Anda di halaman 1dari 50

STAGE

PERSALINAN DAN BBL


NAMA MAHASISWA : Nurul Aini
NIM : P1337424820110
RUANG : PONED Puskesmas Geyer 1
TANGGAL PRAKTIK : 1 – 20 Maret 2021
PEMBIMBING : Umaroh, SKM., STr.Keb.,M.Kes.
LP Asuhan Kebidanan Neonatus,
BERKAS YANG DIKUMPULKAN :
Bayi, dan Balita
HARI TANGGAL PENYERAHAN :
PENERIMA :

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE NEONATUS,


BAYI, DAN BALITA
DI PONED PUSKESMAS GEYER I
Disusun Oleh :
Nurul Aini
NIM. P1337424820110

PEMBIMBING INSTITUSI
Umaroh, SKM., STr.Keb.,M.Kes.

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TA. 2020-2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa
penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam
uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus
menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan
Bayi Baru Lahir, 2000).
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian
terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pemberian kesehatan
bayi dimulai dari pemenuhan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang
menyebabkan hipotisemia dan hipoglikemia. Dan banyak tak kurang
pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali
pusat pada waktu memotong tali pusat. Ditinjau dari pertumbuhan dan
perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang paling rentan akan
banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang
beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI
yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan
angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam
kandungan, selama persalinan segera sesudah melahirkan dan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang
sehat. (Syaifudin, 2006 : 133)
Menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi
lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di
Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa
BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi meninggal.
Penyebab kematian BBL di indonesia adalah BBLR 29%, Asfiksia 27%,
trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (JNPK-
KR, 2008; h.145).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan teori dan keterampilan yang telah
didapatkan di perkuliahan dengan melakukan Asuhan Kebidanan pada
Neonatus seuai dengan langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data secara akurat
dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi bayi
baru lahir.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah-
masalah berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah
dikumpulkan.
c. Mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
d. Menentukan kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
atas diagnosa yang telah diambil.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani
kasus sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
f. Melaksanakan tindakan asuhan.
g. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.

C. MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan kasus ini adalah:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengetahui tentang perawatan atau asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir.
b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan dari institusi
dan menuangkannya dalam dokumentasi asuhan kebidanan.

3. Bagi Klien (ibu)


Dapat dijadikan masukan untuk pasien (ibu)  agar lebih mengerti
tentang perawatan bayi baru lahir dan apa saja tanda bahaya pada bayi
baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram (Sinopsis
obstetri, EGC Jakarta). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia
4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona
L. Wong, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap  37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara
2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah, 2010; hal. 2). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim,
2007).

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


Berikut ini merupakan ciri-ciri bayi normal:
1)      Berat badan 2500-4000 gram
2)      Panjang badan lahir 48-52 cm
3)      Lingkar dada 30-38 cm
4)      Lingkar kepala 33-35 cm
5)      Bunyi jantung dalam menit-menit pertam kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun sampai 120-140 kali/menit
6)      Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali /menit
7)       Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa
8)       Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
9)       Kuku telah agak panjang dan lemas
10)   Genetalia : Labia myora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada bayi laki- laki)
11)   Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12)   Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan
memperlihatkan  gerakan tangan seperti memeluk.
13)   Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam
pertama.
(Asuhan kesehatan Anak dalam konteks keluarga, 1992 : 93).
14) Suhu 36,5 – 37º C
(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

3. Penanganan Bayi Baru Lahir


Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1.        Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut :
a.    Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b.    Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c.    Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d.   Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain.
2.        Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila
masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin
10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari
dan atau setiap tali basah / kotor.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat telah
diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan,
membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan.
3.        Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara
berikut:
a)       Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas.
Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
b)       Konduksi adalah kehilanagan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
contohnya meja, tempat tidur dan timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan diatas benda-benda tersebut.
c)       Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang
dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin
akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika konveki aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d)       Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung). (Tom Lissauer, 2008)
4.        Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M
5.        Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di
daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat
mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6.        Identifikasi Bayi
a.    Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di
tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat
bayi.
b.    Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang
halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah
lepas.
c.    Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi,
nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu.
d.   Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.

7.        Pemantauan Bayi Baru Lahir


Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a.    Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b.    Bayi tampak aktif atau lunglai
c.    Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap
ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut
seperti :
a.    Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
b.    Gangguan pernapasan
c.    Hipotermia
d.   Infeksi
e.    Cacat bawaan dan trauma lahir
(Prawirohardjo, 2002)

Waktu pemeriksaan BBL:


a. Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
b. Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
c. Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
d. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3) (Kementerian
kesehatan RI, 2010; hal 16).
Sidik telapak tangan kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di
catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi,
lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medis (Abdul
Bari Saefudin, 2002 : N-35).
8.        Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pertama (HB0)
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Terdapat jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B, jadwal pertama
imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 0 (segera
setelah lahir menggunakan uniject), jadwal kedua imunisasi
Hepatitis B sebanyak 4 kali yaitu pada usia 0 dan DPT + Hepatitis B
pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi.
Tabel jadwal imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Jumlah pemberian Jadwal
1.   Usia 0 bulan (segera setelah lahir)
Regimen tunggal 3 kali 2.   Usia 1 bulan
3.   Usia 6 bulan
1.      Usia 0 bulan (segera setelah lahir)
2.      Usia 2 bulan
Regimen kombinasi 4 kali
3.      Usia 3 bulan        DPT + Hep B 
4.      Usia 4 bulan
(APN, 2007 : 106)

4. Pengkajian Bayi Segera Setelah Lahir


Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan:
Sebelum bayi lahir:
1.      Apakah kehamilan cukup bulan?
2.      Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain bersih dan
kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera
lakukan penilaian (selintas) berikut:
3.      Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?
4.      Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan
resusitasi (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Pengkajian setelah kelahiran terjadi dalam 3 tahapan, meliputi:


1)   Tahap I (pengkajian segera)
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak
memungkinkan maka letakkan bayi didekat ibu (diantara kedua kaki
atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih
dan kering. segera pula lakukan Penilaian awal (selintas) dengan
menjawab 2 pertanyaan di atas.
Pengkajian dimulai segera selama menit – menit pertama
kelahiran jika memungkinkan lakukan penilaian menggunakan
skoring APGAR  untuk kondisi fisik dan skoring GRAY untuk
interaksi bayi-orangtua (Dewi,2010; h.1- 3).
APGAR SCORE
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir
meliputi 5 variabel (pernafasan, frekuensi Jantung, warna, tonus otot
dan iritabilitas reflek). Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
Dilakukan pada :
•      1 menit kelahiran
yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk memulai
perubahan
•      Menit ke-5
•      Menit ke-10
Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang
rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10
memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai
yang rendah berhubungan dengan kondisi neurologis.
Prosedur penilaian APGAR:
a. Pastikan pencahayaan baik
b. Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama
dengan cepat dan simultan. Jumlahkan hasilnya
c. Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
hasilnya
d. Ulangi pada menit kelima
e. Ulangi pada menit kesepuluh
f. Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai

Tabel 1.1 Nilai APGAR

Nilai
Tanda
0 1 2
seluruhnya biru warna kulit tubuh warna kulit tubuh,
normal merah muda, tangan, dan kaki
tetapi tangan dan kaki normal merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis
(akrosisanosis)
tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
tidak ada respons meringis/menangis bersin/batuk saat
terhadap stimulasi lemah ketika stimulasi saluran napas
distimulasi
lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif
tidak ada lemah atau tidak menangis kuat,
teratur pernapasan baik dan
teratur
(Finster, 2005)
Keterangan :
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR:
a)      Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 menunjukkan bayi
mengalami depresi serius dan membutuhkan Resusitasi segera
sampai Ventilasi.
b)     Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-
6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan Resusitasi.
c)      Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
d)     Bayi normal dengan nilai APGAR 10. (Finster, 2005)

2)   TAHAP  II ( pengkajian transisional)


Pengkajian meliputi pembandingan bayi dengan normal sebagai
berikut:
Periode I (reaktivitas I) : berlangsung selama 30 menit – 2
jam setelah bayi lahir
a)    Bayi terjaga dengan mata terbuka
b)   Memberikan respon terhadap stimulus
c)    Mengisap dengan penuh semangat
d)   Menangis
e)    Respiration Rate = 82 x/mnt
f)    Denyut jantung = 180 x/mnt
g)   Bising usus aktif
h)   Restfulness mengikuti fase awal reaktivitas berlangsung
2 – 4 jam, suhu tubuh, pernafasan, denyut jantung
menurun.
Periode II (reaktivitas II)    : berlangsung 2 – 5 jam setelah bayi lahir
a)  Bayi bangun dari tidur nyenyak
b)  Denyut jantung dan Respiration Rate meningkat
c)  Reflek gag aktif
d) Mungkin bayi mengeluarkan mekoneum, urin dan
menghisap
e)  Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan telah
berkurang
Periode III (stabilisasi)    : berlangsung 12 – 24 jam setelah bayi lahir
a)  Bayi lebih mudah untuk tidur dan bangun
b)  Tanda – tanda vital stabil
c)  Kulit berwarna kemerahan dan hangat
3)    TAHAP III (Pengkajian Periodik)     : setelah 24 jam pertama
Masing-masing sistem tubuh diperiksa untuk mengetahui
struktur dan fungsinya. Pengkajian perinatal Gray tentang interaksi
bayi-orangtua dilakukan dalam 2-3 hari bila memungkinkan
(Hamilton, 1995).

5. Macam-macam Reflek Pada Bayi


a)   Pada mata
Bagian pupil mata bila diberi cahaya normalnya akan mengecil.
Memeriksa mata dengan oftalmoskop untuk melihat reflek merah.
Jika tidak ada reflek tersebut, yaitu pupil berwarna putih ( katarak,
glaukoma, retino blastoma) maka rujuk bayi langsung ke ahli mata.
Periksa juga mata yang tampak normal. Misalnya untuk koloboma,
suatu defek berbentuk kunci pada iris. Yang paling sering adalah
defek berbentuk lubang kunci pada iris di bagian inferior. Juga dapat
mengenai koroid dan struktur lainnya. Penglihatan dapat normal
pada kasus ringan, namun buruk jika saraf optikus terlibat.
b)   Rooting reflek (reflek mencari puting susu)
Bayi akan menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada
pipinya. bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan
berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
c)   Grasp reflek (reflek menggenggam)
Bila jari kita menyentuh telapak tangan, maka jari-jarinya akan
menggenggam dengan kuat.
d)   Babinski reflek (pada anggota bawah telapak kaki, bila jari-jari yang
lain membeber dan membengkok kedepan).
e)   Moro reflek (Reflek emosional)/ Startle reflek (reflek terkejut)
Bila bayi diangkat akan seolah-olah mengangkatkan tubuh pada
orang yang mendekatnya. Hentakan dan gerakan seperti mengenjang
pada lengan dan tangan disertai tangis yang kuat.
f)   Tonick neck reflek
Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi
ditengkurapkan ia akan spontan memiringkan kepala.
g)   Swallowing reflek (reflek menelan)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot daerah
mulut dan faring untuk mengaktifkan reflek menelan dan mendorong
ASI ke dalam lambung bayi (Tom Lissauer, 2008).

6. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir


a. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat akan
menurun, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 Mg/100. Bila ada
gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita
hipoglikemia.
b. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang
lebih rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar maka akan kehilangan panas misal konveksi. Evaporasi
sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang dihasilkan
tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan
suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang
rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun
meningkat.
c. Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru
bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan
pertama:
1) Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
2) Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2
merangsang kemoreseptor karohd.
3) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
pernapasan.
4) Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik
setelah persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada
melalui jalan lahir mengakibatkan cairan paru-paru
kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut. Sehingga cairan
yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru
mengembang menyebabkan rongga dada tromboli pada
bentuk semula.
d. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkat tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah
ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah
dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali
pusat dipotong sehingga aliran darah dari plasenta melalui vena
cava inverior dan foramen oval atrium kiri terhenti sirkulasi darah
bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.
e. Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai
berfungsi (Straight Barbara, 2004).

7. Fisiologi Neonatus
a. Sistem Pernafasan
1) Perkembangan Sistem Pulmoner
Umur Perkembangan
Kehamilan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
24 – 26 hari 2 bronchi membesar
6 minggu Dibentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
16 minggu Dibentuk lobus
24 minggu Dibentuk bronkiolus
28 minggu Dibentuk surfactant
34-36 minggu Maturasi struktur

2) Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui


plasenta, setelah bayi lahir pertukaran O2 terjadi pada paru-paru
(setelah tali pusat dipotong) .Tekanan mekanis pernafasan pertama
akibat adanya: Tekanan mekanis pada thorox sewaktu melewati jalan
lahir, penurunan tekanan O2 dan kenaikan karbondioksida merangsang
(chemoresptor pada sinus carotis).
3) Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan alveoli selain adanya
surfaktan adalah menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan
menjerit sehingga O2 tertinggal didalam.
b. Jantung dan Sirkulasi Darah
Didalam rahim, darah kaya akan nutrisi dari plasenta masuk ke
dalam tubuh janin, melalui umbilikus. Sebagian besar masuk ke dalam
cava inferior melalui duktus venosus arantii. Darah yang sel-sel tubuh
miskin O2 serta penuh sisa pembakaran akan dialiri ke plasenta melalui
arteri umbilicus dan seterusnya. Ketika janin dilahirkan segera bayi
menghirup udara dan menangis kuat dan paru-paru akan mengembang,
tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, maka
ductus arteriosus botalli tidak berfungsi lagi, foramen ovale tertutup.
c. Sistem Saluran Pernafasan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
Absorbsi air terjadi melalui hiucosa seluruh saluran pencernaan, janin
minum air ketuban dibuktikan dengan adanya mekonium.
d. Hepar
Pada kehamilan 4 bulan hepar mempunyai metabolisme hidrat
arang dan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D sudah tersimpan di
hepar. Berfungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir
masih dalam keadaan matur.
e. Metabolisme
Dibanding dengan ukuran tubuhnya. Luas permukaan neonatus
lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga metabolisme perkilogram
berat badannya lebih besar. Pada jam pertama energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat dan pada akhir kedua berasal dari pembakaran
lemak.
f. Produksi Panas
Apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu yaitu dengan cara pembakaran cadangan lemak yang memberikan
lebih banyak energi daripada lemak biasa. Ketahanan tubuh dipengaruhi
oleh suhu tubuh bayi, umur kehamilan dan berat badan bayi.
g. Kelenjar Endokrin
Ada neonatus kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu
masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat misalnya pembesaran
kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan kadang-kadang
adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan.
h. Keseimbangan air fungsi ginjal
Tubuh neonatus mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih dari kalium, bayi berumur 3 hari barulah ginjal mulai
memproses ari yang didapat setelah lahir.
i. Susunan Saraf
Pada triwulan terakhir hubungan antara syaraf dari fungsi otot-
otot menjadi lebih sempurna sehingga janin yang dilahirkan > 32
minggu dapat hidup di luar kandungan.
j. Imunologi
Hanya terdapat imunologi semaglobin, dibentuk banyak dalam
bulan ke-2 setelah bayi dilahirkan. Imunologi gamaglobin pada janin
berasal dari ibunya melalui plasenta (Sumarni, 1994:41-43).

8. Kebutuhan Istirahat Tidur


Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Neonatus sampai 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan
selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau
terlalu dingin.
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada table berikut:
Total istirahat tidur bayi sesuai usia bayi perhari
Usia Lama tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
(Rukiah dan yulianti, 2010; h. 66-82)

9. Imunisasi Dasar
Imunisasi adalah suatu cara untuk memberikan kekebalan
kepada seseorang secara aktif terhadap penyakit menular
(Mansjoer,2000).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesehatan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpapar antigen yang serupa tidak pernah terjadi penyakit (Ranun
dkk,2001)
Tujuan Pemberian Imunisasi :
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar (Ranuh dkk, 2001).
Memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi yaitu Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus, TBC
dan Hepatitis B. (Depkes, 2000)
Syarat-syarat imunisasi :
Dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan,
yaitu : diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan
harus baik, disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya,
pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahi jadwal
imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah
diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan, mencatat nomor batch
pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan informed
concent kepada orang tua atau keluarga, sebelum melakukan tindakan
imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya
tentang manfaat dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi.
(Depkes RI, 2005)
Macam-macam Imunisasi Dasar :
a) Imunisasi BCG (Bacillus Calmedtte Guerrin)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin hidup
yang dilemahkan, diberikan secara intra cutan dengan dosis 0,05
ml pada insertio muskulus deltoideus. Kontraindikasi untuk
vaksin BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan
(misalnya penderita leukimia, penderita yang menjalani
pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV)
b) Imunisasi DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang
melindungi terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah
suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk
rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai
dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang
melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan
dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak
dapat bernafas, makan, atau minum. Pertusis juga dapat
menumbulkan komplikasi yang serius seperti pneumonia, kejang
dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi yang bisa
menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT adalah vaksin 3 in 1 yang bisa diberikan
kepada anak yang berumur kurang dari 7 bulan. Biasanya vaksin
DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot
paha secara sub cutan dalam. Imunisasi DPT diberikan sebanyak
3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan
(DPT II), 4 bulan (DPT III), selang waktu tidak kurang dari 4
minggu dengan dosis 0,5 ml.

c) Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomyelitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan
kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan atau tungkai.
Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot
pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan
kematian. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III
dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin
polio diberikan sebanyak 2 tetes (0,2 ml) langsung ke mulut
anak atau dengan menggunakan sendok berisi air gula.
d) Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis
pada saat anak berusia 9 bulan dan diulang 6 bulan kemudian.
Vaksin disuntikkan secara subcutan sebanyak 0,5 ml. Jika
terjadi wabah campak, dan ada bayi yang belum berusia 9 bulan,
maka imunisasi campak boleh diberikan.
e) Imunisasi HB (Hepatitis B)
Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan
kanker hati dan kematian. Dosis pertama (HB 0) diberikan
segera setelah bayi lahir atau kurang dari 7 hari setelah
kelahiran. Pada umur 2 bulan, bayi mendapat imunisasi HB I
dan 4 minggu kemudian mendapat imunisasi HB II. Imunisasi
dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selnag waktu 1 bulan.
Vaksin disuntikkan pada otot paha secara subcutan dalam
dengan dosis 0,5 ml (Theopilus, 2007).
Jadwal pemberian imunisasi :
Usia < 7 hari : Hepatitis B (HB 0)
Usia 1 bulan : BCG, polio (I)
Usia 2 bulan : DPT (I)/ HB (I), polio (II)
Usia 3 bulan : DPT (II)/ HB (II), polio (III)
Usia 4 bulan : DPT (III)/ HB (III), polio (VI)
Usia 9 bulan : Campak
(Depkes, 2005)

B. KONSEP DASAR TEORI KEBIDANAN


I. Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Neonatus : umur 0-28 hari
Bayi : umur 28 hari – 12 bulan
2. Riwayat Antenatal
Riwayat ANC bagi ibu hamil dilakukan minimal 4 kali
- Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan
- Periksa ulang 1x sebulan, sampai usia kehamilan 7
bulan
- Periksa ulang 2x sebulan, sampai usia kehamilan 9
bulan
- Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9
bulan akhir
- Periksa khusus bila ada keluhan
Dalam ANC ibu hamil mendapatkan penyuluhan tentang
kebutuhan nutrisi gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi
resiko dan komplikasi pada ibu. Menjamin pertumbuhan jaringan
sehingga bayi baru lahir memiliki berat yang optimal yaitu 2500 –
4000 gram, apabila jumlah makannya dikurangi maka berat badan bayi
yang dilahirkan menjadi lebih kecil.
3. Riwayat Natal
Bayi normal akan lahir dengan spontan dimana persalinannya
dengan bantuan his dan kekuatan ibu mengejan tidak dengan
persalinan buatan seperti vacum extrasi/forseps lama persalinan kala I
premi 12 jam sedankan nutrisi jam keadaan BBL pada menit pertama
setelah kelahiran dapat menilai dengan apgar score diantara 7 – 10.

Apgar Score

Tampilan Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Appearance Pucat Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) extremitas kemerahan
kebiruan
Pulse (denyut Tidak ada < 100 > 100
jantung)
Grimance Tidak ada Perubahan minic Bersin / batuk
(Reflek) menangis aktif
Activity Lumpuh Ekst. sedikit flexi Gerakan aktif
ekst. Flexi
Respitory effort Tidak ada Lambat tidak Menangis
teratur keras /kuat

(Rustam Muchtar,1998:119)
2. Riwayat Post Natal
Bayi lahir akan menangis dalam 30 detik dan bernafas dengan
spontan, gerakan aktif, keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah bayi
lahir dengan menggunakan nilai apgar, bayi lahir normal yaitu bayi yang
lahir dari kehamilan 37 – 42 minggu, berat badan lahir 2500 – 4000
gram.
Denyut jantung pada menit pertama 180 kali per menit. Kemudian
menurun menjadi 120 – 140 kali per menit. Pernapasan pada menit
pertama 80 kali per menit, kemudian menurun 40 kali per menit.
4. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan
kadar untuk menambah energi pada jam pertama kehidupannya. Bayi
normal sudah disusui segera setelah lahir. Pada hari ketiga bayi sudah
harus disusui selama 10 menit dengan jarak waktu 3 – 4 jam. Volume
susu yang diberikan pada bayi untuk 1 – 14 hari yaitu :

Umur Volume
1 hari 60 ml / kg BB
2 hari 90 ml / kg
3 hari 120 ml / kg
4 hari 150 ml / kg
10 hari 180 ml / kg
14 hari 200 ml / kg

(Sarwono P, 1997:254)
b. Pola aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat (REM); tidur sehari rata-rata 18-20
jam (Suryana, 1996:80).
c. Pola eliminasi
Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok
basah per 24 jam pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam
kelahiran.
BAB :Tinja yang berbentuk mekoneum berwarna hijau tua akan mulai
keluar dalam 24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung
sampai hari ke 2 – 3.
BAK :Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, kencing
akan keluar 24 jam pertama, yang harus dicatat adalah frekuensi
kencing berikutnya serta warna (Sarwono, 2006: 256).
d. Personal Hygiene
Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril / garam fisiologis, hal
ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya
diseka dengan air steril terutama setelah minum susu. Tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan setiap selesai mandi yaitu dengan
membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah
sekitar selanjutnya ditutup dengan kasa bersih / steril. Kain pokok
harus segera diganti setiap basah karena air kencing/tinja (Sarwono,
2006: 257-258).
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
Bayi tampak semi koma saat tidur malam (Doenges, 2001: 567).
2. TTV
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm pada 4-6 jam, meningkat
sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran; dapat berfluktuasi
dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah ( nadi kuat menunjukkan duktus
arteriosus paten); nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi
daripada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
menunjukkan koarktasi aorta).
Tekanan darah (TD) berentang dari 60-80 mmHg (sistolik) atau 40
sampai 45 mmHg (diastolik), rata-rata tekanan istirahat kira-kira
74/46 mmHg; TD paling rendah pada usia 3 jam (Doenges, 2001: 567)
a. Anthropometri
Berat badan rata-rata 2500 sampai 4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Lingkar kepala 32-37 cm (Doenges, 2001: 567)
b. Pemeriksaan Neurologik
Adanya reflek moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinski’s,
respon reflek bilateral/sama (reflek moro unilateral menandakan
fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis); gerakan bergulung
sementara mungkin terlihat. Tidak adanya kegugupan, letargi,
hipotonia dan parese (Doenges, 2001: 567)
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Fontanel anterior dan posterior lunak dan datar. Kaput
suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-
4 hari; sutura kranial yang bertumpang tidih dapat
terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3
cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5 – 1,0 cm)
Mata : Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi
subkonjungtiva atau hemoragi retina mungkin terlihat;
konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari mungkin terjadi
setelah penetesan obat tetes oftalmik terapeutik.
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Telinga : Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan
luar kantus mata (telinga tersusun rendah menunjukkan
abnormalitas ginjal atau genetik).
Mulut : Saliva banyak; mutiara Epstein (kista epitel) dan lepuh
cekung adalah normal pada palatum keras atau margin
gusi, gigi prekosius mungkin ada.
Dada : Takipnea sementara dapat terlihat; khususnya setelah
kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Abdomen : Tali pusat di klem dengan aman tanpa rembesan darah;
menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam
kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau
ke-3.
Genetalia : Genetalia wanita; labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat; rabas mukosa
putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit
(pseudomenstruasi) mungkin ada. Genetalia pria; Testis
turun,skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi (lubang preputium sempit, mencegah retraksi
foreskin ke glan).
Ekstremitas :Gerakan rentang sendi normal ke segala arah, gerakan
menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas
bawah, tonus otot baik.
Integumen :Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama
periode transisi (kebiruan yang luas dapat menandakan
polisitemia); kemerahan atau area ekomotik dapat
tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area
parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada
kelahiran.
(Doenges, 2001: 567)

II. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : Bayi Ny....umur...jenis kelamin..., lahir spontan, keadaan
umum...

III. Antisipasi Masalah Potensial


Kemungkinan masalah yang akan timbul dari diagnosa :
1. Hipotermi s/d pembaharu suhu yang mendadak dari intrauteri ke
extrauteri
2. Infeksi s/d pemotongan tali pusat
3. Hipoglikemi s/d perubahan metabolisme karbohidrat
4. Resiko aspirasi s/d gumoh
5. Kemungkinan terjadi komplikasi/masalah pada kulit/mata
(Depkes RI, 1995 : 54)

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kebutuhan yang harus segera terpenuhi jika timbul masalah potensial.
(Depkes RI, 1995 : 55)

V. Intervensi
Diagnosa : Bayi Ny....umur...hari dengan masa gestasi...minggu,
lahir spontan, keadaan umum...
Masalah I : potensial hiopotermi sehubungan dengan perubahan
suhu yang mendadak dari intrauteri ke extrauteri
Tujuan : bayi tidak hipotermi dan tidak berlanjut pada trauma
injury/ cold injury
Kriteria : - keadaan umum baik, gerak aktif, tangis kuat, warna
kulit kemerahan
- suhu tubuh dalam batas normal antara 36,5 0C-
37,50C
- akral hangat
- tubuh dan ekstremitas kemerahan

Intervensi:
a.Keringkan segera bayi dengan handuk kering dan hangat
Rasional : kulit bayi yang basah mempercepat proses kehilangan
panas secara konveksi.
b. Bungkus bayi dengan kain yang hangat dan kering.
Rasional : Bungkus yang kering dan hangat akan mempertahankan
suhu tubuh bayi.
c.Jangan memandikan bayi sebelum melewati 6 jam setelah lahir.
Rasional : Memandikan bayi secara dini menyebabkan bayi
mengalami kehilangan panas secara konveksi lebih cepat.
d. Dekatkan segera pada ibu serta susukan bayi setelah lahir
Rasional : Tindakan skin to skin bermanfaat menghangatkan tubuh
bayi.
e.Letakkan bayi diruang / box yang hangat.
Rasional : Suhu ruangan yang hangat mengurangi proses penguapan
tubuh bayi.
f. Sebelum menyentuh bayi, usahakan suhu tubuh/tangan penolong sesuai
dengan suhu badan bayi.
Rasional : Sentuhan dengan kondisi tangan yang dingin
mempercepat proses kehilangan panas secara konduksi.
Masalah II : Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan
tali pusat
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
a. Lakukan perawatan tali pusat dengan mengganti tali pusat yang basah
dengan bungkus tali pusat / kassa yang steril
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
c. Lakukan observasi pada tali pusat selama 48 jam pertama
Rasional : Deteksi dini adanya bahaya komplikasi
d. Beri informasi kepada keluarga tentang tanda-tanda infeksi tali pusat
seperti rubor, dolor, kolor, tumor, fungsiolesa.
Rasional : Informasi yang adekuat dapat meningkatkan pengetahuan
keluarga.
e. Ajarkan pada keluarga cara melakukan perawatan tali pusati pusat
Rasional : Pengetahuan yang adekuat menimbulkan sikap yang
kooperatif keluarga dalam melaksanakan tindakan.

VI. Impelentasi
Langkah pelaksanaaan dalam proses manajemen kebidanan di
laksanakan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Bidan melaksanakan secara mandiri/rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi,
pelaksanaan tindakan selalu di upayakan dalam waktu yang tepat, efektif
dan berkwalitas (Depkes RI,1999:11)

VII. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu untuk menilai
tentang kriteria hasil yang di capai apakah sesuai dengan tujuan atau
tidak sejauh mana tujuan dapat sesuai dengan kriteria keberhasilan
dalam evaluasi ini dituliskan catatan dengan kriteria waktu yang telah
ditentukan .
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP
S : Subyek
Merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien
(Anamnese)
O : Obyek
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat
atau tenaga kesehatan lainnya.

A : Assesment
Merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif
dan obyektif
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah
klien berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah di capai.
(Depkes RI, 1999 : 11 )
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY “ D”, USIA 29 HARI, JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
DI PUSKESMAS GEYER I, GROBOGAN

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Geyer I
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas bayi
Nama bayi : By. Ny. “D”
Umur bayi : 29 hari
Tanggal lahir : 2 Februari 2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :2
2. Identitas Orang Tua:
Ibu
Nama : Ny. “D” Nama : Tn.”D”
Umur : 27 Th Umur : 35 Th
Suku/ bangsa : Jawa/ Indo Suku/ bangsa : Jawa/ Indo
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Wirausaha
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat Rumah : Ds. Jambangan RT 7/ RW 3 Kec. Geyer Kab.
Grobogan
2.Keluhan Utama dan alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya sehingga mengetahui
kondisi bayinya.

3.Data Kebidanan
a. Riwayat Kehamilan Ibu (Prenatal)
 Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke-2
1) ANC
TM I : Ibu merasakan mual, muntah dan pusing, periksa 3x
pada bidan. Terapi yang didapat: TT 1 kali, vit. B6
1x/hari, dan As. Folat 1x/hari. Penyuluhan yang
didapat yaitu: tanda bahaya TM I
(perdarahan/abortus, pusing yang hebat),
pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :
- Makan - makanan yang kering dengan porsi
kecil dan sesering mungkin.
- Hindari makan - makanan yang bersantan
(merangsang mual)
- Hindari makanan atau bau-bauan yang
menyebabkan mual
- Makan sedikit tapi sering
TM II : Ibu mengatakan tidak mengeluh apapun. Periksa 2 x
pada bidan, 1 x pada dokter kandungan. Terapi yang
didapat yaitu: tablet tambah darah (Fe) 1x/hari, kalk
1x/hari, vit C. 1x/hari. Penyuluhan yang didapat
yaitu: Istirahat cukup, tanda bahaya TM II
( perdarahan, pusing yang hebat, gerakan janin yang
berkurang, terjadi kontraksi belum waktunya,
ketuban pecah dini ), anjuran senam hamil,
mengenai seksual, perawatan payudara dengan
membersihkan puting dan areola setelah mandi
dengan kapas basah.
TM III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, 4x datang pada
bidan, 1x pada dokter kandungan. Terapi yang
didapat yaitu: tablet tambah darah (Fe) 1x/hari, kalk
1x/hari, vit C 1x/hari. Penyuluhan yang didapat yaitu
: tanda bahaya TM III (perdarahan, pusing yang
hebat, ketuban pecah dini, gerakan janin yang
lemah, kontraksi yang berlebihan), tanda – tanda
persalinan, tentang IMD, hal – hal yang dibutuhkan
saat persalinan ( perlengkapan bayi, perlengkapan
ibu, biaya persalinan, dll )
2) Riwayat Penyakit Kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun dengan
gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), bila terlalu
capek nafas sesak, tarikan nafas terlalu dalam, sesak nafas (Asma),
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan,
kelelahan (Hypertensi), tiba-tiba mengalami kejang sembari
mengeluarkan air liur berwarna putih yang keluar dari mulut
(Epilepsi), menahun seperti jantung berdebar-debar, rasa nyeri yang
mencekam di dada kiri atau tengah selama beberapa menit, mudah
lelah, sesak nafas, keringat dingin (Jantung), BAK nyeri dan sedikit,
bengkak pada tubuh, dan sakit di bagian pinggang (Ginjal), menular
seperti batuk tidak sembuh-sembuh selama 2 minggu dan berdarah,
penurunan berat badan secara drastis, kehilangan nafsu makan, nyeri
dada dan paru yang menyebabkan sesak nafas (TBC), mual muntah
disertai nyeri perut, demam, kencing berwarna seperti teh/gelap, mata
atau kulit menguning, BAB berwarna pucat (Hepatitis), sering diare,
berat badan turun (HIV)
3) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi apapun terhadap semua jenis
makanan dan tidak ada pantangan untuk memakan sesuatu, selama
hamil ibu mengaku tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan
jamu-jamuan, ibu hanya meminum obat yang diberikan oleh bidan.
Ibu mengatakan tidak pernah merokok maupun minum minuman
keras.

a. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu :


No Keha Umur Tanggal Jenis Tempat Penolong Penyulit
milan kehamilan Partus partus partus
1 I aterm 20-01-2012 Spontan BPM Bidan Tidak
ada
2 II 40-41 mg 31-03-2014 Spontan BPM Bidan Tidak
ada
b. Riwayat nifas dan anak yang lalu:
Anak Nifas
No Jenis kelamin BB PB Umur Laktasi Perdarahan Nifas Ket

1 perempuan 2200 46 cm 2 tahun 11 bulan Tidak ada 40 hari Normal


gram
2 Laki - Laki 2800 50cm 29 hari Sampai Tidak ada Sekarang Normal
gram sekarang

4. Data Kesehatan Bayi


a. Data kesehatan sekarang :ibu mengatakan bayinya tidak sedang
menderita penyakit apapun.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan selama ini bayinya tidak pernah menderita penyakit
apapun dan tidak pernah masuk rumah sakit. Ibu mengatakan bayinya
selama ini tidak mengalami alergi terhadap apapun dan bayinya telah
mendapatkan imunisasi HB(0), Polio(1), dan BCG.
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun dengan
gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), bila terlalu
capek nafas sesak, tarikan nafas terlalu dalam, sesak nafas (Asma), sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, kelelahan
(Hypertensi), tiba-tiba mengalami kejang sembari mengeluarkan air liur
berwarna putih yang keluar dari mulut (Epilepsi), menahun seperti
jantung berdebar-debar, rasa nyeri yang mencekam di dada kiri atau
tengah selama beberapa menit, mudah lelah, sesak nafas, keringat
dingin (Jantung), BAK nyeri dan sedikit, bengkak pada tubuh, dan sakit
di bagian pinggang (Ginjal), menular seperti batuk tidak sembuh-
sembuh selama 2 minggu dan berdarah, penurunan berat badan secara
drastis, kehilangan nafsu makan, nyeri dada dan paru yang
menyebabkan sesak nafas (TBC), mual muntah disertai nyeri perut,
demam, kencing berwarna seperti teh/gelap, mata atau kulit menguning,
BAB berwarna pucat (Hepatitis), sering diare, berat badan turun (HIV)
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan yang mengasuh bayinya adalah ibu dan suami secara
bergantian. Hubungan ibu dengan anggota keluarga dan tetangganya
baik. Keadaan lingkungan rumah ibu nyaman untuk ditempati.
Ibu mengatakan setelah bayi lahir diadakan acara adat barokahan
(brokohan) dan sepasaran.
5. Kebutuhan Dasar Bayi
a. Nutrisi
Bayi minum ASI dengan frekuensi tiap ± 1,5 jam, dan pada saat bayi
rewel. Terkadang bayi minum susu formula bila ibu ada acara.
b. Aktivitas
Aktivitas bayi hanya tidur ± 16 jam sehari, terbangun saat BAB, BAK
dan saat lapar. Saat bayi merasa tidak nyaman ia juga rewel (gerak
aktif, menangis kuat)
c. Eliminasi
BAK : ± 7-8 x / hari, berwarna kuning jernih, bau khas
BAB : ± 2x sehari, konsistensi lunak, berwarna kuning
d. Pola Tidur
Bayi tidur siang ±8 jam dan tidur malam ±8 jam.
e. Personal Higiene
Ibu mengatakan bayinya mandi 2x sehari, serta ganti baju/popok tiap
kali BAK ataupun BAB.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : gerak aktif
TTV
Suhu : 36, 7 º C
Nadi : 120 x/ menit
Respirasi : 60 x/ menit
Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 54,5 cm
LIDA : 36 cm
LILA : 13
LIKA
Circumferentia mento occipital : 39
Circumferentia fronto occipitalis : 37
Circumferentia suboccipito bregmetika : 35
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, persebaran rambut merata, rambut lurus,
tidak ada cephalhematoma, tidak ada benjolan,
UUB belum menutup dan UUK sudah menutup.
Rambut : bersih, hitam, persebaran rambut merata, rambut
lurus,
Muka : tidak pucat, tidak ikterik
Mata : simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera putih,
conjungtiva merah muda, tidak ikterus, reflek
pupil baik.
Hidung : lubang hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada
perdarahan, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : bersih, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis,
tidak ada moniliasis, tidak ada oral trush, tidak
ada labioskisis maupun labiospalatoskisis.
Telinga : simetris, agak kotor (ada serumen), tidak ada
perdarahan
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar
tyroid, maupun limfe.
Dada : tidak ada kelainan pada bentuk dada berupa
pigeon chest maupun funnel chest, tidak ada
tarikan intercosta, tidak ada ronchi dan
wheezing, pernafasan normal
Mammae : bersih, simetris, puting mendatar, tidak ada
pengeluaran cairan dari mammae
Axilla : bersih, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
Abdomen
Inspeksi : perut tidak buncit, tali pusat telah lepas, pusar
bersih dan kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan (bayi tidak menangis saat
diperiksa)
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : terdapat bising usus
Genetalia : bersih, penis terdapat lubang (tidak terdapat
fimosis), testis sudah turun ke scrotum, tidak
terdapat hipospadia maupun epispadia.
Anus : (+) ada lubang
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Bawah : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Kulit : warna kulit merah muda, tidak ada tanda lahir
Reflek-reflek
Reflek moro : (+)
Reflek grasp : (+)
Reflek rooting : (+)
Reflek suckling : (+)
Reflek swallowing : (+)
Reflek babinski : (+)
Reflek tonic neck : (+)

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 10.45 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm,
LILA 13cm, keadaan umum bayi baik, prognosa baik.

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU


KOLABORASI
Tidak ada

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH


Tanggal : 29 Apri 2014 Pukul : 10.50 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm,
LILA 13cm, keadaan umum bayi baik, prognosa baik.
Tujuan asuhan:
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat berjalan dengan baik, bayi dapat
menyusu dengan baik dan benar, ibu mampu dan mau memberikan ASI
selama minimal 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping ASI, serta
imunisasi dapat berjalan dengan lancar.
Kriteria hasil :
1. TTV normal
N : 110-160x/menit
S : 36,5-37,5oC
Rr : 40-60x/menit
2. Bayi dapat menyusu dengan baik dan benar, serta ibu mau dan mampu
memberikan ASI selama minimal 6 bulan tanpa ditambahkan
makanan pendamping ASI.
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam.
3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dipantau dan berjalan
normal.
Tanda bayi yang sehat yaitu:
a. Berat badan naik mengikuti pita hijau di KMS, berat badan bayi
naik 500 gram tiap bulannya.
b. Anak bertambah tinggi
c. Jarang sakit
d. Aktif pergerakannya
e. Perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Perkembangan bayi usia 0 – 3 bulan
Kemampuan : mengangkat kepala 45o dan menggerakkan kepala ke
kanan-kiri, melihat wajah orang, terkejut, tersenyum.
Stimulasi : memperkenalkan berbagai suara dan benda berwarna
mencolok, membolak-balikkan badan, melatih
memegang mainan
4. Imunisasi yang diperoleh usia 1 bulan
Usia < 7 hari : HB(0)
Usia 1 bulan : BCG, Polio(I)

Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ sehingga ibu mengetahui kondisi bayinya
2. Anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene bayi dan beritahu cara
merawat bayi sehari-hari
R/ agar bayi terhindar dari penyakit infeksi dan bayi dalam keadaan
selalu sehat
3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan, diberikan
tiap 2 jam atau setiap bayi merasa lapar
R/ agar nutrisi bayi dapat terpenuhi dan tumbuh kembang bayi dapat
berjalan dengan lancar
4. Anjurkan ibu untuk teratur memberikan imunisasi terhadap bayinya
sesuai dengan jadwal yang diberikan
R/ agar bayi mendapatkan imunitas sehingga terhindar dari penyakit
5. Beritahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi
R/ agar bila timbul tanda bahaya pada bayi, maka bayi dapat segera
ditangani dan resiko komplikasi lebih sedikit.
6. Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari
R/ agar kadar bilirubin tidak meningkat sehingga bayi tidak mengalami
ikterik.
7. Anjurkan ibu untuk untuk tetap memantau kondisi serta tumbuh kembang
bayi dengan ikut posyandu.
R/ agar ibu dapat mengetahui segala perkembangan dan pertumbuhan
bayinya, serta deteksi dini terhadap masalah-masalah yang mungkin
timbul sehubungan dengan tumbuh kembang bayi.
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (28 Mei
2014) untuk imunisasi polio(II), HB(I), DPT(I)
R/ agar bayi mendapatkan imunisasi secara rutin

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 10.55 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : gerak aktif
- TTV
N : 120x/menit
S : 36,7 oC
Rr : 60x/menit
- Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 50 cm
LIDA : 38 cm
LIKA : 36 cm
- UUB belum menutup dan UUK sudah menutup
- Tidak ada chepal hematoma
- Mata dan kulit tidak ada tanda ikterik
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tali pusat sudah lepas, bersih dan kering.
- Reflek moro, graft, rooting, sucking, swallowing, babinski dan
tonic neck (+)
2. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal higiene bayinya, serta
memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari dengan :
a. Mandi 2x sehari menggunakan air hangat
b. Sering mengganti popok dan membersihkan pantat bayi setiap basah
atau kotor dari pada memandikan. Tidak perlu membubuhi bedak
pada pantat atau alat kelamin bayi saat mengganti popok karena akan
menyebabkan penyumbatan dan infeksi.
c. Bila bayi buang air besar dan buang air kecil :
Bersihkan dengan lembut pantat yang kotor, cukup dibasuh dengan
kapas yang direndam dalam air hangat atau dengan menggunakan
tisu basah.
d. Saat membersihkan mata atau telinga :
1) Usaplah kelopak mata dengan kapas dari ujung mata sampai ke
arah hidung.
2) Bersihkan telinga dengan kapas yang digulung. Jangan masuk
terlalu dalam cukup sebatas mata dapat melihat
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif
minimal sampai 6 bulan dengan cara tidak memberikan makanan
pendampinng ASI selama usia bayi belum mencapai 6 bulan dan dengan
cara memberikan ASI setiap 2 jam dan atau pada saat bayi merasa lapar
dengan artian tidak dijadwal (on demand). Karena ASI banyak sekali
manfaatnya, yaitu :
a. Untuk Bayi, manfaat yang diperoleh antara lain : bayi dapat
memulai kehidupannya dengan baik, ASI mengandung antibodi,
ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian
karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan
adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi , ASI
meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang
dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap
mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan
ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi
yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu yang
menyusui air susu ibu itu sendiri.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan imunisasi kepada bayinya
sesuai dengan usianya di bidan atau ke tempat pelayanan kesehatan lain.
Dengan jadwal:

Umur Jenis Imunisasi


0-7 hari Hepatitis B (uniject)
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/ HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/ HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/ HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan menciptakan kekebalan
terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan sejumlah kecil
mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan. Tujuan imunisasi
merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi, diantaranya adalah :


a. Tidak menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini
tandanya bayi terkena infeksi berat.
b. Bayi kejang, kejang pada BBL kadang sulit dibedakan dengan
gerakan normal. Jika melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan
terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, mengisap,
mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar,
kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi
disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang.
c. Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Ini tandanya bayi sakit
berat.
d. Sesak nafas (>60x/menit)
e. Bayi merintih, ini tandanya bayi sakit berat
f. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah
sampai ke dinding perut, tandanya bayi terkena infeksi.
g. Demam (suhu bayi lebih dari 37,5 oC) atau tubuh terasa dingin
(suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 oC)
h. Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi
buta.
i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat
bisa menyebabkan kematian.
j. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika
muncul pada hari pertama (kurang dari 25 jam) setelah lahir,
ditemukan pada umur >14 hari, kuning sampai ke telapak tangan
atau kaki.
k. Buang air besar / tinja bayi berwarna pucat
6. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari dengan cara :
a. Jemur selama 15 menit saja sebelum pukul 08.00 pagi, karena
kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif, tidak mampu menahan
terik sinar matahari.
b. Letakkan bayi membelakangi matahari agar sinar matahari tidak
menyilaukan matanya. Bila perlu, tutupi mata bayi dengan
kacamata tabir surya (sunglasses)
c. Pakaikan baju ketika bayi dijemur, dan atur agar sinar matahari
mengenai tubuh bayi secara merata. 
d. Awasi  bayi  selama dijemur. 
e. Bayi sebaiknya dipangku. Atau jika ditidurkan di atas kasur atau
alas lainnya, dan jangan pernah meninggalkan bayi sendirian.
f. Langsung beri ASI begitu selesai dijemur. Karena, bisa
jadi bayi Anda haus.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayinya dengan ikut posyandu atau dengan cara
melakukan pemeriksaan di tempat pelayanan kesehatan atau melihat
perkembangan dari buku KMS.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 bulan lagi (28 Mei 2014) untuk imunisasi bayinya yaitu
imunisasi polio(II), HB(I), dan DPT(I). Sehingga bayi memiliki
kekebalan terhadap mikroorganisme yang menyebabkan timbulnya
penyakit polio, hepatitis B, difteri, pertusis maupun tetanus.

VII.EVALUASI
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 11.05 WIB
- ibu mengatakan sudah mengerti dan jelas tentang apa yang telah dijelaskan
oleh petugas kesehatan.
- ibu mengatakan sudah mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa
bayinya sehat.
- Ibu mengatakan mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan.
- ibu mengangguk tanda mengerti saat petugas kesehatan memberikan
penjelasan.
- Ibu terlihat senang karena bayinya sehat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kunjungan neonatus hari ke-28 keadaan bayi dalam batas normal, bayi
menyusui dengan kuat dan masih diberikan ASI eksklusif tanpa makanan yang
lain dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan berat badan bayi meningkat
menjadi 3400 gram. Ibu sudah membawa bayinya ke posyandu untuk
mendapatkan imunisasi BCG pada tanggal 04 mei 2018 karena imunisasi sangat
penting bagi bayi. Berdasarkan anjuran IDAI (2017) imunisasi dasar BCG
diberikan pada bayi berusia 0-2 bulan, sehingga pemberian imunisasi pada Bayi
Ny. S tidak menyimpang dari teori dan program yang ditetapkan. Setelah
melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 6 jam, 6
hari dan 28 hari, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan
sehat tanpa komplikasi apapun dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif yaitu bayi hanya minum ASI sampai berusia 6 bulan tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan pasal 29 ayat 1 bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu
eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny “D” , usia 29 hari,
jenis kelamin laki-laki yang dilakukan di Puskesmas Geyer I, dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan didapatkan data subyektif dan
obyektif.
2. Dalam pengkajian yang didapatkan dari data subyektif dan obektif
diperoleh diagnosa Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm, LILA 13cm,
keadaan umum bayi baik , prognosa baik.
3. Diagnosa potensial tidak ada karena Bayi Ny. “D” tidak mengalami
masalah.
4. Tindakan segera yang dilakukan tidak ada
5. Intervensi yang diberikan pada Bayi Ny. “D”, usia 29 hari adalah beritahu
hasil pemeriksaan kepada ibu, anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
bayi dan beritahu cara merawat bayi sehari-hari, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan, diberikan tiap 2 jam atau setiap
bayi merasa lapar, anjurkan ibu untuk teratur memberikan imunisasi
terhadap bayinya sesuai dengan jadwal yang diberikan, beritahu ibu
mengenai tanda bahaya pada bayi Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di
pagi hari, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (28
Mei 2014) untuk imunisasi polio(II), HB(I), DPT(I)
6. Implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
7. Setelah dievaluasi ternyata tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan waktu yang ditentukan.
B. SARAN
1. Untuk Institusi :
Menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan memadai guna
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa. Serta
meningkatkan mutu pendidikan serta kemampuan mahasiswa dalam
memberi asuhan.
2. Untuk Mahasiswa :
Lebih banyak belajar, membaca, dan berlatih sehingga kemampuan
dan ketrampilan mahasiswa dalam prakteknya dapat lebih baik dan
menjadi lulusan yang membanggakan.
3. Untuk Klien (ibu) :
Lebih kooperatif dengan petugas sehingga proses pemberian asuhan
dapat berlangsung dengan baik sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

“Ilustrasi,” Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hal.325.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Dewi, Vivian Nanny lia.2011.AsuhanNeonates BayidanAnakBalita.Jakarta
:SalembaMedika
Drew, David dan Philip Jevon, Maregaret Raby; alih bahasa,Dian Ramadhani.
2008. editor edisi bahasa Indonesia, Sari Isnaeni. – Jakarta : EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
KR, JNPK.2008. Asuhanpersalinan normal. Jakarta :TIM
Manuaba, Ida Bagus Gede.2010.ilmu kebidananpenyakitkandungandan
KB.Jakarta : EGC
Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmubedahkebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2011. IlmuKebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Rukiyah, Ai yeyeh, LiaYulianti. 2010. Asuhan Neonates
BayidanBalita.  Jakarta :Salembamedika
Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Soepardan,Suryani.2009.Konsepkebidanan.Jakarta : EGC
Sulistyawati Ari dan Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas
Padjadjaran
Zulkifli L., Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Karya CV, 1986.

Anda mungkin juga menyukai