Anda di halaman 1dari 16

KONSELING

PRAKONSEPS
KONSELING
PRAKONSEPSI
I

SUPIANA SASTRA HADI PUTRA


ULFA SUSILAWATY ALAM

Supervisor : dr. Hj. Susiawaty Sp.OG., M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA


KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 2021
DEFINISI
Konseling prakonsepsi/prakehamilan adalah serangkaian
layanan, terutama didasarkan pada upaya preventif, untuk
membantu pria dan wanita mempersiapkan kehamilan
dengan cara meningkatkan kesehatan mereka sebelum
konsepsi, termasuk praktek-praktek kesehatan yang
berkaitan dengan menjaga kesuburan, mempersiapkan
kehamilan, serta mengidentifikasi dan mengatasi faktor-
faktor risiko melalui penyediaan konseling dan
melakukan diagnostik, terapi dan intervensi
farmakologis. (Centers for Disease Control and
Prevention/CDC, 2006)
Mengapa Konseling Prakonsepsi perlu dilakukan ?

Mengurangi mortalitas dan


morbiditas infant

Mengurangi mortalitas dan morbiditas


serta meningkatkan kesehatan ibu

Karena prenatal care


tidak cukup
TUJUAN
Meminimalkan kehamilan yang tidak direncanakan
Memaksimalkan intervensi penyakit-penyakit kronik untuk kehamilan (DM,
epilepsi, hipotiroid, gangguan kardiovaskular)

Menganjurkan perilaku sehat selama kehamilan


Konseling mengenai suplemen nutrisi, diet yang adekuat dan olahraga
cukup
Menawarkan vaksinasi yang tepat sebelum kehamilan (rubella, difteri,
hepatitis B)
Skrining terhadap kelainan genetik atau kromosomal

Meningkatkan kesiapan pasien untuk kehamilan dan menjadi orang tua.


KONSELOR dan KLIEN

Konselor Klien

• dokter obgyn
• dokter penyakit Semua wanita usia
dalam reproduksi
• dokter umum
• dokter keluarga
Hal-hal Yang Diperhatikan dalam Kunjungan

Asam folat 400 mcg/hari dimulai sebelum kehamilan dan diteruskan


Sumplementasi
hingga 6-12 minggu pascakonsepsi menurunkan kejadian neural
Asam Folat
tube defect (NTD)

IMT <18,5 kg/m2 dapat menjadi faktor risiko terjadinya


Wanita dengan BB
kurang
kelahiran prematur, osteoporosis, amenore, infertilitas, dan
aritmia
Kondisi Wanita dgn hipertensi pulmonal berisiko 50% kematian,
kontraindikasi sehingga perlu diberikan konseling tentang kontrasepsi yang
untuk hamil dapat digunakan
obat-obatan yang bersifat teratogenik harus dihindari selama
Obat-obat
kehamilan seperti metotrexat, ACE inhibitor, karbamazepin, asam
teratogen
valproat, dan tetrasiklin

Perlunya konseling tentang rencanan pengelolaan bila terdapat


Komplikasi
penyulit seperti riwayat perdarahan pascasalin, preeklampsia berat,
Obstetri
kelahiran prematur, dll.

Wanita dengan penyakit ginjal, diabetes, serta adanya riwayat


Masa Nifas
perdarahan pascasalin juga harus mendapatkan perhatian.
Skrining dan Identifikasi Faktor Risiko

o Riwayat Pribadi dan Keluarga


o Gaya hidup dan pekerjaan
o Riwayat medis - Diet dan berat badan
- Penyakit genetik - Olahraga
- Penyakit reproduksi - Kekerasan dalam rumah tangga

o Riwayat sosial o Risiko terhadap Infeksi menular


- Usia ibu seksual
- Usia ayah  Chlamidia, gonore, HIV, Hepatitis
- Obat-obatan dan merokok C, Herpes simpleks virus, sifilis
- Pajanan di lingkungan
o Imunisasi
 Hepatitis B, Influenza, Measles,
Mumps, Rubella, Tetanus, Difteri,
Pertusis, serta Varicella
Konseling Pada Wanita Dengan Penyakit Kronis
1. Hipertensi
- evaluasi untuk mencari kausa
- menilai fungsi ginjal dan jantung
- kegemukan adalah kofaktor yang dapat diubah pada banyak kasus
2. Penyakit ginjal
- menilai kreatinin serum
- wanita dgn penyakit ginjal berat dapat memilih untuk menunggu
transplatasi ginjal sebelum kehamilan
3. Diabetes mellitus
- perlunya kontrol glukosa melalui pengukuran HbA1c
- risiko terjadinya peningkatan mortalitas perinatal, berbagai malformasi,
gangguan pertumbuhan, persalinan prematur iatrogenik, ketidakstabilan
metabolik pada neonates, defek tabung saraf, anomali jantung dan ginjal
4. Epilepsi
- anak dari wanita epilepsi memiliki kemungkinan 2-3 kali lebih besar
mengalami kelainan struktural, terutama yang terpajan antikonvulsan
- rekomendasi untuk beralih ke regimen obat yang paling nonteratogenik,
atau jika perlu menghentikan pengobatan sebelum konsepsi

5. Penyakit jantung kongenital


- fungsi jantung secara cermat untuk dievaluasi untuk keselamatan janin
- wanita hipertensi pulmonal apa pun etiologinya, koarktasio aorta
komplikata atau sindrom Marfan disertai keterlibatan aorta
memiliki risiko kematian yang cukup besar sehingga layak
dianjurkan untuk tidak hamil

6. Tromboembolisme
- Wanita dgn riwayat penyakit tromboembolik berisiko tinggi (10%)
mengalami embolus berulang selama kehamilan
7. Trombofilia
- tingginya risiko kekambuhan, dan kehamilan dapat mempersulit
upaya pencegahan
- wanita dengan pengobatan warfarin perlu diganti dengan heparin
jika pasien ingin hamil karena efek teratogeniknya

8. Penyakit jaringan ikat


- penggunaan obat imunosupresif kuat perlu dihentikan sebelum
kehamilan karena ada kekhawatiran keamanan obat ini secara
teoritis

9. Penyakit psikiatrik
- penghentian pengobatan dapat meningkatkan kambuhnya penyakit
psikiatrik
Topik-topik Kunjungan
Rekomendasi dalam prekonsepsi

1)tanggung jawab individu,


2) kesadaran klien,
3) kunjungan pencegahan
4) intervensi untuk risiko yang teridentifikasi,
5) perawatan interkonsepsi,
6) pemeriksaan pra kehamilan,
7) cakupan asuransi kesehatan untuk wanita dengan pendapatan
rendah,
8) program dan strategi kesehatan masyarakat,
9) penelitian,
10) monitoring perkembangan.
Kesimpulan
 Konseling prakonsepsi merupakan ilmu kedokteran obstetrik
preventif.
 Konseling dan perawatan prakonsepsi penting untuk
mempersiapkan kehamilan yang aman serta menjaga
kesehatan ibu dan janin.
 Konselornya adalah dokter ahli ginekologi, ahli penyakit
dalam, dokter umum, dokter keluarga dan dokter anak,
sedangkan kliennya adalah semua wanit usia reproduksi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai