Fase 2:
Persiapan persalinan
Fase 3:
Persalinan aktif
KOLAGEN
• Kolagen sebelum pematangan: ukuran fibril sama dan jarak
antar fibril sama
• Kolagen setelah pematangan: ukuran fibril tidak sama dan
jarak antar fibril tidak teratur adanya akumulasi dari
poorly cross-linked collagen menurunnya ekspresi matriks
protein integritas jaringan hilang dan tissue compliance
meningkat.
Fase 2:
Persiapan persalinan CONNECTIVE TISSUE
GLIKOSAMINOGLIKAN
• Glikosaminoglikan polisakarida dengan berat molekul tinggi yg bersama protein akan
membentuk proteoglikan.
• 1 Glikosaminoglikan = 1 hialuronan (pembentukannya dilakukan oleh enzim hialuronidase)
• Fungsi enzim hialuronidase tergantung ukuran dan berat molekulnya.
• Fungsi Hialuronidase dengan BM besar: meningkatkan viskoelastisitas dan disorganisasi
matriks jumlahnya mendominasi pada fase pematangan serviks
• Fungsi Hialuronidase dengan BM kecil: sebagai pro inflamasi dominan pada masa
kehamilan dan masa nifas
Fase 2:
Persiapan persalinan CONNECTIVE TISSUE
PROTEOGLIKAN
• Proteoglikan glikoprotein yang terdiri dari protein dan
glikosaminoglikan.
• Perubahan pada jumlah/ukuran dari komposisi proteoglikan perubahan
fungsi proteoglikan
• Proteoglikan yang mengandung kaya akan leusin diekspresikan pada
serviks melalui decorin, biglycan, dan fibromodulin.
• Fungsi decorin: akan berikatan dengan kolagen packaging of collagen.
Fase 2:
Persiapan persalinan MEDIATOR INFLAMASI
• Fase 1: kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi cukup agar
terjadi penipisan dan dilatasi serviks sampai 10cm
• Kontraksi rahim saat persalinan sangat sakit, hal ini mungkin karena:
Hipoksia dari kontraksi miometrium
Kompresi ganglia saraf di serviks dan rahim bagian bawah karena
kontraksi ikatan otot yang saling berhubungan.
Peregangan serviks saat dilatasi
Peregangan peritonium diatas fundus.
Fase 3:
Persalinan aktif Fase 1:
Onset klinis persalinan
Perubahan Serviks
• Kontraksi mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks.
• Serviks dikatakan melebar: 10 cm janin bisa ekspulsi melalui serviks.
• Penipisan serviks adalah obliterasi/ taking up serviks memperpendek
saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya lubang bundar
dengan ujung hampir setipis kertas.
• Serabut otot di serviks internal ditarik ke atas ke segmen bawah uterus
• Kondisi otot di serviks eksternal tidak berubah.
Fase 3:
Persalinan aktif Fase 1:
Onset klinis persalinan
Fase maximum
Fase aktif
slope
Fase deselerasi
Fase 3:
Persalinan aktif
Fase 2:
Penurunan/ekspulsi janin
Station adalah penurunan dari biparietal kepala janin terhadap garis yang
ditarik antara 2 ischiadicus ibu.
• Nulipara: penurunan kepala janin diamati pada fase maximum slope dan pada fase
tersebut terjadi penurunan maksimal.
Fase 3:
Persalinan aktif
Fase 2:
Penurunan/ekspulsi janin
Saat kontraksi: otot levator ani menarik rektum dan vagina ke depan dan ke
atas ke arah simfisis pubis menutup vagina.
Lainnya :
• Fetus matur merupakan inisiasi persalinan itu sendiri
• Produksi ureterotonin atau reseptor uterotonin meningkat
MYOMETRIAL ACTION
PERTIMBANGAN FISIOLOGI DAN ANATOMI
Walaupun sinyal bisa diberikan oleh fetus, uterus dan serviks pertama
harus siap untuk persalinan sebelum uterotonin yang dihasilkan oleh
atau yang dirilis distimulasikan oleh fetus bisa efektif optimal.
• Peregangan Uterus dan Proses Kelahiran
• Malpas (1933)
• Kaitan antara anensefali dan gestasi yang diperpanjang disebabkan
anomaly fungsi brain-pituitary-adrenal fetus. Kelenjar adrenal fetus
anensefali sangat kecil, dan pada kehamilan cukup bulan, hanya bisa
sebesar 5-10 persen dari fetus normal. Hal ini disebabkan oleh
kegagalan perkembangan zona fetus yang normanya pada hampir
seluruh massa adrenal fetus dan produksi C19-steroid hormone.
FASE 3 :
STIMULASI UTERIN
• Sinonim : kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi dan persalinan
serviks yang progresif, mendukung Uterotonin Theory of Labor
Initiation
• Peningkatan produksi uterotonin akan mengikuti ketika fase 1
ditangguhkan dan proses fase 2 uterin diimplementasikan.
• Sejumlah uterotonin mungkin penting untuk menyukseskan fase 3
(persalinan aktif)
• Uterotonin yang merupakan kandidat untuk induksi persalinan
termasuk oksitosin, prostaglandin, serotonin, histamin, PAF,
angiotensin II. Semuanya menstimulasi kontraksi otot polos melalui
G-protein coupling.
• Oksitosin dan Fase 3 Proses Kelahiran
Oksitosin :
• Disintesis di neuron magnoseluler dari supraoptic dan neuron
paraventrikuler.
• Prohormon ditransportasikan dengan protein pembawa, neurophysin,
sepanjang akson ke lobus neural dari kelenjar pituitary posterior
dalam vesikel untuk penyimpanan dan pelepasan nantinya.
• Prohormon dikonversi dengan enzim menjadi oksitosin selama
transport.
• Peranan Oksitosin di Fase 3 dan 4 Proses
Kelahiran
Karena induksi persalinan sukses dengan oksitosin, dicurigai berperan
dalam inisiasi partus.
Oksitosin merupakan uterotonin poten dan terjadi natural pada manusia
Observasi yang mendukung teori ini
• (1) jumlah reseptor oksitosin meningkat pesat di myometrium dan
jaringan desidua mendekati akhir gestasi;
• (2) oksitosin bertindak pada jaringan desidua untuk mendorong
pelepasan prostaglandin
• (3) oksitosin disintesis langsung di desidua dan jaringan fetus
ekstraembrional dan di plsenta.
• Peranan Oksitosin di Fase 3 dan 4 Proses
Kelahiran
Peningkatan oksitosin serum maternal :
• (1) Selama persalinan tahap 2, dimana di akhir fase 3 partus
• (2) Di awal puerperium
• (3) Selama menyusui