Anda di halaman 1dari 39

Komplikasi Kehamilan & Persalinan

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Rike Andriyani 152110101068
Dina Khomariyatul H 162110101250

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Jember
2018
DEFINISI KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN
POSTPARTUM
Komplikasi Kehamilan

Penyulit/ penyakit yg timbul menyertai


proses kehamilan dan diperberat oleh
proses kehamilan. (Wiknjosastro, 2002)
Macam–macam komplikasi
kehamilan (Depkes RI, 1997):
1. Komplikasi obstetrik langsung :
a. Perdarahan
b. Pre eklamsia/ Eklamsia
c. Kelainan letak (Letli dan Letsu)
d. Hidramnion
e. Ketuban pecah dini
2. Komplikasi obstetrik tidak langsung :
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
3.Komplikasi yg tidak berhubungan dgn obstetrik
(komplikasi akibat kecelakaan)
a. Kendaraan
b. Keracunan
c. Kebakaran
Komplikasi Persalinan
Kondisi dimana nyawa ibu maupun janin
terancam yang disebabkan oleh gangguan dari
kehamilan atau saat persalinan. (Depkes, 1997)
Jenis-jenis komplikasi persalinan :
1. Komplikasi Kala I dan Kala II
a. Persalinan macet
b. Distosia
2. Komplikasi Kala III dan Kala IV
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Eklamsia
d. Rupture uteri
e. Emboli air ketuban
FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Faktor risiko yg mempengaruhi terjadinya
komplikasi kehamilan & persalinan :
1. Faktor medis :
a. Penyakit ibu dan janin
b. Kelainan obstetri
c. Gangguan plasenta/ tali pusat
d. Kelainan letak janin
2. Faktor non medis :
a. Status gizi buruk
b. Pendidikan ibu rendah
c. Status ekonomi rendah
d. Usia ibu dengan resiko tinggi
e. Paritas tinggi
f. Jarak kelahiran terlalu dekat (<2th)
g. Sanitasi rendah
h. Ketidakteraturan ANC
i. Kurangnya fasilitas dan sarana kesehatan yg tersedia.
j. Kualitas pelayanan ANC tidak terstandart
k. Persalinan oleh tenaga non profesional
l. Persalinan di rumah
DAMPAK KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN
PERSALINAN
Dampak komplikasi kehamilan
dan persalinan :
1. Kematian ibu
2. IUGR
3. BBLR
4. Asfiksia
5. Kelahiran Prematur
6. Kematian /kecacatan janin

WHO memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya


akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar
80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi
selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO,2014).
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar
22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar
23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) hasil
SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDGs
2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, Bayi Berat Lahir
PREEKLAMSIA
DEFINISI
Suatu kondisi ibu yg disebabkan oleh keracunan
kehamilan dgn tanda2 oedem pd tungkai dan muka,
sakit kepala, hipertensi, albumin +.
Klasifikasi
a. Pre-eklamsia : suatu keadaan dgn timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan oedema akibat
kehamilan stl UK > 20minggu /segera stl lahir.
b. Eklamsia : adanya gejala pre-eklamsia ditambah dgn
timbulnya kejang dan/ koma.
Faktor risiko untuk preeklamsia
a. Kehamilan pertama
b. Gangguan aliran darah ke plasenta/ uterus
c. Kerusakan pd pembuluh darah plasenta
d. Gizi buruk
e. Penyakit autoimun
f. Genetik
g. Ibu hamil usia risti
h. Jarak kehamilan <2tahun
i. Usia Kehamilan
j. Status sosial ekonomi rendah
k. Riwayat hipertensi
l. Riwayat keluarga preeklamsia
m. Wanita dg lemak tubuh lebih tinggi dr rata-rata.
n. Wanita dengan diabetes
Dampak preeklamsia bagi janin
a. Kelahiran prematur
b. Kelahiran bayi cacat / perkembangan janin tidak sempurna
c. BBLR
d. Kematian bayi

Dampak preeklamsia bagi ibu


a. Penyakit kardiovaskuler
b. Gangguan penglihatan
c. Edema paru
d. Disfungsi hepatoseluler
e. Perubahan fungsi ginjal
PATOFISIOLOGI
• WHO memperkirakan prevalensi preeklamsia 7x lebih tinggi di negara berkembang (2,8%) dibanding
dgn negara maju (0,4%) (Osungbade, 2011)

• Insidensi preeklamsia terjadi sekitar 2-10% pd kehamilan di dunia, menyebabkan 50.000 kematian per
tahun di seluruh dunia, 10% dari total kematian maternal.

• Prevalensi di Amerika meningkat dr 3,4%(th 1980) menjadi 3,8%(th 2010)

• Di Inggris preeklamsia dan eklamsia menyebabkan 15% dr total mortalitas maternal, dgn 2/3 kematian
tersebut berhubungan dgn preeklamsia.

• Prevalensi di India sebanyak 28,7%(th 2014)


• Prevalensi di Indonesia sekitar 3-10% (Opitasari, 2014)
Pencegahan Primordial Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan Tersier

• Program perencanaan • Mengurangi faktor risiko • Deteksi dini atau skrining • Perawatan antenatal yang
persalinan dan yang dapat menyebabkan • diagnosis dini tepat
pencegahan preeklamsia pada wanita • Pengobatan dini:
komplikasi(P4K) hamil suplementasi kalsium,
• Adanya posyandu dan • Perkiraan jarak kehamilan aspirin dosis rendah,
bidan desa • Menjaga berat badan suplementasi antioksidan,
normal suplementasi vitamin C
• Mengurangi atau berhenti dan E dosis tinggi
merokok • Istirahat yang cukup
• Istirahat yang cukup • mengurangi konsumsi
• Mengurangi konsumsi garam, diet bawang putih
garam (penanganan
hipertensi sebagai faktor
risiko preeklamsia)
PENATALAKSANAAN

MANAJEMEN PEMBERIAN ANTI KORTIKOSTEROID KORTIKOSTEROID


EKSPEKTATIF MAGNESIU PADA SINDROM UNTUK
HIPERTENSI
/ AKTIF M SULFAT HELLP PEMATANGAN
PARU

Tujuannya, memperbaiki Tujuannya, Indikasi utama Masih belum dapat Kortikosteroid


luaran perinatal dengan mencegah dan pemberian direkomendasikan diberikan pada usia
mengurangi morbiditas mengurangi angka obat antihipertensi sampai didapatkan kehamilan ≤ 34
neonatal serta kejadian eklampsia, pada kehamilan bukti yang nyata minggu untuk
memperpanjang usia serta mengurangi adalah untuk terjadinya menurunkan risiko
kehamilan tanpa morbiditas dan keselamatan ibu penurunan RDS dan mortalitas
membahayakan ibu. mortalitas dalam mencegah morbiditas maternal janin serta neonataL
maternal serta penyakit
perinatal. serebrovaskular
Manajemen
Ekspektatif
Preeklampsia
Berat
PERDARAHAN PERSALINAN
(HAEMORRHAGE POSTPARTUM)
Perdarahan
Pengertian
Keluarnya darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak
(>500ml) setelah persalinan pervaginam atau >1000ml
setelah SC .
Faktor penyebab (Rustam,2000) :
a. Atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir
c. Retensio plasenta
d. Kelainan pembekuan darah
e. Sisa plasenta tertinggal
Faktor risiko perdarahan
a. Usia ibu hamil resiko tinggi
b. Multigravida
c. Paritas tinggi
d. Malnutrisi
e. Anemia
f. Tidak memeriksakan kehamilan

Dampak
Terjadinya syok hipovolemik dan menurunnya kesadaran
sehingga berisiko terhadap kematian ibu.

Perdarahan pasca persalinan yg mengakibatkan kematian maternal pd


wanita hamil yg melahirkan pd usia dibawah 20 th 2-5kali lebih tinggi
daripada usia 20-29th.
• Di berbagai negara, paling sedikit ¼ dr seluruh kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan dgn proporsi <10% sampai hampir 60%.

• Berdasarkan data WHO th 2012, angka kematian maternal di seluruh dunia yg


disebabkan oleh perdarahan postpartum mencapai 35%.

• Di Indonesia diperkirakan ada 14jt kasus perdarahan dalam kehamilan. Setiap


tahunnya paling sedikit 128.000 perempuan mengalami perdarahan sampai
meninggal.
Hubungan preeklamsia dgn
perdarahan
Ibu dengan preeklamsia mengalami penurunan volume
plasma yg mengakibatkan hemokonsentrasi dan
peningkatan hematokrit maternal. Vasospasme siklik
lebih lanjut menurunkan perfusi organ dgn
menghancurkan sel darah merah shg menyebabkan
hipofibrinogen. Jika fibrinogen berkurang, maka
perdarahan saat persalinan sulit dihentikan.
Penelitian di Belanda menunjukkan bahwa preeklamsia
meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
postpartum sebanyak 1.81 kali lipat.
(Postpartum Haemorrhage)

Pencegahan Primordial Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan Tersier

• Program perencanaan • Mengurangi faktor • Deteksi dini atau • Perawatan antenatal


persalinan dan risiko skrining yang tepat
pencegahan • Mengonsumsi • diagnosis dini
komplikasi(P4K) makanan dengan • Pengobatan dini:
• Adanya posyandu dan kandungan zat besi penggunaan
bidan desa yang cukup uterotonik, pemberian
• Pemberian kapsul Fe • Diet makan misoprostol
pada wanita hamil (mengatur pola
makan yang baik)
PENATALAKSANAAN

Ask for Help Disegerakan meminta pertolongan atau dirujuk ke


H rumah sakit bila persalinan di bidan/PKM

Assess (vital parameter, Penilaian jumlah darah yang keluar seakurat mungkin
A blood loss) and Resuscitate dan menentukan derajat perubahan hemodinamik

Establish Aetiology, Ensure Availability of Blood,


Ecbolics (Oxytocin, Ergometrin or Syntometrine bolus
Penentuan etiologi PPS (Perdarahan
E IV/ IM Pasca Salin)

Perdarahan banyak yang terjadi setelah plasenta lahir harus


M Massage the uterus segera ditangani dengan masase uterus dan pemberian obat-
obatan uterotonika

O Oxytocin infusion/
prostaglandins – IV/ per
rectal/ IM/ intramyometrial
Pemberian oksitosin sebanyak 40 unit dalam 500 cc
normal salin dengan kecepatan 125 cc/jam
PENATALAKSANAAN
Shift to theatre – exclude retained
products and trauma/ bimanual Segera evakuasi ke ruang operasi jika
S compression perdarahan masif masih tetap terjadi

Tamponade balloon/ uterine Tamponade uterus dapat membantu


packing mengurangi perdarahan bila perdarahan masih terus
T berlanjut
Apply compression sutures – B-
Pembedahan konservatif
O Lynch/ modified

S Systematic pelvic devascularization – uterine/ ovarian/ quadruple/ internal iliac

I Interventional radiologis, if appropriate, uterine artery embolization

S Subtotal/ total abdominal hysterectomy


UPAYA PEMERINTAH DALAM
MENURUNKAN AKI DAN AKB
Upaya menurunkan AKI & AKB
(Kemenkes RI,2012) :
1. Penempatan bidan desa
2. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dgn menggunakan buku KIA
3. Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi(P4K)
4. Penyediaan fasilitas kesehatan(PONED di
Puskesmas dan PONEK di RS)
5. Program Jampersal
CAPAIAN PELAKSANAAN P4K DI PUSKESMAS DI SELURUH
PROVINSI DI INDONESIA PADA TAHUN 2016
Daftar Pustaka
• Depkes RI. 1997. Deteksi Dini Penatalaksanaan Kehamilan Resti. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Depkes RI.
• Kementrian Kesehatan RI. 2012. Menuju Persalinan yang Aman dan Selamat agar Ibu
Sehat Bayi Sehat: Promkes Jakarta.
• Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
• Opitasari C,Andayasari L. 2014. Parity, education level and risk for (pre) eclamsia in
selected hospitals in Jakarta. Health Science Indonesia. 5(1):35-39
• Osungbade KO, Ige OK. 2011. Public Health Perspective of preeclamsia in developing
countries: implication for health system strengthening. Journal of Pregnancy. 10:1-6.
• Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
• WHO. 2012. Trends in Maternal Mortality: World Health Organization.
• WHO. 2014. Maternal Mortality: World Health Organization.
• Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
DAFTAR PUSTAKA
• Dekker, Guss dan Baha Sibai. 2001. Primary, secondary, and tertiary prevention of pre-eclampsia.
The Lancet Vol 357: 209-215
• Moura, Sammya Bezerra Maia e Holanda dkk. 2012. Prevention of Preeclampsia. Hindawi
Publishing Corporation Journal of Pregnancy Volume 2012:1-9
• Raghavan, S dkk. 2015. Misoprostol for primary versus secondary prevention of postpartum
haemorrhage: a cluster-randomised non-inferiority community trial. The Authors BJOG An
International Journal of Obstetrics and Gynaecology: 120-127
• World Health Organization. 2012. WHO recommendations for the prevention and treatment of
postpartum haemorrhage
• NSW Government. 2017. Maternity - Prevention, Early Recognition & Management of Postpartum
Haemorrhage (PPH)
• Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:
PERDARAHAN PASCA-SALIN
• Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2010. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:
DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA PRE-EKLAMSIA

Anda mungkin juga menyukai