Anda di halaman 1dari 43

DEFINISI

Ibu Hamil pada Trimester III


Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi.
kehamilan trimester III adalah trimester akhir kehamilan pada periode ini pertumbuhan
janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dan janin berada pada tahap penyempurnaan (Manuaba,
2007).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu dimana merupakan
waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian
pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Bobak, 2005).
Ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari
orang atau hal-hal yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk
menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh atau
merawat bayi, menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada kehamilan trimester akhir, anda akan merasakan banyak keluhan yang datang silih berganti,
dan itu adalah bagian normal dari proses kehamilan ini, sehingga nikmati dan jalani dengan
semangat, karena dalam beberapa minggu ke depan, bayi yang ditunggu-tunggu akan segera lahir.
Keluhan yang sering terjadi adalah nyeri pinggang, kontraksi, pembesaran payudara, garis-garis
stretchmarks yang makin jelas, sering buang air kecil, susah buang air besar, rasa panas di ulu hati
dan perasaan sesak dan nafas yang pendek. Semua keluhan-keluhan diatas adalah kondisi normal.

Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Kehamilan Trimester Ketiga


1. Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-
kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoedeus. Pada kehamilan
32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat dengan prosesus xipoedeus. Pada kehamilan
36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari di bawah prosesus xipoedeus. Bila
pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.

2. Vagina dan Vulva


Akibat hormon esterogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick),
cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

3. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh horman saat
kehamilan, yaitu esterogen dan progesteron.

4. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi
obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus,
keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.

5. Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm.
Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan sering terjadi pada 60% wanita hamil.

6. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini yang
menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas
dan mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan
dapat menyebabkan sembelit.

7. Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun
ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh.Akibat
terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan
urin pun bertambah.

 Tanda Subyektif dan Obyektif Kehamilan Trimester Ketiga

a. Tanda Subyektif
1. 29-33 minggu
- Fatigue
- Ansietas tentang masa depan
- Mimpi buruk.
- Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik.

2. 34-38 minggu
- Sakit punggung, perubahan gaya berjalan.
- Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan.
- Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen.

3. Sebelum kelahiran
- Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
- Sakit perut bagian bawah.

b. Tanda Obyektif
1. 29-33 minggu
- Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan
asam perut ke dalam esophagus.
- Kontaraksi braxton-hick.
- Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid.

2. 34-38 minggu
- Heartburn (pirosis, nyeri dada).
- Nyeri pada tulang belakang bagian bawah.
- Konstipasi
- Vena varikosa (varicose veins).
- Edema kaki
- Haemoroid (wasir)

3. Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.(Dickason, 1997)

 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester Ketiga

Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ketiga yaitu :


a. Minggu 25 – 28
1. Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
2. Janin dapat hidup pada usia 27 minggu.

b. Minggu 29 – 32
1. Tubuh Menjadi lebih besar
2. Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis.
3. Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.

c. Minggu 33 – 36
1. Berat janin menetap
2. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
3. Kuku jari tumbuh.
4. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir dalam minggu-minggu ini.
d. Minggu 37 – 40
1. lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi menggumpal.
2. kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan melampaui ujung jari tangan dan
kaki.
3. testis turun ke arah scrotum.
4. tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari bagian tubuh.

Perubahan Fisiologis Ibu Hamil pada Trimester III ( Ajeng, N. 2012)


1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus
normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama
kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya.Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri
terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus
uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal,
maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah
27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul. Pada
trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi
segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi
otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas
yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas
ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat
yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter,
sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus
uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti
spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Vagina Dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-
biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-
alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan
maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam
darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L.
Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada
wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (±
10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30%
pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%.
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan
darah.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga
bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil,
sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan
badannya.
7. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler
yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat
terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn).
Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi
lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing
dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat
pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi
tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester
III.Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat,
khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah
lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam
keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya. Janin
membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya dan hal ini terjadi
terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung
1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan
semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu
kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena
adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat
menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine)
meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16
minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu
dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat
oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada
kehamilan 14-38 minggu.

Perubahan-perubahan yang secara langsung terasa pada ibu hamil antara lain :
1. Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin besar dan beratnya
mengarah kedepan membuat punggung berusaha menyeimbangkan posisi tubuh, hal ini
menyebabkan punggung yang cepat lelah oleh sebab itulah orang yang hamil tua tidak
tahan berjalan terlalu jauh. Berdiri dan duduk dengan menyandar akan terasa lebih enteng.
Minta pada pasangan untuk memijat otot yang kaku.
2. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian wanita, rahim yang
besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh ke atas tubuh,
menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi terhambat. Darah yang
terhambat berakibat wajah dan juga kelopak mata membengkak, akan mudah terlihat
didepan cermin pada pagi hari setelah bangun.
3. Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam rahim akan
menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru) menyebabkan aliran napas agak berat,
sehingga secara otomatis tubuh akan meresponsnya dengan napas yang lebih
pendek. Duduk dengan posisi yang menyenangkan anda, tidur menyamping dan juga
olahraga aerobik ringan bisa meringankan. Karena kondisi kandungan setiap wanita
berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter untuk kondisi anda sekarang olahraga ringan
jenis seperti apa yang masih boleh dilakukan. Apakah aerobik barbel ringan atau hanya
sekedar yoga dengan posisi tertentu. (yoga untuk kehamilan akan segera dibahas juga
disini).
4. Panas di perut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung meningkat, penyebabnya
adalah perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil. Minum lebih banyak air dan makanlah
dengan porsi yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih banyak
5. Varises di wajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran pembuluh darah yang pada
seorang wanita hamil terjadi di daerah wajah, leher, lengan dan kaki terutama di betis.
Apalagi bagi anda yang punya warna kulit yang lebih putih, akan sangat jelas urat-urat
halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran pembuluh darah bisa juga terjadi di daerah
anus sehingga menyebabkan wasir. Makanlah makanan yang banyak mengadung serat
seperti sayur-sayuran bayam, sawi, daun pepaya dan kol. Hindari mengeden (mendorong
sekuat tenaga sambil menahan napas) saat buang air besar karena dengan anda mengeden,
volume darah dalam jumlah besar akan menuju pembuluh darah sekitar anus
6. Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut, bisa juga terjadi di dada,
bokong, paha dan lengan atas. Walaupun stretch mark tidak dapat dihindarkan tetapi akan
hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Gunakan lotion anti stretchmark setelah
mandi dan perbanyak konsumsi vitamin E.
7. Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu didalamnya mulai penuh dan
sesekali dalam keseharian anda, akan keluar tetesan-tetesan air susu di bra terutama setelah
bulan ke-9. Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 - 2kg.
8. Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan, keinginan wanita
hamil disebabkan oleh kandung kemih (tempat urin) tertekan rahim. Bagi beberapa wanita,
tertawa yang keras, batuk atau bersin bisa membuat mereka ngompol.

 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III


Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya,
bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah
tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa
dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta
merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu
memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya.

Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan).


1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8. Libido menurun

 Masalah / Ketidaknyamanan Pada TM III


Ketidaknyamanan kehamilan trimester III adalah keadaan tidak nyaman yang
dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai
40 minggu. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi:

A. Konstipasi atau Sembelit


Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena Peningkatan hormone
progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi
juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus
menekan daerah perut (putri, 2012).
Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1) Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/hari.
2) Makanlah makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan.
3) Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4) Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi
(putri, 2012).

B. Edema atau pembengkakan


Kaki bengkak terjadi pada hamil trimester ketiga. Terdapat dua gangguan kaki
bengkak yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis dan tertekannya pembulu
darah, karena bagian terendah bayi mulai masuk pintu atas panggul (Bandiyah, 2009).
Adapun cara penangaannya adalah sebagai berikut:.
1. Hindari menggunakan pakaian ketat,
2. Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari,
3. Posisi menghadap kesamping saat berbaring,
4. Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan
vena-vena panggul (putri, 2012)

C. Insomnia
Pada trimester ketiga kehamilan, bayi sering menendang, sehingga ibu hamil akan
merasa kurang nyaman dan merasa sulit untuk tidur (putri, 2012).
Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1) Ibu hamil diharapkan menghindari kafein yang terdapat pada kopi, soda, teh, dan coklat..
2) Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang
hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu
sering kencing pada malam hari.
3) Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap.
4) Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat
gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya (putri, 2012).
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah.
2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat
menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah
jongkok.

Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:


a. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat.
b. Gunakan sepatu bertumit rendah.
c. Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal
dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic).
d. Pijatan/ usapan pada punggung.
e. Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah
punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

D. Sering Buang Air Kecil


Pada bulan-bulan pertama kehamialn kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan
menghilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu
akan kembali (Prawiohardjo, 2011).

Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:


1) Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab terjadinya.
2) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
3) Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari.
4) Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur pada malam hari.
5) Batasi minum kopi, teh atau soda.
6) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis (putri, 2012).

E. Hemoroid
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering
terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah
anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum
(bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid
sehingga menimbulkan perdarahan (putri, 2012).
Cara meringankan/mencegah :
1) Menghindari konstipasi,
2) Menghindari ketegangan selama defekasi,
3) Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi
juga meningkatkan sirkulasi,
4) Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal,
5) Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan.

F. Sesak nafas
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu (putri, 2012).
Cara menangulanginya adalah :
1) Jelaskan penyebab fisiologisnya,
2) Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang,
3) Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan interkostal,
4) anjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.

G. Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat (putri, 2012).

H. Keluar cairan vagina


Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair
(putri, 2012).

Tindakan :
1) Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan.
2) Hubungi dokter anda bila cairan berbau, terasa gatal, sakit.
I. Varises pada kaki
Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar (Bandiyah, 2009).
Cara mengatasinya , yaitu :
1) Tinggikan kaki sewaktu berbaring,
2) Jaga agar kaki tidak bersilang,
3) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama,
4) Lakukan senam untuk melancarkan peredaran darah,
5) Hindari pakaian atau korset yang ketat (putri, 2012).

 Ketidak Nyamanan Ibu Hamil pada Trimester III


Kehamilan pada trimester 3 adalah usia kehamilan dari mingu ke-25 sampai
minggu ke-40. Pada usia kehamilan ini ada kegembiraan dan kegairahan ketika terfikir
oleh kita bahwa akhirnya kita akan dapat memegang bayi anda, meskipun diwarnai sedikit
ketakutan dan kekhawaturan berkenaan dengan persalinan dan kelahiran anak.
Ketidaknyamanan, akibat ukuran bayi yang sedang tumbuh, mungkin sedikit menggangu.

Beberapa perubahan lain:


1. Hiverpentilasi dan sesak nafas (Nospatologis)
Ketika rahim membesar dan membesar dan menempati makin banyak rongga perut,
organ-organ lain terdesak dan terdorong ke atas. Ini menyebabkan orang sulit bernapas
ketika mengeluarkan tenaga sedikit saja. Menjelang akhir, ketika kepala bayi mulai
masuk ke panggul, ini mulai reda.
Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga mempengaruhi langsung
pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen. Peningkatan kadar oksigen dapat menguntungkan janin. Penningkatan
aktivitas metabolic yang terjadi selama kehamilan meningkatkan peningkatan kadar
karbondioksida. Wanita dapat mengalami efek progesterone ini pada awal trimester ke
dua.
Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami selama periode ini,
uterus telah mengalami pembesaran hingga mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan. Meski mengalami diameter transversal pada rangka iga, hal ini tidak
cukup untuk mengompensasi elevasi diafragma sehingga terjadi penurunan kapasitas
residu fungsional dan volume udara residual. Hal ini ditambah tekanan pada diafragma,
menurunkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak naps.
Banyak wanita cenderung merespons hal ini dengan cara melakukan hiperventilasi.

Cara-cara penanganan dapat dilakukan seperti berikut:


a. Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut.
b. Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepatan dan kedalaman
pernapasannya pada kisaran normal saat ia menyadari ia sedang mengalami
hiperventilasi.
c. Mengajarkan wanita cara meredakan sesak napas sebagai faktor penyebab.

2. Pusing dan mengantuk


Tekanan darah yang rendah dan perut yang membesar dapat membuat anda merasa
pusing dan mengantuk menjelang akhir kehamilan. Pelan-pelan ketika bangun dari
posisi berbaring, mula-mula dengan miring ke samping, kemudian duduk dan akhirnya
bangun. Banyak-banyaklah minum air dan jangan berdiri terlalu lama.

3. Sering kencing dan kebocoran air kencing


Rahim yang tumbuh membesar menekan kandung kemih. Untuk menghindari bangun
malam hari, batasi minum menjelang berangkat tidur. Saat batuk, tertawa dan bersin,
kadang-kadang keluar air kencing sedikit.
Untuk menghindari hai ini, lakukan latihan panggul dengan teratur, hindari sembelit
dan sering-sering kosongkan kandung kemih.

4. Kaki dan jari bengkak


Menjelang sore, mungkin terdapat bengkak di sekitar pergelangan kaki yang hilang
saat istirahat malam. Jari-jari mungkin bengkak dan kebas di pagi hari. Makin siang,
jari-jari kembali normal. Mengangkat tangan dan pelan-pelan melemaskan dan
meluruskan jari-jari dapat membantu mangatasi hal ini. Jika terjadi bengkak besar yang
tidak hilang setelah istirahat malam, periksakan ke dokter.
5. Dyspepsia
Dyspepsia atau ras panas dalam perut mungkin disebabkan oleh organ-organ perut yang
mengalami kram dan muntahab kandungan makanan berasam ke dalam bagian atap
pipa makanan. Ini menimbulkan rasa sakit dan sensasi panas perut atas, di pusat dada
dan di bawah iga.
Untuk mencegah hal ini, hindari makanan gorengan dan mengandung merica. Jangan
biarkan perut kosong selama lebih dari 3 jam. Sebagai ganti makanan besar, makanlah
sedikit-sedikit tapi sering. Minum susu hangat sebelum tidur dan bantal tambahan pada
malam hari dapat membantu. Jika diperlukan, gel antacid dapat digunakan
sebagaimana di sarankan oleh dokter.

6. Kram
Kontraksi otot yang terasa sakit, biasanya betis, yang dipicu oleh rengangan yang dapat
terjadi sesekali. Pijatlah bagian betis yang kram tersebut begitu terasa sakit hilang dan
berjalanlah untuk melancarkan aliran darah. Minumlah suplemen kalsium dengan
teratur.

7. Ruam
Pada musim panas akibat keringat yang berlebihan, ruam muncul lembab dan merah
muncul di lipatan-lipatan kulit, biasanya di bawah payudara. Jika diabaikan, daerah ini
dapat terinfeksi, gatal dan sakit yang memerlukan penggunaan krim dan salpe tertentu.

 Tanda-tanda Bahaya Trimester III


Kehamilan Trimester III adalah kehamilan pada usia 29-42 minggu atau 7-10
bulan. Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung normal dan hanya 10-12%
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis
(Prawirohardjo, 2011).
Berikut adalah tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III:
a. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa
dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir. Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Pada Kehamilan usia
lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak selalu
disertai dengan rasa nyeri (Asrinah, 2010).

b. Sakit Kepala yang Berat


Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
(Alickha, 2012).

c. Pengelihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin
adalah gejala dari preeklampsia (Alickha, 2012).

d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan


Pada saat kehamilan, hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat dengan
meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang
lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia (Alickha, 2012).

e. Keluar cairan pervagina


Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu harus dapat
membedakan antara urine dengan air ketuban. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa,
berbau amis dan berwarna putih keruh,berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika
kehamilan belum cukup bulan,hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu) dan
komplikasi infeksi intrapartum (Alickha, 2012).

f. Gerakan janin tidak terasa


Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakan bayi
akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3x dalam 1 jam atau
minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari itu,maka waspada akan adanya gangguan janin
dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin (Alickha, 2012).

g. Nyeri perut yang hebat


Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada
persalian. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti
setelah beristirahat, disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin
lama makin memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok,
maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio placenta(Alickha, 2012).
Nyeri perut yang hebat bisa berarti apendiksitis, kehamilan etopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Asrinah,2009).

Reaksi Kognitif Dan Emosional Ibu Pada Kehamilan Trimester Tiga

1. Pemulihan ketidaknyamanan fisik


2. Fatigue, beban yang berat, frekuensi, sleepnessness, kekakuan.
3. Pengembangan ukuran psychososial
4. Kebanyakan perubahan gambaran diri terjadi pada trimester tiga; perasaan kejanggalan dan
kekakuan
5. Peningkatan perhatian pada dirinya sendiri
6. Peningkatan perhatian
- ketakutan diri untuk mendapatkan kesehatan dan “performance” selama
persalinan
- ketakutan pada kesehatan bayi
7. Pemikiran penerimaan peran sebagai seorang ibu
- membayangkan situasi sebagai orang tua
- obsesi persalinan dan kelahiran, keinginan kehamilan yang berlebihan
- peningkatan nesting behavior (Reeder, 1992).

Komplikasi Kehamilan Trimester Tiga (28-40 Minggu)


1. Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan persalinan yang terjadi
diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg.
Persalinan prematuritas merupakan masalah besar karena berat janin kurang dari 2,5 kg
dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-alat vital belum sempurna. Sebab persalinan
prematuritas :
a. hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
b. kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)
c. kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
jantung, dsb). Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan dalam lahir
yang kurang subur karena jarak hamil terlalu pendek.
2. Kehamilan Ganda (Kembar)
3. Beberapa pengaruh yang merugikan ibu yang hamil ganda :
a. Pengaruh hamil ganda terhadap ibu :
Diperlukan gizi yang lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin mencapai
cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih hebat, ibu sering
cepat lelah, sering terjadi penyulit hamil (hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia),
pada saat persalinan dijumpai kesulitan.
b. Pengaruh hamil ganda terhadap janin :
Dapat terjadi persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia atau
BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi pelepasan plasenta sebelum
waktunya dan membahayakan janin ke dua.

4. Kehamilan Dengan Perdarahan


Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan ibu dan janin
dalam kandungan. Perdarahan yang dapat membahayakan dan berhubungan dengan
trimester ketiga adalah mengalami perdarahan plasenta previa, perdarahan solusio
plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan dari pecahnya vasa
previa.
5. Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan memberi kesempatan infeksi
langsung pada janin. Disamping itu, gerak janin makin terbatas, sehingga pada kehamilan
kecil mungkin dapat terjadi deformitas. Oleh karena itu bila berhadapan dengan kehamilan
dengan mengeluarkan air apalagi belum cukup bulan harus segera datang kerumah sakit
dengan fasilitas yang memadai.
6. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
Penyebab kematian janin dalam rahim:
a. kehamilan diatas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan diabetes melitus
b. mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan
c. terjadi simbol tali pusat
d. gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan
e. kehamilan dengan perdarahan
f. kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari
7. Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)
Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu:
a. janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami pengrusakan diri sendiri,
dengan metabolisme jaringan lemak bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput,
sebagai gejala janin dengan hasil lewat waktu
b. air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga dapat menimbulkan
gangguan pernafasan saat kelahirannya.
c. Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam rahim
d. Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga dapat memberikan
nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar
e. Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan operasi persalinan
f. Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan persalinan dengan
tindakan operasi seperti induksi persalinan sampai dengan sesio sesarea
8. Kehamilan Dengan Preeklamsia Dan Eklamsia
1. Gejala klinik preeklamsia ringan :
a. tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30 mmHg untuk sistolik
15 mmHg untuk diastolik dengan interval pengukuran selama 6 jam
b. terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/literatau kualitatif +1,-+2
c. edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya)
d. kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu

2. Gejala preeklamsi berat (kelanjutan preeklamsia ringan) :


a. tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. pengeluaran protein dalam urine lebih dari sekitar 5 gr/24 jam
c. terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam
d. terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
e. Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dibagian
daerah perut atas). (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999).

 PENATALAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL


A. Pengertian ANC
 Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110)
 Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat
Pelayanan Dasar, 2011 : 1).
 Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)

B. Tujuan ANC
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan, dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala
nifas.
3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)

C. Pelayanan ANC
1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-
rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya,
anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak
jangan dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari
berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010):
Rumus IMT = BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
 Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
 Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
 Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan
volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran
LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka
panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon
 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada
kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: Manuaba, 2012


5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut
jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
 Normal: antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
. Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan
dengan interval waktu 4 minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu
hamil, karena diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat
tetanus neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu
kali penyuntikan.
Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama Dosis
perlindungan
(selang waktu)
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera mungkin
setelah rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi
60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan
sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi,
karena akan mengganggu penyerapan.
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis).tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu
anemia atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai
darah ke janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan. Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu. Trombosit untuk melihat
apakah ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan. Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi
saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan. Pemeriksaan
HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis
bisa ditularkan lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan
tersebut di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak
dilakukan pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan
sebagai skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat
persalinan terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-
hal yang tidak normal maka diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan
sehingga ibu menjalani persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal,
sehingga diharapkan ibu dan bayi selamat dan sehat.
9) Tata laksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998),
standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
10) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa
berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan,
dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau
melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam
temu wicara antara lain:

 Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan


yang tepat.

 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan

 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

A. Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )


Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus Naegele rule , Cara menghitungnya: Tentukan hari pertama
menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP
= Last Menstrual Periode).
 jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) =
17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
 Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir (10 + 7), (10 – 3), (2010
+ 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada
wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari
hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
B. Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yg dapat
ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
 Mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
 Membangun hubungan saling
percaya
 Memulai persiapan kelahiran
& kesiapan menghadapi
komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan
di RS.
C. Pemeriksaan Obstetrik
Gambar 2.1 Palpasi abdomen

Gambar 2.2 Leopold I :

untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan


bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil :jikakepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan
lunak
Gambar 2.3 Leopold II :

untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.


Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada
letak lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar 2.4 Leopold III :

untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu
dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah
tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

Gambar 2.5 Leopold IV :


Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam
panggul.
Hasil :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janinyang
berada diatas simpisis.
- 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.

D. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :


Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155

John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
E. Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari tangan
sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :

Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.
Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald
Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur kehamilan dan
berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada
kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan
40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan
oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul. (Hanifa
Wiknjosastro, 2009).

ASUHAN KEPERAWATAN TRIMESTER 3


Proses Keperawatan

A. Pengkajian
Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga dan efeknya
terhadap kehamilan dikaji. Daftar pertanyaan pengkajian trimester ketiga:
1. Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tangggung jawab baru
menjadi orang tua, permasalahan saudara kandung, pemulihan dari kehamilan dan
melahirkan dan penatalaksanaan fertilitas?
2. Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet, istirahat dan
relaksasi, seksualitas dan dukungan emosional?
3. Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan kehamilan dan
anak?
4. Sejauh mana kejauhan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu mengetahui dan
memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus melapor?
5. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan premature dan persalinan aterm?
6. Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya dan orang lain
selama persalinan, serta apa ynag harus dibawa ke rumah sakit?
7. Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan?
8. Kecemasan apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman
selama persalinan?
9. Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode untuk mengkaji
kesejahteraan janin?
2. Pengkajian meternal
a. Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan
mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian
pada wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin
bahwa perawat memerhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang
diutarakan pasien, keadaan wanita saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan
kabanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi
pedoman isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan.Setiap
tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam.Identifikasi rasa
tidak nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan –
pertanyaan khusus diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi contoh: (saluran
kemih, saluran pernafasan). Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan
keberhasilannya dan terapi yang diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap
kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua dikaji.

b. Pemeriksaan fisik.
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernafasan, tekanan
darah, dan berat dikaji dan dicatat. Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan
selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi
dengan cermat. Usia gestasi dikonfirmasi, di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis
mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm,
terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase, dan dilatasi daneffacement
serviks.

c. Uji laboratorium.
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan
albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa
fasilitas kesehatan, pada setiiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah
yang diambil menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan: tes untuk
mendeteksi sifilis; hitung darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung
diferensial; skrinning antibody (kell, duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS);sel
sabit; dan kadar asam folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal
kehamilan, maka pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan
glukosa.Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau sesuai kebutuhan
untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2,
dan streptokokus grup B.

3. Pengkajian janin.
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun( engagement) janin
dengan bantuan maneuver Leopold dilakukan setiap minggu.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar(berat) uterus dibandingkan
dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat
memperkirakan berat janin dengan ketepatan yang mangagumkan, perkiraan itu umumnya
tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya
melalui pengukuran diameter biparietal ( biparietal diameter determination [BPD] pada
pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan
kembar, dan ketidakkeakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui pemeriksaan
ultrasonografi.
Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan
gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu
dilaporkan misalnya perubahan gerakan janin, ketuban pecah.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan interpretasi
informasi
3. Resiko tinggi harga diri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas kehamilan / kelahiran anak
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan,
ketuban pecah dini.
5. Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen,
fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
7. Resiko tinggi Curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume cairan/
perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
9. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada
teratogen/ agen infeksi
10. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi/
maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak
adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat.
C. Rencana keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Ketidaknyamanan Setelah diberikan 1. kaji secara terus- 10. data dasar terbaru untuk
berhubungan asuhan menerus merencanakan perawatan
dengan perubahan keperawatan, ketidaknyamanan 11. penurunan kapasitas
fisik pengaruh klien merasa klien dan metoda pernapasan saat uterus
hormonal nyaman. untuk menekan diafragma,
Kriteria hasil yang mengatasinya mengakibatkan dispnea
diharapkan : 2. kaji satatus 2. lordosis dan regangan
1. melakukan pernapasan klien otot disebabkan oleh
aktivitas pengaruh hormon
perawatan diri (relaksin, progesteron)
dengan tepat 3. perhatikan adanya pada sambungan pelvis
untuk mengurangi keluhan dan perpindahan pusat
ketidaknyamanan. ketegangan pada gravitasi sesuai dengan
2. melaporkan punggung dan perbesaranuterus.
ketidaknyamanan perubahan cara Intervensi multipel
dapat jalan. Anjurkan biasanya membantu
diminimalkan/ penggunaan sepatu untuk menghilangkan
dikontrol hak rendah, latihan ketidaknyamanan.
3. mencari pelvicrock, girdle 3. menurunkan
pertolongan medis maternitas, ketidaknyamanan
dengan tepat penggunaan berkenaan dengan
kompres panas, perubahan kadar kalsium/
sentuhan terapeutik ketidakseimbangan
atau stimulasi saraf kalsium-fosfor atau
elektrikal karena tekanan dari
transkutan dengan pembesaran uterus pada
tepat saraf yang mensuplai
4. perhatikan adanya ekstremitas bawah
kram pada kaki. 4. kontraksi ini dapat
Anjurkan klien menciptakan
untuk meluruskan ketidaknyamanan pada
kaki dan multigrafida pada
mengangkat trimester kedua.
telapak kaki Primigrafida biasanya
bagian dalam tidak mengalami
keposisi
dorsofleksi, ketidaknyamanan ini
menurunkan sampai trimester akhir
masukan susu, 5. pembesaran uterus
sering mengganti trimester ketiga
posisi, dan menurunkan kapasitas
menghindari kandung kemih,
berdiri/ duduk mengakibatkan sering
lama berkemih
5. kaji adanya/ 6. peningkatan pemindahan
frekuensi kontraksi posisi uterus
braxton Hick. memperberat masalah
Berikan informasi eliminasi
mengenai fisiologi 7. masalah sering terjadi
aktifitas uterus pada trimester kedua dan
dapat berlanjut,
6. perhatikan keluhan khususnya bila diet tidak
aktifitas BAK dan dimodifikasi.
tekanan pada 8. saat kadar estrogen
kandung kemih tinggi, sekresi kelenjar
servikal menghasilkan
7. kaji adanya media asam yang
konstipasi dan mendorong proliferasi
hemoroid organisme.
10. penambahan produk
8. kaji adanya pirosis susu bila intoleransi dapat
(nyeri ulu hati). menjadi masalah. Jeli dapat
Tinjau pembatasan menurunkan kadar fosfor dan
diet memperbaiki ketidak
seimbangan kalsium-fosfor
9. perhatikan adanya
leukorea dan
pruritus. Anjurkan
klien untuk sering
mandi,
menggunakan
celana dalam
katun, pakaian
longgar dan
menghindari
duduk untuk waktu
yang lama
10. berikan suplemen
kalsium dengan tepat.
Anjurkan penggunaan
jel aluminium
hidroksida sesuai
kebutuhan

