Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny.

A
DENGAN ABORTUS INSIPIENS
RUMAH SAKIT STIKES YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Maternitas


Program Studi S1 keperawatan :
Dosen pengampu : Dr. Sri Handayani,S.kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:
Marliana Nur Wakhidah ( 181100390 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YOGYAKARTA
2020
ABORTUS INSIPIENS

A. Pengertian Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (FKUI Kapita Selekta Kedokteran 1,260).
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 00-1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Eastman)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses
plasentasi belum selesai. (Holmer) (Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal: 2009)
Abortus adalah berakhrnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar
(Obstetri Patologi, hal:7)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, hal:15).

B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, basa menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
a. Kelainan kromosom, terutama trisomy autosom dan monosomi X
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-ob
d. atan, tembakau atau alcohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis
4. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua) retroversi uteri, mioma dan kelainan bawaan uterus
C. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 6 minggu, vili kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 1 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 1 minggu, janin dikeluarkan lebih
dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahr mati,
janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

D. Manifestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atu kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginaan, mungkin disertai keuarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginaan ada/tidak ada jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan jaringan berbau busuk dari
ostium
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri

E. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
2. Abortus Provakotus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun allat-alat.
Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi:
a. Abortus medisinalis (abortus theraupetica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis), biasanya
perlu mendapatkan persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis

F. Jenis-jenis Abortus
1. Abortus iminens, perdarahan pervaginaan pada kehamilan kurang dari 20 minggu,
tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat
2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuti dengan dilatasi serviks
3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila
abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih
7. Abortus infeksiosus dan abortus septik:
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering ditemukan pada
abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa
memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu
dapat terjadi perforasi rahim.

G. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetepi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.

H. Tanda dan Gejala Abortus Insipiens


1. Perdarahan lebih banyak
2. Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
3. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan/hasil konsepsi dapat diraba
4. Serviks terbuka

I. Penyebab Abortus Insipiens


1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan pada plasenta
3. Faktor ibu seperti penyakit kronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru-
paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahm,
kelainan bentuk rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim
melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawan pada rahim
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin hidup, 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hdup
3. Pemeriksaan kadar Fibrinogen darah pada missed abortion

K. Komplikasi
1. Anemi oleh karena perdarahan
2. Perforasi karena tindakan kuret
3. Infeksi
4. Syok perdarahan atau syok endoseptik
Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NACL atau RL disusul
dengan tranfusi darah

L. Penanganan Pada Abortus Insipiens


1. Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan.
Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan
kuretase (D & K)
2. Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar
dari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan:
a. Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes/menit
yang dapat dinaikkan dengan hingga 0 tetes/menit, sesuai dengan kondisi
kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi
b. Ergometrin 0,2 mg IM yang di ulangi 15 menit kemudian
c. Misoprostol 00 mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi dengan
dosis yang sama setelah jam dari dosis awal.
3. Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau
D & K (hati-hati resiko perforasi)
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL PADA NY.A DENGAN ABORTUS INSIPIENS DI


RUANG BERSALIN RS STIKES YOGYAKARTA

A. IDENTITAS/BIODATA
Nama klien : Ny. A Nama Suami : Andi
Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : jawa/indonesia Suku/bangsa : jawa/indonesia
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Banguntapan Alamat : Banguntapan

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 08 juni 2020 pukul : 02.15 WIB
1. Alasan kunjungan ini : os datang dengan perdarahan pervaginaan sejak jumat
sore (2 hari yang lalu)
2. Keluhan utama : perdarahan pervaginaan
3. Riwayat menstruasi
 Menarche : umur 12 tahun
 Siklus : 28 hari
 Banyaknya : kali ganti duk
 Dismenorhe : ada
 Teratur/tidak teratur : teratur
 Lamanya : 7 hari
 Konsentrasi darah : cair
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G1P0A0
 Pernah keguguran : tidak
 Pernah dikuret : tidak
 Keguguran terakhir : tidak ada
 Jarak antara kehamilan : tidak ada
 Pernah imunisasi TT : belum

 Komplikasi pada waktu hamil : tidak ada


 Persalinan yang dibantu oleh : belum pernah melahirkan
 Tempat persalinan : tidak ada
 Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu : tidak ada

5. Riwayat kehamilan ini


 HPHT : 0-03-2020
 TTP : 11-12-2020
 Keluhan-keluhan pada Trimester I : mual, muntah
Trimester II :-
Timester III :-
 Imunisasi TT :-
 Kontrasepsi yang digunakan :-
 Pergerakan anak pertama kali :-
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 2 jam terakhir :-
Kali
<10x 10x-20x >20x
 Bila lebih dari 20x dalam 2 jam, dengan frekuensi
<15” >15”
 Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
o Rasa lelah : ada
o Mual dan muntah yang lama : tidak ada
o Nyeri perut :ada
o Panas, menggigil : tidak ada
o Sakit kepala berat/terus-menerus : tidak ada
o Penglihatan kabur : tidak ada
o Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
o Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak ada
o Pengeluaran cairan pervaginaan : ada
o Nyeri, kemerahan, tegang, pada tungkai : tidak ada
o Oedema : tidak ada
 Diet makan
Makanan sehari-hari sehari
Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam,nafsu makan dan lain-
lain) : Sama seperti sebelum hamil
 Pola eliminasi : BAB : 1 x/hari, BAK : 6 x/hari
 Aktivitas sehari-hari :
Pola istirahat dan tidur : 2 jam pada siang hari, 8 jam pada malam hari
Pekerjaan : IRT
 Imunisasi TT 1 pada tanggal :- TT 2 tanggal : -
 Kontrasepsi yang pernah digunakan :-
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
 Jantung : tidak ada
 Ginjal : tidak ada
 Asma/TBC paru : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 D.M : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 Epilepsy : tidak ada
 HIV/AIDS : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
 Jantung : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 D.M : tidak ada
 Asma : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada

8. Riwayat sosial
 Perkawinan : kawin
 Status perkawinan : kawin : sah
o Kawin I : Umur : 20 tahun, dengan Suami umur : 23 tahun Lamanya :
tahun Anak : - orang
o Kawin II : -
o Kehamilan ini : Direncanakan dan diterima
o Rencana pengasuhan anak : Sendiri dan bersama orang tua
o Perasaan tentang kehamilan ini : Senang dan bahagia
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Status emosional : baik
2. Tanda vital
 Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Denyut nadi : 78 x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,8°c
 BB : 55 kg
 Lila : 2 cm
 TB : 153 cm
 BB sebelum hamil : 52 kg
3. Muka
 Oedema : tidak ada
 Conjungtiva : tidak anemic
 Sclera mata : tidak ikterik
4. Dada
 Simetris : ada
 Mamae : membesar
 Benjolan : belum ada
 Striae : tidak ada
 Areola : menghitam
 Putting susu : belum menonjol
5. Pinggang (periksa ketuk : costro-vertrebrata-angel tenderness)
 Nyeri : tidak ada
6. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : tidak ada
 Oedema tibia, kaki : tidak ada
 Betis merah/lembek/keras : tidak ada
 Varices tungkai : tidak ada
 Reflex patella kanan : ada
Kiri : ada
7. Abdomen
 Bekas luka : tidak ada
 Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
 Bentuk perut :
 Oedema : tidak ada
 Acites : tidak ada
Pemeriksaan Keperawatan
 Palpasi
o Uterus : 3 jari diatas simfisis
o Tinggi fundus uteri : cm
o Letak :-
o Presentasi :-
o Punggung :-
o TBBJ : gr
o Posisi janin :-
o Kontraksi :-
o Frekwensi :- x/10 menit
o Kekuatan :-
o Palpasi supra public kandung kemih : -

 Auskultasi
o DJJ :- x/menit Tempat :
o Frekuensi : -
8. Genetalia
Inspeksi
 Vulva dan vagina
- Varices : tidak ada
- Luka : tidak ada
- Kemerahan : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
 Perineum
- Bekas luka/luka perut : tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
- Bila ada : tidak ada
9. Pemeriksaan Lab
HB : 13,0 gr%
Haematocryt : 50,0 %
Leucocyte : 17.000
Thrombocyte : 258.000
Golda :B

