1. Uterine quiesence Uterus tenang dan tidak responsif thd kontraksi Vaskularisasi dan ukuran uterus berubah untuk mengakomodasi kehamilan Dapat terjadi kontraksi palsu (Braxton hicks) 2. Cervical softening Fungsi utama serviks o Mengatur fungsi barier utk melindungi saluran reproduksi dari infeksi o Mengatur kompetensi serviks tdh gravitasi o Orkestrasi perubahan matriks ekstra selular Servik mengalami perlunakan (softening) Pada wanita tidak hamil, serviks kaku dan tertutup, kenyal seperti kartilago nasal. Pada akhir kehamilan, serviks menjadi mudah melebar, dan lembut seperti bibir. Perlukanan disebabkan oleh peningkatan vaskuler, hipertrofi stromal, hipertrofi dan hiperplasia kelenjar, dan perubahan komposisi matriks ekstra seluler (kolagen). Perubahan kolagen menyebabkan perubahan kekuatan dan fleksibilitas jaringan (compliance). Hal ini penting utk mempertahankan kehamilan.
Fase 2 Persiapan (6-8 minggu terakhir kehamilan) 1. Uterus diaktifkan o Peningkatan jumlah reseptor oxytocin, prostaglandin F dan connexin o Pembentukan SBR 2. Pematangan serviks (Cervical Ripening) o Terjadi karena perubahan pada jaringan ikat serviks Kolagen ( tipe I, III, IV ) Komponen terbesar penyusun serviks. Pada fase pematangan, ikatan struktur antar kolagen menjadi longgar sehingga compliance serviks meningkat. Glycosaminoglycan Disebut juga Hyaluronan (HA), dihasilkan oleh Hyaluronan Synthase Isoenzyme. Enzyme ini meningkat pada fase pematangan serviks. Fungsinya tergantung ukurannya HA molekul besar : meningkatkan viskoelastisitas dan disorganisasi matriks HA molekul kecil : sebagai faktor proinflamasi. Proteoglycan Merupakan polisakarida yg terdiri dari rantai HA dan protein Proteoglycan menyebabkan serat kolagen menjadi lemah, pendek dan disorganized. Sel inflamasi Pada saat cervical ripening, sel inflamasi masuk ke dalam stroma serviks, dan semakin meningkat saat fase post partum untuk proses remodelling dan repair serviks. 3. Epital endoserviks Terdiri dari epitel kolumnar mucinosum dan epitel squamous bertingkat, berfungsi menghambat infeksi bakteri, mengatur hidrasi serviks, dan barrier serviks. 4. Induksi dan pencegahan pematangan serviks o Insufisiensi serviks dapat dicegah dg cercival cerclage o Pematangan serviks dapat dilakukan dg pemberian prostaglandin dan antagonis progesteron
Fase 3 Persalinan Terbagi menjadi 3 tahap (kala) Kala 1 (effacement dan dilatation) Kala 2 (fetal expulsion) Kala 3 (placental separation and expulsion)
1. Kala 1 (effacement dan dilatation) Dimulai timbulnya kontraksi yang adekuat sampai serviks dilatasi sempurna. Ditandai dg munculnya “Bloody Show”. o Kontraksi Uterus Nyeri pada kontraksi disebabkan oleh 4 hal : Hipoksia myometeium yg berkontraksi Kompresi saraf akibat kontraksi otot pada SBR dan serviks Penarikan serviks saat dilatasi Peregangan peritoneum pada fundus Manipulasi serviks dan “stripping” plasenta dapat meningkatkan kontraksi karena merangsang peningkatan prostaglandin. Kontraksi yg terus menerus tanpa fase relaksasi dapat berbahaya bagi janin, karena menurunkan aliran darah plasenta.
Selama kontraksi, segmen atas rahim teraba kencang, sedangkan SBR lebih lunak, dan pasif. Myometrium yg berkontraksi tidak kembali pada keadaan semula, tetapi menjadi lebih pendek. Hal ini penting agar tekanan intra uterin tetap tinggi. Hal ini juga menyebabkan terbentuknya cincin retraksi fisiologi, jika hal ini terlalu ekstrim dapat menyebabkan munculnya cincin retraksi patologi. Selain itu, kontraksi juga menyebabkan diameter horisontal menurun, sehingga membuat vertebra janin menjadi lurus. Setelah pembukaan sempurna, kekuatan kontraksi juga dibantu oleh kontraksi otot abdomen dan bantuan respirasi dg menutup glotis.
o Perubahan Serviks Akibat terjadi kontraksi, ada 2 hal yg terjadi pada serviks, yaitu penipisan dan dilatasi. Penipisan serviks terjadi karena pemendekan dari kanalis servikalis, dari sekitar 2cm menjadi setipis kertas. Hal ini terjadi karena otot polos serviks tertarik ke bagian bawah rahim. Dilatasi serviks terjadi akibat tahanan pada serviks dan SBR yang kecil sehingga menyebabkan tarikan sentrifugal pada serviks. Kontraksi pada uterus yang menekan membran, dan menyebabkan peningkatan tekanan pada membran dan kemudian menyebabkan dilatasi pada serviks. Pada kasus ketuban pecah dini, tekanan membran pada serviks digantikan oleh bagian terbawah dari janin. Dilatasi serviks terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase aktif terbagi menjadi 3, yaitu akselerasi, maksimal slope, dan deselerasi. Kala 1 berakhir ketika dilatasi serviks telah selesai.