Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KOMPREHENSIF KEGAWATDARURATAN MATERNAL

NEONATAL PADA NY. V G2P1001 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU


DENGAN HYPERMIOPI DEGENETATIF, DIABETES GESTASIONAL
DAN BSC 1 X
PERIODE 1 – 14 MEI 2023
DI RUANG PONEK RS AURA SYIFA KEDIRI

DISUSUN OLEH:

1. SISKA AGNEISYA M. R P17312225118


2. TANIA AYU WULANDARI P17312225119
3. SABILA NUR AZIZAH P17312225120
4. RADHIYAH SYABITA R P17312225121
5. RAFIKA AULIA RAHMI P17312225122

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif Stase Kegawatdaruratan Maternal Neonatal


dengan Judul Laporan Komprehensif Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Pada
Ny. V G2p1001 Usia Kehamilan 38 Minggu Dengan Hypermiopi
Degenetatif,Diabetes Gestasional Dan Bsc 1x
Periode 1 – 14 Mei 2023 di Ruang Ponek RS Aura Syifa Kediri
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal

Nama Presepti NIM Tanda Tangan


1. SISKA AGNEISYA M. R P17312225118
2. TANIA AYU W P17312225119
3. SABILA NUR AZIZAH P17312225120
4. RADHIYAH SYABITA R P17312225121
5. RAFIKA AULIA RAHMI P17312225122

Menyetujui,

Kediri, ……………………

Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

Dr. Finta Isti Kundarti, M.Keb Tety Yustiana, A.Md.Keb


NIP. 197811052001122002 NIK. 1291220129
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik
ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Penyebab
kenaikan kadar gula darah tersebut menjadi landasan pengelompokkan jenis
Diabetes Melitus yakni DM tipe 1, DM tipe 2 dan DM tipe gestasional
(Kemenkes RI, 2020). Diabetes adalah kondisi serius jangka panjang yang
terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau insulin yang cukup atau
tidak dapat digunakan secara efektif insulin yang dihasilkannya. Diabetes
melitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem
kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa
memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus tipe 2 terjadi
karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh tidak
mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan
karena naiknya berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat
kerja insulin (International Diabetes Federation, 2019).
Diagnosa DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan glukometer. Diagnosa dapat ditegakkan
atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang DM, kecurigaan adanya DM terdapat keluhan klasik seperti
poliuria, polidipsia, polifagia, dan 2 penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya, serta keluhan lain seperti lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita. Kriteria diagnosa diabetes melitus dengan pemeriksaan glukosa
plasma puasa ≥ 126 mg/dl, pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200
mg/dl dengan keluhan klasik (PERKENI, 2019a).
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian premature di seluruh
dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit
jantung, dan gagal ginjal. Organisasi Internasional Diabetes Federation
(IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79
tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama.
Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di tahun
2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi
diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk
menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 66- 79 tahun tahun. Angka
diprediksi terus meningkat mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di
tahun 2045 (Kemenkes RI, 2020).
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus
di Indonesia sebesar 2%. Angka tersebut menunjukkan peningkatan jika
dibandingkan dengan prevalensi diabetes melitus pada pada hasil Riskesdas
2013 sebesar 1,5% Kemenkes (2020). Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2020)
menunjukkan bahwa sejumlah 37.736 orang penderita Diabetes Melitus
telah mendapatkan pelayanan kesehatan dari 52.282 penderita Diabetes
Melitus yang ada. Khususnya Kabupaten Buleleng, tahun 2020 terdapat
6.849 penderita diabetes melitus. Menurut data yang diperoleh dari catatan
medik di Puskesmas Buleleng III bahwa jumlah penderita diabetes melitus
meningkat dari tahun 2019- 2021. Kasus DM pada tahun 2019 sebanyak
355 orang, tahun 2020 sebanyak 456 orang dan pada tahun 2021 sejumlah
866 orang.
Seperti penyakit tidak menular lainnya. Diabetes Melitus juga memiliki
faktor risiko atau faktor pencetus yang berkontribusi terhadap kejadian
penyakit. Upaya pengendalian faktor risiko dapat mencegah diabetes
melitus. Prevalensi diabetes melitus menunjukkan peningkatan seiring
dengan bertambahnya umur penderita yang mencapai puncaknya pada umur
55-64 tahun dan menurun setelah melewati rentang umur tersebut. Pola
peningkatan ini terjadi pada Riskesdas 2013 dan 2018 yang
mengindikasikan semakin tinggi umur maka semakin besar risiko untuk
mengalami diabetes. Peningkatan prevalensi di tahun 2013-2018 terjadi
pada 4 kelompok umur 44-45 tahun , 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan ≥ 75
tahun (Kemenkes RI, 2019b)

