PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada wanita hamil terjadi perubahan - perubahan fisiologis yang
berpengaruh terhadap metabolisme
pengobatan insulin atau dengan diet saja, demikian pula apakah gangguan
toleransi glukosa kembali normal atau tidak setelah persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Diabetes melitus gestasional (DMG) didefinisikan sebagai suatu keadaan
intoleransi glukosa atau karbohidrat dengan derajat yang bervariasi yang terjadi
atau pertama kali ditemukan pada saat kehamilan berlangsung. 3,10
2. INSIDENS
Insidens DMG bervariasi antara 1,2 12%.
Hiperinsulinemia
Peningkatan kadar insulin dalam darah diketahui meningkat
biasa terjadi pada wanita hamil, hal ini dapat dijelaskan dimana
adalah akibat dari distribusi glukosa yang meningkat, selain itu juga
adalah akibat penurunan alanine, penurunan alanine berakibat
glukoneogenesis tidak dapat berlangsung dengan baik, selain itu
konsentrasi insulin yang meningkat juga memberikan pengaruh
terjadinya hipoglikemia pada wanita hamil 16.
b. Metabolisme Lemak
Ada dua hal yang terjadi pada metabolisme lemak pada wanita
hamil :
1. Stimulasi lipolisis dan ketogenesis yang progresif pada saat
kehamilan, hal ini disebabkan oleh hormon yang di sekresi pada
masa kehamilan, seperti contohnya human placenta lactogen (HPL)
yang secara langsung menstimulasi pelepasan free fatty acid dari
jaringan adiposa. pada saat setelah makan,kadar insulin di dalam
hiperinsulinemia,
yang
akan
menstimulus
sintesis
4,8
Tipe 2
Autoimun
Idiopatik
Tipe lain
perlangsungan
memperkenalkan klasifikasi
penyakit. 5
Priscilla
White
pada
tahun
1959
Klasifikasi ini terutama menitikberatkan pada umur saat diketahuinya DM, lamanya
mengidap DM dan adanya komplikasi vaskuler khususnya retino-renal. 3,9,16
Klasifikasi ini awalnya digunakan untuk meramalkan prognosis perinatal
dan untuk menentukan penanganan obstetrinya. Karena mortalitas perinatal
menurun secara tajam pada semua klasifikasi, maka sistem ini digunakan sampai
sekarang terutama untuk menggambarkan dan membandingkan populasi DM
hamil.5,16
Klasifikasi White menekankan bahwa kerusakan target organ khususnya
mata, ginjal, jantung mempunyai akibat yang sangat berarti pada anak. Klasifikasi
DMG yang direkomendasikan oleh American College
of Obstetricians and
3,9,16
Class
Onset
Fasting
Plasma
Glucose
< 105 mg/dL
> 105 mg/dL
Duration (yr)
A1
A2
Class
B
C
D
F
R
Gestational
Gestational
Age of Onset
(yr)
Over 20
10 - 19
Before 10
Any
Any
< 10
10 -19
> 20
Any
Any
Any
Any
2-hour
postprandial
Glucose
< 120 mg/dL
> 120 mg/dL
Vascular Disease
None
None
Benign
Retinopathy
Nephropathy*
Proliperative
retinopathy
Heart
Therapy
Diet
Insullin
Therapy
Insulin
Insulin
Insulin
Insulin
Insulin
Insulin
6. KRITERIA DIAGNOSIS
5.1 Diagnosa Diabetes Pregestasional
Secara klinis diagnosis DM dapat dilakukan oleh adanya gejala yang
khas, yaitu : polidipsi, poliuri, berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Dengan adanya hiperglikemia pada satu kali pemeriksaan glukosa plasma
sewaktu sesuai dengan study group WHO 1985. Tes toleransi glukosa oral
(TTGO) diperlukan apabila glukosa sewaktu
diagnosis DM.13,8
Menurut ADA 2011 Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penderita
diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan
klasik DM seperti di bawah ini :
-
Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Kriteria Diagnosis DM :
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Atau
2. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7 mmol/L)
(puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam)
Atau
3. Kadar glukosa plasma2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang dilarutkan ke dalam air 8.
5.2 Skrining Diabetes Gestasional
diabetes
melitus
gestasional
tidak
terdiagnosis,
maka
pemeriksaan gula darah diulang pada minggu 24-28 kehamilan atau kapanpun
ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia
(kadar gula dalam darah berlebihan).
10
hamil. Dalam keadaan berpuasa pada pagi hari, diambil contoh darah
kemudian diberikan beban glukosa 75 gram. Contoh darah berikutnya
diperiksa dua jam setelah beban glukosa. Kriteria diagnosis yaitu 126 mg%
atau/dan dua jam 200 mg%. Yang mempunyai kadar glukosa darah puasa
antara 110-126 mg% dan dua jam antara 140-200 mg% disebut toleransi
glukosa terganggu. Khusus untuk wanita hamil yang tergolong toleransi
glukosa terganggu pun harus dikelola sebagai DM.
2.
Semua wanita hamil yang datang untuk penyaringan baik dalam keadaan
puasa atau tidak diberikan beban glukosa 50 gram yang dilarutkan dalam 200
ml air dan segera diminum. Satu jam kemudian diambil contoh darah plasma
vena untuk periksa kadar glukosa darah. Apabila kadar glukosa plasma vena;
140 mg% maka tes dinyatakan positif (catatan: ada yang menganggap
pada keadaan puasa 130 mg%, keadaan tidak puasa 140 mg%)
200 mg% maka tidak perlu lagi melakukan TTGO, tetapi langsung
dianggap DMG dan segera mendapat pengobatan.
3, 8, 9
Waktu
pengukuran
Puasa
1 jam
2 jam
3 jam
5.3
105
190
165
145
95
180
155
140
MATERI SKRINING
Sejak lama terdapat pertentangan apakah semua wanita hamil harus
di lakukan penyaringan DMG atau cukupkah penyaringan hanya pada mereka
yang dianggap kelompok risiko tinggi saja Skrining pada semua wanita hamil
merupakan cara yang paling ideal, namun kita perlu mengakui cara ini
membutuhkan biaya yang cukup tinggi. 2,3
Sebaliknya jika penyaringan hanya pada mereka yang dianggap risiko
tinggi ternyata sebagian wanita DMG tidak akan ikut terjaring. Adam
melaporkan hasil penyaringan di Ujung Pandang pada dua periode yang
berbeda dan mendapatkan insiden DMG lebih tinggi pada kelompok risiko
tinggi. Dari 42 wanita DMG yang ditemukan pada penyaringan periode kedua
ternyata 29 wanita hamil termasuk risiko tinggi dan 13 sisanya tidak tergolong
risiko tinggi. Dengan kata lain apabila penyaringan hanya dilakukan pada
12
wanita yang tergolong risiko tinggi, 31% penderita tidak terjaring. Oleh karena
itu hampir semua sepakat bahwa penyaringan untuk DMG harus dilakukan
pada semua wanita hamil.2
Faktor Risiko DMG 3,
Riwayat obsetri beresiko
Beberapa kali keguguran
Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas
Riwayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan
Pernah melahirkan bayi 4000 gram
Pernah keracunan kehamilan
Polihidramnion
Riwayat ibu yang mencurigakan
Umur ibu hamil > 30 tahun
Riwayat DM dalam keluarga
Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
Obesitas
Berat badan ibu waktu lahir > 5 kg
Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil
5.4
WAKTU SKRINING
Penyaringan DMG yang dilakukan pada umur kehamilan muda akan
memberikan hasil tes nagetif yang terlalu tinggi, sebaliknya pada kehamilan yang
terlalu tua mengakibatkan keterlambatan pengobatan pada mereka yang DMG.
Beberapa peneliti menganjurkan penyaringan
kesakitan dan kematian perinatal dan hanya dapat tercapai apabila keadaan
normoglikemia
dicapai
dan
dipertahankan
selama
kehamilan
sampai
persalinan.8,13
Sasaran normoglikemia pada DMG adalah kadar glukosa plasma
vena puasa < 95 mg/dL, satu jam sesudah makan < 140 mg/dL, dua jam
sesudah makan < 120 mg/dL. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan : 13
Pengaturan diet yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh ahli gizi.
Sasaran Glukosa Darah untuk DMG dan wanita hamil dengan DMT1 dan
DMT2 13
DM Gestasional
DMT 1 dan DMT 2
Waktu Pemeriksaan
Puasa
1 jam setelah makan
2 jam setelah makan
Sebelum makan, Waktu
100-129 mg/dL
<6%
14
Asupan Kalori Harian dan Pertambahan Berat Selama Hamil yang Dianjurkan
pada Wanita dengan Diabetes Gestasional dengan dan Tanpa Terapi Insulin
Berat saat ini dalam
kaitannya dengan berat
tubuh ideal
Asupan
Kalori
Harian
(kkal/Kg)
36 40
30
24
12 18
28 40
25 35
15 25
15 - 25
< 80 90 %
80 120 % (ideal)
120 150 %
>150 %
Adapun penggunaan diet harian untuk ibu hamil dan menyusui pada
referensi yang lain yaitu 15 :
1. Diet B1 T1 = ( (TB - 100) x 30 ) + 100 kalori
2. Diet B1 T2 = ( (TB - 100) x 30 ) + 200 kalori
3. Diet B1 T3 = ( (TB - 100) x 30 ) + 300 kalori
4. Diet B1 L = ( (TB - 100) x 30 ) + 400 kalori
Perlu selalu diingat bahwa menyusun diet pada DMG tidak semata-mata
untuk mencapai normoglikemia, tetapi pengaturan diet baik jumlah kalori maupun
komposisi makanan harus diperhitungkan untuk pertumbuhan janin agar
menghasilkan bayi yang sehat.
1. Jumlah kalori dan komposisi makanan
Jumlah kalori yang dibutuhkan antara 30-35 kcal/kg berat badan ideal yang
diperhitungkan
kcal/hari). Jumlah kalori ini terdiri atas 60-70% hidrat arang, 10-15% protein
dan sisanya lemak 20-25%. Jumlah kalori tersebut diberikan dalam enam
kali makan.
2. Pemantauan kadar gula darah
Di klinik yang maju, semua pasien DMG diberi edukasi untuk memantau
glukosa darah sendiri dirumah. Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM)
15
c. Insulin
Peningkatan Human Placenta Lactogen dan Maternal Cortisol akan
meningkatkan kebutuhan insulin, kebutuhan insulin pada masa sebelum konsepsi
0,8 unit/ KGBB ibu. Pada trimester pertama kebutuhannya 0,7 unit/KGBB. Pada
trimester ke dua 0,8 unit/KGBB. Menjelang masa kelahiran kebutuhan menjadi 0,9
1 unit/KGBB 16
16
puasa. > 130 mg/dL dianjurkan agar segera dimulai dengan insulin oleh karena
pengobatan setelah 30 minggu sulit untuk mencegah hiperplasia sel beta dan
hiperinsulinemia janin.
Umumnya insulin dimulai dengan dosis kecil, dan meningkat dengan
meningkatnya usia kehamilan. Insulin yang dipakai adalah human insulin. DMG
dengan hiperglikemia hanya pada pagi hari, cukup diberikan suntikan insulin kerja
menengah sebelum tidur malam. Pasien dengan hiperglikemia pada keadaan
puasa maupun sesudah makan diberikan insulin kombinasi kerja menengah dan
kerja cepat, pagi dan sore hari. Dosis insulin diperkirakan antara 0,5-1 U/kg berat
Badan, 2/3 diberikan pagi hari dan 1/3 pada malam hari. Hanya pada keadaan
tertentu dimana belum terkendali dengan pemberian 2 kali perlu diberikan 4 kali
sehari yaitu 3 kali insulin kerja cepat jam sebelum makan dan insulin kerja
menengah pada malam hari sebelum tidur
Cara Pemberian Insulin Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Setelah Gagal Dengan Diet 6
13.00
Pemberian insulin
19.00
22.00
-
17
normal
GDP dan 2 jam sesudah makan
tinggi
CM
CM
atau
C
6. OHO 8
Pemberian OHO tidak dianjurkan pada wanita hamil oleh American
Diabetes Association karena dapat menyebabkan hiperinsulinemia pada janin.
