Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS FAKTOR

RESIKO PADA IBU


HAMIL YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN
PREEKLAMSIA/
EKLAMSIA DI RUMAH
SAKIT UMUM
ANUTAPURA

OLEH :

Fiqha Rosa Triani


BAB I
PENDAHULUAN

– Diseluruh dunia, sekitar 830 wanita meninggaL setiap harinya karena komplikasi selama
kehamilan atau persalinan pada tahun 2015. Tercatat kematian maternal global pada tahun 2015
adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup.
– Angka kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di Negara maju yaitu 1 dari 5000
perempuan, dimana angka ini jauh lebih rendah dibandingkan di Negara berkembang, yaitu 1
dari 11 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
– Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, preeklampsia merupakan
Berdasarkan data World Health penyebab kematian ibu yang tinggi
Organization (WHO) tahun 2008, angka disamping pendarahan dan infeksi,
kejadian preeklampsia di seluruh dunia yaitu perdarahan mencapai 28%,
berkisar 0,51%-38,4%. Di negara maju, preeklampsia sebesar 24%, infeksi
angka kejadian preeklampsia berkisar sebesar 11%, komplikasi peuperium
5%–6%. sebesar 8%, partus lama sebesar 5%,
dan abortus sebanyak 5%.
– Pada Tahun 2016 AKI di Kota
Palu adalah 158,07 per 100.000
kelahiran hidup dengan 11
kasus kematian.
Perumusan Masalah

Mengetahui faktor resiko apa saja yang berkaitan dengan


kejadian preeklamsia/eklamsia di RSU Anutapura Kota Palu
Tujuan Penelitian

– Tujuan Umum :
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kejadian
preeklamsia/eklamsia pada ibu hamil di RSU Anutapura Kota Palu tahun 2018 dan untuk
mengetahui faktor resiko yang berkaitan dengan hal tersebut.
– Tujuan Khusus :
 Mengetahui gambaran tentang faktor resiko yang mempengaruhi preeklamsia/eklamsia di
RSU Anutapura Kota Palu
 Mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor resiko yang meliputi umur ibu, jumlah
gravida, jumlah paritas, riwayat abortus, usia gestasi, status pekerjaan ibu dengan
kejadian preeklamsia/eklamsia di RSU Anutapura Kota Palu
 Mengetahui faktor resiko yang paling berperan dalam kejadian preeklamsia/eklamsia di
RSU Anutapura Kota Palu tahun 2018
Manfaat Penelitian

– Manfaat Praktis
Untuk pemantapan/pembuktian teori tentang faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya
preeklamsia/eklamsia
– Manfaat Institusi
• Bagi RSU Anutapura Kota Palu
Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil preeklamsia
• Bagi ibu hamil
a. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia sehingga mereka dapat
sedemikian rupa menjaga kehamilannya agar tidak terjadi preeklamsia/eklamsia
b. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda-tanda preeklamsia/eklamsia
sehingga dapat dilakukan penanganan dini agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
– Manfaat Ilmiah
Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
2.1 Definisi Preeklamsia/Eklamsia

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, BAB II


TINJAUAN
edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ketiga
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa (Wiknjosastro,2006).
PUSTAKA
Eklamsia berasal dari Bahasa Yunani dan berarti ‘halilintar’.
Eklamsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau
dalam nifas dengan tanda-tanda preeklamsia disertai kejang
dan diikuti koma.
2.2 Epidemiologi
Preeklamsia/Eklamsia

Di Indonesia frekuensi kejadian preeklamsia sekitar 3-10%, sedangkan di Amerika Serikat


dilaporkan bahwa kejadian preeklamsia sebanyak 5% dari semua kehamilan yaitu 23,6
kasus per 1000 kelahiran.

Pada primigravida frekuensi preeklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan


multigravida, terutama primigravida muda. Diabetes melitus, molahidatidosa, kehamilan
ganda, hydrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan factor
predisposisi untuk terjadinya preeklamsia.
Faktor genetic
Faktor Faktor
lingkungan imunologis

Faktor riwayat
penyakit
Faktor
graviditas 2.3 Faktor
Risiko
Faktor ras Faktor umur Preeklamsia
Faktor usia
Faktor bayi
gestasi
Faktor indeks
massa tubuh
2.4 Etiologi
Preeklampsia/Eklampsia
Disfungsi sel endotel
Reaksi antigen-antibody
Perfusi plasenta yang tidak adekuat
Perubahan reaktivitas vaskuler
Ketidakseimbangan antara protasiklin dan tromboksan
Penurunan laju filtrasi glomerulus dengan retensi air dan garam
Penurunan volume intravaskuler
Faktor diet
Faktor genetik
2.6 Gambaran Klinis
Preeklampsia/Eklampsia

Gejala pada preeklamsia berupa sakit kepala didaerah


frontal, scotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri
Gejala Subjektif didaerah epigastrium, mual dan atau muntah. Gejala ini
sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa eclampsia akan timbul.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan


darah sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau
Pemeriksaan Fisik tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg.
Tekanan darah pada preeklampsia berat meningkat lebih
dari 160/110mmHg dan disertai kerusakan beberapa
organ.
Klasifikasi
preeklampsia
sebagai berikut : 2.7 Klasifikasi
•Preeklampsia Ringan : Preeklampsia
•Preeklampsia Berat
•Eklampsia
2.8 Komplikasi
Preeklampsia/Eklampsia
Bila preeklampsia tidak ditangi dengan baik, maka
dapat berkembang menjadi eclampsia yang mana
tidak hanya dapat membahayakan ibunya tetapi
juga janin dalam rahim ibu. Kemungkinan yang
terberat adalah terjadinya kematian ibu dan janin,
solusio plasenta , hipofibrinogemia, haemolisis,
perdarahan otak, kelainan mata, edema paru,
nekrosis hati, sindroma HELLP, dan kelainan hati.
Kerangka Teori
- Faktor genetic
- Faktor imunologis
- Faktor gravida
- Faktor umur
- Faktor usia gestasi Ibu :
- Faktor indeks massa kematian,
tubuh kecacatan
- Faktor bayi
- Faktor ras PREEKLAMPSIA/
Faktor riwayat penyakit : EKLAMPSIA
- preeklampsia/eclampsia
dikehamilan sebelumnya
- Hipertensi Bayi :
- DM premature,
Faktor lingkungan : BBLR,
- Pekerjaan kematian
- Pendidikan
BAB III
KERANGKA KONSEP

- Faktor gravida
- Faktor paritas
- Faktor abortus
- Faktor umur
- Faktor usia gestasi
PREEKLAMPSIA/
EKLAMPSIA

Faktor lingkungan :
- Pekerjaan

Variabel independent Variable dependen


Definisi Operasional

– Variabel dependen
Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas/independent dan merupakan variable efek
atau akibat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah preeklampsia/eclampsia dengan definisi operasionalnya
adalah pasien yang diambil dari catatan rekam medik di diagnosis oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan
menderita preeklampsia dengam didasarkan atas terdapatnya dua dari tanda-tanda sebagai berikut ini :
 Hipertensi
 Proteinuria positif
 Edema
 Kejang
Skala : ordinal
Hasil ukur : 0 = tidak terjadi preeklampsia/eclampsia
1 = terjadi preeklampsia/eklampsia
– Variabel independent
Variabel independent atau variable bebas adalah variable yang tidak terpengaruh
oleh variable lain justru mempengaruhi variable dependen/terikat dan merupakan
variable resiko atau sebab. Variabel bebas penelitian ini adalah sebagai berikut :
Definisi Operasional Variabel Dependen
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL SKALA HASIL UKUR

1. Umur Jumlah tahun hidup pasien Ordinal 0 = 20-35 tahun


sampai saat melahirkan 1 = >35 tahun
kehamilan yang sekarang
2. Gravid Jumlah kehamilan yang pernah Ordinal 0 = gravid 1-4
dialami pasien 1 = primigravida
2 = >5
3. Paritas Jumlah anak yang pernah Ordinal 0 = paritas 1-4
dilahirkan oleh pasien 1 = belum pernah
melahirkan
2 = >5
4. Riwayat Jumlah kejadian abortus yang Ordinal 0 = tidak pernah
abortus pernah dialami oleh pasien mengalami
1 = >0/pernah
5. Usia gestasi Umur kehamilan pasien saat Ordinal 0 = >37 minggu
melahirkan sekarang 1 = 20-37 minggu
6. Pekerjaan ibu Kegiatan pasien untuk mencari Ordinal 0 = tidak bekerja
hamil nafkah di luar rumah 1 = bekerja
Hipotesis

– Adanya hubungan antara factor umur dengan kejadian preeklampsia/eclampsia.


– Adanya hubungan antara factor jumlah graviditas dengan kejadian
preeklampsia/eclampsia.
– Adanya hubungan antara factor jumlah paritas dengan kejadian
preeklampsia/eclampsia.
– Adanya hubungan antara factor riwayat abortus dengan kejadian
preeklampsia/eclampsia.
– Adanya hubungan antara factor usia gestasi dengan kejadian
preeklampsia/eclampsia.
– Adanya hubungan antara factor pekerjaan ibu hamil dengan kejadian
preeklampsia/eclampsia.
BAB IV
METODE PENELITIAN
– Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kasus
control dengan tujuan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara variable
independent dengan variable dependen dengan mengambil data sekunder dari
rekam medis pasien di Rumah Sakit Umum Anutapura Kota Palu.
– Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanankan di Rumah Sakit Umum Anutapura Kota Palu pada
bulan Desember 2019 dengan melihat data rekam medis pasien tahun 2018.
– Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bersalin di RSU Anutapura Kota Palu
pada tahun 2018.
– Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok control.
Kelompok kasus adalah sejumlah pasien preeklampsia yang bersalin di RSU
Anutapura Kota Palu yang tidak menderita preeklampsia yang dipilih secara acak.
– Kriteria inklusi sampel
Sampel yang nantinya akan dipilih adalah yang memenuhi kriteria sbb :
1. Untuk kelompok kasus
Sampel untuk kelompok kasus adalah pasien yang melahirkan di RSU Anutapura
Kota Palu pada tahun 2018 dengan diagnosis preeklampsia/eclampsia dan
mempunyai data yang lengkap dalam rekam medisnya.
2. Untuk kelompok kontrol
Sampel untuk kelompok control adalah pasien yang melahirkan di RSU Anutapura
Kota Palu pada tahun 2018 dengan diagnosis persalinan normal tanpa komplikasi
terutama komplikasi preeklampsia dan mempunyai data lengkap direkam
medisnya.
– Kriteria eksklusi sampel
Responden yang tidak dapat dimasukkan ke dalam sampel penelitian ini baik untuk
kelompok kasus maupun untuk kelompok control adalah :
 Pasien yang tidak mempunyai catatan rekam medis di RSU Anutapura Kota
Palu tahun 2018
 Pasien yang tidak dirawat di RSU Anutapura pada tahun 2018
 Pasien yang dirawat di RSU Anutapura bukan ditahun 2018
 Pasien yang mempunyai catatan rekam medis yang tidak lengkap
– Besar Sampel
Untuk menentukan besar sampel yang harus diambil dalam penelitian ini, rumus yang digunakan
adalah sbb : Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Besarnya sampel dihitung menggunakan rumus Lameshow.
(𝑧1−α/2 2𝑝𝑞 +𝑧1−β 𝑝1 𝑞1 +𝑝2 𝑞2 )2
n=
(𝑝1 −𝑝2 )2
Keterangan :
n = besar sampel
Z 1−α/2 = nilai Z pada CI 95% = 1,96
Z 1−β = nilai Z pada kekuatan uji power 80% = 0,842
P = rata-rata P1dan P2
P1 = proporsi pada kelompok uji, beresiko, terpajan atau kasus
P2 = proporsi pada kelompok standar, tidak beresiko, tidak terpajan atau kontrol
– Sampling
Sampel dipilih secar acak atau menggunakan Teknik simple random sampling dengan
mengambil secara acak catatan rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi
sampel.
– Sumber data
Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis
pasien di RSU Anutapura Kota Palu.
– Alat Pengumpulan Data
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang mana pertanyaan-pertanyaannya bersifat tertutup dan disusun
berdasarkan variable-variable yang diteliti.
– Pengolahan Data
 Coding
 Editing
 Structure
 Entry
 Cleaning
- Analisis data
 Analisa univariat
 Analisa bivariat
 Analisa multivariat
DAFTAR PUSTAKA
– Abalos E, Cuesta C, Carroli G, Qureshi Z, Widmer M, Vogel JP, Souza JP WHO Multicountry Survey on Maternal and Newborn Health Research Network. Pre-
eclampsia, eclampsia and adverse maternal and perinatal outcomes: a secondary analysis of the World Health Organization Multicountry Survey on Maternal
and Newborn Health. BJOG 2014; 121 (Suppl 1): 14–24.
– Bryant M, Santorelli G, Lawlor DA, Farrar D, Tuffnell D, Bhopal R, Wright J . A comparison of South Asian specific and established BMI thresholds for determining
obesity prevalence in pregnancy and predicting pregnancy complications: findings from the Born in Bradford cohort. Int J Obes (Lond) 2014; 38: 444–450.

– Boghossian NS, Albert PS, Mendola P, Grantz KL, Yeung E . Delivery blood pressure and other first pregnancy risk factors in relation to hypertensive disorders in
second pregnancies. Am J Hypertens 2015; 28: 1172–1179.

– Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.

– Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2016, Profil Kesehatan Sulawesi Tengah.

– Dinas Kesehatan Kota Palu, 2016, Profil Kesehatan Kota Palu.


– Cunningham F. G., 2005. Hypertensive Disorders In Pregnancy. In Williams Obstetri.22nd Ed. New York :Medical Publishing Division

– Depkes, 2007. Materi Ajar Penurunan Kematian Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
– Diana. dkk,. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi Obstetri Ibu dan Bayi di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.
Jurnal Universitas Padjadjaran
– Gallos ID, Sivakumar K, Kilby MD, Coomarasamy A, Thangaratinam S, Vatish M . Pre-eclampsia is associated with, and preceded by, hypertriglyceridaemia: a
meta-analysis. BJOG 2013; 120: 1321–1332
– Guerrier, G et al, 2013, Factors Associated with Severe Preeclampsia and Eclampsia in Jahun, Nigeria, (Online), International Journal of Women’s Health 2013:5 , diakses 9 Januari 2014,
(http://www.f_IJWH-47056-factorsassociated-with-severe-pre-eclampsia-andeclampsia-081713-17115.pdf).

– Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2010.

– Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Ibu : Jakarta

– Muti M, Tshimanga M, Notion GT, Bangure D, Chonzi P . Prevalence of pregnancy induced hypertension and pregnancy outcomes among women seeking maternity services in Harare, Zimbabwe. BMC
Cardiovasc Disord 2015; 15: 111.

– National Institute for Health and Clinical for Excellence (NHS), 2010, Hypertension in Pregnancy, (Online), hal 1-53, diakses 14 Januari 2014, (www.nice.org.uk/cg107).

– Puspitasari, Asmara. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubngan dengan Kejadian Preeklampsi pada Ibu Hamil di RS. Dokter Kariadi Semarang jurnal http://libunnes.ac.id/6814/disitasipada tanggal 1 Juli
2012

– Riyanto, A. 2011. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Art Team, Yogyakarta.

– Rozikhan. 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Program Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro, Semarang.
core.kmi.open.ac.uk/display/11718210/disitasi pada tanggal 1 November 2019

– Wellington K, Mulla ZD . Seasonal trend in the occurrence of preeclampsia and eclampsia in Texas. Am J Hypertens 2012; 25: 115–119.

– Wang Z, Wang P, Liu H, He X, Zhang J, Yan H, Xu D, Wang B . Maternal adiposity as an independent risk factor for pre-eclampsia: a meta-analysis of prospective cohort studies. Obes Rev 2013; 14: 508–
521.

– Ye C, Ruan Y, Zou L, Li G, Li C, Chen Y, Jia C, Megson IL, Wei J, Zhang W . The 2011 survey on hypertensive disorders of pregnancy (HDP) in China: prevalence, risk factors, complications, pregnancy and
perinatal outcomes. PLoS ONE 2014

Anda mungkin juga menyukai