Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

1. KAJIAN TEORI

A. PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS PSIKOLOGIS KEHAMILAN

1. Perubahan Anatomi Fisiologis Ibu Hamil


1.1 Sistem Reproduksi
a. Trimester I
1) Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-
sel otot sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas.
Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan
elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan
meningkatkan kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal,
tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis
pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan
kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama
oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi,
setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus
didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan
tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit
dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan
berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus
yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih
cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan
uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih
seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan

1
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih
panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir
kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal
mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan
keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak
trimester I kehamillan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak
teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
2) Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda
Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar
servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi
livid yang disebut tanda Chadwick.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang
relatif minimal.
4) Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina
tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi
lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap
infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel
pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas

2
vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan
mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan
produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar,
hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
b. Trimester II
1) Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada
kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban
dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
a) Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga
pelvis.
b) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
c) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi
rongga abdomen kanan atau kiri
Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi
oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis)
telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan
simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada
kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada
kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.
2) Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut
dengan tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan
mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan
pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di sebut
tanda Chandwick.
3) Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih

3
pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan
16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih
3 cm)
4) Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan
sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
c. Trimester III
1) Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram
pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28
minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat,
Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus
xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari
dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih
nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi
lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas
yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini
dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas
lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2) Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks
menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan
ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan
ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks
tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri
keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus,

4
serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti
spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron.
Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama
pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3) Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.
4) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh
esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat
lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio
serviks di sebut tanda chadwick.
1.2 Payudara
a. Trimester I
Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula
dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi

5
pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian
mammae dipersiapkan untuk laktasi.
Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-
alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae
akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh
areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea
(lemak) yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel
Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol
dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat
di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan
payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara
bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan
suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat,
seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan
kulit. Kongsti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida.
Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
b. Trimester II
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-
kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena
diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan
20 minggu.
c. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan
untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan
progesteron.Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya
peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil.
Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum
secara periodik.

6
1.3 Sistem Endokrin
a. Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan
pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG
meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan
6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan
terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga
hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut perubahan-
perubahan hormonal selama kehamilan:
1) Estrogen
Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan
dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2) Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan
estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250
mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos menurun
dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak disimpan
dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas.
Lemak berfungsi sebagai cadangan enrgi baik pada masa hamil
maupun menyusui.
3) Human chorionic gonadotropin (HCG)
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah
perubahan da merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya
terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi.fungsi utamanya
adalah mempertahankan korpus luteim.
4) Human placental lactogen (HPL).
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone

7
pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan
insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone
plasenta.

6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan
sekresi estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen
ditingkat target organ.
7) Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
8) SH,ACTH, dan MSH
Hormone-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh
kehamilan.
9) Titoksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding
globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen, dan juga
merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan prningkatan
vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
10) Aldosteron, Renin dan angiotensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intravaskuler.
11) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen,
progesterone dan HPL.
12) Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.

8
b. Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta
terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk
tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah.
1. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar
sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin
tirotropin & prolaktin.
2. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk
membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga
dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin.
3. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat
produksi tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
4. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi
bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya.
Karna janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan
tulangnya sendiri.
5. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna
mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan
dan penghambatan mortilitas uterus.
c. Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron
merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk
persiapan laktasi.
1.4 Sistem Kekebalan
a. Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan
terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar
immunoglobin dalam kehamilan tidak berubah.
b. Trimester II

9
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena
hasil pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin
dapat diterima oleh sistem imunitas tubuh, hal ini merupakan
keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang mekanisme
sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam
janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan terus
meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi
diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.

c. Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons
imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum
menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar
terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga
trimester terakhir. Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan
penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.
1.5 Sistem Perkemihan
a. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang
dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat
pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air
kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah.
Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal

10
kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme
dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk
sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat
wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak
efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring
telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga
curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi
jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
b. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada
trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul
sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena
kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai
sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan
kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu
atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter
lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang
berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

11
2. Perubahan Psikolgis Ibu Hamil
a. Perubahan Psikologis pada Trimester I
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
c. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

12
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitive)

