3. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh horman saat
kehamilan, yaitu esterogen dan progesteron.
4. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi
obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus,
keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.
5. Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm.
Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan sering terjadi pada 60% wanita hamil.
6. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini yang
menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas
dan mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan
dapat menyebabkan sembelit.
7. Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun
ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh.Akibat
terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan
urin pun bertambah.
a. Tanda Subyektif
1. 29-33 minggu
- Fatigue
- Ansietas tentang masa depan
- Mimpi buruk.
- Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik.
2. 34-38 minggu
- Sakit punggung, perubahan gaya berjalan.
- Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan.
- Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen.
3. Sebelum kelahiran
- Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
- Sakit perut bagian bawah.
b. Tanda Obyektif
1. 29-33 minggu
- Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan
asam perut ke dalam esophagus.
- Kontaraksi braxton-hick.
- Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid.
2. 34-38 minggu
- Heartburn (pirosis, nyeri dada).
- Nyeri pada tulang belakang bagian bawah.
- Konstipasi
- Vena varikosa (varicose veins).
- Edema kaki
- Haemoroid (wasir)
3. Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.(Dickason, 1997)
b. Minggu 29 – 32
1. Tubuh Menjadi lebih besar
2. Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis.
3. Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.
c. Minggu 33 – 36
1. Berat janin menetap
2. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
3. Kuku jari tumbuh.
4. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir dalam minggu-minggu ini.
d. Minggu 37 – 40
1. lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi menggumpal.
2. kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan melampaui ujung jari tangan dan
kaki.
3. testis turun ke arah scrotum.
4. tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari bagian tubuh.
Perubahan-perubahan yang secara langsung terasa pada ibu hamil antara lain :
1. Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin besar dan beratnya
mengarah kedepan membuat punggung berusaha menyeimbangkan posisi tubuh, hal ini
menyebabkan punggung yang cepat lelah oleh sebab itulah orang yang hamil tua tidak
tahan berjalan terlalu jauh. Berdiri dan duduk dengan menyandar akan terasa lebih enteng.
Minta pada pasangan untuk memijat otot yang kaku.
2. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian wanita, rahim yang
besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh ke atas tubuh,
menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi terhambat. Darah yang
terhambat berakibat wajah dan juga kelopak mata membengkak, akan mudah terlihat
didepan cermin pada pagi hari setelah bangun.
3. Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam rahim akan
menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru) menyebabkan aliran napas agak berat,
sehingga secara otomatis tubuh akan meresponsnya dengan napas yang lebih
pendek. Duduk dengan posisi yang menyenangkan anda, tidur menyamping dan juga
olahraga aerobik ringan bisa meringankan. Karena kondisi kandungan setiap wanita
berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter untuk kondisi anda sekarang olahraga ringan
jenis seperti apa yang masih boleh dilakukan. Apakah aerobik barbel ringan atau hanya
sekedar yoga dengan posisi tertentu. (yoga untuk kehamilan akan segera dibahas juga
disini).
4. Panas di perut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung meningkat, penyebabnya
adalah perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil. Minum lebih banyak air dan makanlah
dengan porsi yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih banyak
5. Varises di wajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran pembuluh darah yang pada
seorang wanita hamil terjadi di daerah wajah, leher, lengan dan kaki terutama di betis.
Apalagi bagi anda yang punya warna kulit yang lebih putih, akan sangat jelas urat-urat
halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran pembuluh darah bisa juga terjadi di daerah
anus sehingga menyebabkan wasir. Makanlah makanan yang banyak mengadung serat
seperti sayur-sayuran bayam, sawi, daun pepaya dan kol. Hindari mengeden (mendorong
sekuat tenaga sambil menahan napas) saat buang air besar karena dengan anda mengeden,
volume darah dalam jumlah besar akan menuju pembuluh darah sekitar anus
6. Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut, bisa juga terjadi di dada,
bokong, paha dan lengan atas. Walaupun stretch mark tidak dapat dihindarkan tetapi akan
hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Gunakan lotion anti stretchmark setelah
mandi dan perbanyak konsumsi vitamin E.
7. Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu didalamnya mulai penuh dan
sesekali dalam keseharian anda, akan keluar tetesan-tetesan air susu di bra terutama setelah
bulan ke-9. Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 - 2kg.
8. Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan, keinginan wanita
hamil disebabkan oleh kandung kemih (tempat urin) tertekan rahim. Bagi beberapa wanita,
tertawa yang keras, batuk atau bersin bisa membuat mereka ngompol.
C. Insomnia
Pada trimester ketiga kehamilan, bayi sering menendang, sehingga ibu hamil akan
merasa kurang nyaman dan merasa sulit untuk tidur (putri, 2012).
Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1) Ibu hamil diharapkan menghindari kafein yang terdapat pada kopi, soda, teh, dan coklat..
2) Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang
hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu
sering kencing pada malam hari.
3) Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap.
4) Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat
gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya (putri, 2012).
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah.
2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat
menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah
jongkok.
E. Hemoroid
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering
terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah
anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum
(bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid
sehingga menimbulkan perdarahan (putri, 2012).
Cara meringankan/mencegah :
1) Menghindari konstipasi,
2) Menghindari ketegangan selama defekasi,
3) Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi
juga meningkatkan sirkulasi,
4) Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal,
5) Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan.
F. Sesak nafas
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu (putri, 2012).
Cara menangulanginya adalah :
1) Jelaskan penyebab fisiologisnya,
2) Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang,
3) Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan interkostal,
4) anjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.
G. Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat (putri, 2012).
Tindakan :
1) Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan.
2) Hubungi dokter anda bila cairan berbau, terasa gatal, sakit.
I. Varises pada kaki
Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar (Bandiyah, 2009).
Cara mengatasinya , yaitu :
1) Tinggikan kaki sewaktu berbaring,
2) Jaga agar kaki tidak bersilang,
3) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama,
4) Lakukan senam untuk melancarkan peredaran darah,
5) Hindari pakaian atau korset yang ketat (putri, 2012).
6. Kram
Kontraksi otot yang terasa sakit, biasanya betis, yang dipicu oleh rengangan yang dapat
terjadi sesekali. Pijatlah bagian betis yang kram tersebut begitu terasa sakit hilang dan
berjalanlah untuk melancarkan aliran darah. Minumlah suplemen kalsium dengan
teratur.
7. Ruam
Pada musim panas akibat keringat yang berlebihan, ruam muncul lembab dan merah
muncul di lipatan-lipatan kulit, biasanya di bawah payudara. Jika diabaikan, daerah ini
dapat terinfeksi, gatal dan sakit yang memerlukan penggunaan krim dan salpe tertentu.
c. Pengelihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin
adalah gejala dari preeklampsia (Alickha, 2012).
B. Tujuan ANC
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan, dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala
nifas.
3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
C. Pelayanan ANC
1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-
rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya,
anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak
jangan dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari
berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010):
Rumus IMT = BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan
volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran
LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka
panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon
Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada
kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
E. Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari tangan
sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur kehamilan dan
berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada
kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan
40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan
oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul. (Hanifa
Wiknjosastro, 2009).
A. Pengkajian
Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga dan efeknya
terhadap kehamilan dikaji. Daftar pertanyaan pengkajian trimester ketiga:
1. Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tangggung jawab baru
menjadi orang tua, permasalahan saudara kandung, pemulihan dari kehamilan dan
melahirkan dan penatalaksanaan fertilitas?
2. Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet, istirahat dan
relaksasi, seksualitas dan dukungan emosional?
3. Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan kehamilan dan
anak?
4. Sejauh mana kejauhan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu mengetahui dan
memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus melapor?
5. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan premature dan persalinan aterm?
6. Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya dan orang lain
selama persalinan, serta apa ynag harus dibawa ke rumah sakit?
7. Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan?
8. Kecemasan apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak nyaman
selama persalinan?
9. Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode untuk mengkaji
kesejahteraan janin?
2. Pengkajian meternal
a. Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan
mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian
pada wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin
bahwa perawat memerhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang
diutarakan pasien, keadaan wanita saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan
kabanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi
pedoman isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan.Setiap
tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam.Identifikasi rasa
tidak nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan –
pertanyaan khusus diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi contoh: (saluran
kemih, saluran pernafasan). Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan
keberhasilannya dan terapi yang diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap
kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua dikaji.
b. Pemeriksaan fisik.
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernafasan, tekanan
darah, dan berat dikaji dan dicatat. Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan
selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi
dengan cermat. Usia gestasi dikonfirmasi, di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis
mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm,
terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase, dan dilatasi daneffacement
serviks.
c. Uji laboratorium.
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan
albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa
fasilitas kesehatan, pada setiiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah
yang diambil menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan: tes untuk
mendeteksi sifilis; hitung darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung
diferensial; skrinning antibody (kell, duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS);sel
sabit; dan kadar asam folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal
kehamilan, maka pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan
glukosa.Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau sesuai kebutuhan
untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2,
dan streptokokus grup B.
3. Pengkajian janin.
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun( engagement) janin
dengan bantuan maneuver Leopold dilakukan setiap minggu.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar(berat) uterus dibandingkan
dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat
memperkirakan berat janin dengan ketepatan yang mangagumkan, perkiraan itu umumnya
tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya
melalui pengukuran diameter biparietal ( biparietal diameter determination [BPD] pada
pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan
kembar, dan ketidakkeakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui pemeriksaan
ultrasonografi.
Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan
gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu
dilaporkan misalnya perubahan gerakan janin, ketuban pecah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan interpretasi
informasi
3. Resiko tinggi harga diri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas kehamilan / kelahiran anak
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan,
ketuban pecah dini.
5. Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen,
fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
7. Resiko tinggi Curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume cairan/
perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
9. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada
teratogen/ agen infeksi
10. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi/
maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak
adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat.
C. Rencana keperawatan