Anda di halaman 1dari 6

BORANG PORTOFOLIO KEJIWAAN

Topik : Depresi Sedang Pada Penderita Tuberkulosis Paru


Tanggal (kasus) : 22 Oktober 2016 Peserta : dr. Fiqha Rosa Triani
Tangal presentasi : Pendamping : dr. Nanneng Rahmatia
Tempat presentasi :RSUD Morowali
Obyektif presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien perempuan berumur 40 tahun, sebagai ibu rumah tangga, sudah menikah, memiliki
3 orang anak, dibawa ke RSUD Morowali pada tanggal 22 Oktober 2016 dengan keluhan
utama sesak napas, batuk-batuk, susah tidur, nafsu makan berkurang dan mengurung diri
dikamar.
Tujuan: Mampu mendiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan status psikiatri dan
pemeriksaan fisik
Bahan bahasan: Tinjauan Riset Kasus Audit
pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi
Data pasien : Nama: Ny. M No registrasi: 004788
Nama klinik : RSUD Morowali Telp : Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Depresi sedang pada penderita tuberkulosis paru, Pasien mengurung diri dalam kamar,
susah tidur, nafsu makan berkurang, sesak napas dan batuk-batuk.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien hanya mengkonsumsi obat batuk dan obat panas yang diberikan dokter umum.
Pasien tidak minum minuman beralkohol dan merokok.
3. Riwayat kesehatan/Penyakit :
Sesak napas(+), batuk lama(+), demam lama(+), keringat malam(+), tidak ada riwayat
cedera kepala, tidak ada riwayat malaria, tidak ada riwayat digigit anjing, Tidak ada

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 1


dr. Fiqha Rosa Triani
riwayat gangguan di organ lain, tidak ada keluhan nyeri yang mengganggu, tidak ada
keluhan yang berhubungan dengan seksual dan gangguan somatosensorik lainnya.
4. Riwayat keluarga:
Hanya penderita yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat penyakit lain-lain dalam
keluarga disangkal.
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien selain sebagai ibu rumah tangga, pasien juga bekerja sebagai penjual kue untuk
meringankan beban finansial keluarganya. Pasien biasanya menjajakan jualannya dari
sekolah ke sekolah.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dam fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)
Pasien tinggal bersama dengan 3 anak kandungnya, anak pertama berjenis kelamin laki-
laki, anak kedua berjenis kelamin perempuan, anak ketiga berjenis kelamin perempuan,
berserta suami dan ibu kandung pasien. Pasien tinggal di rumah permanen, beratap seng,
memiliki 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Pasien saat ini jarang keluar rumah hanya
untuk berjalan-jalan, dan jarang berinteraksi dengan tetangga serta sanak saudaranya.
7. Pemeriksaan FISIK, Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD: 130/80 mmHg; N: 84x/m; R: 28x/m; S: 36,8oC
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
Thoraks : Rhonki +/+, Wheezing -/-
Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan suprapubik (-), nyeri tekan
epigastrium (-), peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Edema (-), akral hangat
Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak ada
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1. Nervus Olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi
2. Nervus Optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 2


dr. Fiqha Rosa Triani
3. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus
Abducens (N.VI)
Selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa gerakan bola mata pasien
wajar (dimana pasien mampu melirik ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan).
4. Nervus Trigeminus (N.V)
Selama wawancara pasien dapat tersenyum, dan wajah simetris.
5. Nervus Facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat tersenyum dan wajah
simetris antara kiri dan kanan.
6. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan dengan cukup tepat. Hal
ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Pasien ketika berjalan
terlihat stabil dan tidak terjatuh.
7. Nervus Glossofaringeus (N.IX)
Tidak dilakukan evaluasi
8. Nervus Vagus (N.X)
Tidak dilakukan evaluasi
9. Nervus Aksesorius (N.XI)
Selama wawancara terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepalanya ke kiri
dan ke kanan yang menandakan bahwa fungsi N.XI pasien dalam keadaan normal.
10. Nervus Hypoglossus (N.XII)
Tidak dilakukan evaluasi
Pemeriksaan penunjang
Dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam telah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa:
a. Kimia Darah : leukosit meningkat.
b. X-foto thorax : ditemukan bercak berawan pada paru kiri
Kesan : KP Sinistra lama aktif
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium Tgl 22 Oktober 2016
Hemoglobin : 10.5 g/dl
Leukosit : 12.500/mm3
Eritrosit : 3,89 x 106/mm3
Hematokrit : 31,7%

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 3


dr. Fiqha Rosa Triani
MCV : 81,4 fl
MCH : 27,0 pg
MCHV : 33,4 g/dl
Trombosit : 334.000

Daftar Pustaka:
1. Elvira S, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: 2010.
2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri. Alih bahasa: Kusuma W.
Karisma Publishing. Tangerang. 2010(I). vol 13. hal 699.
3. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa. Bagian ilmu kedokteran jiwa FK Unika Atma
jaya. Jakarta. 2007.
4. Maslim R. Penggunaan klinis obat psikotropik. Bagian ilmu kedokteran jiwa FK
Unika Atma jaya. Jakarta. 2007.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Depresi sedang pada tuberculosis paru
2. Mekanisme terjadinya Depresi pada Tuberculosis Paru
3. Menggali faktor resiko yang mungkin terjadi pada Depresi pada Tuberculosis paru
4. Penatalaksanaan Depresi
5. Edukasi mengenai penatalaksanaan non medikamentosa