Namun pada keadaan tertentu dapat digunakan OHO yang masih dapat ditoleransi
oleh wanita hamil dengan diabetes melitus yaitu Metformin (tablet 500 mg), dimulai
dari 250 mg untuk hari pertama, setiap 3 hari naik 250 mg hingga memenuhi target
glikemik untuk DMG, jika sudah mencapai dosis 750 mg namun target belum
tercapai maka ditambahkan Glyburide (tablet 5 mg) dimulai dengan dosis 2,5 mg
18
dan tambah 2,5 mg setiap hari dengan dosis maksimal 10 mg. OHO lain yang
dapat digunakan dan aman untuk DMG adahal Acarbose dan Incretine. Dikatakan
terapi gagal jika sudah mencapai dosis OHO maksimal namun belum mencapai
target 17.
7. PENANGANAN OBSTETRI 3
Pada fase prakonsepsi, untuk mencegah kematian janin dini serta
malformasi kongenital dianjurkan untuk melakukan pengobatan diabetes serta
edukasi bagi pasien yang optimal. Kadar glukosa yang diharapkan GDP 70 100
mg/dL, kadar GD2PP 100 120 mg/dL, dan kadar HbA1C > 10 sangat beresiko
terjadi malformasi janin.
Pada trimester pertama sebaiknya penderita rawat inap agar program
pengendalian glukosa dapat berjalan dengan baik, selain itu juga dapat memberi
kesempatan bagi dokter untuk memberi edukasi yang optimal untuk penderita.
Pengendalian glukosa darah dengan menggunakan insulin dan penyesuaian
asupan makanan. OHO tidak boleh digunakan karena dapat menyebabkan
hiperinsulinemia pada janin.
Pada trimester kedua konsentrasi Alfa Fetoprotein ibu meningkat, pada usia
gestasi 18 20 minggu, konsentrasi Alfa Fetoprotein dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya defek medula spinalis dan anomali yang lain. Pada penderita
diabetes gestasional kadar Alfa Fetoprotein biasanya lebih rendah.
Untuk trimester ketiga, biasanya dianjurkan pemeriksaan mingguan untuk
memantau kadar glukosa darah dan mengevaluasi adanya pre eklamsia.
Pemeriksaan USG serial dengan interval 3 4 minggu dapat memantau
pertumbuhan janin yang berlebihan atau terhambat serta volume cairan amnion.
Rawat inap sangat dianjurkan bagi ibu dengan diabetes yang tidak terkendali dan
memiliki hipertensi. Pada kelompok ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol dan
menolak untuk dirawat inap, angka kematian perinatal nya meningkat 2 kali lipat
Tujuan penanganan obstetri ibu Diabetes Gestasional (DMG) pada trimester
tiga kehamilan adalah untuk mencegah terjadinya Kelainan Janin Dalam Rahim
19
Pada saat seksio sesarea, penatalaksanaan ibu DMG dikerjakan seperti yang
lazim pada pasien DM dengan pembedahan
Janin yang sehat (skor FDJP > 6 ) dapat dilahirkan pada umur kehamilan 38
minggu dengan persalinan biasa. Memperpanjang umur kehamilan
akan
20
Bayi dari ibu DMG harus dikelola sejak lahir dan dicegah terjadinya
hipoglikemia ditambah dengan pemeriksaan laboratorium yang penting untuk
menegakkan diagnosis adanya kelainan pada bayi tersebut, yaitu :
Kadar
glukosa
serum
tali
pusat
selanjutnya
ketika
bayi
berumur
Kadar kalsium dan magnesium harus diperiksa pada umur 6, 12, 24, dan 48
jam.
Hematokrit harus diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada umur 4 dan 24
jam.
ibu diabetes, yaitu: makrosomia, kematian janin, trauma lahir dan asfiksia
neonatal, penyakit membrana hialin, kelainan bawaan, hipoglikemia, hopokalsemia
dan hipomagnesemia, hiperbilirubinemia, polisitemia trombosis vena renalis.
9. KOMPLIKASI
9.1 DIABETES MELITUS GESTASIONAL PADA IBU DAN BAYI
A.
Komplikasi Diabetes Gestasional Terhadap Bayi
Sebagian besar wanita yang mengalami diabetes melitus gestasional dapat
melahirkan bayi sehat. Akan tetapi, diabetes gestasional yang tidak dimonitor
dengan baik dapat mengakibatkan kadar gula darah yang tidak terkontrol yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan pada sang ibu dan bayi, termasuk
kemungkinan untuk melahirkan dengan cara operasi caesar. Berikut adalah
beberapa risiko yang dapat terjadi akibat diabetes gestasional
1.
Awal Kehamilan atau Embriogenesis 9
3,9
21
Skeletal
Caudal Regretion
Spina Bifida
Neural
Anenchephaly
Myelocele
Hydrocephalus
Cardiovascular
Dectrocardia
Conus Anteriosus Defect
Ventricular Septal Defect
Renal
Renal agenesis/hypoplasia
2.
3
6
4
4
5
4
5
6
6
secara difusi, sedangkan asam amino berdifusi secara aktif. Fetus normal
merupakan penerima pasif glukosa pada ibu, pada ibu yang gula darahnya
tidak terkontrol dengan baik akan menyebabkan sejumlah besar glukosa
dari ibu menembus plasenta, menuju janin, sehingga terjadi hiperglikemia
pada janin, sel beta pankreas pada janin akan menyesuaikan diri terhadap
tingginya kadar glukosa ini, sehingga akan menimbulkan hiperinsulinemia
fetal yang sebanding terhadap glukosa darah ibu, yang akhirnya akan
merangsang pertumbuhan somatik yang berlebihan dan penimbunan lemak.
Banyak bukti menyebutkan bahwa insulin dan insulin like growth factor I
dan II berperan dalam mengatur pertumbuhan janin, faktor - faktor
pertumbuhan ini yang secara struktural adalah polipeptida mirip pro insulin
diproduksi oleh hampir semua organ janin, dan merupakan perangsang kuat
deferensiasi dan pembelahan sel. 2,3
3.
22
Ibu dengan kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko
untuk melahirkan sebelum waktunya. Atau dapat juga dokter yang
menyarankan demikian, karena bayinya tumbuh terlalu besar. Bayi yang
dilahirkan sebelum waktunya dapat mengalami Respiratory Distress
Syndrome, hal ini dikarenakan hiper insulinemia akan menghambat proses
pematangan
paru,
karena
menurunnya
produksi
surfaktan
yang
bertanggung jawab dalam pengembangan paru pada saat lahir. Bayi yang
mengalami sindrom tersebut memerlukan bantuan pernafasan hingga
paru-parunya mengembang sempurna.
4.
2,3
Komplikasi
DMG
Kontrol
Resiko Relatif
Makrosomia
Hipoglikemia
Hipirbilirubinemia
Hipokalsemia
Polisitemia
Trombositopenia
Hyaline Membrane Disease
Kelainan Mayor
(n=878)
17,9%
5,1%
16,5%
5,5%
13,3%
0,6%
1,3%
3%
(n=380)
5,6%
0,9%
8,2%
2,7%
4,9%
0,9%
1,4%
1,8%
3,2%
5,7%
2%
2%
2,7%
0,7%
0,9%
1,7%
23
B.
3,9
24
gangguan
metabolik
utama
pada
bayi
dari
ibu
diabetes.
penyebabnya belum diketahui pasti. Namun ada teori yang diajukan, antara
lain adalah perebahan keseimbangan Mg, Al yang khas bagi kehamilan
dengan diabetes, asfiksia dan kelahiran preterm
2,3
dilakukannya
follow-up postpartum
karena 50% penderita DMG akan berkembang menjadi DM tipe 2 dalam 5 -20
tahun. Penderita diabetes dapat mengalami berbagai komplikasi yang diakibatkan
25
oleh tingginya glukosa darah, salah satunya adalah komplikasi vaskular, oleh
karena itu penggunaan kontrasepsi oral estrogen pada wanita dengan diabetes
harus diperhatikan efek sampingnya, karena estrogen dapat meningkatkan resiko
terjadinya tromboembolisme, stroke, dan infark miokard. Menurut American
College of Obstretician and Gynecologists (ACOG) menyarankan pemakaian
kontrasepsi oral diberikan dengan dosis serendah mungkin dan sebaiknya hanya
diberikan pada wanita yang tidak mengalami vaskulopati dan tidak mempunyai
komplikasi penyakit jantung. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim juga
dihindari karena dapat meningkatkan resiko Pelvic Inflammatory Disease (PID).
Karena berbagai alasan tersebut maka solusi untuk penggunaan alat kontrasepsi
dengan diabetes adalah dengan sterilisasi.
2,3
26