PEMBIMBING INSTITUSI
Umaroh, SKM., STr.Keb.,M.Kes.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa
penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam
uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus
menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan
Bayi Baru Lahir, 2000).
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian
terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pemberian kesehatan
bayi dimulai dari pemenuhan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang
menyebabkan hipotisemia dan hipoglikemia. Dan banyak tak kurang
pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali
pusat pada waktu memotong tali pusat. Ditinjau dari pertumbuhan dan
perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang paling rentan akan
banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang
beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI
yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan
angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam
kandungan, selama persalinan segera sesudah melahirkan dan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang
sehat. (Syaifudin, 2006 : 133)
Menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi
lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di
Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa
BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi meninggal.
Penyebab kematian BBL di indonesia adalah BBLR 29%, Asfiksia 27%,
trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (JNPK-
KR, 2008; h.145).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan teori dan keterampilan yang telah
didapatkan di perkuliahan dengan melakukan Asuhan Kebidanan pada
Neonatus seuai dengan langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data secara akurat
dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi bayi
baru lahir.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah-
masalah berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah
dikumpulkan.
c. Mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
d. Menentukan kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
atas diagnosa yang telah diambil.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani
kasus sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
f. Melaksanakan tindakan asuhan.
g. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan kasus ini adalah:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengetahui tentang perawatan atau asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir.
b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan dari institusi
dan menuangkannya dalam dokumentasi asuhan kebidanan.
A. TEORI MEDIS
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram (Sinopsis
obstetri, EGC Jakarta). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia
4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona
L. Wong, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara
2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah, 2010; hal. 2). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Khosim,
2007).
Nilai
Tanda
0 1 2
seluruhnya biru warna kulit tubuh warna kulit tubuh,
normal merah muda, tangan, dan kaki
tetapi tangan dan kaki normal merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis
(akrosisanosis)
tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
tidak ada respons meringis/menangis bersin/batuk saat
terhadap stimulasi lemah ketika stimulasi saluran napas
distimulasi
lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif
tidak ada lemah atau tidak menangis kuat,
teratur pernapasan baik dan
teratur
(Finster, 2005)
Keterangan :
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR:
a) Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 menunjukkan bayi
mengalami depresi serius dan membutuhkan Resusitasi segera
sampai Ventilasi.
b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-
6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan Resusitasi.
c) Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
d) Bayi normal dengan nilai APGAR 10. (Finster, 2005)
7. Fisiologi Neonatus
a. Sistem Pernafasan
1) Perkembangan Sistem Pulmoner
Umur Perkembangan
Kehamilan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
24 – 26 hari 2 bronchi membesar
6 minggu Dibentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
16 minggu Dibentuk lobus
24 minggu Dibentuk bronkiolus
28 minggu Dibentuk surfactant
34-36 minggu Maturasi struktur
9. Imunisasi Dasar
Imunisasi adalah suatu cara untuk memberikan kekebalan
kepada seseorang secara aktif terhadap penyakit menular
(Mansjoer,2000).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesehatan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpapar antigen yang serupa tidak pernah terjadi penyakit (Ranun
dkk,2001)
Tujuan Pemberian Imunisasi :
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar (Ranuh dkk, 2001).
Memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi yaitu Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus, TBC
dan Hepatitis B. (Depkes, 2000)
Syarat-syarat imunisasi :
Dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan,
yaitu : diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan
harus baik, disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya,
pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahi jadwal
imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah
diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan, mencatat nomor batch
pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan informed
concent kepada orang tua atau keluarga, sebelum melakukan tindakan
imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya
tentang manfaat dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi.
(Depkes RI, 2005)
Macam-macam Imunisasi Dasar :
a) Imunisasi BCG (Bacillus Calmedtte Guerrin)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin hidup
yang dilemahkan, diberikan secara intra cutan dengan dosis 0,05
ml pada insertio muskulus deltoideus. Kontraindikasi untuk
vaksin BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan
(misalnya penderita leukimia, penderita yang menjalani
pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV)
b) Imunisasi DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang
melindungi terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah
suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk
rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai
dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang
melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan
dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak
dapat bernafas, makan, atau minum. Pertusis juga dapat
menumbulkan komplikasi yang serius seperti pneumonia, kejang
dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi yang bisa
menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT adalah vaksin 3 in 1 yang bisa diberikan
kepada anak yang berumur kurang dari 7 bulan. Biasanya vaksin
DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot
paha secara sub cutan dalam. Imunisasi DPT diberikan sebanyak
3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan
(DPT II), 4 bulan (DPT III), selang waktu tidak kurang dari 4
minggu dengan dosis 0,5 ml.
c) Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomyelitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan
kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan atau tungkai.
Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot
pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan
kematian. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III
dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin
polio diberikan sebanyak 2 tetes (0,2 ml) langsung ke mulut
anak atau dengan menggunakan sendok berisi air gula.
d) Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis
pada saat anak berusia 9 bulan dan diulang 6 bulan kemudian.
Vaksin disuntikkan secara subcutan sebanyak 0,5 ml. Jika
terjadi wabah campak, dan ada bayi yang belum berusia 9 bulan,
maka imunisasi campak boleh diberikan.
e) Imunisasi HB (Hepatitis B)
Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan
kanker hati dan kematian. Dosis pertama (HB 0) diberikan
segera setelah bayi lahir atau kurang dari 7 hari setelah
kelahiran. Pada umur 2 bulan, bayi mendapat imunisasi HB I
dan 4 minggu kemudian mendapat imunisasi HB II. Imunisasi
dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selnag waktu 1 bulan.
Vaksin disuntikkan pada otot paha secara subcutan dalam
dengan dosis 0,5 ml (Theopilus, 2007).
Jadwal pemberian imunisasi :
Usia < 7 hari : Hepatitis B (HB 0)
Usia 1 bulan : BCG, polio (I)
Usia 2 bulan : DPT (I)/ HB (I), polio (II)
Usia 3 bulan : DPT (II)/ HB (II), polio (III)
Usia 4 bulan : DPT (III)/ HB (III), polio (VI)
Usia 9 bulan : Campak
(Depkes, 2005)
Apgar Score
(Rustam Muchtar,1998:119)
2. Riwayat Post Natal
Bayi lahir akan menangis dalam 30 detik dan bernafas dengan
spontan, gerakan aktif, keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah bayi
lahir dengan menggunakan nilai apgar, bayi lahir normal yaitu bayi yang
lahir dari kehamilan 37 – 42 minggu, berat badan lahir 2500 – 4000
gram.
Denyut jantung pada menit pertama 180 kali per menit. Kemudian
menurun menjadi 120 – 140 kali per menit. Pernapasan pada menit
pertama 80 kali per menit, kemudian menurun 40 kali per menit.
4. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan
kadar untuk menambah energi pada jam pertama kehidupannya. Bayi
normal sudah disusui segera setelah lahir. Pada hari ketiga bayi sudah
harus disusui selama 10 menit dengan jarak waktu 3 – 4 jam. Volume
susu yang diberikan pada bayi untuk 1 – 14 hari yaitu :
Umur Volume
1 hari 60 ml / kg BB
2 hari 90 ml / kg
3 hari 120 ml / kg
4 hari 150 ml / kg
10 hari 180 ml / kg
14 hari 200 ml / kg
(Sarwono P, 1997:254)
b. Pola aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat (REM); tidur sehari rata-rata 18-20
jam (Suryana, 1996:80).
c. Pola eliminasi
Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok
basah per 24 jam pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam
kelahiran.
BAB :Tinja yang berbentuk mekoneum berwarna hijau tua akan mulai
keluar dalam 24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung
sampai hari ke 2 – 3.
BAK :Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, kencing
akan keluar 24 jam pertama, yang harus dicatat adalah frekuensi
kencing berikutnya serta warna (Sarwono, 2006: 256).
d. Personal Hygiene
Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril / garam fisiologis, hal
ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya
diseka dengan air steril terutama setelah minum susu. Tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan setiap selesai mandi yaitu dengan
membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah
sekitar selanjutnya ditutup dengan kasa bersih / steril. Kain pokok
harus segera diganti setiap basah karena air kencing/tinja (Sarwono,
2006: 257-258).
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
Bayi tampak semi koma saat tidur malam (Doenges, 2001: 567).
2. TTV
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm pada 4-6 jam, meningkat
sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran; dapat berfluktuasi
dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah ( nadi kuat menunjukkan duktus
arteriosus paten); nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi
daripada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
menunjukkan koarktasi aorta).
Tekanan darah (TD) berentang dari 60-80 mmHg (sistolik) atau 40
sampai 45 mmHg (diastolik), rata-rata tekanan istirahat kira-kira
74/46 mmHg; TD paling rendah pada usia 3 jam (Doenges, 2001: 567)
a. Anthropometri
Berat badan rata-rata 2500 sampai 4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Lingkar kepala 32-37 cm (Doenges, 2001: 567)
b. Pemeriksaan Neurologik
Adanya reflek moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinski’s,
respon reflek bilateral/sama (reflek moro unilateral menandakan
fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis); gerakan bergulung
sementara mungkin terlihat. Tidak adanya kegugupan, letargi,
hipotonia dan parese (Doenges, 2001: 567)
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Fontanel anterior dan posterior lunak dan datar. Kaput
suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-
4 hari; sutura kranial yang bertumpang tidih dapat
terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3
cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5 – 1,0 cm)
Mata : Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi
subkonjungtiva atau hemoragi retina mungkin terlihat;
konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari mungkin terjadi
setelah penetesan obat tetes oftalmik terapeutik.
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Telinga : Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan
luar kantus mata (telinga tersusun rendah menunjukkan
abnormalitas ginjal atau genetik).
Mulut : Saliva banyak; mutiara Epstein (kista epitel) dan lepuh
cekung adalah normal pada palatum keras atau margin
gusi, gigi prekosius mungkin ada.
Dada : Takipnea sementara dapat terlihat; khususnya setelah
kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Abdomen : Tali pusat di klem dengan aman tanpa rembesan darah;
menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam
kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau
ke-3.
Genetalia : Genetalia wanita; labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat; rabas mukosa
putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit
(pseudomenstruasi) mungkin ada. Genetalia pria; Testis
turun,skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi (lubang preputium sempit, mencegah retraksi
foreskin ke glan).
Ekstremitas :Gerakan rentang sendi normal ke segala arah, gerakan
menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas
bawah, tonus otot baik.
Integumen :Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama
periode transisi (kebiruan yang luas dapat menandakan
polisitemia); kemerahan atau area ekomotik dapat
tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area
parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada
kelahiran.
(Doenges, 2001: 567)
V. Intervensi
Diagnosa : Bayi Ny....umur...hari dengan masa gestasi...minggu,
lahir spontan, keadaan umum...
Masalah I : potensial hiopotermi sehubungan dengan perubahan
suhu yang mendadak dari intrauteri ke extrauteri
Tujuan : bayi tidak hipotermi dan tidak berlanjut pada trauma
injury/ cold injury
Kriteria : - keadaan umum baik, gerak aktif, tangis kuat, warna
kulit kemerahan
- suhu tubuh dalam batas normal antara 36,5 0C-
37,50C
- akral hangat
- tubuh dan ekstremitas kemerahan
Intervensi:
a.Keringkan segera bayi dengan handuk kering dan hangat
Rasional : kulit bayi yang basah mempercepat proses kehilangan
panas secara konveksi.
b. Bungkus bayi dengan kain yang hangat dan kering.
Rasional : Bungkus yang kering dan hangat akan mempertahankan
suhu tubuh bayi.
c.Jangan memandikan bayi sebelum melewati 6 jam setelah lahir.
Rasional : Memandikan bayi secara dini menyebabkan bayi
mengalami kehilangan panas secara konveksi lebih cepat.
d. Dekatkan segera pada ibu serta susukan bayi setelah lahir
Rasional : Tindakan skin to skin bermanfaat menghangatkan tubuh
bayi.
e.Letakkan bayi diruang / box yang hangat.
Rasional : Suhu ruangan yang hangat mengurangi proses penguapan
tubuh bayi.
f. Sebelum menyentuh bayi, usahakan suhu tubuh/tangan penolong sesuai
dengan suhu badan bayi.
Rasional : Sentuhan dengan kondisi tangan yang dingin
mempercepat proses kehilangan panas secara konduksi.
Masalah II : Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan
tali pusat
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
a. Lakukan perawatan tali pusat dengan mengganti tali pusat yang basah
dengan bungkus tali pusat / kassa yang steril
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
c. Lakukan observasi pada tali pusat selama 48 jam pertama
Rasional : Deteksi dini adanya bahaya komplikasi
d. Beri informasi kepada keluarga tentang tanda-tanda infeksi tali pusat
seperti rubor, dolor, kolor, tumor, fungsiolesa.
Rasional : Informasi yang adekuat dapat meningkatkan pengetahuan
keluarga.
e. Ajarkan pada keluarga cara melakukan perawatan tali pusati pusat
Rasional : Pengetahuan yang adekuat menimbulkan sikap yang
kooperatif keluarga dalam melaksanakan tindakan.
VI. Impelentasi
Langkah pelaksanaaan dalam proses manajemen kebidanan di
laksanakan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Bidan melaksanakan secara mandiri/rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi,
pelaksanaan tindakan selalu di upayakan dalam waktu yang tepat, efektif
dan berkwalitas (Depkes RI,1999:11)
VII. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu untuk menilai
tentang kriteria hasil yang di capai apakah sesuai dengan tujuan atau
tidak sejauh mana tujuan dapat sesuai dengan kriteria keberhasilan
dalam evaluasi ini dituliskan catatan dengan kriteria waktu yang telah
ditentukan .
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP
S : Subyek
Merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien
(Anamnese)
O : Obyek
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat
atau tenaga kesehatan lainnya.
A : Assesment
Merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif
dan obyektif
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah
klien berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah di capai.
(Depkes RI, 1999 : 11 )
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY “ D”, USIA 29 HARI, JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
DI PUSKESMAS GEYER I, GROBOGAN
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Geyer I
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas bayi
Nama bayi : By. Ny. “D”
Umur bayi : 29 hari
Tanggal lahir : 2 Februari 2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :2
2. Identitas Orang Tua:
Ibu
Nama : Ny. “D” Nama : Tn.”D”
Umur : 27 Th Umur : 35 Th
Suku/ bangsa : Jawa/ Indo Suku/ bangsa : Jawa/ Indo
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Wirausaha
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat Rumah : Ds. Jambangan RT 7/ RW 3 Kec. Geyer Kab.
Grobogan
2.Keluhan Utama dan alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya sehingga mengetahui
kondisi bayinya.
3.Data Kebidanan
a. Riwayat Kehamilan Ibu (Prenatal)
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke-2
1) ANC
TM I : Ibu merasakan mual, muntah dan pusing, periksa 3x
pada bidan. Terapi yang didapat: TT 1 kali, vit. B6
1x/hari, dan As. Folat 1x/hari. Penyuluhan yang
didapat yaitu: tanda bahaya TM I
(perdarahan/abortus, pusing yang hebat),
pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :
- Makan - makanan yang kering dengan porsi
kecil dan sesering mungkin.
- Hindari makan - makanan yang bersantan
(merangsang mual)
- Hindari makanan atau bau-bauan yang
menyebabkan mual
- Makan sedikit tapi sering
TM II : Ibu mengatakan tidak mengeluh apapun. Periksa 2 x
pada bidan, 1 x pada dokter kandungan. Terapi yang
didapat yaitu: tablet tambah darah (Fe) 1x/hari, kalk
1x/hari, vit C. 1x/hari. Penyuluhan yang didapat
yaitu: Istirahat cukup, tanda bahaya TM II
( perdarahan, pusing yang hebat, gerakan janin yang
berkurang, terjadi kontraksi belum waktunya,
ketuban pecah dini ), anjuran senam hamil,
mengenai seksual, perawatan payudara dengan
membersihkan puting dan areola setelah mandi
dengan kapas basah.
TM III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, 4x datang pada
bidan, 1x pada dokter kandungan. Terapi yang
didapat yaitu: tablet tambah darah (Fe) 1x/hari, kalk
1x/hari, vit C 1x/hari. Penyuluhan yang didapat yaitu
: tanda bahaya TM III (perdarahan, pusing yang
hebat, ketuban pecah dini, gerakan janin yang
lemah, kontraksi yang berlebihan), tanda – tanda
persalinan, tentang IMD, hal – hal yang dibutuhkan
saat persalinan ( perlengkapan bayi, perlengkapan
ibu, biaya persalinan, dll )
2) Riwayat Penyakit Kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun dengan
gejala sering makan, sering minum, sering kencing (DM), bila terlalu
capek nafas sesak, tarikan nafas terlalu dalam, sesak nafas (Asma),
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan,
kelelahan (Hypertensi), tiba-tiba mengalami kejang sembari
mengeluarkan air liur berwarna putih yang keluar dari mulut
(Epilepsi), menahun seperti jantung berdebar-debar, rasa nyeri yang
mencekam di dada kiri atau tengah selama beberapa menit, mudah
lelah, sesak nafas, keringat dingin (Jantung), BAK nyeri dan sedikit,
bengkak pada tubuh, dan sakit di bagian pinggang (Ginjal), menular
seperti batuk tidak sembuh-sembuh selama 2 minggu dan berdarah,
penurunan berat badan secara drastis, kehilangan nafsu makan, nyeri
dada dan paru yang menyebabkan sesak nafas (TBC), mual muntah
disertai nyeri perut, demam, kencing berwarna seperti teh/gelap, mata
atau kulit menguning, BAB berwarna pucat (Hepatitis), sering diare,
berat badan turun (HIV)
3) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi apapun terhadap semua jenis
makanan dan tidak ada pantangan untuk memakan sesuatu, selama
hamil ibu mengaku tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan
jamu-jamuan, ibu hanya meminum obat yang diberikan oleh bidan.
Ibu mengatakan tidak pernah merokok maupun minum minuman
keras.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : gerak aktif
TTV
Suhu : 36, 7 º C
Nadi : 120 x/ menit
Respirasi : 60 x/ menit
Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 54,5 cm
LIDA : 36 cm
LILA : 13
LIKA
Circumferentia mento occipital : 39
Circumferentia fronto occipitalis : 37
Circumferentia suboccipito bregmetika : 35
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, persebaran rambut merata, rambut lurus,
tidak ada cephalhematoma, tidak ada benjolan,
UUB belum menutup dan UUK sudah menutup.
Rambut : bersih, hitam, persebaran rambut merata, rambut
lurus,
Muka : tidak pucat, tidak ikterik
Mata : simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera putih,
conjungtiva merah muda, tidak ikterus, reflek
pupil baik.
Hidung : lubang hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada
perdarahan, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : bersih, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis,
tidak ada moniliasis, tidak ada oral trush, tidak
ada labioskisis maupun labiospalatoskisis.
Telinga : simetris, agak kotor (ada serumen), tidak ada
perdarahan
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar
tyroid, maupun limfe.
Dada : tidak ada kelainan pada bentuk dada berupa
pigeon chest maupun funnel chest, tidak ada
tarikan intercosta, tidak ada ronchi dan
wheezing, pernafasan normal
Mammae : bersih, simetris, puting mendatar, tidak ada
pengeluaran cairan dari mammae
Axilla : bersih, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
Abdomen
Inspeksi : perut tidak buncit, tali pusat telah lepas, pusar
bersih dan kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan (bayi tidak menangis saat
diperiksa)
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : terdapat bising usus
Genetalia : bersih, penis terdapat lubang (tidak terdapat
fimosis), testis sudah turun ke scrotum, tidak
terdapat hipospadia maupun epispadia.
Anus : (+) ada lubang
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Bawah : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Kulit : warna kulit merah muda, tidak ada tanda lahir
Reflek-reflek
Reflek moro : (+)
Reflek grasp : (+)
Reflek rooting : (+)
Reflek suckling : (+)
Reflek swallowing : (+)
Reflek babinski : (+)
Reflek tonic neck : (+)
Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ sehingga ibu mengetahui kondisi bayinya
2. Anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene bayi dan beritahu cara
merawat bayi sehari-hari
R/ agar bayi terhindar dari penyakit infeksi dan bayi dalam keadaan
selalu sehat
3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan, diberikan
tiap 2 jam atau setiap bayi merasa lapar
R/ agar nutrisi bayi dapat terpenuhi dan tumbuh kembang bayi dapat
berjalan dengan lancar
4. Anjurkan ibu untuk teratur memberikan imunisasi terhadap bayinya
sesuai dengan jadwal yang diberikan
R/ agar bayi mendapatkan imunitas sehingga terhindar dari penyakit
5. Beritahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi
R/ agar bila timbul tanda bahaya pada bayi, maka bayi dapat segera
ditangani dan resiko komplikasi lebih sedikit.
6. Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari
R/ agar kadar bilirubin tidak meningkat sehingga bayi tidak mengalami
ikterik.
7. Anjurkan ibu untuk untuk tetap memantau kondisi serta tumbuh kembang
bayi dengan ikut posyandu.
R/ agar ibu dapat mengetahui segala perkembangan dan pertumbuhan
bayinya, serta deteksi dini terhadap masalah-masalah yang mungkin
timbul sehubungan dengan tumbuh kembang bayi.
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (28 Mei
2014) untuk imunisasi polio(II), HB(I), DPT(I)
R/ agar bayi mendapatkan imunisasi secara rutin
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 10.55 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : gerak aktif
- TTV
N : 120x/menit
S : 36,7 oC
Rr : 60x/menit
- Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 50 cm
LIDA : 38 cm
LIKA : 36 cm
- UUB belum menutup dan UUK sudah menutup
- Tidak ada chepal hematoma
- Mata dan kulit tidak ada tanda ikterik
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tali pusat sudah lepas, bersih dan kering.
- Reflek moro, graft, rooting, sucking, swallowing, babinski dan
tonic neck (+)
2. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal higiene bayinya, serta
memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari dengan :
a. Mandi 2x sehari menggunakan air hangat
b. Sering mengganti popok dan membersihkan pantat bayi setiap basah
atau kotor dari pada memandikan. Tidak perlu membubuhi bedak
pada pantat atau alat kelamin bayi saat mengganti popok karena akan
menyebabkan penyumbatan dan infeksi.
c. Bila bayi buang air besar dan buang air kecil :
Bersihkan dengan lembut pantat yang kotor, cukup dibasuh dengan
kapas yang direndam dalam air hangat atau dengan menggunakan
tisu basah.
d. Saat membersihkan mata atau telinga :
1) Usaplah kelopak mata dengan kapas dari ujung mata sampai ke
arah hidung.
2) Bersihkan telinga dengan kapas yang digulung. Jangan masuk
terlalu dalam cukup sebatas mata dapat melihat
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif
minimal sampai 6 bulan dengan cara tidak memberikan makanan
pendampinng ASI selama usia bayi belum mencapai 6 bulan dan dengan
cara memberikan ASI setiap 2 jam dan atau pada saat bayi merasa lapar
dengan artian tidak dijadwal (on demand). Karena ASI banyak sekali
manfaatnya, yaitu :
a. Untuk Bayi, manfaat yang diperoleh antara lain : bayi dapat
memulai kehidupannya dengan baik, ASI mengandung antibodi,
ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian
karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan
adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi , ASI
meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang
dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap
mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan
ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi
yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu yang
menyusui air susu ibu itu sendiri.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan imunisasi kepada bayinya
sesuai dengan usianya di bidan atau ke tempat pelayanan kesehatan lain.
Dengan jadwal:
VII.EVALUASI
Tanggal : 3 Maret 2021 Pukul : 11.05 WIB
- ibu mengatakan sudah mengerti dan jelas tentang apa yang telah dijelaskan
oleh petugas kesehatan.
- ibu mengatakan sudah mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa
bayinya sehat.
- Ibu mengatakan mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan.
- ibu mengangguk tanda mengerti saat petugas kesehatan memberikan
penjelasan.
- Ibu terlihat senang karena bayinya sehat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kunjungan neonatus hari ke-28 keadaan bayi dalam batas normal, bayi
menyusui dengan kuat dan masih diberikan ASI eksklusif tanpa makanan yang
lain dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan berat badan bayi meningkat
menjadi 3400 gram. Ibu sudah membawa bayinya ke posyandu untuk
mendapatkan imunisasi BCG pada tanggal 04 mei 2018 karena imunisasi sangat
penting bagi bayi. Berdasarkan anjuran IDAI (2017) imunisasi dasar BCG
diberikan pada bayi berusia 0-2 bulan, sehingga pemberian imunisasi pada Bayi
Ny. S tidak menyimpang dari teori dan program yang ditetapkan. Setelah
melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 6 jam, 6
hari dan 28 hari, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan
sehat tanpa komplikasi apapun dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif yaitu bayi hanya minum ASI sampai berusia 6 bulan tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan pasal 29 ayat 1 bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu
eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny “D” , usia 29 hari,
jenis kelamin laki-laki yang dilakukan di Puskesmas Geyer I, dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan didapatkan data subyektif dan
obyektif.
2. Dalam pengkajian yang didapatkan dari data subyektif dan obektif
diperoleh diagnosa Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm, LILA 13cm,
keadaan umum bayi baik , prognosa baik.
3. Diagnosa potensial tidak ada karena Bayi Ny. “D” tidak mengalami
masalah.
4. Tindakan segera yang dilakukan tidak ada
5. Intervensi yang diberikan pada Bayi Ny. “D”, usia 29 hari adalah beritahu
hasil pemeriksaan kepada ibu, anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
bayi dan beritahu cara merawat bayi sehari-hari, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan, diberikan tiap 2 jam atau setiap
bayi merasa lapar, anjurkan ibu untuk teratur memberikan imunisasi
terhadap bayinya sesuai dengan jadwal yang diberikan, beritahu ibu
mengenai tanda bahaya pada bayi Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di
pagi hari, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (28
Mei 2014) untuk imunisasi polio(II), HB(I), DPT(I)
6. Implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
7. Setelah dievaluasi ternyata tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan waktu yang ditentukan.
B. SARAN
1. Untuk Institusi :
Menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan memadai guna
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa. Serta
meningkatkan mutu pendidikan serta kemampuan mahasiswa dalam
memberi asuhan.
2. Untuk Mahasiswa :
Lebih banyak belajar, membaca, dan berlatih sehingga kemampuan
dan ketrampilan mahasiswa dalam prakteknya dapat lebih baik dan
menjadi lulusan yang membanggakan.
3. Untuk Klien (ibu) :
Lebih kooperatif dengan petugas sehingga proses pemberian asuhan
dapat berlangsung dengan baik sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
“Ilustrasi,” Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hal.325.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Dewi, Vivian Nanny lia.2011.AsuhanNeonates BayidanAnakBalita.Jakarta
:SalembaMedika
Drew, David dan Philip Jevon, Maregaret Raby; alih bahasa,Dian Ramadhani.
2008. editor edisi bahasa Indonesia, Sari Isnaeni. – Jakarta : EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
KR, JNPK.2008. Asuhanpersalinan normal. Jakarta :TIM
Manuaba, Ida Bagus Gede.2010.ilmu kebidananpenyakitkandungandan
KB.Jakarta : EGC
Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmubedahkebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2011. IlmuKebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Rukiyah, Ai yeyeh, LiaYulianti. 2010. Asuhan Neonates
BayidanBalita. Jakarta :Salembamedika
Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Soepardan,Suryani.2009.Konsepkebidanan.Jakarta : EGC
Sulistyawati Ari dan Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas
Padjadjaran
Zulkifli L., Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Karya CV, 1986.