TRIMESTER III
NIM : P1337424820049
TA. 2020/2021
A. Pengertian Kehamilan Trimester III
2. Minggu ke-32/ bulan ke-8 Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh,
dan nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga
terjadi dispnea.
C. Kebutuhan Psikologis
Trimester III Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase
penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai
menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia menjadi
tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil kembali merasakan
ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa dirinya tidak menarik
lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan. Peningkatan hasrat
seksual yang pada trimester kedua menjadi menurun karena abdomen yang
semakin membesar menjadi halangan dalam berhubungan (Rustikayanti, 2016:
63).
1. Nutrisi Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat badan.
Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari sebelumnya. Kenaikan berat
badan juga bertambah pada trimester ini antara 0,3-0,5 46 kg/minggu.
Kebutuhan protein juga 30 gram lebih banyak dari biasanya.
c) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan disertai rasa nyeri
dan panas pada jalan lahir Walaupun ada beberapa indikasi tentang bahaya
jika melakukan hubungan seksual pada trimester III bagi ibu hamil, namun
faktor lain yang lebih dominan yaitu turunnya rangsangan libido pada
trimester ini yang membuat kebanyakan ibu hamil tidak tertarik untuk
berhubungan intim dengan pasanganya, rasa nyama yang sudah jauh
berkurang disertai ketidaknyamanan seperti pegal/ nyeri di daerah punggung
bahkan terkadang ada yang merasakan adanya kembali rasa mual seperti
sebelumnya, hal inilah yang mempengaruhi psikologis ibu di trimester III.
3. Istirahat Cukup Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan tumbuh
kembang janinya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur yang efektif yaitu 8
jam/ hari.
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
1. Sistem Reproduksi
2. Payudara Mamae
3. Kulit
Trimester 3 Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga
muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering
disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang
merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya (Prawirohardjo, 2008).
Trimester 3 Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali
lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat
timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh
ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di
bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada
akhir kehamilan (Cunningham, 2006).
5. Perubahan Hematologis
6. Sistem Kardiovaskuler
7. Sistem Pernafasan
8. Sistem Urinaria
Trimester 3 Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi
darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi
glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada
ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak (Diah, 2012).
9. Sistem Muskuloskeletal
2. Sakit punggung Atas dan Bawah Karena tekanan terhadap akar syaraf dan
perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan
berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan
lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
5. Nyeri ulu hati Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II
dan bertahan hingga trimester III. Penyebab: a) Relaksasi sfingter jantung
pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah
progesteron. b) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus. c) Tidak ada ruang fungsional untuk
lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang
membesar.
Menurut Romauli (2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil
trimester III, yaitu:
1. Perdarahan pervaginam Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai
sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut
atau perdarahan antepartum.
3. Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas
uterus.
5. Gerakan janin tidak terasa Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin
sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.
Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio
plasenta dan ruptur uteri.
6. Nyeri perut yang hebat Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm,
ruptur uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri
disertai shock, 20 perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur
uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
7. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya Keluarnya cairan berupa air dari
vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.
DAFTAR PUSTAKA
Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, Arif dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 Cetakan
keenam. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
Prawirohardjo, S. Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir. In:
Saifuddin AB, Wiknjosastro GH (eds.) Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. p174-187. 2.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom, KD.
Fisiologi Kehamilan. In: Hartanto Huriawati et.al (eds.) Obstetri Williams.
21st ed. Jakarta: EGC; 2006. p180-213.
Hacker NF. Endokrinologi Kehamilan. In: Nugroho E (ed.) Esensial Obstetri dan
Ginekologi. 2nd ed. Jakarta: Hipokrates; 2001. p59-82
Perubahan Anatomi pada Ibu Hamil Tiap Trimester [Internet]. Semarang: Jurnal
Bidan Diah; 2012 [updated 2012 Nov 15; cited 2012 Dec 3]. Available from:
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/11/perubahananatomi-pada-ibu-
hamil-tiap_2825.html
Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika