keempat, yaitu saat 2 tahun yang lalu. Kemudian setelah
melahirkan anak keempat, kadar glukosa darahnya turun. Hipertensi (-),
Asma(-), Alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus
Riw. Menarche
Riw. Menstruasi
Riw. Pernikahan
Riw. Persalinan
Riw. KB
: 36,4C
BB : 84 kg
TB : 156 cm
BMI : 34,5 kg/m2
Status Generalisata:
Mata
: anemis (-/-), ikterik (-/-), rcl (+/+), rctl (+/+)
T/H/T
: dalam batas normal
Leher
: TVJ 2 R-2 cmH2O, pemb. KGB (-)
Paru
: simetris, sonor (+/+), ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Jantung
: BJ I > BJ II, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : membesar tidak sesuai kehamilan 35-36 minggu, soepel,
distensi (-)
hepar dan lien tidak teraba, bising usus (-), peristaltik 6x/i
Status Obstetri
15
TFU 33 cm, presentasi kepala, punggung kanan, konvergen, his (-), DJJ:
112 dpm dan diresusitasi menjadi 123-132 dpm, TBJ 3410 gram.
I : v/u tenang
VT : portio kenyal, posterior, T: 2 cm (1cm), kepala diatas PAP
3.4 Diagnosis
Diabetes gestasional + anemia pada G5P4 hamil 37-38 minggu, inpartu
3.5 Diagnosis Banding
1. Diabetes Gestasional
2. Diabetes Pragestasional
3.6 Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab Tgl 18/12/2014
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
Gula Darah Sewaktu
Hasil
7,3*
21
4.16
238
26,4
237
Reduksi urin : +2
Protein urin : negatif
16
Nilai rujukan
12-14 gr/dl
4.1-10.5 x 103/ul
3.5-5.0 x 106/ul
150-400 x 103/ul
37.0-48.0 %
60-110 mg/dl
3.7 Penatalaksanaan
1. Rdx: observasi TTV, DJJ
2. Rth:
IVFD RL 20 tts/i
O2 terpasang 3 liter
Transfusi 2 kolf
Drip oksitosin 5IU
Novorapid 6-6-6
2.8 Follow up
Tangg
al
18/12/
Mules-
14
mules
O
TD : 130/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
P
Rdx:
-observasi
TTV, DJJ
Rth:
a. IVFD RL 20
tts/i
b. Drip
oksitosin
c. Novorapid 66-6
d. Transfusi
19/12/
14
Tidak
TD : 110/70mmHg
N : 80x/i
ada
RR : 20x/i
keluhan T : 36oC
Status Obs :
Kontraksi : baik
TFU : 2 JBP
Perdarahan aktif (-)
Hb : 9 g/dl
KGDS : 106 mg/dl
kolf
Rdx :
-observasi
TTV
Rth :
IVFD RL 20
gtt
20/12/
14
Tidak
TD : 110/80 mmHg
N : 82x/i
ada
RR : 20x/i
keluhan T : 36,5oC
Status Obs :
Kontraksi : baik
TFU : 2 JBP
Perdarahn aktif (-)
Aff infus
Pulang hari
ini
Cefadroxil
2x1
As.
Mefenamat
3x1
Sohobion
1x1
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan utama gerakan bayi
dirasakan menghilang sejak 8 jam yang lalu. Pasien mengeluh sering haus dan sering
buang air kecil. Tidak ada keluhan lain yang dirasakan. Pusing, nyeri ulu hati, mual
muntah, pandangan kabur, mules-mules, keluar cairan bening, lendir bercampur darah,
perdarahan, tidak ada. Keputihan dirasakan 2 bulan yang lalu tidak gatal dan tidak berbau.
Pasien mengaku hamil 8 bulan, HPHT 27/3/2014, TTP 4/1/2015, ~37-38 minggu. Pasien
tidak mengetahui bahwa kadar glukosa didalam darah tinggi. Pasien sebelumnya pernah
memiliki riwayat diabetes saat mengandung anak ke 4, yaitu saat 2 tahun yang lalu.
Kemudian setelah melahirkan anak kedua, kadar glukosa darah turun.
Pada awalnya pasien masuk ke IGD RSIA. Pada saat di IGD TD: 130/90 mmHg,
Nadi: 92x/I, RR : 22x/I, T : 36,4oC, dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
didapatkan hasil HB: 7,3 , KGDS: 237. Pasien masuk ke ruangan bersalin dan dilakukan
observasi. Pada saat dilakukan pemeriksaan urine didapatkan hasil protein (-), reduksi urin
(+2). Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan,
pasien didiagnosa diabetes gestasional dan anemia. Hal ini sesuai dengan teori dimana
diabetes gestasional merupakan suatu intoleransi glukosa yang terjadi pertama kali pada
saat hamil, dan sebagian besar akan kembali ke kadar glukosa normal, akan tetapi tidak
menutup kemungkinan kadar glukosa akan tetap tinggi dan berlanjut menjadi diabetes
mellitus.5,6
Pasien ini memiliki faktor resiko untuk mengalami diabetes gestasional yaitu dari segi
usia (>35 tahun), memiliki riwayat diabetes pada kehamilan sebelumnya, mempunyai
riwayat keluarga yang menderita diabetes tipe 2, obesitas dengan BMI 34,5 kg/m 2, riwayat
melahirkan bayi dengan berat >4000 gram. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa faktor resiko terjadinya diabetes gestasional adalah sebelumnya didiagnosis
gestational diabetes atau pradiabetes, toleransi glukosa terganggu, atau gula darah puasa
terganggu, mempunyai riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2, usia ibu yaitu faktor
risiko meningkat pada wanita usia tua (terutama bagi wanita di atas 35 tahun), latar
belakang etnis (mereka yang memiliki faktor risiko tinggi termasuk Afrika-Amerika, AfroKaribia, penduduk asli Amerika, Hispanik, Kepulauan Pasifik, dan orang-orang yang
berasal dari Asia Selatan), kelebihan berat badan , obesitas atau sangat gemuk
meningkatkan risiko , riwayat kehamilan sebelumnya pernah melahirkan seorang anak
dengan berat kelahiran yang tinggi (> 4000 g).7
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah terjadi
peningkatan plasma untuk menurunkan viskositas darah, untuk meringankan kerja jantung
biasanya penyebabnya adalah penyakit kronik. Penyebab lainnya adalah defisiensi besi,
defisiensi asam folat, perdarahan akut, panemia aplastik.4
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan terapi insulin untuk menurunkan kadar
glukosa darah dan infuse RL yang didalamnya berisi 10IU oksitosin dalam 12 tpm. Hal ini
dilakukan agar terjadinya kontraksi pada uterus sehingga bayi janin yang telah meninggal
bisa dilahirkan. Kemudian lahir bayi laki-laki, meninggal, dengan berat 4500 gram,
ketuban hijau kental dan berbau. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
komplikasi dari DMG adalah makrosomia dan kematian janin intra uterin. Komplikasi lain
yang mungkin terjadi pada bayi adalah gawat napas, hipoglikemia, persalinan prematur
dan lainnya. Komplikasi yang sering terjadi pada ibu adalah preeclampsia, retinopati
diabetik dan lainnya. Setelah melahirkan kadar glukosa darah ibu menjadi 106gr/dl, hal ini
mendukung diagnosis awal yaitu diabetes gestasional. Skrining awal terhadap pasien yang
beresiko tinggi sangat dianjurkan untuk menghindari komplikasi pada ibu dan janin.
Tatalaksana yang seharusnya diberikan pada pasien adalah diet , olahraga teratur, pantau
glukosa dan pemberian insulin.4,5,12,13
KESIMPULAN
Pasien dalam kasus ini didiagnosis diabetes gestasional pada G5P4 hamil 37-38
minggu yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang. Faktor resiko yang mendasari terjadinya diabetes gestasional pada pasien ini
adalah usia
mempunyai riwayat keluarga yang menderita diabetes tipe 2, obesitas dengan BMI 34,5
kg/m2, riwayat melahirkan bayi dengan berat >4000 gram. Tatalaksana yang seharusnya
diberikan adalah diet, olahraga teratur, pemantauan glukosa, dan insulin. Namun, pada
pasien ini telah terjadi kematian janin intra uterin, sehingga diperlukan pengeluran janin
segera untuk menghindari komplikasi lanjut pada ibu. Sehingga dilakukan induksi
menggunakan 10 IU oksitosin di dalam RL.
Jika janin masih dalam keadaan baik, maka ibu dianjurkan untuk rawat inap dan jika
pada usia kehamilan 40 minggu belum ada tanda inpartu dan serviks belum matang, maka
direncanakan untuk operasi section caesarea untuk menghindari kehamilan postterm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam JMF. Skrining diabetes mellitus pada kehamilan. Ujung Pandang: PT.
Organon; 2002.h. 105-13
2. Gabbe SG, Graves CR. Management of Diabetes Melitus Complicating
Pregnancy. The American Collage of Obstetricians and Gynecologists.2003;
102(4).p857-68
3. Saldah IP, Wahiduddin, Sidik D. Faktor Resiko Kejadian Prediabetes/ Diabetes
Melitus Gestasional Di RSIA Sitti Khadijah 1 Kota Makassar. Fakultas
Kedokteran Hasanuddin. Makassar.2012
4. Prawihardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Putaka; 2011
5. Leveno KJ, Cunningham GF, Alexander JM, Bloom SL, Casey MB. Obstetri
Williams. 23rd ed. Jakarta: EGC; 2013
6. Gabbe SG, Graves CR. Management of Diabetes Melitus Complicating
Pregnancy. The American Collage of Obstetricians and Gynecologists.2003;
102(4).p857-68
7. Chu SY, Callaghan WM, Kim SY, Schmid CH, Lau J, England LJ, Dietz PM.
Maternal
obesity
and
risk
of
gestational
diabetes
mellitus. Diabetes
Health
Organization.
www.who.int.
2006.
11. Vargas
R,
Repke
JT.
Type
Diabetes
Mellitus
and
Pregnancy.MedReviews.2010;10(11);p25-7
12. Murthy EK, Renar IP, Metelko Z. Diabetes and Pregnancy. Croatia. 2002; p13143
13. Moore TR, Smith CV. Diabetes Mellitus and Pregnancy [online]. 2013
November 18. [cited: 07 Disember 2013] available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/127547-overview#aw2aab6b7
14. Santoso IM. Intra Uterin Fetal Death. Fakultas Kedokteran Trisakti. Jakarta.
2012
15. Jrvel IY, Juutinen J, Koskela P et al. Gestational diabetes identifies women at
risk for permanent type 1 and type 2 diabetes in fertile age: predictive role of
autoantibodies. Diabetes Care2006; 29(3): 607-12. PMID 16505514
16. Hillier TA, Pedula KL, Schmidt MM, Mullen JA, Charles MA, Pettitt DJ.
Childhood obesity and metabolic imprinting: the ongoing effects of maternal
hyperglycemia. Diabetes Care 2007; 30(9): 2287-92. PMID 17519427
17. Metzger BE. Long-term Outcomes in Mothers Diagnosed With Gestational
Diabetes Mellitus and Their Offspring. Clin Obstet Gynecol 2007; 50(4): 9729. PMID 17982340