b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan
bayi.
2) Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
3) Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu.
4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan
ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga
dan budaya yang khusus.
5) Imunisasi ibu terhadap tetanus
6) Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian
makanan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang
baik antara ibu dan anak
2) Lemak
Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99 %) yang mana
dengan enzim lipase yang terdapat di ASI akan menguraiakannya
menjadi trigliserol dan asam lemak. Keunggulan ASI yaitu mudah
di cerna karena dalam bentuk emulsi, kandungan asam lemak
esensial (omega-3 menjadi DHA dan omega-6 menjadi AA), DHA
dan AA yang berperan dalam pertumbuhan otak.
3) Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, K. vitamin
A sangat penting / banyak dalam ASI, sedangkan D, dan K sedikit
yang terkandung dalam ASI. Vitamin yang larut dalam air yaitu
vitanmin C, asam nicotinic, B12, B1, B2,B6 sanagt dipengaruhi oleh
makanan ibu.
4) Zat besi
Zat besi yang terkandung di ASI tidak begitu banyak,
namun sangat berguna untuk mencegah anemia.
5) Zat anti infeksi
Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit, karena
itulah bayi membutuhkan tambahan sIgA dalam ASI untuk
terhindar dari infeksi.
6) Laktoferin
Lactoferin banyak terkandung dalam ASI, yangmana
fungsinya sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari
pencernaan.
C. Manajemen Laktasi
1. Produksi Air susu ibu
Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar lewat payudara dan
dapat ekstraksi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin,
lemak dan molekul-molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan
membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli lactifer.
Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan
demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberikan
air susu 2 sampai 3 kali tiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif.
2. Pengeluaran Air Susu
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam grandula pituitaria
posterior. Akibat langsung reflek ini adalah dikeluarkanya oksitosin dari
pituitaria posterior: hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel (sel
keranjang atau sel laba-laba) disekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorong air susu masuk ke dalam pembuluh lactifer, dan dengan
demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampullae. Reflek
ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum.
3. Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam
menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk
memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum
terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
a. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang cukup dari
payudara ibunya.
b. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
a. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertama.
b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
d. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
e. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
f. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
g. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
7. ASI Ekslusif
ASI esklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai sekitar usia 4-6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, ait teh,
madu, air putih. Pada pemberian ASI esklusif bayi juga tidak diberikan
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan
sebagainya. ASI esklusif diharapkan dapat diberikan sekurang-kurangnya
selama empat bulan dan kalau memungkinkan sampai enam bulan.
Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai
usia enam bulan tanpa makanan pendamping. Di atas usia enam bulan bayi
memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan
sampai ia berumur dua tahun.
8. Cara Merawat Payudara
Bagi ibu yang menyusui bayinya perawatan putting susu
merupakan suatu hal yang sangat penting. Payudara harus dibersihkan
denga teliti setiap hari selama mandi dan sekali lagi ketika hendak
menyusui. Hal ini akan mengangkat kolostrum yang kering atau sisa susu
untuk mencegah akumulasi dan masuknya bakteri baik ke putting maupun
ke mulut bayi. Salep atau krim khusus dapat digunakan untuk mencegah
pecah-pecah pada putting.
2. Ambulasi
Perubahan penting mulai terjadi dalam penatalaksanaan
masa nifas.Ibu nifas dianjurkan untuk turun dari tempat tidur dalam 24
jam pertama setelah kelahiran pervaginam. Mobilisasi/ambulasi sangat
bervariasi,sangat tergantung pada komplikasi persalinan,nifas,atau
sembuhnya luka(jika ada luka.Jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi
sedini mungkin,yaitu dua jam setelah persalinan normal.
Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling
tidak 6-12 jam post partum,sedangkan pada ibu dengan partus sectio
secarea ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah 12 jam post
partumsetelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).
Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan:miring kiri atau
kanan terlebih dahulu,kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat
berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan ( mungkin ke toilet untuk
berkemih).
Banyaknya keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh
sejumlah penelitian. Para wanita menyatakan bahwa mereka lebih baik
dan lebih kuat setelah ambulasi awal. Dengan ambulasi dini:
a. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
b. Yang paling penting ambulasi dini juga menurunkan banyak
frekuensi trombosis dan emboli paru pada masa nifas.
c. Memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina
(lochea).
3. Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK)
Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama
sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan.Ini terjadi karena volume
darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi
setelah persalinan.Oleh karena itu,ibu belajar berkemih secara
spontan setelah melahirkan.Sebaiknya,ibu tidak menahan buang air
kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan.Menahan buang air akan
menyebabkan terjadinya bendungan air seni.Keadaan ini dapat
menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan
perdarahan yang berlebihan.Dengan mengosongkan kandung kemih
secara adekuat,tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali
dalam 5-7 hari post partum.
b. Buang Air Besar (BAB)
Sulit buang air besar (konstipasi) dapat terjadi karena
ketakutan akan rasa sakit,takut jahitan terbuka,atau karena
haemorrhoid.Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi
dini,mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum sehingga
bisa buang air besar dengan lancar.Sebaiknya pada hari kedua ibu
sudah bisa buang air besar.Jika sudah pada hari ketiga ibu masih
belum bisa buang air besar,ibu bisa menggunakan pencahar
berbentuk supositoria .Ini penting untuk menghindarkan gangguan
pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran cairan
vagina.
c. Kebersihan Diri
Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan
maupun kulit ,maka ibu harus menjaga kebersihan diri secara
keseluruhan. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
1) Perawatan Perineum
a) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar kan vulva terlebih dahulu,dari
depan ke belakang ,baru kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap
kali selesai BAK/BAB.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau
disetrika.
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
2) Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin).
Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil.Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada
sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan
pakaian dalam,agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat
lochea.
3) Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan
pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga
keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara Satu wanita
dengan wanita lain. Meskipun demikian,kebanyakan akan pulih
kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner
yang cukup, lalu sisir menggunakan sisir yang lembut.Hindari
penggunaan pengering rambut.
4) Kebersihan kulit
Setelah persalinan,ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat
hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah,kaki,betis dan
tangan ibu.Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan,ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak
dari biasanya.Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap
kering.
5) Perawatan Payudara
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan
tetapi juga dilakukan setelah melahirkan.Perawatan yang dilakukan
terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
pengeluaran susu. Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai,perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Lakukan perawatan payudara secara teratur.
b) Pelihara kebersihan sehari-hari
c) Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk
mencukupi produksi ASI
d) Ibu harus percaya diri akan kemampuan dirinya menyusui bayi
e) Ibu harus merasa nyaman dan santai
f) Hindari rasa cemas dan stress karena kan menghambat refleks
oksitosin.
d. Istirahat
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan,serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a) mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi
b) memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
c) menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayinya dan dirinya sendiri
e. Seksual
Pada banyak pasangan,perubahan karena kehamilan dapat
mengganggu keseimbangan dalam hubungan mereka,terutama terutama
dalam hubungan seksual.Begitu juga setelah persalinan.Pada masa ini,ibu
menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan
perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya
diri dengan peran barunya,ia akan menemukan waktu dan melihat
sekeliling serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam
kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu,suami perlu memahami
perubahan dalam diri istri sehingga tidak merasa diabaikan.Kerjasama
dengan pasangan dalam merawat dan memberikan kasih sayang pada
bayinya sangat dianjurkan.Hubungan seksual dapat dilanjutkan setiap
saat ibu merasa nyaman untuk memulai,dan aktivitas itu dapat dinikmati.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasa nyeri,aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
Banyak budaya,yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu,misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan.Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
f. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.
Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya
dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan sel telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode
amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamanya kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini yaitu 2%
kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan terlebih dahulu kepada ibu: bagaimana metode ini dapat
mencegah kehamilan dan efektivitasnya, kekurangannya, efek samping,
bagaimana menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat digunakan
untuk wanita pascasalin yang menyusui.
Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada
baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangan itu dan
untuk melihat apakah metode itu sudah bekerja dengan baik.
g. Latihan/senam nifas
Latihan pasca persalinan dikenal sebagai senam nifas sesungguhnya
lebih sekedar mengencangkan kembali otot-otot yang kendur dan
membuang lemak tubuh yang tidak perlu, banyak lagi manfaat yang
didapat dari senam ini sehingga bidan perlu memberikan penjelasan dan
petunjuk senam nifas kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Kondisi yang kendor setelah melahirkan harus segera dipulihkan, karena
selain bayi yang dilahirkan membutuhkan kasih sayang dari seorang
ibunya, juga suami. Untuk itulah pemulihan kondisi harus dilakukan
seawal mungkin sesuai kondisi.
Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana sudah dapat dimulai
selagi ibu masih berada di klinik atau Rumah Sakit, supaya involusi
berjalan dengan baik dan otot-otot mendapatkan tonus, elastisitas dan
fungsinya kembali.
Latihan/ senam nifas penting untuk mengembalikan otot-otot perut
dan panggul agar kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit
pada punggung, jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap
hari sampai membantu.
Beberapa latihan yang dapat ibu lakukan dengan mudah antara lain:
tidur terlentang dengan lengan kesamping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 5 kali.
Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel) : berdiri dengan
tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan panggul dan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sampai 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.
Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu
ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak
30 kali. Pada masa nifas ibu sangat membutuhkan asuhan sama seperti
pada saat kehamilan bahkan mungkin lebih.
Cuningham, F.G., Norman, F.G., Kenneth, J.L., Larry, C.G., John, C.H., &
Katharine, D.W. 2006. Obstetri Williams, Volume 1. Jakarta : EGC
Dewi, V.N.L & Tri, S. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta
Salemba Medika