Disusun Oleh:
Sabila Nur Azizah
P17312225120
2. Perdarahan Vagina
Perdarahan merupakan suatu kejadian serius selama kehamilan dikarenakan
mungkin adanya indikasi bahwa servick telah terbuka dan konsepsi keluar.
3. Kram/ Nyeri Tajam/tumpul pada simfisis pubis
Hal ini dapat terjadi pada kedua sisi dan disebabkan oleh adanya trauma atau
konstraksi prematur yang dapat menyebabkan dilatasi servick.
4. Kontraksi uterus yang dirasakan Ibu
Konstaksi rahim bisa benar ataupun salah, tetapi salah satu dari keduanya
bisa mengkhawtirkan selama tahap awal kehamilan dikarenakan bisa
menggeluarkan isi rahim yang menyebabkan aborsi.
F. Komplikasi Abortus
Komplikasi termasuk perdarahan parah atau sepsis dari aborsi inkomplik. Ada
beberapa komplikasi lain yang dapat timbul setelah penanganan abortus inkomplit
antara lain kematian, ruptur uteri, perforasi uteri, histerektomi lanjutan, kegagalan
organ multisistem, infeksi panggul, kerusakan serviks, muntah, diare, infertilitas,
dan/atau efek psikologis (Bobrow & Friedman, 2021).
Kompliksai yang terjadi pada pasien abortus inkomplit menurut (Irianti, 2014)
yaitu :
1. Perdarahan
Dalam hal ini, perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan dari uterus
sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabil pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus pada posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadi perforasi,
laparatomi harus segerah di lakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukaan alat-alat lain.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi berat
5. Kematian
Abortus berkontribusi terhadap kematian ibu sekitar 15%.Data tersebut
sering kali tersembunyi di balik data kematian ibu akibat perdarahan. Data
lapangan menunjukkan bahwa sekitar 60% -70% kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan , dan sekitar 60% kematian akibat perdarahan tersebut, atau sekitar
35-40% dari seluruh kematian ibu, disebabkan oleh perdarahan postpartum.
Sekitar 15-20% kematian disebabkan oleh perdarahan.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien abortus menurut (Belezza, 2017) adalah
sebagai berikut :
1. Tes Kehamilan
Hal ini untuk memastikan kehamilan terlebih dahulu, jika terjadi perdarahan
pervaginam. Jika tes ternyata negatif, maka akan dilakukan tes diagnostik lain
yang dapat mengkonfirmasi sifat dan penyebab perdarahan vagina. Jika positif,
maka aborsi akan dipertimbangkan dan akan diklasifikasikan menurut tanda dan
gejala yang muncul.
2. USG
Tes usg merupakan tes untuk konfirmasi kehamilan yang dapat
mengonfirmasi jika kehamilan positif serta jufa mengkonfirmasi bahwa konsepsi
masih utuh. Menurut (Putri & Fajriah, 2020), Pemeriksaan USG dapat
menunjukkan bahwa beberapa hasil konsepsi masih ada di dalam rahim. Pada
pemeriksaan ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan, kanalis servikalis
masih terbuka, teraba jaringan/menonjol pada ostium uteri eksternum,
perdarahan bisa sedikit sampai banyak tergantung pada jaringan yang tersisa.
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Belezza, 2017), intervensi medis dalam rencana perawatan pasien
dapat memperkuat perawatan yang diberikan.
1. Manajemen Medis
a) Pemberian cairan intravena
Pemberian cairan seperti ringer laktat, terapi harus diantisipasi serta
pemberian oksigen diatur pada 6-10L/menit dengan masker untuk
menggantikan kehilangan cairan intravaskular dan memberikan oksigenasi
janin yang memadai.
b) Hindari pemeriksaan vagina
Menghindari pemeriksaan ini lebih lanjut untuk menghindari gangguan
hasil konsepsi atau memicu dilatasi servick.
c) Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ini untuk dapat mendapatkan informasi tentang janin dan
kesejahteraan ibu.
2. Manajemen Bedah
a) Dilatasi dan Evauasi
Untuk memastikan bahwa konsepsi akan diluarkan dari rahim. Sebelum
melakukan intervensi ini, maka harus memastikan tidak ada suara jantung
janin yang terdengar lagi serta hasil usg menunjukkan rahim kosong.
b) Dilatasi dan kuretase
Hal ini dilakukan ketika aborsi tidak lengkap untuk menghilangkan sisa
produk konsepsi dari rahim dikarenakan rahim tidak dapat berkonstraksi
secara efektif, isinya mungkin terperangkat didalam dan menyebabkan
perdarahan dan infeksi yang serius.