CATATAN PENDOKUMENTASIAN SOAP


S : Ny. L datang ke ruang bersalin RS STIKES YOGYAKARTA pada tanggal 08 maret
2020 pukul 02.15 wib dengan keluhan mengeluarkan darah segar serta bergumpal dari
kemaluannya, perutnya terasa mules dan ibu merasa lemah serta cemas.
O : Pemeriksaan fisik (Data Objektif)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
TD : 100/70 mmHg Denyut nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,80C
Lila : 2 Cm TB : 152 Cm
BB : 55 Kg BB Sebelum hamil : 52 Kg
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 3 jari diatas simfisis
Leopold II : Belum teraba
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba
A : Diagnosa : Ny. A G1P0A0 dengan usia kehamilan 13 minggu hari dengan abortus
insipiens
Data dasar : - Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum pernah
keguguran
- HPHT : 0-03-2020
- Teraba ballottement, DJJ belum terdengar
- USG (+) : Sisa hasil konsepsi masih ada di dalam uterus
Masalah : Perdarahan pervaginaan
Kebutuhan : - Pemasangan infuse
- Perbaikan kondisi ibu yang cemas
- Persiapan pengelaran sisa hasil konsepsi
- Jaga Personal hygiene ibu
- Nutrisi dan cairan
P : Perencanaan :
Tanggal : 09 juni 2020
Pukul : 03.00 WIB
1. Observasi keadaan umum ibu
2. Jelaskan keadaan ibu tentang keadaannya saat ini
3. Pasang infuse
4. Anjurkan ibu untuk bedrest total
5. Beritahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Anjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan kuretase
7. Persiapkan peralatan curet
8. Berikan dukungan mental kepada ibu
9. Anjurkan ibu untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh serta menjaga
kebersihan diri
10. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
Pelaksanaan :
Tanggal : 09 juni 2020
Pukul : 03.10 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu, yaitu :
K/U : lemah Denyut nadi : 78 x/menit
TD : 110/70 mmHg Suhu : 36,80C
RR : 22 x/menit
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini bahwa kehamilannya sudah
tidak dapat dipertahankan, perdarahan dan nyeri perut yang timbul disebabkan karena
adanya darah yang tertinggal dirahim.
3. Memasang infuse dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit agar ibu tidak
kekurangan cairan
4. Menganjurkan ibu untuk bedrest total agar ibu tidak mudah lelah dan menjaga
kestabilan keadaan fisik ibu
5. Memberitahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan tujuannya untuk
mengeluarkan sisa perdarahan, karena ibu mengalami abortus insipien dan kehamilan
ibu tidak dapat dipertahankan lagi sehingga untuk mengeluarkan sisa jaringan
tersebut harus dilakukan tindakan kuretase
6. Menganjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan kuretase yaitu 6 jam
sebelum dilakukan tindakan
7. Mempersiapkan peralatan kuretase, yaitu :
a. Speculum 1 pasang
b. Tenakulum 1 buah
c. Tampon tang 1 pasang
d. Sonde uterus 1 pasang
e. Sendok curet 2 buah
f. Abortus tang 1 buah
g. Busi buah
h. Handscoon steril 1 pasang
i. Kassa steril
j. Kom berisi betadine
8. Memberikan dukungan mental pada ibu, meyakinkan pada ibu bahwa perdarahan
akan berhenti dan nyeri akan hilang keadaan ibu untuk hamil berikutnya tidak ada
masalah
9. Menganjurkan ibu untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh supaya tidak
terjadi infeksi pada ibu serta menjaga kebersihan diri
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau segera
datang ketenaga kesehatan apabila ibu mengalami perdarahan yang abnormal

Evaluasi :
Tanggal : 10 juni 2020
Pukul : 07.30 WIB
1. Keadaan umum ibu baik, dengan pemeriksaan TTV:
K/U ibu : baik
TD : 110/70 mmHg R : 22 x/menit
Suhu : 36,80C P : 76 x/menit
2. Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini bahwa kehamilannya tidak bisa
dipertahankan lagi dan ibu sudah mengikhlaskan janinnya yang sudah meninggal
3. Infuse cairan Ringer laktat → 20 tetes/menit sudah terpasang
4. Ibu bersedia untuk bedrest total memulihkan keadaan ibu
5. Keluarga sudah mengetahui tentang tindakan yang dilakukan pada Ny. A bahwa Ny.
A akan dilakukan kuretase
6. Ibu sudah berpuasa
7. Peralatan kuretase sudah disiapkan
8. Ibu sudah tidak lagi cemas akan keadaannya dan perut ibu sudah tidak nyeri lagi
9. Ibu bersedia untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh serta menjaga
kebersihan pada dirinya
10. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika mengalami perdarahan yang
abnormal ke tenaga kesehatan

Anda mungkin juga menyukai