B. KEBUTUHAN IBU HAMIL


a. Nutrisi
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu
ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Pada dasarnnya menu makan
yang diperlukan adalah pola makan yang sehat. Hanya saja Ibu hamil harus
lebih berhati-hati ketika memilih makanan. Dengan kebutuhan nutrisi yang
meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat, dan sebagainya, ibu hamil pun
perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan yang ideal berkisar antara
12-15 kilogram. Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi
tekanan darah. Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu
hamil.
1) Kalori
Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal per
harinya.
2) Asam folat
Pada trimester pertama bayi membutuhkan 400 mg per harinya.
3) Protein
Kebutuhan ibu hamil akan protein adalah 60 gram setiap harinya, atau
10 gram lebih banyak daripada biasanya.
4) Kalsium
Zat ini berfungsi untuki pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan
pemenuhan kebutuhan kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil
dapat terhindar dari osteoporosis.

13
5) Zat besi.
Berfungsi dalam pembentukan darah, terutama untuk membentuk sel
darah merah hemoglobin, serta mengurangi resiko ibu hamil terkena
anemia. Kandungan zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan
memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan beberapa zat yang penting :
Tidak hamil Hamil Laktasi
Kalori Kal 2500 2500 2500
Protein gr 60 85 100
Calsium gr 0,8 1,5 2
Fernem mg 12 15 15
Vitamin A si 5000 6000 8000
Vitamin B mg 1,5 1,8 2,3
Vitamin C mg 70 100 150
Riboflavin mg 2,2 2,5 3
As. nikotitinat mg 15 10 23
Vitamin D si + 400-800 400-800

b. Oksigen
Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi.
Kebutuhan Oksigen Bagi Ibu Selama Kehamilan Trimester I, II, dan III.
Oksigen (O2) merupakan kunci segala kehidupan. Pada ibu hamil, kebutuhan
oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama dari
trimester I, II dan III. Hal ini merupakan hal yang wajar, karena konsumsi
oksigen pada ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan
untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Oksigen yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah oksigen yang sehat dan termasuk dalam kriteria
oksigen yang baik. Adapun kriteria oksigen yang baik dan dibutuhkan oleh ibu
hamil adalah sebagai berikut :

14
1) Bersih dan Segar
Ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk berolah raga pada pagi
hari ( jalan pagi), hal ini dimaksudkan agar konsumsi oksigen yang masih
bersih dan segar dapat berlangsung. Oksigen kotor yang didapatkan
sebelumnya bertukar dengan oksigen yang segar dan bersih.
2) Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor
menjadikan semakin rentannya oksigen yang kita hirup mengandung zat
yang berbahaya buat tubuh, mulai dari udara yang mengandung timbel
sampai yang mengandung residu. Polusi udara dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara, antara lain
dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah
penyakit.
3) Tidak Bau
Seorang ibu hamil harus menghindari tempat keramaian yang
memiliki kualitas oksigen yang buruk karena ibu hamil memiliki
sensitifitas bau yang cukup tinggi karena ibu mudah mual akibat mencium
aroma yang tidak enak selain itu di tempat keramian rentan dengan polusi
udara yang tidak baik untk ibu, seperti terminal, ataupun ruangan yang
sering digunakan untuk merokok.
c. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus
dibersihakan kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan
karena gig yang bersih menjamin pencernaan yang sempurna. Personal hygine
yang perlu diperhatikan
1) Perawatan rambut
2) Perawatan gigi
3) Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi
4) Perawatan payudara
5) Perawatan vulva danan vagina

15
Selain perawatan pada organ reproduksi ibu hamil perlu menjaga
kebersihan diri yaitu :

a) Kebersihan Rambut & Kulit Kepala


Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama
kehamilan karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan
mungkin memerlukan keramas lebih sering.
b) Kebersihan Gigi dan Mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut
untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih
tertinggal didalam gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan
bau mulut.
c) Kebersihan Payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus
dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum.
d) Kebersihan Vulva
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keberishan
vulva pada ibu hamil :
(1) Celana dalam harus kering karena celana dalam yang basah
dapat menyebabkan iritasi di vulva dan mempersubur
pertumbuhan flora negative.
(2) Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina karena efek
samping dari obat semprot dalam mempengaruhi kehamilan dan
menyebabkan iritasi.
(3) Sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus karena jika tidak
dilap akan menambah kelebaman.
e) Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek
penting dalam mempertahankan perawatan diri, melalui kuku
berbagai kuman dapat masuk kee dalam tubuh, untuk itu seharusnya
kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih.