1.2. Tujuan
1.2.1. Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin dengan
pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2. Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. V
b. Melakukan pengkajian data Objektif pada Ny. V
c. Menentukan Analisa pada Ny. V
d. Melakukan penatalaksanaan pada Ny. V
1.3. Metode Penulisan
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap pasien
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung terhadap pasien
3. Praktik
Melakukan pemeriksaan langsung melalui pendekatan manajemen
kebidanan
4. Studi Pustaka
Membaca dari buku untuk data pendukung terlaksananya asuhan
kebidanan serta membandingkan teori dengan praktik.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Diabetes Melitus
2.1.1. Pengertian Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus adalah suatu
gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja
insulin.
Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan intoleransi glukosa
pada berbagai tingkatan yang terjadi selama kehamilan. DMG pada
wanita meningkatkan risiko kematian sebelum kelahiran pada ibu dan
bayinya, tingkat kesakitan pada ibu dan meningkatkan risiko
berkembangnya DM tipe-2 setelah melahirkan.
DM tipe ini biasanya terjadi pada masa kehamilan, yaitu dimana
intoleransi glukosa biasanya didapati pertama kali pada masa awal
kehamilan, biasanya pada awal trimester kedua dan ketiga. Diabetes
Melitus gestasional ini berhubungan dengan meningkatnya komplikasi
perinatal, penderita DM gestasional memiliki resiko yang lebih tinggi
biasanya dalam jangka sekitar lima sampai sepuluh tahun setelah
melahirkan (Kecerdasan et al., 2019).
2.1.2. Etiologi Diabetes Melitus Gestasional
Menurut American Diabetes Association (2021), diabetes mellitus
terjadi karena organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Diabetes gestational terjadi karena
kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya
perubahan pada metabolisme glukosa (hiperglikemia akibat sekresi
hormone-hormon plasenta). Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes
tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru ditemukan saat hamil
dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat
keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir
mati, dan riwayat abortus berulang.
2.1.3. Tanda – tanda Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam
banyak kasus) diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam
jumlah yang cukup untuk menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga
bisa disebut intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat. Tanda dan
gejala DMG yaitu terdapat gula dalam urin, selalu merasa haus, sering
buang air kecil, kelelahan, mual, penglihatan kabur, dan sering terjadi
infeksi pada kandung kemih, vagina, dan kulit.

2.1.4. Faktor Penyebab Diabetes Melitus Gestasional


a. Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus,
komsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan
sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan menyebabkan diabetes
melitus. Menurut Airlangga (2019), seringnya makan-makanan yang
tidak sehat, makan tidak teratur, serta kurangnya olahraga juga
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya DMG.
b. Obesitas (Kegemukan)
Obesitas merupakan salah satu faktor yang paling utama yang
menyebabkan terjadinya DM ialah timbunan lemak yang ada didalam
tubuh menghalangi kerja insulin sehingga glujosa tidak dapat di
angkut kedalam sel hingga terjadi penumpukan di pembuluh darah
yang menyebabkan penumpukan kadar gula darah didalam pembuluh
darah (Ii & Pustaka, 2018).
c. Bahan – bahan kimia dan obat – obatan
Bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi
pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
d. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan
fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon
untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
e. Pola Hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes
melitus. Jika orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi
untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olahraga berfungsi
untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang
tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes
melitus selain disfungsi pankreas.
f. Riwayat Diabetes Gestasional
DM tipe ini ialah ketika ibu hamil gagal dalam mempertahankan
euglikemia (kadar glukosa normal). Dan faktor resiko DM gestational
ialah riwayat keturunan atau genetik, obesitas, dan glikosuria. DM
pada tipe ini dijumpai sekitar 2-5% pada ibu hamil, dan gula darah
akan kembali setelah ibu hamil sudah melahirkan, namun resiko ibu
mendapatkan DM Tipe-2 dikemudian hari sangat besar (Wahyu,
2019).
g. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan terjadinya DM, yaitu
dikarenakan peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan
resistensi dari pembuluh darah dan peningkatan volume aliran darah
(Putra et al., 2019).
2.1.5. Faktor Resiko
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena GDM selama
kehamilan yaitu kelebihan berat badan sebelum hamil dimana berat
badannya lebih dari 20% dari berat badan ideal, memiliki riwayat
diabetes, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari empat kg atau
bayi lahir mati, atau bahkan pernah mengalami diabetes pada kehamilan
sebelumnya, serta memiliki cairan ketuban yang terlalu banyak
(Kemenkes, 2017).
2.1.6. Komplikasi Diabetes Melitus Gestasional
Menurut Damm, P., et.al (2016), komplikasi yang akan diperoleh
pada ibu, janin, dan neonatal yang terkait dengan DMG yaitu ibu
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe-2
dikemudian hari, meskipun toleransi glukosa ibu setelah melahirkan telah
menjadi normal. Hasil penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa
wanita lebih mungkin terkena diabetes lebih dari tujuh kali setelah DMG,
dan ibu dengan DMG akan mengembangkan diabetes dalam sepuluh
tahun menjadikan DMG salah satu prediktor terkuat dari diabetes tipe-2.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko obesitas,
sindrom metabolik, diabetes tipe-2 dan gangguan sensitivitas dan sekresi
insulin pada keturunan ibu dengan DMG adalah dua hingga delapan kali
lipat daripada keturunan ibu tanpa DMG.
Komplikasi DMG pada ibu hamil menurut Mufdillah, et.al (2019)
yaitu gangguan penglihatan, pre-eklampsia, janin besar, keguguran,
persalinan lama, premature, dan persalinan secara sectio caesarea (SC).
Komplikasi yang terjadi pada bayi setelah lahir yaitu ikterus neonatorum
(bayi kuning), sindrom gangguan pernafasan, hipoglikemia akut,
peningkatan risiko obesitas dan diabetes saat anak-anak dan remaja, berat
bayi baru lahir besar >4000 gram. Komplikasi yang terjadi pada ibu
pasca bersalin yaitu risiko infeksi kandung kemih, memperberat
komplikasi diabetes yang sudah ada sebelumnya (jantung, ginjal, saraf,
dan gangguan penglihatan), serta berisiko menderita diabetes melitus
tipe-2 daam jangka waktu sepuluh tahun dari masa kehamilan.
2.1.7. Pencegahan DMG
Menurut Damm, P., et.al (2016), perkembangan diabetes tipe-2 pada
wanita dengan sebelumnya menderita DMG dapat dicegah atau ditunda
dengan intervensi gaya hidup dan atau perawatan medis. Pencegahan
dapat dilakukan juga dengan cara pengaturan pola makan, olahraga
secara teratur, rutin periksa gula darah, rutin periksa ke dokter, atasi jika
terjadi hipoglikemia, dan mengonsumsi obat insulin jika diperlukan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal : 01-05-2023 Jam : 14.00 WIB
No. RM :
Nama : Ny. V Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 Thn Umur :
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Pendidikan :
Alamat : Bandar Lor 24/4 Mojoroto

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama :

2. Kronologis MRS : (Sebelum dirujuk/datang ke RS (IGD) hingga


sampai ke ruangan (Bersalin/ Nifas/ Bayi)

3. Riwayat Mesntruasi
Usia Manarche :
Jumlah darah haid :
HPHT :
Keluhan saat haid :
Lama Haid :
Flour albus :
TP :
Keluhan haid :

- Dismenorhoe Spoting Menorrhagia


Premenstrual Syndrome Dll
4. Riwayat hamil Ini
 Hamil muda : Mual/ Muntah/ Perdarahan/ Lain – lain (coret yang
tidak perlu)
 Hamil tua : Pusing/ Sakit Kepala/ Perdarahan/ Lain – lain (coret
yang tidak perlu)
 Riwayat Imunisasi

-
TT 1 -
TT 2 -
TT 3 - TT 4 -
TT5
 Gerakan janin pertama ……………. Bulan
 Gerakan janin terakhir :
 Tanda bahaya dan penyulit kehamilan :
 Obat / jamu yang pernah dan sedang dikonsumsi :
 Keluhan BAK : Keluhan BAB :
 Kekhawatiran khusus :

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu


G ……………. P ………… A………. Hidup ……….

N Tgl, Tempa Umur Jenis penolon penyuli Anak Keadaa


o th t partus kehamila persalina g t Jk/ n anak
partu n n Bb sekaran
s g

6. Riwayat Kesehatan penyakit yang pernah diderita


Anemia
Hipertensi
Kardiovaskular
TBC
Diabetes
Malaria
IMS (Sphilis, GO, dll)
Lain – lain….
Pernah dirawat : ya / tidak Kapan :- Dimana : -
Pernah dioperasi : ya/ tidak Kapan : - Dimana : -
7. Status pernikahan : ya/ tidak
Nikah ………. Kali, nikah usia …….. tahun, lama menikah ……… tahun
8. Riwayat Psiko sosial ekonomi
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan :
 Penggunaan alat kontrasepsi KB :
 Dukungan Keluarga :
 Pengambilan Keputusan dalam Keluarga :
 Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan :
 Kebiasaan hidup sehat :
 Beban kerja sehari :
 Penghasilan keluarga :
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : ……….., lama ……… bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ……….., Rencana KB selanjutnya :
10. Riwayat Ginekologi
Infertilitas Infeksi Virus PMS
Endometriosis Polip Serviks Kanker Kandungan
Operasi Kandungan Perkosaan DUB
dll
11. Pola Makan/ Minum/ eliminasi/ istirahat
 Pola makan :
 Pola minum : ……………………….. gelas/hari
 Pola eliminasi
BAK :
BAB :
 Pola Istirahat : …….Jam/hari, tidur terakhir jam : …….. WIB
 Dukungan Keluarga :
Suami Orang tua
Mertua Keluarga Lain
 Pengetahun ibu tentang kehamilannya (perubahan fisik & psikis,
ketidaknyamanan & cara mengatasi, tanda bahaya, persiapan persalinan
dsb) :

B. DATA OKJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Kesadaran :
BB/TB : TD :
Nadi : Suhu :
Pernafasan :
2. Pemeriksaan Fisik
 Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur Adanya pemandangan dua
 Rahang, gigi, gusi : normal/tidak, gusi berdaarah/tidak
 Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya
pembesaran kelenjar thyroid/tidak.
 Dada :
Areola hiperpigmentasi Tumor Kolostrum
Putting susu menonjol/ masuk ke dalam
 Sistem respiratori :
Dispneu Tachipneu Wheezing
 Sistem kardio :
Nyeri dada Murmur Palpitasi
 Pinggang : nyeri/tidak, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang
tidak perlu)
 Ekstrimitas atas dan bawah :
tungkai simetris/asimetris Reflek patella
oedema Varises
3. Pemeriksaan Khusus
a. Abdomen
Inspeksi :
Membersar dengan arah memanjang melebur
Pelebur vena Linea alba linea agra Strie Livide
Strie albican luka bekas operasi lain – lain
Palpasi :
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
TFU (Mc Donald) :……….. cm
TBJ : ………… gram
Auskultasi : …………….. x/mnt, regular/ireguler
His/kontraksi :
4. Pemeriksaan laboratorium
- Laboratorium lengkap
- CTG : janin, ………… reaktif/ tidak
- USG :
- Foto thorak :
- EKG :
C. ANALISA / INTEPRETASI DATA

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : ……………. Jam : ……………………
BAB 4
KOLABORASI ANTAR PROFESI

No Profesi yang Alasan Bentuk Tujuan Rencana Impleme Evaluasi


diperlukan melakukan kolaborasi Kolaborasi kolaborasi ntasi Hasil
untuk kolaborasi yang yang kolaboras Kolaboras
berkolaborasi diperlukan diharapkan i i

1 Dokter Umum Memeriksa Pemeriksaan Mengindari Dilakukan Pemeriksa Terlaksana


keadaan umum dan terapi obat adanya ketika ibu an Tanda
ibu, penyakit kaadaan atau berada di – tanda
penyerta dan kondisi ibu ruang vital dan
penyakit yang yang dapat PONEK RS pemeriksa
mungkin berpengaruh Aura Syifa an fisik
diderita saat ini terhadap ibu
kehamilaanny
a
2 Petugas Untuk Pemeriksaan Untuk Dilakukan di Pengambil Terlaksana
Laboratorium mengetahui laboratorium mengetahui ruang an sampel
hasil darah dan urine kondisi PONEK darah dan
pemeriksaan lengkap pasien lebih untuk urine
laboratorium lanjut seperti pengambilan
lengkap baik kadar HB, urine dan
darah dan urine protein urine, darah,
ibu glukosa urine pemeriksaan
dll laboratorium
dilakukan di
ruang
laboratorium
3 Dokter SpOG Untuk Advice dokter Untuk Dilakukan Pemeriksa Terlaksana
mengetahui menghindari pada saat ibu an, dan
Tindakan dan kegawatdarur berada di pemberian
upaya yang atan maternal ruang terapi
akan dilakukan dan neonatal PONEK untuk ibu
selanjutnya dengan dengan
baik terapi penanganan anjuran dari
ataupun segara dokter SpOG
Tindakan terhadap ibu
kegawatdarurat
an.
BAB 5
TELAAH ARTIKEL ILMIAH
5.1 Identitas Artikel
a. Artikel Uji Diagnosis

Judul Artikel :
Nama Jurnal :
Nama Penulis :
Tanggal Publikasi :
Gambaran Umum Penelitian :

b. Artikel Jurnal Terapi

Judul Artikel :
Nama Jurnal :
Nama Penulis :
Tanggal Publikasi :
Gambaran Umum Penelitian :

5.2 Hasil Telaah Kritis


a. Artikel Uji Diagnosis

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak Tidak
diketahui
1 Apakah terdapat kesamaan dengan
baku emas?
Penjelasan :
2 Apakah sampel subjek penelitian
meliputi spektrum penyakit dari
ringan sampai berat, penyakit yang
terobati dan tidak dapat diobati?
Penjelasan :
3 Apakah lokasi penelitian disebutkan
dengan jelas?
Penjelasan :
4 Apakah presisi uji diagnostik dan
variasi pengamatan dijelaskan?
Penjelasan :
5 Apakah istilah “normal”
dijelaskan?
Penjelasan :
6 Apabila uji diagnostic diteliti
merupakan bagian dari suatu
kelompok uji diagnostic, apakah
kontribusinya pada kelompok uji
diagnostic tersebut dijelaskan?
Penjelasan :
7 Apakah cara dan teknik melakukan
uji diagnostic yang sedang diteliti
dijelaskan, sehingga dapat
direplikasi?
Penjelasan :
8 Apakah kegunaan uji diagnostic
yang sedang diteliti disebutkan?
Penjelasan :

b. Artikel Jurnal Terapi

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak Tidak
diketahui
1 Apakah alokasi subyek penelitian ke
kelompok terapi atau control betul –
betul secara acak (random) atau
tidak?
Penjelasan :
2 Apakah semua keluaran (out come)
dilaporkan?
Penjelasan :
3 Apakah lokasi penelitian
menyerupai lokasi anda bekerja atau
tidak?
Penjelasan :
4 Apakah kemaknaan statistic maupun
klinis dipertimbangkan atau
dilaporkan?
Penjelasan :
5 Apakah Tindakan terapi yang
dilakukan dapat dilakukan ditempat
anda bekerja atau tidak?
Penjelasan :
6 Apakah semua subjek penelitian
dipertimbangkan dalam kesimpulan?
Penjelasan :
BAB 6
PEMBAHASAN
BAB 7
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran Artikel Uji Diagnosis


Lampiran Artikel Jurnal Terapi

Anda mungkin juga menyukai