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1. Subyektif:
Pasien perempuan berumur 40 tahun, sebagai ibu rumah tangga, sudah menikah,
memiliki 3 orang anak, dibawa ke RSUD Morowali pada tanggal 22 Oktober 2016
dengan keluhan utama sesak napas, batuk-batuk, susah tidur, nafsu makan berkurang
dan mengurung diri dikamar
Awalnya 1 bulan yang lalu, pasien batuk, sesak dan demam, kemudian diantar
berobat di tempat praktek dokter umum dan hanya diberikan obat batuk dan obat
panas tapi sakitnya tidak sembuh-sembuh malah makin berat. Menurut suami pasien
yang mengantar pasien ke tempat praktek dokter umum, dokter mencurigai pasien
menderita penyakit TB, setelah pulang dari tempat praktek dokter pasien mulai
mengurung diri di kamar, sering menangis dan tidak mau makan.

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 4


dr. Fiqha Rosa Triani
Pada tanggal 22 Oktober pasien masuk RS dan dirawat di ruang perawatan 2
penyakit dalam, dengan keluhan utama sesak napas, batuk-batuk berlendir warna
hijau, mengurung diri dalam kamar, susah tidur, dan nafsu makan berkurang.
Pemeriksaan status mental didapatkan perempuan sesuai usia, berpenampilan cukup
rapi, mood pasien hipotimik, afek luas. Pasien cukup kooperatif menjawab
pertanyaan, dengan volume suara yang sedang dan artikulasi jelas. Pada pasien tidak
ditemukan adanya waham. Orientasi waktu dan orang adalah baik, Tidak ada
gangguan persepsi dan proses pikir. Daya nilai baik.
2. Objektif:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis
Depresi sedang pada penderita tuberculosis paru. Pada kasus ini diagnosis di tegakkan
berdasarkan:
- Gejala Klinis ( Batuk- batuk berdahak, sesak nafas, nafsu makan menurun, susah
tidur, mengurung diri dikamar)
- Pada pemeriksaan fisik (Ronkhi di paru +/+)
- Pada pemeriksaan laboratorium ( ditemukan leukosit meningkat)
- Pada Foto Thorax ( Ditemukan bercak berawan pada paru kiri dengan kesan KP
Sinistra lama Aktif.
3. Assessment(penalaran klinis):
Depresi merupakan gangguan mental umum yang muncul dengan mood sedih,
kehilangan minat, penurunan gairah atau tenaga, merasa rendah diri, gangguan tidur
atau nafsu makan, dan konsentrasi menurun. Depresi juga dapat muncul dengan gejala
cemas. Masalah ini bisa menjadi kronis atau kumat tergantung stressor yang dialami
pasien.Lebih-lebih jika memberat depresi dapat menimbulkan gejala bunuh diri (WHO
2012).
Depresi merupakan penyebab ketidakmampuan baik pada perempuan maupun pada
laki-laki dengan perbandingan 2 : 1 (WHO, 2008). Kriteria Depresi menurut PPDGJ
III meliputi gejala mayor berupa afek sedih, hilang minat dan ketertarikan,
menurunnya tenaga dan perasaan mudah lelah meskipun beraktifitas sebentar saja.
Gejala minor dapat berupa konsentrasi dan perhatian yang menurun, rasa tidak percaya
dan memandang harga diri rendah, perasaan penuh dosa dan tidak berguna, pandangan
masa depan yang suram, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri, gangguan
siklus tidur dan nafsu makan menurun. Kriteria diagnosis depresi sedang dengan gejala

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 5


dr. Fiqha Rosa Triani
somatic apabila dijumpai sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya dan berlangsung minimum sekitar
2 minggu dan menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga disertai adanya gejala somatik yang pada
pemeriksaan fisik maupun penunjang tidak dijumpai adanya kelainan.
Pada kasus ini faktor resiko yang dapat menyebabkan pasien mengalami depresi adalah
pasien takut pada penyakit yang di deritanya, sehingga penderita menarik diri dari
lingkungan sekitarnya dengan cara mengurung diri dikamar, tidak mau makan dan
membiarkan pekerjaan rumah tangganya diurus oleh suaminya.
4. Plan:
Diagnosis : Depresi Sedang Pada Penderita Tuberkulosis Paru
Pengobatan depresi pada pasien ini diberikan fluoxetine tablet 20 mg, diberikan sekali
sehari pada pagi hari. Dosis ini dapat ditingkatkan setiap minggu jika tidak terjadi
perbaikan gejala klinis. Fluoxetine merupakan antidepresan generasi II yang bekerja
menghambat reabsorbsi serotonin. Pada pasien ini juga diberikan terapi psikoterapi
yaitu edukasi terhadap pasien agar memahami gangguanya, cara pengobatan, efek
samping yang dapat muncul, pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat
sehingga pasien sadar dan mengerti akan sakitnya.

Edukasi untuk keluarga Pasien


Keluarga pasien di harapkan untuk memperhatikan pasien dengan baik, memberikan
dukungan kepada pasien, mengantar pasien untuk mengontrol penyakitnya ke dokter
dan menjaga kepatuhan pasien untuk meminum pengobatan rutin 6 bulan untuk
penyakit Tuberkulosis Paru.

Mengetahui
Dokter Internship Dokter Pendamping

dr. Fiqha Rosa Triani dr. Nanneng Rahmatia

Borang Portofolio Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru Page 6


dr. Fiqha Rosa Triani

Anda mungkin juga menyukai