16
f) Kebersihan Kulit
Kelenjar kulit mungkin lebih aktif selama kehamilan dan
pasien mungkin cenderung lebih berkeringat.
g) Kebersihan Pakaian
Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau
mungkin bahkan lebih sedikit perhatian dari pada waktu lain.
Pakaian harus ringan, nonconstrictive, disesuaikan, penyerap, dan
meningkatkan rasa kesejahteraan pasien.
d. Seksualitas
Ibu hamil yang tidak memiliki komplikasi bisa melakukan aktifitas
sexual secara normal seperti sebelum hamil tapi dengan posisi yang tidak
menanggu kesejahtraan janin dan menggunakan kontrasepsi kondom.
Kontaindikasi hubungan sexual pada kehamilan yaitu riwayat kelahiran
premature, ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui
penyebnya, penyakit menular seksual,plasenta previa,dan lain-lain. Faktor
yang mempengaruhi hubungan seksual pada kehamilan diantaranya :
Kelelahan, Morning sickness (mual dan muntah), Perut membesar, Ketegangan
pada alat genitalia, Payudara tegang dan Perdarahan
e. Pakaian
Pakaian yang baik untuk dikenakan pada ibu hamil harus nyaman,
mudah menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan
dibagian perut atau pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu ketat
dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah.
f. Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan
ini terjadi peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan
metabolisme diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam
hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

17
g. Istirahat Dan Tidur
Selama hamil, tubuh Ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini
sama dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai
perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu
sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar
30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam.
h. Eliminasi
1) Eliminasi Urin
Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh
baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri
dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan
eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
2) Eliminasi Alvi (Defekasi)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut
buang air besar. Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi,
yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum,
terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks
defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.
i. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan
imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan
kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian
ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk
melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan
pada trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4
minggu. Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
1) TT 1 selama kunjungan antenatal I
2) TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
3) TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
4) TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
5) TT 5 → 1 tahun setelah TT 4

18
C. TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I, II, DAN III
1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda
dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir
tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan
kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2008).
1) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Berdasarkan jenisnya abortus dibagi menjadi:
(a) Abortus Imminens (threatened)
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat
pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan
pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus
iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama
dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah.
Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit,
namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak
adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real
time ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong
amnion normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion
kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat janin utuh.

19
(b) Abortus Insipien (inevitable)
Merupakan suatu abortusyang tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan
adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga
nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat.
Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum
serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil
Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih
berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus
kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di
bagian bawah.
(c) Abortus Incompletus (incomplete)
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri
eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan
ireguler.
(d) Abortus Completus (complete)
Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit,
osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan
menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus
yang kosong.
(e) Missed Abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu,
tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau
lebih.

20
(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)
Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga
kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi
hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
2) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang
pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik
berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik
tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung
pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-
6 per seribu kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik
tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya
menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang
sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar
rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi
rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu.
Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada
perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat
atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang
terkumpul dalam peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan
rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya
tandatanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas
dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari
Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uterus kanan dan kiri.
3) Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili

21
korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara
makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2
cm.
Pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa
berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan
lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat.
Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya
besar uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada pula kasuskasus
yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walaupun jaringannya
belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan trofoblas
tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya
dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya
keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke
rumah sakit.
Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama
sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias
intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga
menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya
pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.
b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa
terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu.
Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum.
c) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

22
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu
hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I.
d) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau
gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)
a) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas.
b) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1
jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine
Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin

23
didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya
lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
c) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr%
pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi
atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi
3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)
a) Perdarahan Pervaginam
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin
lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
b) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan
sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan
yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia.
c) Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan

24
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur,
dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan
tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah
pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema
retina dan spasme pembuluh darah).
d) Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.
e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1
jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang
pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda

25
persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda
persalinan ini disebut ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara
dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya
infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai
terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan
kematian ibu atau janin dalam rahim.
g) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia.
h) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari
2500 gram).
i) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke
dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda
atau gejala–gejala penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas.