2. Kurang Setelah 1. Berikan informasi 1. pemahaman kenormalan


pengetahuan mendapatkan tentang perubahan perubahan ini dapat
berhubungan asuhan fisik/ fisiologis normal menurunkan kecemasan dan
dengan kurang keperawatan, berkenaan dengan membantu meningkatkan
pengalaman, klien mampu trimester ketiga penyesuaian aktifitas
kesalahan menambah i. berikan informasi perawatan diri
interpretasi pengetahuannya tertulis/ verbal 2. membantu klien untuk
informasi tentang perubahan tentang tanda- mengenali awitan
fisik/ psikologis, tanda awitan persalinan, untuk
persalinan atau persalinan menjamin tiba dirumah
kelahiran. ii. berikan informasi sakit tepat waktu, dan
Kriteria hasil yang verbal/ tertulis menangani persalinan/
diharapkan: tentang perawtan kelahiran
1. mendiskusikan bayi dan 3. membantu menyiapkan
perubahan fisik/ pemberian makan pengambilan peran baru,
psikologis 4. anjurkan memrlukan barang-
berkenaan dengan keikutsertaan dalam barang tertentu untuk
persalinan/ kelas kelahiran anak perabot, pakaian, dan
kelahiran dan melakukan suplai.
2. mengidentifikasi orientasi rumah sakit 4. menurunkan ansietas
sumber-sumber atau rumah bersalin berkenaan dengan ketidak
yang tepat untuk tahuan; meningkatkan
mendapatkan mekanisme koping untuk
informasi tentang persalinan/ kelahiran.
perawatan bayi
3. mengungkapkan
kesiapan untuk
persalinan/
kelahiran dan bayi
3. Resiko tinggi Setelah diberikan 1. perhatikan 1. Krisis trimester akhir ini
hargadiri rendah asuhan isyarat verbal dapat mengakibatkan
berhubungan keperawatan, dan nonverbal klien merasa cemas,
dengan diharapkan klien klien/ pasangan ambivalen, dan depresi
kemampuan dapat saat diskusi akan tubuhnya dan efek-
untuk meningkatkan tentang efek kehamilan pada
menyelesaikan harga dirinya. masalah- kemampuan/ aktifitasnya.
tugas kehamilan / Kriteria hasil yang masalah 2. mimpi dan fantasi
kelahiran anak diharapkan: perubahan berhubungan dengan
1. mendiskusikan tubuh dan pengalaman melahirkan,
reaksi-reaksi harapan peran. kemungkinan
terhadap 2. diskusikan sifat abnormalitas bayi baru
perubahan citra atau frekuensi lahir, perubahan peran
tubuh dan impian- mimpi-mimpi yang berat
impian 3. evaluasi 3. tugas normal pada
2. mencari model adaptasi trimester ketiga berfokus
peran positif fisiologis klien/ pada persiapan menjadi
dalam persiapan pasangan ibu/ ayah.
untuk menjadi terhadap
orangtua kehamilan 4. memikirkan diri terus-
3. mengungkapkan 4. berikan menerus dapat
perasaan percaya informasi membingungkan, tetapi
diri mengenal kepada hal ini memungkinkan
peran baru. pasangan klien untuk menilai,
mengenai beradaptasi, dan
kenormalan meningkatkan kekuatan
introspeksi, dari dalam diri yang
perubahan alam diperlukan untuk
perasaan, dan melahirkan anak, menjadi
rasa takut. orang tua, dan perubahan
5. berikan/ tinjau peran. Mimpi/ rasa takut
ulang informasi terhadap persalinan
tentang perubahan adalah normal.
fisik normal pada 5. pendidikan/
trimester ketiga. komunikasi tentang
bagaimana perubahan tubuh
normal dapat mempengaruhi
secara positif sikap dan
persepsi yang memudahkan
pemahaman dan apresiasi
terhadap kehamilan pada
kedua anggota pasangan.

4. Resiko tinggi Setelah diberikan 1. periksa/ evaluasi 1. situasi potensial risiko


cedera asuhan faktor-faktor risiko tinggi sering menjadi
berhubungan keperawatan, yang ada masalah dan
dengan hipertensi, pasien diharapkan sebelumnya/ baru, memerlukan intervensi
infeksi, tidak mengalami nadi, dan bunyi segera, bila kebutuhan
penggunaan/ cedera. jantung. Periksa sirkulasi dan metabolik
penyalahgunaan Kriteria hasil yang tanda-tanda paling besar.
zat, perubahan diharapkan: hipertensi akibat 2. infeksi vagina yang
sistem imun,
1. mengungkapkan kehamilan tidak dapat diobati,
profil darah pemahaman 2. dapatkan kultur menciptakan
abnormal, tentang faktor- vagina. Kaji ketidaknyamanan berat
hipoksia jaringan, faktor risiko terhadap infeksi pada klien, dan risiko
ketuban pecah individu yang dan penyakit terhadap janin.
dini. potensial hubungan seksual 3. mendeteksi anemia
2. bebas dari 3. dapatkan Hb dan dengan hipoksemia/
komplikasi Ht pada gestasi anoksia potensial pada
minggu ke 28. klien dan janin
pastikan klien 4. riwayat positif
mentaati asupan meningkatkan
zat besi dan kemungkinan masalah
vitamin pranatal serupa pada kehamilan
setiap hari. berikutnya
4. berikan informasi 5. penggunaan/
tentang tanda- penyalahgunaan zat
tanda awitan membuat klien berisiko
persalinan ; tinjau terhadap persalinan
ulang riwayat prematur dan janin sulit
KPD/ persalinan dilahirkan
paterm 6. adanya kedaruratan
5. tentukan obstetrik, dengan reduksi
penggunaan pada volume cairan dan
alkohol/ obat- penurunan kapasitas
obatan lain vaskular diseminata
6. kaji terhadap
perdarahan vagina dan
tanda-tanda koagulasi
intra
vaskulardiseminata..
5. Eliminasi urin Setelah diberikan 1.berikan informasi 1. membantu klien
berhubungan asuhan tentang perubahan memahami alasan
dengan keperawatan, perkemihan fisiologis dari frekuensi
pembesaran klien mengerti sehubungan dengan berkemih dan nokturia.
uterus, tentang perubahan trimester ketiga Pembesaran uterus
peningkatan pola eliminasi 2.anjukan klien untuk trimester ketiga
tekanan abdomen, urin. melakukan posisi 2. meningkatkan perfusi
fluktuasi aliran Kriteria hasil yang miring saat tidur. ginjal
darah ginjal dan diharapkan: Perhatikan keluhan- 3. posisi ini memungkinkan
laju filtrasi
1. mengungkapkan keluhan nokturia. terjadinya sindrom vena
glomerolus pemahaman 3.anjurkan klien untuk kava dan menurunkan
tentang kondisi menghindari posisi aliran vena
2. mengidentifikasi tegak dalam waktu 4. mempertahankan tingkat
cara-cara untuk yang lama cairan dan perfusi ginjal
mencegah stasis 4.berikan informasi adekuat, yang
urinarius dan atau mengenai perlunya mengurangi natrium diet
edema jaringan masukan cairan 6-8 untuk mempertahankan
gelas/ hari, penurunan status isotonik
masukan 2-3 jam 5. kehilangan/ pembatasan
sebelum beristirahat, natrium dapat sangat
dan penggunaan menekan regulator renin-
garam, makanan, dan angiotensin-aldosteron
produk mengandung dari kadar cairan,
natrium dalam jumlah mengakibatkan dehidrasi/
sedang hipovolemia berat
5.berikan informasi 6. dapat mengidentifikasi
mengenai bahaya spasme glomerulus atau
menggunakan diuretik penurunan perfusi ginjal
dan penghilangan berkenaan dengan
natrium dari diet hipertensi akibat
6.tes urin midstream kehamilan
untuk memeriksa
albumin
6. Perubahan pola Setelah diberikan 1. mulai pengkajian 1. penurunan minat pada
seksual asuhan seksual, cari aktivitas/ koitus seksual
berhubungan keperawatan, perubahan pada sering terjadi pada
dengan perubahan diharapkan pasien trimester pertama trimester ketiga, karena
hasrat seksual, dapat memahami dan kedua perubahan/
ketidaknyamanan, perubahan pola 2. kaji persepsi ketidaknyamanan
atau merasa takut seksualitas. pasangan terhadap fisiologis
Kriteria hasil yang hubungan seksual 2. kemampuan pasangan
diharapkan: 3. anjurkan pasangan untuk
1. mendiskusikan untuk berdiskusi, mengidentifikasikan/
masalah yang tentang perasaan mengungkapkan/
berhubungan dan masalah yang menerima
dengan isu-isu berhubungan perubahanseksual pada
seksual pada dengan dengan trimester pertama dapat
trimester ketiga perubahan pola mempengaruhi hubungan
2. mengekspresikan seksual. Berikan dan kemampuan mereka
kepuasan bersama informasi tentang untuk mendukung satu
dengan dengan kenormalan sama lain secara
hubungan seksual perubahan. emosional
4. berikan informasi 3. komunakasi antar
tentang metoda- pasangan adalah penting
metoda alternatif untuk pemecahan
untuk mencapai masalah yang
kepuasan seksual konstruksif.
dalam pemenuhan 4. kebutuhan seksual dapat
kebutuhan dipenuhi melalui
keintiman/ masturbasi, kemesraan,
kedekatan membelai, dan
5. anjurkan pilihan sebagainya bila secara
posisi untuk koitus bersamaan diinginkan
selain dari posisi atau dapat diterima.
pria diatas 5. pembesaran abdomen
6. diskusikan klien memerlukan
pentingnya tidak perubahan posisi untuk
meniup udara ke kenyamanan dan
dalam vagina keamanan
7. anjurkan klien/ 6. kematian ibu karena
pasangan untuk embolisme udara telah
mengungkapkan dijumpai
rasa takut yang
dapat menurunkan 7. kesalahan pengertian dan
hasrat untuk koitus rasa takut bahwa koitus
dapat mengakibatkan
8. instruksikan klien cedera janin, infeksi, dan
untuk mendiskusikan timbulnya persalinan
keamanan koitus dapat juga mempengaruhi
dalam minggu ke 6-ke hasrat seksual.
8 akhir dengnan 8. instruksi khusus mungkin
pemberiperawatannya. ditemukan bila terdapat
riwayat komplikasi atau
bila komplikasi
diantisipasi.

7. Resiko tinggi Setelah diberikan 1. tinjau ulang 1. retensi kelebihan cairan


Curah jantung asuhan perubahan dan permulaan respons
berhubungan keperawatan, fisiologis normal. stres renin-angiotensin II-
dengan diharapkan klien Identifikasi aldosteron dapat
peningkatan mampu tanda/gejala yang menyebabkan cairan
volume cairan/ mengontrol memerlukan meninggalkan
perubahan aliran volume cairan. evaluasi medis kardiovaskuler,
balik vena, Kriteria hasil yang atau intervensi mengakibatkan dehidrasi
perubahan diharapkan: 2. pantau frekuensi yang secara negatif
permeabilitas 1. tekanan darah nadi jantung mempengaruhi curah
kapiler normal, bebas 3. catat tanda-tanda jantung
edema patologis hipertensi akibat 2. saat frekuensi jantung
2. mengidentifikasi kehamilan: edema istirahat meningkat
adanya tanda- umum, secara normal sebanyak
tanda abnormal albuminuria 2+, 15 pdm untuk
yang memerlukan dan hipertensi memudahkan sirkulasi
evaluasi alnjut. dengan tambahan volume cairan
peningkatan 3. membedakan antara
sistolik lebih besar edema fisiologis normal
dari 30 mm Hg dan potensial
atau sistolik lebih
besar dari 30 mm 4. posisi supine/rekumben
Hg atau diastolik > dan posisi tegak lama
dari 15 mm Hg. sangat menurunkan aliran
4. anjurkan balik vena dan curah
perubahan posisi jantung pada trimester
yang sering tiga, secara negatif
mempengaruhi aliran
pada uterus dan ginjal.
Posisi sim/ semifowler
miring mengoptimalkan
perfusi plasenta/ ginjal
5. 5. meningkatkan
aliran balik vena,
sehingga menurunkan
edema,
8. Gangguan pola Setelah diberikan 1. tinjau ulang 1. membantu
tidur berhubungan asuhan kebutuhan mengidentifikasi
dengan perubahan keperawatan, perubahan tidur kebutuhan untuk
pada tingkat diharapkan pasien normal berkenaan menetapkan pola tidur
aktifitas, stres, tidak mengalami dengan kehamilan. yang berbeda
psikologi, gangguan pola Tentukan pola 2. peningkatan retensi
ketidakmampuan tidur. tidur saat ini cairan, penambzahan
untuk Kriteria hasil yang 2. evaluasi tingkat berat badan, dan
mempertahankan diharapkan: kelelahan pertumbuhan janin,
kenyamanan. 1. melaporkan 3. kaji terhadap semua memperberat
perbaikan kejadian insomnia perasaan lelah,
tidur/istirahat dan respons klien khususnya pada
2. melaporkan terhadap multipara.
peningkatan rasa penurunan tidur. 3. ansietas yang berlebihan,
sejahtera dan Anjurkan alat kegembiraan,
perasaan segar bantu untuk tidur, ketidaknyamanan fisik,
seperti teknik nokturia, dan aktifitas
relaksasi, janin dapat mempersulit
membaca, mandi tidur
air hangat,dan 4. pada posisi rekumben,
penurunan pembesaran uterusserta
aktifitas sebelum organ abdomen menekan
istirahat diafragma, sehingga
4. perhatikan membatasi ekspansi paru.
keuslitan bernafas Penggunaan posisi
karena posisi. semifowler
Anjurkan tidur memugnkinkan
pada posisi semi diafragma menurun,
fowle. membantu
5. dapatkan sel darah mengembangkanekspansi
merah (SDM) dan paru optimal
kadar Hb 5. anemia dan penurunan
6. rujuk klien untuk kadar Hb/SDM,
konseling bila mengakibatkan
kekurangan penurunan oksigenasi
tidur/kelelahan jaringan serta
mempengaruhi mempengaruhi perasaan
aktifitas kehidupan letih berlebihan
sehari-hari 6. mungkin perlu bagi klien
menghadapi perubahan
siklus tidur-terjaga,
mengidentifikasi prioritas
yang tepat dan
memodifikasi komitmen
9. Risiko tinggi Setelah diberikan 1. lanjutkan 1. perubahan pada nutrisi
cedera janin asuhan pengkajian ibu dapat menurunkan
berhubungan keperawatan, berkelanjutan cadangan zat besi pada
dengan masalah diharapkan dapat tentang nutrisi ibu janin, membatasi
kesehatan ibu, menjaga 2. hindari cadangan lemak,
pemajanan pada kesehatan ibu dan penggunaan memperlambat
teratogen/ agen janin dan dapat tembakau perkembangan
infeksi menghindari 3. berikan informasi neurologis pada
resiko cedera. tentang resiko neonatus/ anak, dan
Kriteria hasil yang terapi obat menurunkan cadangan
diharapkan: 4. pantau profil protein untuk
1. mengidentifikasi biofisik janin pertumbuhan otak,
faktor-faktor 5. perhatikan sehingga menurunkan
risiko individu kondisi membran; lingkar kepala pada
2. mengubah gaya klien yang dirawat di keturunan
hidup/ perilaku rumah sakit bila 2. dapat menghambat
yang menurunkan membran pecah penebalan berat badan
resiko ibu, menurunkan
pertumbuhan intra uterus/
plasenta, dan
mengakibatkan skor
apgar rendah saat
kelahiran
3. pada trimester ketiga,
sulfonamid
meningkatkan risiko
hiperbilirubinemia
dengan mempengaruhi
ikatan albumin-bilirubin.
Tetrasiklin menyebabkan
pewarnaan pada
pelapisan desisua gigi
dan menghambat
pertumbuhan tulang pada
bayi prematur.
Streptomisin
mengakibatkan
kerusakan pada saraf
pendengaran serta
kemungkinan kehilangan
kehilangan pendengaran
4. 4. tentukan
kesejahteraan
uteroplasenta/ janin dan
klien berisiko terkena
sepsis
10. Resiko tinggi Setelah diberikan 1. kaji persiapan 1. keterlibatan pada kelas
koping individu/ asuhan persalinan, kelahiran bayi dan
keluarga tidak keperawatan, kelahiran, dan keahlian tentang
efektif diharapkan klien kedatangan bayi peralatan dan bahan
berhubungan mendapatkan baru lahir dalam perawatan dapat
dengan krisis kopign individu 2. tentukan persepsi menunjukkan kesiapan
situasi/ maturasi, yang efektif. klien/ pasangan secara psikologis.
kerentanan Kriteria hasil yang terhadap janin Kurangnya persiapan
pribadi, persepsi diharapkan: sebagai kesatuan dapat didasarkan pada
tidak realistis,
1. mendiskusikan yang terpisah keyakinan budaya, atau
metoda koping reaksi emosional 3. tentukan dapat menandkan
yang tidak pada trimester tiga bagaimana masalah keuangan atau
adekuat, sistem 2. menyiapkan manusia psikologis
pendukung yang kelahiran bayi, mengetahui 2. persepsi ini menandakan
tidak ada/ tidak sesuai dengan kehamilan saat pelengkapan tugas-tugas
adekuat keyakinan budaya persalinan dan psikologis dari kehamilan
melalui kelahiran
pendidikan/ mendekat 3. seorang dengan tingkat
keahlian ketergantungan yang
3. mengidentifikasi 4. perhatikan tinggi dapat mengalami
model peran yang kehilangan dari kesulitan memenuhi
tepat kehamilan peningkatan kebutuhan
4. menggambarkan sebelumnya, ketergantunagnm klien
karakteristik faktor-faktor sehingga dapat
kepribadian genetik, atau menciptakan konflik.
tentang janin riwayat lahir mati, Selain itu, koping negatif
dan diskusikan dimanifestasikan sebagai
makna kejadian akibat kurangnya
tersebut kepada persiapan persalinan dan
pasien/klien. atau pada bayi baru lahir.
4. pasangan risiko tinggi
5. evaluasi sistem mungkin lebih memilih
pendukung yang untuk tidak membuat
tesedia pada klien/ persiapan dengan baik
pasangan. sebagai cara
perlindungan bagi
mereka sendiri dari
kemungkinan kehilangn/
cedera apabila janin tidak
hidup
5. ketersediaan keluarga dan
teman dapat membantu
klien/ pasangan untuk
mengatasi tugas-tugas
yang datang karena
persalinan dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA

Maya. 2013. Asuhan Keperawatan pada ibu hamil Trimester Ketiga.


Maria A. wijayarini, Peter I. Anugerah ,Komalasari. Ed.4. Jakarta : EGC, 2004. xx, 1121 hlm.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai