Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMPLIKASI DALAM KEHAMILAN

Tentang

EMESIS GRAVIDARUM

Dosen : SUPIANI.,S.ST.,M.Keb

DI SUSUN OLEH:

Lia Agustina ( 113418006 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIkes) HAMZAR

PRODI SI KEBIDANAN

TP 2020/202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan Makalah kami dengan judul “Mual Muntah Dalam Kehamilan.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Namun atas bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. oleh karena itu
dengan setulus hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kamis, 28 oktober, 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………..
A. Rumusan Masalah…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian emesis gravidarum………………………………………………


B. Penyebab emesis gravidarum ………………………………………………
C. Tanda dan Gejala emesis gravidarum………………………………………………
D. Pengaruh emesis gravidarum terhadap ibu dan janin………………………
E. Pecegahan emesis gravidarum………………………………………
F. Penanganan emesis gravidarum……………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………
A. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah atau dikenal dengan emesis gravidarum merupakan salah satu tanda
awal kehamilan bagi orang awam dikarenakan siklus menstruasi yang panjang sehingga
sebagian ibu hamil baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah mengalami mual muntah.
Mual dan muntah merupakan salah satu tanda dan gejala kehamilan yang umum terjadi pada
ibu hamil pada awal kehamilan trimester I namun pada beberapa kasus dapat berlanjut
sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga tapi itu jarang terjadi (Pudiastuti, 2012).

Emesis gravidarum menyebabkan rasa tidak nyaman karena adanya perasaan pusing,
perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan
frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1. Emesis gravidarum jika tidak
segera diatasi dapat menjadi hal yang patologis (Kesehatan RI, 2013). Keluhan muntah
kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang di makan dan di minum dimuntahkan
yang disebut Hiperemesis Gravidarum sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam
urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis dan sebagainya (Saifuddin, 2012).
Menurut Wiknjoastro (2012) Emesis Gravidarum merupakan hal yang fisiologis. Dalam
Permenkes No 28 Tahun 2017 pasal 19 ayat 2 bahwa bidan dapat memberikan pelayanan
antenatal care pada kehamilan normal yang bertujuan untuk mengenali secara dini
penyimpangan darinormal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan
(Prawirohardjo, 2014).

Kejadian emesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur ibu,
paritas, pendidikan dan pekerjaan. Menurut Claudia (2017), ada hubungan status gravida
dan umur ibu hamil dengan kejadian emesis gravidarum. Berdasarkan hasil penelitian, Ibu
primigravida yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 34 responden (87,2%) dan
primigravida yang tidak mengalami emesis gravidarum berjumlah 5 responden (12,8%).
Multigravida yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 16 responden (37,2%) dan
multigravida yang tidak mengalami emesis gravidarum berjumlah 27 responden
(62,8%).sedangkan berdasarkan umur kehamilanyang mengalami emesis gravidarum
berjumlah 16 responden (88,9%) dan umur yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 2
responden (11,1%).

Pada saat berlangsungnya masa kehamilan, secara tidak langsung tubuh akan
mengalami beberapa perubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi seperti
pembengkakan payudara, kulit pecah-pecah, dan perkembangan rahim, namun sebagian ibu
hamil juga akan mengalami kerontokan pada rambut. Beberapa wanita hamil, terkadang
mereka menginginkan makanan atau minuman yang segar dan cenderung asam. Masa
kehamilan umunnya berlangsung selama 280 hari (Purwoastuti & Walyani, 2015).

Trimester I (0-12 minggu) sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap


kenyataaan bahwa mereka sedang mengandung. Pada beberapa wanita hamil, mereka akan
mengalami perasaan cemas, defresi, dan kesedihan. Biasanya perasaan itu akan berakhir
dengan sendirinya seiring dengan mereka menerima kehamilannya. Pada trimester pertama
wanita hamil akan mengalami ketidaknyamanan seperti mual (nausea), kelelahan, merasa
sangat lelah dan kurang bertenaga, perubahan nafsu makan, dan kepekaan emosional. Pada
fase ini tubuh ibu akan bekerja keras dan system dalam tubuh berusaha untuk membiasakan
diri dengan peningkatan hormone progresteron(Sukarni K, 2013).

B. Rumusan masalah
1. Pengertian emesis gravidarum ?
2. Apa Penyebab emesis gravidarum ?
3. Bagaimana tanda Gejala emesis gravidarum ?
4. Bagaimana Pengaruh emesis gravidarum pada ibu dan janin ?
5. Bagaimana Pencegahan emesis gravidarum ?
6. Bagaimana penanganan emesis gravidarum ?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil keadaan ini biasanya
didahului rasa mual (Nausea). Kedua hal itu adalah hal yang wajar dan sering didapati
pada sebagian besar ibu hamil. Emesis gravidarum atau sering disebut juga morning
sickness adalah rasa mual muntah yang terjadi pada kehamilan ditrimester pertama (0-12
minggu), dimana rasa mual itu bukan hanya terjadi dipagi hari saja tetapi dapat terjadi
setiap saat, bisa malam, siang ataupun setiap waktu. Gejala ini tanpa pengobatan dan akan
mereda dengan sendirinya dalam usia kehamilan 4-5 bulan (Wiknjosastro, 2012).
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid, terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan. Keluhan pertama adalah
rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah
pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan ke-4. Sebagian wanita sering
mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya muntah di pagi hari.
Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam suatu
kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan
berikutnya (Winkjosastro, 2012).
B. Penyebab Emesis Gravidarum
Adapun penyebab emesis gravidarum adalah
1. Perubahan hormonal (peningkatan kadar hormone HCG, estrogen/progesterone) dalam
darah
2. Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan histamine”)
3. Kelebihan asam gastric /asam klorida akibat peningkatan hormone estrogen
4. Perubahan metabolisme glikogen hati
5. Relaksasi yang relative dari jaringan otot pada saluran pencernaan
(misalnya peristaltic usus yang melambat sehingga membuat pencernaan tidak efisien)
6. Kondisi psikologis dan penerimaan ibu terhadap kehamilan (belum siap hamil atau
bahkan kehamilan yang tidak diinginkan) sehingga merasa tertekan dan memicu mual
muntah
7. Pembesaran dan peregangan otot-otot polos uterus
8. Kebiasaan pola makan si calon ibu sebelum maupun pada minggu minggu awal
kehamilan, serta gaya hidupnya
9. Kurang tidur dan istirahat, keletihan fisik dan stress, yang dapat meningkatkan
terjadinya mual muntah (Winkjosastro, 2012).
C. Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda Emesis gravidarum berupa :
1.Rasa mual bahkan dapat sampai muntah
2.Nafsu makan berkurang
3.Mudah lelah
4.Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal
apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi,
cairan dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum berkelanjutan
dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya
(Yeyeh dan Rukiah, 2014).
D. Pengaruh emesis gravidarum pada ibu dan janin
Diawal kehamilan ini kebanyakan wanita hamil hanya sedikit saja meningkatkan
berat badannya dan ini tidak mempengaruhi perkembangan janin. Emesis dalam
keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin,
hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hiperemesis gravidarum akan dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada
kehamilan (Suririnah, 2010).
Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi besar
mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat
pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung akibat perdarahan
gastrointestinal. Bayi-bayi dari wanita yang menderita emesis gravidarum yang
berlebihan sepanjang kehamilannya lebih cenderung memiliki kelainan dan
pertumbuhan yang sedikit terbelakang (Wiknjosastro, 2012).

E. Pencegahan Emesis Gravidarum


Pencegahan emesis gravidarum bias memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
2. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
3. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat
menimbulkan rasa mual.
4. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat.
5. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
6. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin.
7. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

F. Penanganan Emesis Gravidum


a. Farmakologi1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan
tablet vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah
terjadinya enchepalopaty.2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki
efektifitas yang hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan
pemberian antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010)
menunjukkan bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan Ondansentron.
(Irianti,2014).3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4
tablet/hari(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat siang).4)
Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau supositoria
(Kemenkes., 2016).
b. Non Farmakologi1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi
jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan yang tinggi
protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic pada
lambung terutama pada trimester pertama dibandingkan dengan makanan yang
didominasi oleh karbohidrat atau lemak.
2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu istirahat
tidur.3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena
dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1gr jahe
sebagai minuman selama 4 hari.4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat
menurunkan mual dan muntah secara signifikan.
5) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain
dapatmenimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan untuk
embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk, 2014: 58).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Emesis gravidarum keluhan mual muntah ini biasanya akan terjadi di Pagi hari sehingga
dikenal dengan morning sickness. Kasus ini dapat terjadi hampir 50% ibu hamil dan
terbanyak pada umur kehamilan 6 sampai 12 minggu.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengetahui tentang Emesis Gravidarum dalam
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I. A. C. 2010. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan. Dan KB. Jakarta:EGC

Murni, W. 2009. Kiat Mengatasi Masalah Kehamilan dan Janin. Yogyakarta : Elmatera
Publishing

Prawihardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka

Pudiastuti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi.

Yongyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai