Anda di halaman 1dari 41

Preconceptional & Prenatal care

PEMBIMBING :
Dr. dr. Efendi Lukas, Sp.OG(K)
Preconceptional Care
Tujuan:

• Mengembangkan pengtahuan, sikap dan tindakan mengenai kesehatan


prekonsepsional bagi pasangan suami - istri
• Meyakinkan bahwa setiap wanita yang akan hamil mendaptkan asuhan
prekonsepsional termasuk screening faktor risiko, edukasi kesehatan, dan
intervensi yang bertujuan agar mereka memasuki kehamilan dengan kesehatan
yang optimum.
• Menurunkan risiko terjadinya masalah dalam kehamilan melalui intervensi
anatarkonsepsi.
• Menurunkan efek – efek fisiologis kehamilan yang merugikan baik bagi janin
maupun ibu.
Kehamilan yang berisiko
membutuhkan asuhan
prekonsepsional sebelum konsepsi.
Riwayat medis

Dalam sesi konseling, seorang dokter sepatutnya memberikan edukasi pencegahan


penyakit yang berhubungan dengan kehamilannya, seperti :

 Diabetes Melitus
 Epilepsy
 Immunization
Diabetes Melitus
  Pada wanita dengan DM, asuhan
prekonsepsional sangatlah penting.
 Asuhan prekonsepsional wanita DM bertujan
untuk menurunkan hemoglobin glycosylated
1C tanpa membuat risiko hipoglikemik pada
ibu. HbA1C juga meurpakan indikator
seorang dokter dalam menetukan risiko
kehamilan seorang ibu hamil.
 Wanita dengan DM dianjurkan untuk
mengontrol gula darahnya sebelum hamil,
dan pada trisemeter pertama, wanita dengan
DM dianjurkan untuk mengkonsumsi asam
folat untuk mengurangi komplikasi seperti
kematian dan penyakit kongenital lainnya.
Epilepsy

 Wanita dengan epilepsi memiliki risiko 2 sampai 3 kali, memiliki anak dengan
kecacatan dibandingkan dengan wanita sehat
 Dari penelitian, wanita epilepsi memiliki risiko bayi dengan kelainan kongenital
terlepas dari penggunaan obat antikejang
 Sebelum hamil, kejang pada penderita epilepsi seharusnya telah terkontrol.
Pengobatan secara monoterapi dibuktikan memiliki efek teratogenik yang
rendah.
 Wanita dengan epilepsi dianjurkan untuk mengonsumsi asama folat untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut
Wanita yang
mengkonsumsi obat
antikonvulsan dilaporkan
meningkatkan risiko
kelainan kongenital
Immunization

 Konseling prekonsepsional salah satunya yakni menilai imunitas dalam


melawan patogen secara umum.
 Vaksin yang mengandung racun toxoid seperti tetanus atau yang
mengadung bakteri yang telah mati seperti influenza, pneumococcus,
hepatitis B, meningococcus, dan rabies tidak memiliki efek yang
merugikan bagi ibu dan janin serta tidak menjadi kontraindikasi pada
prekonsepsional maupun pada kehamilan.
 Namun untuk vaksin yang mengandung virus hidup seperti varicella-
zoster, measles, mumps, rubella, polio, chickenpox, dan yellow fever tidak
direkomendasikan dalam kehamilan. Untuk vaksinanasi tersebut
dilakukan sebaiknya sebulan sebelum konsepsi.
Penyakit Genetik

Salah satu keuntungan dalam asuhan prekonsepsional yakni


membandingkan risiko terjadinya penyakit genetik yang dapat timbul
pada pasien. Termasuk berapa penyakit seperti :
Neural tube defect
Phenylketonuria
Thalassemias
Riwayat Keluarga

Metode pedigree merupakan salah satu metode


yang berguna dalam mendapatkan riwayat
keluarga sebagai bagian dari skrining genetik.
Status kesehatan dan status reproduksi dari
setiap individu dengan hubungan darah
sebaiknya diperiksa termasuk riwayat
penyakit, gangguan mental, kecacatan,
infertilitas , dan abortus.
Suku, etnis dan agama tertentu dapat
menunjukkan peningkatan risiko untuk
penyakit tertentu.
Neural Tube Defects

 Insidensi dari neural-tube defects (NTDs) yakni 0.9 dari 1000


kelahiran
 Neural tube defects berkaitan dengan adanya abnormalitas
dari jantung. Pemberian asam folat dalam masa
prekonsepsional secara signifikan menurunkan risiko
terjadinya NTD. Untuk itu wanita dianjurkan menkonsumsi
400 – 800 μg sebelum konsepsi dan pada trisemester
pertama.
Phenylketonuria

 Ibu dengan phenylketonuria (PKU)


yang tidak mengatur pola makannya
memiliki risiko peningkatan
phenylalanine yang tinggi pada darah
yang dapat berdampak terjadinya
kerusakan organ pada janin terutama
jaringan saraf dan jantung.
 Dengan pola makan dengan
merestriksi phenylalanine sebelum
kehamilan dapat menurunkan kejadi
malformasi pada janin.
Thalassemias

Thalassemia adalah penyaikt darah yang secara genetik tidak dapat


mensintesis rantai globin dan menjadi penyakit genetik terbanyak di
dunia.
Pada pasien dengan risiko turunan yang tinggi, maka dibutuhkan
skrining prenatal. Salah satu metode skrining yakni Preimplantation
genetic diagnosis yang dapat menilai risiko (peluang) pada pasien
dengan sindroma thalasemia
Riwayat Reproduksi

 Infertilitas
 Kehamilan yang abnormal
 Keguguran
 Kehamilan ektopik
 Keguguran yang berulang
 Komplikasi obstetrik seperi preeclampsia, solusio plasenta dan bayi
prematur
Umur Orang Tua

 Umur Ibu

Ibu muda memiliki risiko untuk terkena anemia, kelahiran prematur,


dan preeklampsia sedangkan pada ibu yang berumur tua memiliki
risiko yang lebih tinggi dalam kematian dibandingkan ibu muda.
Umur ibu dapat berpengaruh bagi janin sebagai berikut :
(1) Mengindikasikan persalinan prematur serta komplikasi kehamilan
seperti hipertensi dan diabetes,
(2) Kelahiran prematur spontan
(3) Gangguan pertumbuhan janin yang berhubungan dengan penyakit
kronik ibu serta kehamilan kembar.
(4) Janin yang aneuploidy,
(5) Hasil kehamilan yang dibantu oleh assisted reproductive
technology (ART) atau teknologi bantu reproduksi.
 Umur ayah
Umur ayah yang terlalu tua dapat meningkatkan kelainan gentic akibat
mutasi pada gen autosomal dominan yang sering terjadi pada laki –
laki tua.
Riwayat sosial

 Obat terlarang dan rokok


 Paparan lingkungan
 Diet
 Olahraga
 Kekerasan pada suami istri
Prenatal Care
Diagnosis of pregnancy

1. Tanda dan Gejala


 Amenore
 Perubahan pada genitalia
o biasanya muncul warna kebiruan – merah dan tanda mukosa vagina yang
kongesti (Chadwick sign)
o Pelunakkan serviks
o Perubahan konsistensi dan mikroskopik dari lendir serviks
Lanjutan.

 Perubahan pada rahim


 Terasa lunak pada bimanual palpasi, cervix yang kaku/firm, fundus uterus yang
lunak, dan istmus yang lunak dapat dipertemukan dua kutubnya (hegar sign)
 Dapat terdengar bunyi p. darah uterus dan p. darah janin

 Perubahan pada payudara dan kulit


 Payudara mulai membesar dan mengandung material asi atau kolostrum.
 Peningkatan pigmentasi dan terjadi perubahan kulit pada abdomen, sering terlihat
striae namun hal ini bukan diagnostik kehamilan.
 Pergerakan Janin
 Pergerakan janin dapat terdeteksi pad minggu 16 dan 18 minggu pada multipara dan
pada 20 minggu pada primipara tergantung dengan kebiasaan janin.
Diagnosis kehamilan

2. Tes Kehamilan
Salah satu diagnostik kehamilan yang paling umum adalah deteksi hormon HcG pada darah maupun urine
ibu. Metode ini menggunakan prinsip sandwich-type immunoassay.

3. USG
Transvaginal sonography adalah metode diagnostik yang umum digunakan untuk menentukan umur
kehamilan secara akurat dan mengkonfirmasi lokasi kehamilan.
 Kantung gestational merupakan bukti sonografik yang pertma dari kehamilan yang dapat terlihat pada
minggu ke 4-5 kehamilan pada usg transvaginal.
 Indikator kehamilan yang lain pada awal kehamilan yakni intradecidual sign dan the double decidual sign.
 Dengan tervisualisasinya yolk sac mengkonfirmasi adanya kehamilan intrauterine dan dapat terlihat pada
minggu ke 5 kehamilan
 Crown-rump length juga menjadi salah satu indikator pada trisemester awal.
Evaluasi Prenatal Awal

