PHASES OF PARTURITION
Fase 1 : Uterine Quiescence
Miometrium dalam keadaan tenang Quiescent dan
serviks dalam keadaan kaku firm
Apabila terjadi dilatasi servikal dini (prematur), struktur
serviks yang tidak adekuat atau keduanya, maka
mungkin akan terjadi persalinan prematur.
Terkadang pada fase ini, terjadi kontraksi miometrium,
namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan dilatasi
serviks. Kontraksi tersebut biasanya ditandai dengan
kontraksi yang tidak teratur, kontraksi bisa kuat dan
lemah, waktu kontraksi yang singkat. Kontraksi
tersebut dikenal dengan istilah kontraksi Braxton-Hicks
atau persalinan palsu. Kontraksi ini mulai terasa pada
minggu ke-26 kehamilan.
Cervical Softening
wanita yang tidak hamil servix tertutup dan
padat, konsistensinya sama seperti kartilago
pada hidung.
Sampai akkhir kehamilan , servik Mudah
diregangkan, konsistensi serupa dengan bibir
rongga mulut.
Hegar (1895) Pertama kali dijelaskan pelunakan
pada segmen uterus bagian bawah pada usia
kehamilan 4 sampai 6 minggu untuk
mendiagnosis kehamilan.
Secara klinis, pemeliharaan integritas anatomis
dan integritas serviks sangat penting untuk
kelanjutan kehamilan.
Cervical Softening
Structural Changes with Softening.
Pelunakan serviks peningkatan vaskularitas, hipertrofi
stroma, hipertrofi glandular, dan perubahan
komposisi atau struktural dari matriks ekstraselular.
Selama perubahan matriks, kolagen protein utama
struktural di serviks undergoes perubahan
konformasi mengubah kekuatan dan fleksibilitas
jaringan.
Peran klinis perubahan matriks diperlihatkan
meningkatnya prevalensi inkompetensi serviks pada
wanita dengan defek herediter atau penyusun
kolagen dan elastin seperti sindrom marfandan Ehlers
Danlos
Fase 2 : Persiapan Persalinan
Untuk mempersiapkan kehamilan, ketenangan
myometrium selama fase 1 harus d hentikan melalui
proses pengaktifan uterus proses ini membentuk
fase 2 dan mencerminkan perubahan uterus selama 6
– 8 minggu terakhir kehamilan
Proses yang menyebabkan pergeseran pada fase 2
ini dapat menyebabkan persalinan preterm atau
tertunda
Perubahan Miometrium
Terjadi perubahan kontraksi uterus yang jarang dan tidak nyeri
menjadi kontraksi yang lebih sering. Hal ini disebabkan karena
terjadi perubahan ekspresi protein CAPs (Contraction-
associated proteins) yang mengawasi kontraktibilitas
myometrium
Pada fase ini terjadi peningkatan reseptor oksitosin pada
miometrium, peningkatan jumlah dan luas permukaan dari
gap junction sel miometrium seperti connesin-43. Adanya
proses perubahan pada miometrium tersebut menyebabkan
peningkatan iritabilitas dan responsivitas terhadap uterotonin.
Pada perkembangan segmen bawah rahim yang baik,
kepala janin akan turun melalui inlet (PAP), dikenal dengan
istilah lightening. Perut akan mengalami perubahan bentuk.
Gambaran lightening pada primigravida menunjukan
hubungan normal antara tiga P yaitu, power (kekuatan his),
passage (jalan lahir normal), dan passanger (janinnya dan
plasenta). Pada multipara gambarannya tidak jelas, karena
kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
persalinan.
Cervical Connective Tissue
Collagen.
Servik adalah matriks yang kaya jaringan ekstraselular collagen tipe
I, III, IV, Glikosaminoglikan Proteoglikan dan Elastin
collagen adalah komponn utama serviks dan berperan besar dalam
menentukan disposisi struktur serviks
Masing molekul collagen terdiri atas tiga rantai alfa yang saling
mengelilingi untuk membentuk procollagen.
Beberapa molekul heliks triple kolagen dihubungkan silang satu sama
lain oleh tindakan lisil oksidase untuk membentuk fibril
berinteraksi dengan proteoglikan kecil seperti decorin atau
biglycan, serta protein matriks selular seperti trombospondin 2.
Metalprotease MMP adalah protease yang mampu mengurai matriks
protein ekstrasel, sebagian studi menunjang peran MMPdalam
pematangan serviks dan sebagian menyebutkan perubahan
biokimiawi tidak semata berkaitan dengan aktivasi kolagen dan
hilangnya kolagen.
Glycosaminoglycans (GAGs)
Ini adalah polisakarida berberat molekul tinggi yang mengandung gula asam amino dan
dapat membentuk kompleks dengan protein proteogilkan
Salah satu GAGs adalah Hialuronan HA yang pada mencit mendominasi sselama fase
pematangan, memiliki peran meningkatkan viscoelastisitas dan organisasi matriks
Pentingnya perubahan teratur pada ukuran HA selama pematangan dan pembukaan servik
ditunjang oleh studi tentang pemberian Hialuronidase ke serviks pada wanita aterm,
pemberian ini menyebabkan berkurangnya durasi persalinan dan insiden pelahiran cesar
akibat malfungsi serviks
Proteoglycans.
Perubahan jumlah protein inti atau dalam jumlah, panjang, atau derajat sulfasi rantai GAG
dapat mempengaruhi fungsi proteoglikan.
Pada jaringan ikat lainnya, decorin dan anggota keluarga lainnya berinteraksi dengan
kolagen dan mempengaruhi pengemasan dan urutan fibril kolagen.
Fibril kolagen ditata ulang di kulit tikus yang kekurangan dekoratif dan menghasilkan serabut
kolagen yang melemah, disingkat, dan tidak teratur.
Selain serviks, proteoglikan ini diekspresikan di membran janin dan rahim. Perubahan tingkat
ekspresi dapat mengatur fungsi streng th dan uterine membrane janin.
Fase 3 : Persalinan
Sinonim dengan persalinan aktif, dan d bagi
kedalam 3 stadium :
Kala 1 berawal pada kontraksi uterus yang
mampu menyebabkan penipisan serviks
Effaccement.
Kala ini berakhir pada saat serviks dilatasi
pembukaan lengkap10 cm sehingga kepal
dapat lewat
Kala 2 Kala pengeluaran bayi
dimulai dari pembukaan servik lenkap sampai
komplet persalinan
Kala 3 Kala pemisahan Pengeluaran plasenta
PHASES OF PARTURITION
Kala 1 Persalinan
Pada beberapa wanita, kontraksi kuat uterus dapat berefek
pada dilatasi serviks, penurunan kepala fetus, kelahiran
fetus yang dimulai secara mendadak dan terlihat seperti
tanpa peringatan. Pada sebagian wanita, inisiasi
terjadinya kelahiran ditandai dengan keluarnya sekret
berupa bercak darah dan lendir vagina secara spontan
Disebabkan karena timbulnya robekan-robekan kecil pada
ostium internum yang mulai membuka dan juga karena
selaput lendir rahim sekitar ostium internum itu mulai
terlepas dari selubung janin
Pada fase ini menunjukkan ekstruksi mucus yang berasal dari
canalis servikalis dan dikenal dengan istilah ‘bloody
show’. Keluarnya mucus menandakan bahwa proses
kelahiran akan segera berlangsung atau akan terjadi
persalinan dalam beberapa jam sampai beberapa hari
kemudian
Kontraksi Uterus Pada Persalinan
Kontraksi otot fisiologis, otot polos uterus saat
persalinan terasa sakit, disebabkan oleh :
(1) Hipoksia miometrium yang berkontraksi
seperti halnya dengan angina pektoris;
(2) Kompresi ganglia saraf di serviks dan
rahim bawah oleh bundel otot yang saling
berkontraksi;
(3) Peregangan leher rahim selama dilatasi;
dan
(4) Peregangan peritoneum yang terdapat
di atas fundus.
Kontraksi uterus yang tidak disadari sebagian
besar, terlepas dari kontrol ekstrauterine. Blokade
saraf dari analgesia epidural tidak mengurangi
frekuensi atau intensitasnya.
Dalam contoh lain, kontraksi miometrium pada
wanita lumpuh dan pada wanita setelah
sympathectomi lumbar bilateral normal tapi
tidak menimbulkan rasa sakit.
Peregangan mekanis leher rahim meningkatkan
aktivitas rahim pada beberapa spesies
Ferguson reflex (Ferguson, 1941).
Mekanisme pastinya tidak jelas, dan pelepasan
oksitosin sudah disarankan namun tidak terbukti.
Manipulasi serviks dan “stripping" selaput janin
dikaitkan dengan peningkatan kadar metabolit
prostaglandin F2α (PGFM) dalam darah.
Interval antara kontraksi berkurang secara
bertahap kira-kira 10 menit pada permulaan kala
1persalinan sampai hanya 1 menit atau kurang
pada kala 2.
Periode relaksasi antara kontraksi, bagaimanapun,
sangat penting untuk kesejahteraan janin.
Kontraksi yang terus menerus mengganggu aliran
darah uteroplasenta cukup menyebabkan
hipoksemia janin.
Pada fase aktif persalinan, durasi masing-masing
kontraksi berkisar antara 30 sampai 90 detik, rata-
rata sekitar 1 menit.
Ada variabilitas yang cukup besar dalam intensitas
kontraksi selama persalinan normal.
Secara khusus, tekanan cairan amnion yang
dihasilkan oleh kontraksi selama persalinan spontan
rata-rata 40 mmHg, namun bervariasi dari 20
sampai 60 mmHg.
Perkembangan segmen
atas dan bawah rahim
Segmen atas rahim (bagian aktif) akan terus berkontraksi
sehingga dapat menurunkan isi rahim ke bawah, namun
tegangan miometrium tetap konstan. Pada otot
miometrium akan tetap memiliki tonus, dan tetap
meregang dan tetap berkontraksi jika terdapat stimulasi.
Pada pemanjangan serat dari segmen bawah rahim
akibat dari pregresifitas proses kelahiran ditandai dengan
penipisan dari otot pada segmen bawah rahim sehingga
ketebalan dinding rahim hanya sekitar beberapa
milimeter
Pada saat penipisan segmen bawah rahim terjadi secara
berlebihan, yang disebabkan karena persalinan
terhambat (obstruksi persalinan), cincin retraksi akan
semakin jelas dan membentuk cincin retraksi patologis.
Pada keadaan abnormal, dikenal dengan istilah cincin
Bandl
Perubahan bentuk uterus
selama persalinan
Setiap kontraksi menghasilkan elongasi dari uterus
(pemanjangan uterus), dan mencegah ukuran diameter
horizontal uterus. Adanya perubahan bentuk tersebut, akan
memberikan efek pada proses persalinan
Pertama, penurunan diameter horizontal mengakibatkan
columna vertebralis fetus menjadi lurus. Hal ini menekan
kutub atas dari fetus sehingga melawan arah fundus,
dimana arah kutub bawah berada di panggul
Kedua, fetus pada posisi memanjang akan menyebabkan
serat miometrium longitudinal teregang serta karena
segemen bawah rahim dan serviks merupakan bagian
uterus yang fleksibel, sehingga keadaan tersebut
mendukung proses ekspulsi fetus
Tekanan mengedan dalam
persalinan
Setelah serviks berdilatasi maksimal, hal terpenting
lainnya yaitu kekuatan ekspulsi fetus yang
diproduksi dari tekanan intra-abdominal dari
maternal yang dapat dirangsang dengan
melakukan respirasi paksa dengan menutup glotis.
Tenaga paksa alamiah dapat diperoleh dari
perasaan mengedan
Setelah kepala memasuki ruang panggul, maka
pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Wanita merasakan pula tekanan pada
rectum dan hendak buang air besar. Kemudia
perineum mulai menonjol menjadi lebar dengan
anus membuka
Kala 2 : Penurunan Fetus