Disusun Oleh:
FAZA ADITYA KENCANA
1102014097
Pembimbing:
dr. Mathius S. Gasong, Sp.OG
DAFTAR ISI…………….………………………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….....…..2
FAKTOR RESIKO………………………………………………………4
ETIOLOGI……………………………………………………………….4
DIAGNOSIS……………………………………………………………...8
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penyandang diabetes yang berpotensi mengalami penyulit diabetes melitus
perlu secara periodik dikonsultasikan kepada dokter spesialis penyakit dalam atau
dokter spesialis dalam konsultan endokrin, metabolisme, dan diabetes di tingkat
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi di rumah sakit rujukan. Demikian pula
penyandang diabetes dengan glukosa darah yang sukar dikendalikan dan penyandang
diabetes dengan penyulit, pasien dapat dikirim kembali kepada dokter pelayanan
primer setelah penangan di rumah sakit rujukan selesai.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Risiko
Etiologi
Selain reaksi autoimun, defek fungsi sel pankreas juga dapat disebabkan
oleh mutasi autosomal yang menyebabkan maturity onset diabetes of the young
(MODY). MODY terdiri atas beberapa subtipe, mutasi dapat terjadi pada gen yang
mengkode glukokinase (MODY 2), hepatocyte nuclear factor 1α (MODY 3) dan
insulin promoter factor 1 (MODY 4).
4
Selain karena adanya defek fungsi sel pankreas, diabetes gestasional juga
dapat disebabkan karena adanya gangguan pada insulin signaling pathway, penurunan
ekspresi PPARγ dan penurunan transport glukosa yang dimediasi insulin pada otot
skelet dan adiposity.
5
Gambar 2.1 Pregestasional Diabetes dan Gestasional Diabetes
Hormon Plasenta
6
Selain estrogen dan progesterone, Human placental lactogen (hPL)
merupakan produk dari gen hPL-A dan hPL-B yang disekresikan ke sirkulasi
maternal dan janin. hPL ini akan terpengaruh oleh kadar glukosa, dimana tinggi bila
hipoglikemia, dan sebaliknya. Pada trimester kedua kehamilan, kadar hPL ini
meningkat 10x lipat, yang menandakan kondisi hipoglikemia. hPL ini menstimulasi
lipolisis, yang menyebabkan tingginya kadar asam lemak dalam sirkulasi, ditujukan
untuk membentuk glukosa yang dibutuhkan oleh janin. Asam lemak ini berfungsi
antagonis dengan fungsi insulin, sehingga terjadi hambatan penyimpanan glukosa
dalam sel.
Adiponektin
TNF-alpha
7
Pada sebuah penelitian in-vitro, TNF-alpha ditemukan menurunkan signal
reseptor insulin, sehingga pada kehamilan lanjut terjadi penurunan sensitivitas insulin.
Sebagai tambahan, TNF-alpha ini juga menurunkan kadar adiponektin di adiposit.
Diagnosis
8
glukosa di lakukan pagi hari setelah 8 jam puasa dan setelah 3 hari tidak diet
berpantang dan berolahraga.
Makrosomia
gestasional
Bayi yang lahir dari ibu diabetes gestasional disebut makrosomia. Hal ini terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan intrauterine. Dari gambar di atas, terlihat bahwa
pada ibu dengan diabetes gestasional, pertumbuhan janin terganggu dengan pertumbuhan
abdomen tidak seimbang dengan pertumbuhan kepala dinilai dari besar lingkar kedua hal
tersebut. Hal ini dapat berdampak pada metode persalinan yang digunakan. Karakteristik
bayi makrosomia adalah penumpukan lemak pada bahu dan batang tubuh, sehingga
merupakan predisposisi terjadinya distosia bahu.
Hipoglikemia
Neonatus pada ibu yang diabetes ini akan mengalami penurunan glukosa yang terjadi di
extrauteri. Glukosa darah < 45 mg/dL merupakan hal yang dapat ditemui pada neonatus
dari ibu yang mempunyai kondisi glukosa yang tidak stabil.
9
Pencegahan dan Tatalaksana Diabetes Gestasional
Salah satu teknik screening yang telah dilakukan di banyak tempat di Amerika Serikat
adalah dengan glucose challenge test yang dilakukan pada saat pemeriksaan
antepartum. Pada pemeriksaan antepartum pertama, wanita dengan resiko diabetes
gestasional yang tinggi dilakukan 50-g glucose challenge test dengan batas 130
mg/dL (sensitivitas 90%) atau 140 mg/dL (sesnitivitas 80%). Apabila pada
pemeriksaan ini didapatkan hasil positif, maka dilakukan 100-g three hour oral
glucose challenge test untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Diagnosis ditentukan
apabila 2 hasil pemeriksaan glukosa darah melebihi batas, dimana pemeriksaan
meliputi, glukosa puasa, 1 jam glukosa, 2 jam glukosa, dan 3 jam glukosa, dengan
batas sesuai pada tabel 1. Pada rekomendasi WHO, digunakan 75-g oral glucose
tolerance test.
10
Tabel 2.3. Nilai glukosa untuk diagnosa diabetes gestasional
Terapi lini utama untuk wanita dengan diabetes gestasional adalah dengan
modifikasi diet, atau dikenal juga dengan terapi nutrisi. Teknik ini dilakukan dengan
ahli nutrisi, dimana melibatkan penghitungan karbohidrat yang dibutuhkan, serta
rekomendasi makanan spesifik. Selain hanya melalui diet, juga dapat dilakukan
olahraga yang cukup untuk tatalaksana diabetes gestasional. Keuntungan dari terapi
ini adalah aman, praktis, dan intervensi yang dilakukan tidak memakan biaya terlalu
besar.
11
2. Metformin. Sejumlah penelitian sudah melakukan penelitian terhadap
metformin. Data yang didapatkan yaitu adanya penurunan resiko terjadinya
abori spontan pada wanita hamil dengan polycystic ovary syndrome (PCOS).
Untuk pencegahan terjadi hal yang tidak diinginkan, pada pemeriksaan antenatal
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, diantaranya,
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup
dikuasai dengan diet saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat
diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu, lebih dari itu sebaiknya
dilakukan induksi persalinan karena prognosisnya menjadi lebih buruk. Apabila
diabetes berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri
lebih dini kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi
atau sectio secarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tracy L, Setji M, Brown AJ, Feinglos MN. Gestational Diabetes Mellitus. Clin
Diabetes. 2005;23(1):17–24.
13