 Durasi kehamilan normal


 Dalam memprediksi kehamilan dapat menggunakan rumus naegele yakni dengan +7 hari pada tanggal, -3 pada bulan
serta +1 pada tahun hpht.
 Status kesehatan sekarang dan sebelumnya.
 Tanyakan pada pasien mengenai masalah pada kesehatan sekarang maupun sebelumnya termasuk masalah medis
maupun riwayat operasi, riwayat menstruasi , maupun penggunaan kontrasepsi oral steroid maupn non steroid yang
digunakan sebelumnya.
 Skrining psikososial
 Pemerikaan ini mengevaluasi psikis dari ibu hamil. Pemeriksaan ini dilakuan secara teratur paling tidak sekali setiap 3
bulan untuk mengidentifikasi masalah yang penting dan mengurangi komplikasi pada kehamilan.
 Merokok
 Pada ibu yang merokok terdapat risiko hingga 2x untuk terkena plasenta previa, solusio plasenta, dan ketuban pecah
dini dibandingkan ibu yang tidak merokok. Bayi dari ibu perokok lebih sering terkena kelahiran prematur, BBLR, dan
kematian bayi dibandingkan bayi yang lahir dari ibu non perokok
Evaluasi Prenatal Awal

 Alkohol
 Ethilalkohol atau etanol merupakan bahan teratogenik yang dapat menyebakan fetal
syndrome dengan karakteristik yakni pertumbuhan yang terhambat, kelainan wajah, dan
disfungsi sistem saraf pusat
 Narkotika
 Ibu hamil yang mengkonsumsi narkoba dapat berdampak bagi janin termasuk pertumbuhan
janin terhambat, BBLR, dan efek putus zat setelah kelahiramn.
Evaluasi Prenatal Awal

 Evaluasi Klinis
 Pemeriksaan fisis secara umum
 Pemeriksaan pelvik
 Pemeriksaan bimanual.

 Penentuan umur kehamilan


 Mengetahui umur kehamilan merupakan hal yang penting dari asuhan prenatal
karena beberapa komplikasi kehamilan dapat dicegah secara optimal pada umur
kehamilan tertentu.
Evaluasi Prenatal Awal

Tes lab pada


asuhan prenatal
Evaluasi Prenatal Awal

 Infeksi servix
 Dokter pemeriksa sebaiknya mengevaluasi
infeksi servix terutama untuk Chlamydia
trachomatis dan Neisseria gonorhea
 Penentuan kehamilan berisiko
 Pada kehamilan yang berisiko, faktor risiko
spesifik harus dihindari sehingga
menurunkan risiko terjadinya komplikasi
dalam kehamilan.
Kunjungan Prenatal Lanjutan

 Pengawasan prenatal
 Tinggi Fundus
 Bunyi jantung janin
 USG
 Pemeriksaan Lab lanjutan
 Skrining bayi aneuploidi
 Skrining serum untuk defek tabung saraf
 Pengukuran Hematokrit atau HB termasuk serologisifilis
 Hepatitis B
 Anti D immune (rhesus)
 Infeksi B streptococcus
 Diabetes Gestational
Konseling Nutrisi

Rekomendasi penambahan berat badan


Pada ibu hamil


Konseling Nutrisi
Rekomendasi diet harian


Hal yang perlu diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan

 Pekerjaan
• Beberapa pekerjaan dapat meningkatkan
komplikasi dari kehamilan. Pada wanita dengan
pekerjaan yang berat didapatkan 20-60 %
terjadi peningkatan risiko kelahiran prematur,
pertumbuhan janin terganggu, ataupun
hipertensi gestasional.
 Olahraga
• Pada umunya, ibu hamil tidak perlu pembatasan
olahraga, selama tidak berlebihan dan tidak
meningkatkan risiko cedera.
Hal yang perlu diperhatikan

 Konsumsi Seafood
• Ikan merupakan seumber protein, rendah lemak jenuh, dan mengandung asam lemak
omega-3. Namun beberapa ikan dan kerang mengandung merkuri, oleh sebab itu ibu
hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi beberapa jenis ikan.
 Skrining akan kontaminasi timbal
• Paparan timbal diasosiasikan dengan beberapa komplikasi kehamilan bagi ibu dan anak
tergantung tingkat konsentrasi timbal dalam darah ibu.
 Transportasi darat dan udara
• Ibu hamil dianjurkan untuk menggunakan seat belt dengan posisi penahan dalam
berkendara.
• Pada umumnya, tekanan pada kabin pesawat tidak membahayakan bagi kehamilan. Ibu
hamil dinyatakan aman menggunakan transportasi udara jika usia gestasi 36 minggu
atau lebih.
Hal yang perlu diperhatikan

 Koitus
• Pada ibu hamil yang sehat, hubungan seksual tidaklah membahayakan namun
pada keadaan risiko aborsi, plasenta previa, atau ancaman persalinan, hubungan
sexual sebaiknya dihindari.
• Hubungan seksual pada kehamilan yang tua didapakan tidaklah berbahaya,
namun oral–vaginal intercourse sangatlah berbahaya karena dapat menimbulkan
emboli udara.