26
D. ASUHAN KUNJUNGAN AWAL DAN KUNJUNGAN ULANG
1. ANC (Antenatal Care)
ANC adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan atau
prenatal care. Dalam ANC setidaknya ibu melakukan kunjungan 4 kali selama
kehamilan.
Menurut Arifin (1996) Standar Pelayanan ANC meliputi standar 14T,
sehingga Ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan yang komprehensif
dengan harapan Ante Natal Care dengan standar 14T dapat sebagai daya
ungkit pelayanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan
angka kematian Ibu.
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang
12T sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yakni:
5T:
a. Ukur Tinggi Badan / Berat Badan
b. Ukur Tekanan Darah
c. Ukur Fundus Uteri
d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxsiod (TT) Lengkap
e. Pemberian Tablet Zat Gizi (Minimal 90 Tablet) Selama Kehamilan
7T:
a. Test Terhadap Penyakit Menular Seksual / VDRL
b. Temu Wicara (konseling) Arifin 1996
c. Test/ Pemeriksaan Hb
d. Test/ Pemeriksaan Urin Protein
e. Tes Reduksi Urin
f. Perawatan Payudara (senam payudara, pijat tekan payudara)
g. Pemeliharaan tingkat kebudayaan (senam ibu hamil,accu presure)
h. Terapi Yodium Kapsul (khusus daerah endemik gondok)
i. Terapi anti malaria (khusus daerah endemis malaria)

27
2. Asuhan Kunjungan Awal
a. Tujuan Asuhan Kunjungan Awal
Mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu kita
dalam membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi, dan merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan.
1) Mengkaji tingkat kesehatan
2) Menetapkan catatan dasar standar pembanding kemajuan kehamilan
3) Identifikasi faktor risiko
4) Diskusi kehamilan yg sdg berlangsung (kekhawatiran, dsb)
5) Nasihat perawatan selama hamil
6) Membina hubungan saling percaya
b. Penilaian Klinik
1) Riwayat kehamilan ini (Usia ibu hamil, HPHT / siklus haid, Perdarahan
pervaginam, Keputihan, Mual dan muntah, Masalah / kelainan pada
kehamilan sekarang, Pemakaian obat-obatan termasuk jamu-jamuan)
2) Riwayat obstetric lalu (Jumlah kehamilan, Jumlah persalinan, Jumlah
persalinan cukup bulan, Jumlah persalinan premature, Jumlah anak
yang hidup, Jumlah keguguran, Jumlah aborsi, Perdarahan pada
kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu, Adanya hipertensi dalam
kehamilan pada kehamilan terdahulu, Berat bayi < 2500 gr atau berat
bayi > 4000 gr, Adanya masalah-masalah selama kehamilan,
persalinan, nifas terdahulu)
3) Riwayat Penyakit (Jantung, Hipertensi, DM, TBC, Pernah Operasi,
Alergi obat atau makanan, ginjal, asma, epilepsi, penyakit hati, pernah
kecelakaan)
4) Riwayat Sosial Ekonomi (Status perkawinan, Respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan, Jumlah keluarga di rumah yang membantu, Siapa
pembuat keputusan dalam keluarga, Kebiasaan makan dan minum,
Kebiasaan merokok, menggunakan obat-obat dan alcohol, Kehidupan
seksual, Pekerjaan dan akrivitas sehari-hari, Pilihan tempat untuk
melahirkan, Pendidikan, Penghasilan)

28
c. Pemeriksaan Fisik Anc Pertama
1) Pemeriksaan fisik umum (Tanda-tanda vital ibu meliputi TD, nadi,
suhu, pernapasan; BB/TB; Muka meliputi oedema, pucat; Mulut dan
gigi meliputi kebersihan, karies, tonsil; Tiroid/gondok; Tulang
belakang/punggung; Payudara meliputi putting susu, tumor,
pembesaran; Abdomen meliputi bekas operasi; Ekstremitas meliputi
oedema, varises, refleks patella; Kulit meliputi kebersihan / penyakit
kulit.)
2) Pemeriksaan luar (Pemeriksaan panggul meliputi hanya pada
kunjungan pertama; Mengukur TFU; Palpasi untuk menentukan letak
janin (atau lebih 28 minggu); Auskultasi DJJ; Gerakan janin.)
3) Pemeriksaan dalam :
a) Pemeriksaan vulva/perineum
b) Pemeriksaan ekstremitas (varises, kandiloma, edema, hemoroid,
perineum)
c) Pemeriksaan dengan speculum untuk menilai (serviks, tanda-tanda
infeksi, cairan dari OU, posisi uterus)
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah (HB, Glukosa, Golongan darah, PP test)
b) Urin (warna, bau,kejernihan; Protein; Glukosa)
d. Menentukan Dignosa
1) Menentukan normalitas kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah
kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup
bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan
postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu
muda mempunyai prognosis buruk. Ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi dalam 3 bagian; masing-masing

29
a) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) kehamilan triwulan. terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk. Dalam triwulan
kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas
janin masih disangsikan. janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir
telah viable (dapat hidup).
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteni pada kehamilan
di bawah 20 minggu, disebut abortus (keguguran). Bila hal ini, terjadi
di bawah 36 minggu disebut partus prematurus (persalinan prematur).
Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.
e. Tanda Tidak Pasti Hamil
(1) Amenorea (= tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan. dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
(2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis.
Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini
masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
(3) Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam
sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
(4) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada
bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16
minggu.

30
(5) Mamma menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan
alveoli di mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
(6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi
anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makin timbul lagi. Hendaknya
dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk "dua orang",
sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
(7) Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang olch karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa
timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kemball kandung kencing.
(8) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
(9) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (= linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh darl hormon kortiko-steroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
(10) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggiva . Sering terjadi pada
triwulan pertama.
(11) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhlr. Didapat pada daerah
genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kemball pada triwulan pertam2. Kadang-kadang timbulnya
vanises merupakan gejala pertama kehamilan mucla.

31
Pada kehamilan muda bisa pula ditemukan:
(a) Tanda Hegar
(b) Tanda Cbadwick
(c) Tanda Piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
(d) Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioina uteri, tanda Braxton-Hicks tidak
ditemukan.
(e) Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2'
sampai 37,8' adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
Geja1a ini sering dipakai dalain pemeriksaan kemandulan.
(f) Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya buman
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pagi hari. Dengan tes kehamilan tertentu air kencing
pagi hari ini dapat membantu membuat diagnosis kehamilan
sedini-dininya.
f. Tanda Pasti Hamil
1) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin;
2) Dapat dicatat dan didengar bunyl jantung janin dengan beberapa cara;
3) Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen;
4) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin;
5) Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin,
panjangnya janin (crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat
diperkirakan tuanya kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakal untuk
menilai perturnbuhan janin. Pula dapat dipakal bila ada kecurigaan
dalam kehamilan mola, blighted ovum, kematian janin intra uterin ,
anensefali, kehamilan ganda, hidramnion, plasenta previa, dan tumor
pelvis. Pemeriksaan dengan ultrasonografi pada kehamilan 16-18
minggu yang diperkirakan aman memang menjadi pegangan untuk

32
pasien dan dokternya untuk pengawasan kehamilan lebih yakin dan
mantap; 6) fetoskopi.
g. Diferensiasi Diagnosis Kehamilan
1) Pseudosiesis. Terdapat amenorea, perut membesar, tetapi tanda-tanda
kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif. Uterus sebesar biasa.
Wanita tersebut mengaku, dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak hamil.
Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.
2) Kistoma ovarii. Mungkin ada amenorea, perut penderita makin besar,
tetapi uterusnya sebesar biasa.
3) Mioma uteri. Dapat terjadi amenorea, perut penderita makin besar,
uterusnya makin besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi
tanda-tanda kehamilan seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi
kehamilan negatif.
4) Vesika urinaria dengan retensio urinae. Uterus sendiri blasa besarnya,
tanda-tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
5) Menopause. Terdapat amenorea. Umur wanita kira-kira di atas 43
tahun. Uterus sendiri sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan reaksi
kehamilan negatif.
h. Ketidak Nyamanan Umum Selama Kehamilan dan Tindakan Mengatasinya
1) Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum
muncul selama kehamilan
2) Banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat.
3) Aspek fisiologis, anatomis, dan psikologis yang mendasari setiap
ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran
anda mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya.
Contoh ketidaknyamanan selama kehamilan nausea, ptialisme
(salivasi berlebihan), keletihan, nyeri punggung bagian atas
(nonpatologis), leukorea, peningkatan frekuensi berkemih
(nonpatologis), nyeri ulu hati, flatulen, konstipasi, hemoroid , kram
tungkai, edema dependen , varises, dispareunia, nokturia, insomnia,
nyeri pada ligamentum teres uteri,nyeri punggung bawah

33
(nonpatologis), hiperventilasi dan sesak nafas (nonpatologis, kesemutan
dan baal pada jari, sindrom hipotensi telentang.
Diagnosis didasarkan pada kombinasi tanda praduga dan tanda
kemungkinan kehamilan. Berikut adalah daftar semua tanda praduga,
kemungkinan, dan positif kehamilan yang dapat dialami selama
pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, panggul, tes laboratorium, dan
penelitian tambahan yang dilakukan dan diprogramkan pemeriksaan.

3. Asuhan Kunjungan Ulang


Kunjungan ulang antenatal adalah kunjungan ulang yang dilakukan
oleh ibu hamil sebagai lanjutan kunjungan awal selama kehamilan sampai
memasuki masa persalinan. Kunjungan ini terdiri dari: catatan riwayat dan
pemeriksaan fisik yang diarahkan kepada perkembangan kondisi ibu dan janin,
pemeriksaan spekulum/pelvic, laboratorium bila ada indikasi, dan penjelasan
serta pengajaran yang tepat pada kebutuhan ibu hamil.
a. Pendeteksian komplikasi-komplikasi
b. Mempersiapkan kelahiran dan kegawadaruratan
c. Pemeriksaan fisik yang terfokus
d. Mengevaluasi data dasar
e. Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan terdahulu.
Karena banyak riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap
selama kunjungan atenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan
pada pendeteksian komplikasi – komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
kegawat daruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.
a. Tindakan – tindakan Pada Kunjungan Ulang
1) Riwayat kehamilan sekarang
a) Gerak Janin
b) Setiap masalah atau tanda – tanda bahaya (Perdarahan, Nyeri kepala,
Gangguan penglihatan, Bengkak pada muka dan tangan, Gerakkan
janin yang berkurang, Nyeri perut yang sangat hebat)

34
c) Keluhan – keluhan lazim dalam kehamilan (Mual dan muntah, Sakit
punggung, Kram kaki, Konstipasi)
d) Kekhawatiran-kekhawatiran lainnya (Cemas menghadapi persalinan,
Rasa khawatir akan kondisi kandungan/janinnya)
2) Pemeriksaan fisik
a) Berat badan (bandingkan dengan berat badan sebelum hamil, catat
jumlah dalam kg berat badab beberapa minggu sejak kunjungan
terakhir, catat pola pertambahan berat badan)
b) Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah awal yang
didapat pada waktu awal kunjungan, catat hasil pengukuran tekanan
darah selama kehamilan beserta tanggalnya). Penelitian
membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin
merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia,
suatu kondisi yang membahayakan jiwa.
c) Pengukuran tinggi fundus ( usia kehamilan setelah 12 minggu
dilakukan dengan palpasi, setelah 22 minggu dilakukan dengan pita
ukuran). Bukti juga menunjukan bahwa perkembangan bayi dapat
dimonitor dengan menggunakan pengukuran tinggi fundus.
Tinggi Fundus Uterus (TFU) dapat diukur dengan rumus
sebagai berikut.
1) (TFU dalam cm) – n x 155 gram
2) Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka n = 12
3) Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11
d) Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda
Bukti menunjukan bahwa palpasi abdomen hanya efektif
setelah 28 minggu usia kehamilan.
e) Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal
Bukti menunjukan bahwa manuver leopold hanya efektif
setelah 36 minggu usia kehamilan.

35
1. Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada pada bagian fundus.
2. Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau
melintang, dan bagian janin yang teraba di sebelah kiri atau
kanan.
3. Leopold III
Untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah
atau presentasi.
4. Leopold IV
Untuk menentukkan apakah bagian bawahjanin sudah
masuk panggul ataukah belum
f) Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah 18 minggu. Normal DJJ 120-160
kali per menit. Apabila kurang dari 120 kali per menit disebut
bradikardi. Lebih dari 160 kali per menit disebut tatikardi
g) Pemeriksaan ekstremitas bawah
(1) Edema pergelangan kaki dan pretibia
(2) Reflek – reflek tendon Quadriseps dalam (sentakan lutut)
(3) Varises dan tanda homan, jika diindikasikan
3) Pemeriksaan Laboratorium
Bukti menunjukan bahwa penapisan rutin protein urin
merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsia, sutau keadaan, yang
membahayakan jiwa.
4) Pemeriksaan obstretik abdomen
a. Observasi adanya jaringan parut atau memar dan ajukan pertanyaan
– pertanyaan untuk memperoleh penjelasan mengenai hal tersebut
b. Observasi linea nigra
c. Observasi striae abdomen
d. Penentuan letak, presentasi, posisi, dan jumlah janin
e. Pengukuran tinggi fundus

36
f. Auskultasi DJJ
g. Perkiraan berat janin
h. Observasi / palpasi gerakan
Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12
jam normal gerakan janin minimal 10 kali.

2. DATA FOKUS YANG PERLU DIKAJI PADA KASUS


B. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas
1. Keluhan saat ini/Alasan berkunjung
2. Riwayat Menstruasi
3. Riwayat Pernikahan
4. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
5. Riwayat kehamilan sekarang
6. Riwayat pemakaian kontrasepsi
7. Kebutuhan Biologis
8. Kebutuhan Psikologis
9. Kebutuhan Sosial/spiritual
10. Perilaku dan gaya Hidup
11. Riwayat Penykit
12. Keluhan yang pernah dirasakan
13. Pengetahuan Ibu
14. Perencanaan Persalinan

C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum (Ku, Kesadaran, Tanda vital)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris /Tidak Simetris
b. Rambut : Bersih /Lainnya
c. Wajah : Oedema/Pucat/Normal
d. Mata
1) Konjungtiva : Merah Muda/Pucat/Merah

37
2) Sklera : Putih/Ikterus
e. Hidung : Bersih /Kelainan lain
f. Mulut Bibir : Pucat /Merah Muda / Pecah-pecah
g. Telinga : Bersih/ Kelainan lain
h. Leher
1) Kelenjar Limfe : Normal/Ada Pembesaran
2) Kelenjar Tiroid : Normal/Ada Pembesaran
3) Vena Jugularis : Normal/Ada Pelebaran
i. Payudara
1) Bentuk : Simetris /tidak Simetris
2) Putting : Menonjol/Datar /Masuk
3) Pengeluaran :Tidak Ada/Colostrum/Lain-lain
4) Kebersihan : Baik/Cukup/Kurang
j. Dada Bentuk : Simetris/Asimetris/Retraksi/lain-lain
k. Perut
1) Inspeksi
a) Luka bekas operasi : Ada/Tidak
b) Striae : Gravidarum/Albican/Linea Nigra
2) Kelainan :
3) Palpasi
a) Tinggi fundus uteri (cm)
b) Taksiran berat janin (gram)
c) Palpasi Leopold
Leopold I
Leopold II
Leopold II
Leopold IV
Auskultasi; DJJ
4) Kondisi/kelainan lain
l. Ekstremitas bawah
Tungkai           :  Simetris /Asimetris
Oedema :
Reflek Patela :
Varises :

38
Kondisi/kelainan lain:
3. Pemeriksaan Khusus
a) Genetalia Eksterna
b)  Genetalia Interna
c) Inspeksi anus
4. Hasil Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium: Golongan darah,Kadar hemoglobin,Protein Uri,Reduksi
Uri ,PPIA ,Sphillis , Hb SAg  
b) USG
D. INTERPRETASI DATA PADA KASUS YANG DIASUH

Dalam menegakkan diagnosa, harus berdasarkan hasil pengkajian data


subyektif dan obyektif yang akan menggambarkan kondisi ibu saat ini secara
keseluruhan. Sedangkan masalah yang ditemukan yang berdampak kurang baik
pada keadaan ibu juga harus diindetifikasikan sehingga bisa dibuatkan
E. PERENCANAAN ASUHAN KASUS YANG DIASUH

Perencanaan disusun berdasarkan prioritas utama dan terstruktur.


Perencanaan disusun berdasarkan diagnose, diagnose potensial, masalah dan
masalah potensial yang sudah ditegakkan sebelumnya. Perencaanaan ini bisa
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Disusunnya perencanaan,
diikuti dengan pelaksanaan asuhan dan evaluasi dari asuhan yang sudah diberikan.

39

Anda mungkin juga menyukai