 Pemeriksaan gigi
• Pemeriksaan gigi sebaiknya dimasukkan dalam pemeriksaan prenatal. Sejumlah
penelitian membuktikan penyakit periodental dihubungkan dengan persalinan
prematur.
Hal yang perlu diperhatikan

 Imunisasi.
• The American College of Obstetricians and Gynecologists (2016) menekankan
pentingnya imunisasi yang integratif pada pasien obstestri maupun pasien
ginekologis.
Hal yang perlu diperhatikan

 Kafein
• Efek samping kafein pada kehamilan belumlah jelas, namun sejumlah penelitian menghubungkan kafein
dengan adanya persalinan prematur ataupun gangguan pertumbuhan janin.
• The American Dietetic Association (2008) merekomendasi konsumsi dari kafein sebaiknya kurang dari 300
mg per hari atau setara dengan 5 cup kopi.

 Mual dan muntah


• Mual dan muntah sangat bervariasi tingkat keparahannya dan sering terjadi pada trisemester pertama dan
kedua dn berlanjut hingga 16 – 16 minggu usia gestasi. Mual dan muntah dapat memburuk pada pagi hari
yang dikenal dengan morning sickness dan dapat berlanjut sepanjang hari.
• Gejala yang irngan berespon terhadap pemberian bitamin b6 bersama doxylamine,namun terkadang
diperlukan tambahan phenothiazine atau H1-receptor blocking antiemetics
• Pada keadaan tertentu, mual dan muntah dapat berkembang menjadi hyperemesis gravidarum yang dapat
berakibat muntah sangat parah sehingga dehidrasi, gangguan elektrolit asam dan basa, dan Ketosis straving
yang dapat menjadi masalah serius
Hal yang perlu diperhatikan

 Backache ( nyeri punggung)


• Keluhan nyeri punggung meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih banyak terjadi pada
wanita gemuk dan mereka yang memiliki riwayat nyeri punggung pada wanita hamil.
• Pasien yang menerima terapi multimodal (kombinasi terapi chiropractic manual, latihan, dan
edukasi pasien) mengalami rasa sakit yang lebih sedikit , risiko kecacatan yang menurun, dan
terjadi perbaikan secara global dalam kehidupan sehari – hari.

 Varises
• Varises vena memiliki predisposisi kongenital dan bertambah seiring bertambahnya usia serta
dapat diperparah oleh faktor-faktor yang menyebabkan tekanan vena ekstremitas bawah yang
lebih tinggi seperti pada kehamilan.
• Pengobatan pada umumnya terbatas pada istirahat berkala dengan kaki di elevasikan
,penggunaan stocking elastis, ataupun keduanya. Koreksi bedah selama kehamilan umumnya
tidak disarankan. Untuk menagani gejala yang parah dibutuhkan intervensi seperti injeksi, ligasi,
ataupun pemotongan pembuluh darah.
Hal yang perlu diperhatikan

 Hemoroid
• Hemoroid merupakan varises pada vena rectum dan dapat terjadi pada kehamilan akibat
peningkatan tekanan rongga pelvik.

 Heartburn
• Peningkatan frekuensi dari reflukgaster makanan dari lambung pada kehamilan disebabkan oleh
perubahan dan penekanan lambung oleh uterus yang disertai dengan relaksasi sphincter esofagus
bawah. Keadaan ini menyebabkan peningkatan kejadian GERD.

 Pica and Ptyalism


• Pica atau ngidam merupakan keinginan ibu hamil akan makanan yang aneh sedangkan ptyalism
merupakan kondisi hipersalivasi pada ibu hamil.
• Menariknya, kejadian persalinan prematur sebelum 35 minggu meningkat hingga 2 kali pada ibu
dengan pica.
Hal yang perlu diperhatikan

 Tidur dan kelelahan.


• Pada awal kehamilan, kebanyakan ibu hamil merasakan fatiguq (kelelahan) dan
membutuhkan aktu tidur yang lebih akibat efek progesteron .
• Kualitas tidur pada ibu hamil berkurang seiring bertambahnya usia kehamilan.

 Leukorrhea
• Peningkatan mukus yang disekresikan kelenjar serviks akibat hyperestrogenemia
menjadi faktor yang tak terbantahkan dalam terjadinya leukorrhea. Leukorrhea
merupakan dampak dari infeksi vulvovaginal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai